Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Graedel, T.E
Englewood Cliffs, N.J.: Prentice-Hall, 1995
658.408 GRA i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Joan Farrel Liem
"Latar Belakang Kematian ibu dan anak merupakan permasalahan global yang masih dihadapi hingga sangat ini mengingat angka kematian ibu dan anak yang cukup tinggi di Indonesia. Pelatihan merupakan salah satu implementasi metode untuk menekan angka kematian ibu dan anak, keefektifan pelatihan dapat dinilai menggunakan ujian simulasi saat masa pendidikan seorang dokter menggunakan instrument yang sesuai. Metode Penerjemahan Ottawa Crisis Resouce Management Global Rating Scale versi Indonesia dilakukan pada 15 peserta ujian simulasi berdasarkan pengalaman pelatihan. Validasi didapatkan dengan melakukan uji validitas isi dan validitas konstruksi dengan menghitung nilai pearson correlation dan nilai signifikansi. Reliabilitas didapatkan dengan menghitung nilai konsistensi internal dalam bentuk nilai Cronbach Alpha. Hasil Instrumen Ottawa Crisis Resouce Management Global Rating Scale versi Indonesia memiliki rentang nilai korelasi sebesar 0,685 – 0,995 dengan uji KMO Barlett test of sphericity sebesar 0,827 dan nilai reliabilitas Cronbach Alpha sebesar 0,969. Instrumen Daftar Tilik Kasus Maternal Collapse memiliki rentang nilai korelasi sebesar 0,287 – 0,995 dengan hasil dari uji KMO Barlett test of sphericity sebesar 0,668 dan nilai reliabilitas Cronbach Alpha sebesar 0,882, terdapat 2 butir instrument yang tidak valid yaitu Initial Assessment dan Transfer Intensive Theraphy Unit. Kesimpulan Ottawa Crisis Resouce Management Global Rating Scale dan Daftar Tilik Kasus Maternal Collapse valid dan reliable pada kasus Maternal Collapse, namun diperlukan beberapa modifikasi.

Introduction Maternal and child mortality is a global problem that is still being faced to this day considering that the maternal and child mortality rates are quite high in Indonesia. Training is one of the implementation methods for reducing maternal and child mortality. The effectiveness of training can be assessed using simulation exams during a doctor's training period using appropriate instruments. Method The translation of the Indonesian version of the Ottawa Crisis Resource Management Global Rating Scale was carried out on 15 simulation exam participants based on training experience. Validation is obtained by testing content validity and construct validity by calculating the Pearson correlation value and significance value. Reliability is obtained by calculating the internal consistency value in the form of Cronbach Alpha value. Results The Indonesian version of the Ottawa Crisis Resource Management Global Rating Scale instrument has a correlation value range of 0.685 – 0.995 with the KMO Barlett test of sphericity of 0.827 and a Cronbach Alpha reliability value of 0.969. The Maternal Collapse Case Checklist instrument has a correlation value range of 0.287 – 0.995 with the results of the KMO Barlett test of sphericity of 0.668 and a Cronbach Alpha reliability value of 0.882. There are 2 invalid instrument items, namely Initial Assessment and Transfer Intensive Therapy Unit. Conclusion The Ottawa Crisis Resource Management Global Rating Scale and Maternal Collapse Case Checklist are valid and reliable in Maternal Collapse cases, but some modifications are needed."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raymond
"Latar Belakang: Tindakan pembedahan dengan invasi minimal seperti laparoskopi abdomen seringkali menjadi modalitas terpilih dengan perkembangan teknologi. Selama pembedahan, digunakan teknik anestesi umum pada pasien. Teknik anestesi yang ideal adalah teknik yang dapat menjaga kestabilan kardiovaskular dan respirasi, mengurangi kejadial mual muntah pascabedah, serta dapat mengurangi derajat nyeri pascabedah. Namun, prosedur laparoskopi menyebabkan perubahan fisiologis akibat kondisi pneumoperitoneum yang disebabkan oleh insuflasi gas karbon dioksida selama pembedahan, yang merupakan sebuah tantangan tambahan dalam pemberian anestesi yang ideal. Maka, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas penggunaan kombinasi anestesi umum dan spinal dengan anestesi umum saja dalam pembedahan laparoskopi abdomen.
