Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jahluddin
Abstrak :
Berbagai upaya yang dilakukan terhadap terciptanya peningkatan kesejahteraan masyarakat, adalah merupakan salah satu hal penting yang bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah, akan tetapi justru merupakan tanggung jawab bersama dari seluruh komponen bangsa Indonesia. Adapun salah satu elemen guna dapat diwujudkannya keinginan tersebut, sangat banyak berkaitan dengan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat melalui ketersediaan sarana air bersih dan penyehatan lingkungan permukiman secara cukup dan memadai. Sebagai salah satu kebutuhan vital bagi kehidupan masyarakat, peran program penyediaan sarana air bersih dan penyehatan lingkungan permukiman yang dilakukan oleh pemerintah beserta sebagian lembaga non pemerintah ini, akan berimplikasi luas terhadap terciptanya peningkatan taraf kesejahteraan bagi masyarakat miskin yang masih banyak tinggal dan hidup diwilayah perdesaan. Hal ini dikaitkan gala dengan orientasi dari program tersebut yang bersifat bantuan dengan tidak mengharapkan perolehan keuntungan secara finansial seperti yang dilakukan oleh PDAM. Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui akan perbedaan yang nyata antara masyarakat desa yang telah memperoleh program penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan permukiman dengan masyarakat desa yang belum memperoleh program tersebut, serta dampaknya terhadap tingkat ketahanan daerah Kabupaten Bima, maka pembuktiannya dilakukan melalui studi dengan memilih sekitar 80 (delapan puluh) responden yang ada di delapan desa dari empat kecamatan di wilayah Kabupaten Bima. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh gambaran bahwa suplai air bersih yang cukup serta tersedianya sarana dan prasarana penyehatan lingkungan permukiman yang memadai, telah banyak membantu masyarakat di sebagian wilayah Kabupaten Bima pada upaya untuk hidup dalam tatanan standar kesehatan yang semestinya. Selain itu, program ini juga merupakan salah satu dari sekian program yang ikut memberikan kontribusi terhadap terciptanya kesejahteraan masyarakat di wilayah perdesaan Kabupaten Bima.Dampak lain terhadap dilaksanakannya program ini secara tidak langsung, adalah selain berkaitan dengan menurunya angka tingkat kematian bayi yang berusia dibawah lima tahun (balita), juga adanya penurunan dari perseteruan/pertentangan antara warga masyarakat yang salah satunya disebabkan oleh karena perebutan sumber mata air yang ada. Oleh sebab itu, pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa program penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan permukiman yang dilaksanakan selama ini, merupakan salah satu unsur penting untuk ikut serta menciptakan ketahanan daerah Kabupaten Bima.
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T3322
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azuarsjah
Abstrak :
Pada tangga! 27 Oktober 1945 di Maguwo Yogyakarta telah dilakukan pcrcoba an terbang dengan inenggunakan pesawaL Curen buatan Jepang tahun 193.3, yang diterbangkan oleh A. Adisuciplo dan pada tanggal 7 Nopember 1945 di Cibeureum Tasikmalaya juga diterbangkan pesawat Nisyikoren oleh A.Adisucipto. (Cedua percobaan terbang itu berhasil dilakukan dengan baik. Pesawat tersebut adalah rampasan pemnggalan Jepang yang serba rongsokan, berhasil diperbaiki lagi. Dengan telah berhasil diterbangkannya pesawat-pesa wat peninggalan Jepang, timbullah persoalan baru untuk segera ditangani ialah pendidikan calon-calon pcnerbang. Dalam masa penjajahan Belanda, bidang penerbangan di Indonesia lianya dikuasai oleh tenaga-tenaga Bangsa Belanda saja. Sewaktu perang dunia ke 2 dengan rnakin mendesaknya ancaman serbuan fihak Jepang, maka Belanda mulai merasakan sekafi akan adanya kekurangan tenaga-tenaga penerbang terlatih, kemudian dibukalah kesempatan bagi pemuda-pemuda Indonesia untuk dididik menjadi penerbang dan inipun terbatas sekali jumlahnya. Baru beberapa orang saja berhasil memperoteh brevet penerbang antara lain : A.Adisucipto, Sambujo Hurip, Husein Sastranegara , Mantiri, Abdurachman Saleh, Iswahyudi, Suharnoko Harbani, dan Sutarjo Sigit. Semasa pendudukan Jepang tidak seorangpun bangsa Indonesia yang pernah mendapat didikan untuk nienjadi calon penerbang. Sekolah penerbang di Maguwo inilah dikemudian hari secara formil merupakan perinlisan menuju pembentukan AAU( Akademi Angkatan Udara ) dan API ( Akademi Penerbang Indonesia ). Sejak akbir bulan Desember 1945 di lapangan udara Maguwo Adisuciplo Yogyakarta telah dimulai perintisan peiididikan calon-calon penerbang. menjadi penerbang. Hal itu dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan dan pengelolaan sumber daya manusia baik secara kualitatif maupun kuantitatif . Sampai saat ini telah banyak penerbang-penerbang yang dihasilkannya. Namun pada enam hiliun terakhlr ini , lepatnya pada tahun 1994 sainpai dengan tahun 1999 sasaran penerbang yang ingin dicapai sebanyak 55 orang penerbang tiap tahun tidak lerpenuhi karena outputnya kurang, yaitu hanya 51 orang penerbang atau hanya 92,72 % . Supaya sasaran penerbang terpenuhi maka jumlah sasaran sernula dari 55 orang penerbang diturunkan mcnjadi 35 orang, supaya outputnya mencapai 100 % , ini telah dimulai sasarannya pada tahun 1999, hasil penelitian tangga! 16 Nopember 1999 ( data Mabesau 1999 ) menunjukkan outputnya adalah 48 orang penerbang, dari AAU - 35 dan PSDP ( Prajurit Sukarela Dinas Pendek ) - 13 atau 137,14 % . Data terakhir ini menunjukkan terpenuhi sasaran penerbang sebanyak 35 orang liap tahun sehingga kebijaksanaan tersebut dapat diteruskan, dengan melalui pclalihan atau sekolah penerbang TNI AU dan menerima masukan dari AAU dan PSDP atau SMU ( Sekolah Mcnengah Urnurn ). Sedangkan pesawat yang digunakan adalah pcsawat latih dasar, latih lanjut, dan latih Iransisi, yaitu untuk lulusan AAU latih dasarnya menggunakan pesawat AS-202 Bravo ( praktek terbang ) dengan 11 exercises , jam terbang yang dipakai sebanyak 61.30 jam. Latih lanjut menggunakan pesawat T-34C-1 Charli dengan 17 exercises , jam terbangnya sebanyak 118.40 jam. Latih transisi menggunakan pesawat MK-53 HS Hawk dengan 12 exercises, jam terbangnya sebanyak 70 jam . Untuk lulusan SMU atau PSDP latih dasarnya menggunakan pesawat AS-202 Bravo dengan 13 exercises, jam terbangnya sebanyak 80,00 jam dan latih lanjut jumsan transport menggunakan pesawat T-34C-1 Charli dengan 14 exercises, jam terbangnya 100.00 jam. Latih lanjut jurusan helikopter menggunakan pesawat Bell 47 G Soloy dengan 33 exercises, jam terbangnya 100.00 jam. Untuk mewujudkan sumber daya manusia atau penerbang dalam jumlah, kualitas, dan kecakapan yang diperlukan oleh suatu sistem pelatihan dan pendayagunaannya yang semestinya bagi kepentingan pelatihan atau organisasi yaitu melalui tipaya penyediaan, pendidikan / pelatihan, penggunaan, perawatan, dan pemisahan, sehingga tugas-tugas yang ada atau tersedia dalam suatu organisasi tersebut dapat dllaksanakan dengan baik. Adapun pembinaan atau pelatihan penerbang pada kenyataannya rnerupakan suatu proses perumusan untuk merencanakan dan menentukan kebutuhan tenaga penerbang yang lepal agar tercapai pendayagunaan yang maksimal, melalui kegiatan-kegiatan pelaksanaan fungsi-fiingsi pembinaan tenaga.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T202
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Bintang
Abstrak :
Perumahan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping pangan dan sandang, dan perumahan merupakan kebutuhan dasar (basic needs) yang bersifat materi dan non materi. Itulah sebabnya pembangunan perumahan dan permukiman selalu diarahkan untuk meningkatkan serta menciptakan kerukunan hidup keluarga dan kesetiakawanan sosial masyarakat dalam rangka membentuk lingkungan serta persemaian nilai budaya bangsa dan pembinaan watak anggota keluarga. Oleh karena itu pembangunan perumahan dan permukiman tersebut sangat erat kaitannya dengan ketahanan daerah/ wilayah sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan ketahanan nasional. Pembangunan Rumah Sederhana (RS) dan Rumah 'Sangat Sederhana (RSS), sudah berjalan dan berkembang sedemikian pesat di Jambi dan seluruh propinsi di Indonesia sehingga perlu dikaji bagaimana sunibangannya terhadap Ketahanan Daerah yang bersangkutan. Hal inilah yang penulis uraikan bagaimana sumbangannya terhadap Ketahanan Daerah, apakah bersifat positif atau sebaliknya yang dapat diketahui melalui pendekatan berbagai aspek astra gatra.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Napitupulu, Wilson