Metode: Penelitian ini merupakan uji klinik acak terkendali tanpa penyamaran pada pasien laparoskopi abdomen di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Pemberian anestesi umum menggunakan lidokain, fentanyl, propofol, dan rocuronium. Pemberian anestesi spinal menggunakan bupivakain 10 mg. Luaran yang dinilai berupa kebutuhan opioid intraoperatif, kestabilan MAP, nyeri pascabedah, dan kejadian post-operative nausea and vomiting (PONV).
Hasil: Kombinasi anestesi umum dan spinal menyebabkan penurunan kebutuhan opioid fentanyl intraoperatif (p<0.001), kestabilan MAP yang lebih baik (p<0.009), dan penurunan nyeri pascabedah secara signifikan dibandingkan kelompok anestesi umum. Tidak terdapat perbedaan signifikan dari tingkat kejadian PONV. Simpulan: Kelompok anestesi umum dan spinal menunjukan penurunan kebutuhan opioid intraoperatif dan MAP yang lebih stabil pada tindakan laparaskopi dibandingkan dengan kelompok anestesi umum.

Background: Minimally invasive surgical procedures such as laparoscopic abdominal surgery have often become the preferred modality with technological advancements. During surgery, general anesthesia techniques are employed in patients. The ideal anesthesia technique is one that can maintain cardiovascular and respiratory stability, reduce postoperative nausea and vomiting, and alleviate postoperative pain. However, laparoscopic procedures induce physiological changes due to pneumoperitoneum conditions caused by the insufflation of carbon dioxide gas during surgery, posing an additional challenge in achieving ideal anesthesia. Therefore, this study aims to compare the effectiveness of using a combination of general and spinal anesthesia with general anesthesia alone in laparoscopic abdominal surgery.
Methods: This research is a controlled randomized clinical trial without masking on patients undergoing laparoscopic abdominal surgery at Cipto Mangunkusumo Hospital. General anesthesia is administered using lidocaine, fentanyl, propofol, and rocuronium, while spinal anesthesia is administered using bupivacaine. The assessed outcomes include intraoperative opioid requirements, MAP stability, postoperative pain, and the incidence of postoperative nausea and vomiting (PONV).
Results: The combination of general and spinal anesthesia resulted in a significant reduction in intraoperative fentanyl opioid requirements (p<0.001), better MAP stability (p<0.009), and a significant decrease in postoperative pain compared to the general anesthesia group. There was no significant difference in the incidence of PONV .
Conclusion: The combination of general and spinal anesthesia group showed decreased intraoperative opioid requirements and more stable in mean arterial pressure (MAP) during laparoscopic procedures compared to general anesthesia group.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yossie Faudina Putri
"Pendahuluan: Operasi strabismus adalah salah satu operasi yang berisiko tinggi menimbulkan mual dan muntah pascabedah (PONV). Penggunaan obat anestesi umum seperti opioid dan agen inhalasi diperikirakan meningkatkan kejadian PONV pada orang dewasa. Laserpunktur salah satu modalitas akupunktur dan metode alternatif yang berperan penting pada kondisi seperti pencegahan PONV. Metode: Desain penelitian uji klinis acak terkontrol dengan 32 pasien dewasa yang akan menjalani operasi strabismus dengan anestesi umum. Pasien akan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok yang mendapat kombinasi laserpunktur dan terapi emetik standar sebagai kelompok perlakuan, sedangkan kelompok yang mendapat kombinasi sham laserpunktur dan terapi emetik standar sebagai kelompok kontrol. Dilakukan follow up gejala PONV di 30 menit, 2 jam, 6 jam dan 12 jam pascabedah. Titik akupunktur yang digunakan PC6 Neiguan dan CV12 Zhongwan . Hasil: Tidak ada kejadian mual pada kelompok perlakuan di 30 menit pasca bedah, 4 (25%) pasien mengalami mual di kelompok kontrol. Kejadian mual juga lebih banyak terjadi pada kelompok kontrol pada 2 jam pascabedah sebanyak 6 pasien (50%) sedangkan pada kelompok perlakuan kejadian mual hanya 1 pasien (6.3%). Tidak ditemukan kejadian muntah pada kedua kelompok. Kesimpulan: Terapi kombinasi laserpunktur dan terapi emetik standar efektif menurunkan kejadian mual pada 2 jam pascabedah.