Abstrak :
Sebagai tindak lanjut dari TAP MPR No. II/MPR/1978, sudah berpuluh juta rakyat Indonesia mengikuti pemasyarakatan P-4, melalui jalur Penataran P-4 dan Non Penataran, dan telah menghabiskan dana yang tidak kecil, waktu dan tenaga. Masyarakat mempertanyakan hasilnya, yang tercermin dengan pernah munculnya issu "kejenuhan Penataran P-4" pada medio 1989. Ada yang pro dan kontra dan sempat terjadi silang penadapat pada beberapa media massa antara BP-7 Pusat dengan para pakar. Penulis telah berkecimpung dalam kegiatan pemasyarakatan. P-4 selama 11 tahun dengan kedudukan sebagai salah satu pejabat di BP-7 DKI Jakarta dan sampai sekarang aktif sebagai Penatar, sangat menaruh perhatian terhadap masalah tersebut. Karena itulah diadakan penelitian dengan pokok masalah : "Penyelenggaraan Penataran P-4 di DKI dan pengaruhnya terhadap Ketahanan Nasional di DKI Jakarta. Yang menjadi sasaran penelitian ialah Penataran P-4 Pola Pendukung 45 Jam / Pola 45 Jam Terpadu Bagi Mahasiswa Baru Perguruan Tinggi di Jakarta, sejak tahun 1982/1983 sampai dengan tahun 1994/1995. Dari berbagai dimensi penataran seperti : (1) Petatar; (2) Penyelenggara; (3) Metode Penataran; (4) Materi Penataran; (5) Penatar; dan (6) Evaluasi Penataran, karena keterbatasan waktu, maka yang menjadi fokus penelitian ialah dua dimensi penataran, yaitu materi penataran dan Penatar. Sekalipun dimensi-dimensi tersebut merupakan sub sistem-sub sistem dari Penataran P-4 sebagai satu sistem, penulis berpendapat bahwa materi penataran dan Penatar merupakan faktor yang sangat berpengaruh kepada penanaman dan pengukuhan nilai-nilai Pancasila yang pada gilirannya membentuk sikap dan perilaku peserta penataran. Metode penelitian yang dipergunakan ialah deskriptif analisis yang diikuti eksplanasi analisis dengan pendekatan kualitatif, sedang teknik pengumpulan data dilakukan melalui penelitian kepustakaan dan pengamatan (observasi). Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan lebih lanjut, ternyata masih dijumpai kelemahan-kelemahan pada pelaksanaan Penataran P-4, dalam bidang kebijakan dan strategi penataran, rencana dan program, pelaksanaan di lapangan serta pengendalian dan pengawasan. Pengaruh lingkungan strategik berskala lokal yaitu situasi dan kondisi Jakarta sebagai kota metropolitan, regional dan global, kurang menunjang tercapainya efektivitas penataran dalam kehidupan warga masyarakat DKI Jakarta sehari-hari. Indikator keberhasilan Penataran P-4 menunjukkan bahwa Penataran P-4 baru pada tahap pemasyarakatan P-4, belum menyentuh pada tahap pembudayaan. Karena itu perlu diadakan perbaikan dan penyempurnaan terhadap penyelenggaraan P-4, dan didukung oleh situasi dan kondisi yang kondusif, yang selanjutnya diikuti dengan aktualisasi dan pelembagaan nilai-nilai Pancasila dalam IPOLEKSOSBUDHANKAM. Adalah tugas para negarawan dan ilmuwan untuk menjabarkan Pancasila ke dalam konsep-konsep operasional dalam berbagai bidang IPOLEKSOSBUDHANKAM. Hal itu semua akan mewujudkan integrasi nasional di kalangan warga masyarakat DKI Jakarta. Namun untuk memantapkan integrasi warga masyarakat DKI Jakarta, hukum dan peraturan harus ditegakkan secara konsekuen dan konsisten. Dengan demikian peningkatan Ketahanan Nasional akan terwujud di DKI Jakarta. Dalam tulisan ini disarankan agar diadakan perbaikan dan penyempurnaan pelaksanaan Penataran P-4 di DKI Jakarta di bidang penentuan kebijakan dan strategi, perencanaan dan program, pelaksanaan, serta pengendalian dan pengawasan. Selain itu agar aparat pemerintahan di DKI Jakarta dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari seyogianya berorientasi kepada people centered, dan pengaturan serta penegakan hukum harus dikedepankan secara konsekuen dan konsisten.