Introduction: Strabismus surgery is one of the operations that has a high risk of causing postoperative nausea and vomiting (PONV). The use of general anesthetic drugs such as opioids and inhalation agents is thought to increase the incidence of PONV in adults. Laserpuncture is an acupuncture modality and alternative method that plays an important role in conditions such as preventing PONV. Methods: Randomized controlled clinical trial research design with 32 adult patients who will undergo strabismus surgery under general anesthesia. Patients will be divided into 2 groups, namely the group that received a combination of laserpuncture and standard emetic therapy as the treatment group, while the group that received a combination of sham laserpuncture and standard emetic therapy as the control group. Follow-up of PONV symptoms was carried out at 30 minutes, 2 hours, 6 hours and 12 hours after surgery. The acupuncture points used are PC6 Neiguan and CV12 Zhongwan. Results: There was no incidence of nausea in the treatment group at 30 minutes after surgery, 4 (25%) patients experienced nausea in the control group. The incidence of nausea also occurred more frequently in the control group at 2 hours after surgery, as many as 6 patients (50%) while in the treatment group the incidence of nausea was only 1 patient (6.3%). There was no incidence of vomiting in either group. Conclusion: Combination therapy of laserpuncture and standard emetic therapy is effective in reducing the incidence of nausea at 2 hours after surgery. "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Isnarsandhi Yustisia
"Latar Belakang: Dalam sistem pembelajaran di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, keterampilan klinik dasar Intubasi pada mahasiswa ikut melibatkan PPDS Anestesi tahap mandiri sebagai bentuk aplikasi dari modul komunikasi efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pelatihan intubasi yang dilakukan oleh PPDS Anestesi dibandingkan dengan Konsulen Anestesi pada Mahasiswa Kedokteran FKUI
Metode: Penelitian dilakukan menggunakan desain eksperimental dengan membagi subyek menjadi dua kelompok antara mahasiswa yang dilatih oleh PPDS Anestesi tahap mandiri dan Konsulen anestesi. Selanjutnya kedua kelompok melalui ujian OSCE yang dinilai oleh tim penilai. Analisis data dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 26.
Hasil: Dalam penelitian ini, 100 subjek memenuhi kriteria inklusi dan dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok mahasiswa yang dilatih oleh PPDS Anestesi dan kelompok yang dilatih oleh Konsulen Anestesi. Demografi subjek menunjukkan proporsi laki-laki dan perempuan yang seimbang di kedua kelompok. Hasil penilaian kedua kelompok menggunakan skor rubrik menunjukkan perbedaan nilai statistik yang tidak signifikan (p > 0.001) sedangkan nilai global rating scale memberikan perbedaan nilai statistik yang signifikan (p = 0.001).
Simpulan: Pelatihan keterampilan klinis intubasi endotrakeal yang dilakukan PPDS Anestesi Tahap Mandiri dibandingkan dengan Konsulen Anestesi memberikan hasil yang tidak berbeda bermakna pada mahasiswa kedokteran FKUI.

Background: In the learning system at the Faculty of Medicine, Universitas Indonesia, basic clinical skills in intubation for students also involve the Resident of Anesthesiology as a form of application of the effective communication module. This study aims to determine the comparison of intubation training carried out by Resident of anesthesiology compared to Attendings for Medical Students in Universitas Indonesia
Methods: The research was carried out using an experimental design by dividing subjects into two groups, one group contains students trained by Resident of Anesthesiology and other group contains students which trained by Attendings. Both groups went through the OSCE exam which was assessed by the assessment team. Data analysis was carried out using the SPSS version 26.
Results: In this study, 100 subjects met the inclusion criteria and were divided into two groups, namely the student group trained by Resident of Anesthesiology and the group trained by Attendings. Subject demographics showed an equal proportion of men and women in both groups. The results of the assessment of the two groups using rubric scores showed that the differences in statistical values were not significant (p > 0.001) while the global rating scale values provided significant differences in statistical values (p = 0.001).
Conclusion: Endotracheal intubation clinical skills training carried out by Resident of Anesthesiology compared to attendings gave results that were not significantly different for medical students in Universitas Indonesia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library