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subroto Ary
Abstrak :
Pembangunan Nasional pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya, dengan Pancasila sebagai dasar, tujuan dan pedoman. Pembangunan nasional dilakukan serta dilaksanakan merata diseluruh tanah air dan tidak hanya untuk suatu golongan atau sebagian dari masyarakat; tetapi untuk seluruh masyarakat. Lebih jelas lagi dinyatakan bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tentram, tertib dan dinamis dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tentram dan damai. Indonesia sebagai suatu negara yang luasnya 5.173.250 km2, ditambah ± 1.577.300 mil ZEE, terdiri data. ± 17.000 pulau dan dipisahkan oleh selat dan laut didiami ± 500 (lima ratus) suku bangsa dengan berbagai ragam kebudayaan, adat istiadat, nilai-nilai budaya serta bahasa yang berlainan satu dengan yang lain. Disamping merupakan salah satu kebudayaan nasional yang mewarnai persatuan dan kesatuan bangsa, juga rawan dengan berbagai potensi perpecahan bilamana tidak dikendalikan dengan baik.
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardy Arief
Abstrak :
Masalah hubungan sosial. masyarakat Cina dengan penduduk asli merupakan masalah hubungan dua etnik yang berbeda latar belakang historis dan budayanya. Hubungan sosial yang terjadi tidak luput dari adariya prasangka dan tindakan diskriminatif. Dalam rangka mempertahankan.hidup dan kelangsungannya serta meningkatkan kesejahteraan, interaksi sosial individu dan atau kelompok dalam bidang ekonomi, khususnya perdagangan berlangsung secara berkesinambungan menjadi hubungan kerjasama dengan penduduk asli yang petani. Untuk mendapatkan komoditi ekspor dan pemasaran barang-barang dagangannya berupa kebutuhan pokok penduduk. Sebaliknya penduduk asli mencari pedagang yang akan membeli hasil kebunnya yang berupa komoditi ekspor seperti karet, coklat, lada dan sawit (CPO) serta kayu dan hasil hutan ikutan yang lain. Hubungan kerjasama yang terjadi adalah hubungan kerjasama yang simbiotik. Di samping itu orang Cina juga mengembangkan pola hubungan persaingan. Perilaku orang Cina yang ulet, tekun, etos kerjanya tinggi dan pragmatis usaha perdagangan orang Cina lebih maju dan penduduk asli. lni ditunjang oleh hubungan kerjasama sesama orang Cina yang berupa jaringan bisnis dan perdagangan yang melampaui batas-batas administrasi suatu negara. Adanya jaringan perdagangan tersebut menyebabkan orang Cina tidak akan kekurangan modal untuk mengembangkan usahanya. Juga tak akan susah memantau harga di luar negeri. Langkah-langkah yang dijalankan orang Cina untuk memajukan usaha dagangnya tidak tertandingi oleh penduduk asli yang sistim kerjanya masa secara tradisional. Oleh karena itu kehidupan orang Cina lebih makmur dari penduduk asli. Kesenjangan sosial ini di tempat lain dapat menimbulkan konflik dengan kekerasan atau kerusuhan. Tetapi di Kotamadya Jambi belum pernah teijadi. Ini disebabkan antara orang Cina dan penduduk asli mata pencahariannya berbeda, mereka saling melengkapi. Maka kehidupan sosial penuh dengan suasana toleransi, tenggang menenggang. Tambahan lagi Pemerintah Daerah memperhatikan kemajuan daerah dengan melakukan pembangunan secara berkesinambungan sehingga Kotamadya Jambi semakin terbuka untuk segala kegiatan aspek kehidupan. Dalam suasana yang demikian dimana kesejahteraan penduduk meningkat, maka keamanan pun akan stabil. Karena sistim ekonomi yang baik akan berpengaruh baik pula pada aspek-aspek kehidupan yang lain. Dengan demikian pembinaan Ketahanan Nasional dapat dibina.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoserizal
Abstrak :
Penelitian ini ingin melihat bagaimana potensi museum perjuangan yang merupakan salah satu wadah pelestarian sejarah perjuangan bangsa dengan berbagai macam jenis koleksi yang dipamerkannya, berupaya mensosialisasikan nilai-nilai kejuangan kepada masyarakat agar ketahanan nasional meningkat. Untuk keperluan tersebut, studi kasus dilakukan di museum perjuangan TM Satria Mandala yang merupakan museum pusat milik TNI dengan koleksi yang cukup lengkap tentang sejarah perjuangan pada saat merebut, mempertahankan dan mengisi kernerdekaan. Sosialisasi mencakup seluruh proses mempelajari nilai-nilai, sikap-sikap, pengetahuan, berbagai kelrampilan dan berbagai teknik yang dimiliki oleh masyarakat yang menyangkut kebudayaan. Menurut Leslie sosialisasi membina potensi biologis anak kedalam pola yang berfungsi yang disebut kepribadian manusia (Leslie, 1976: 11). Pendidikan selaku proses enkulturasi dalam rangka nation building berarti proses melembagakan nilai-nilai baik yang berupa warisan teluhur, nilai-nilai kejuangan, maupun nilai-nilai ideologi negara. Sebagai totalitas keseluruhan nilai-nilai tersebut berkembang mewujudkan pada tingkat individual dan kolektif etos kebudayaan nasional. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa peran sejarah nasional secara positif akan menopang perkembangan etos kebangsaan itu. Kiranya tidak tepat ucapan bahwa nasionalisme tidak relevan lagi bagi generasi muda, bahkan sebaliknya untuk meningkatkan nation-building, nasionalisme kita perlu direvitalisasikan dalam segala dimensinya. Nilai-nilai kejuangan adalah konsepsi tentang hal-hal yang dipandang paling bernilai dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang berakar secara emosional dalam jiwa bangsa Indonesia berkenaan dengan pengalaman sejarah perjuangannya, meliputi mental, tekad, jiwa dan semangat pengabdian serta disiplin yang tinggi dengan lebih mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan/atau golongan. Dengan dernikian nilai-nilai kejuangan merupakan faktor yang mendasari setiap anggota masyarakat dalam hentuk sikap dan tindakan terpuji seperti ketaatan, disiplin, pengabdian terhadap bangsa dan negara. Museum perjuangan TNI Satria Mandala sebagai museum perjuangan merupakan salah satu sarana yang diperlukan bagi pembinaan dan pelestarian jiwa serta semangat keprajuritan di kalangan TNI khususnya dan masyarakat umumnya, terutama generasi penerus perjuangan bangsa Disamping sebagai sarana untuk mengungkapkan kewaspadaan bangsa Indonesia dalam menghadapi bahaya ancaman yang bertentangan dengan Pancasila, museum juga merupakan sarana yang efektif untuk mewariskan nilai kejuangan '45. Melalui museum TNI, masyarakat dapat mengetahui proses pertumbuhan jiwa dan semangat keprajuritan bangsa Indonesia sebelum abad ke 20 secara berkesinambungan, sehingga akan lebih mudah memahami sejarah perjuangan TNI sebagai bagian integral dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Ketahanan nasional sebagai bahasa yang dialirkan melalui sistem nilai dan logika kebangsaan tidak lain adalah kondisi yang dinamis darn bangsa Indonesia sehingga pencapaiannya dapat diukur berdasarkan situasi yang berkembang saat itu. Oleh karenanya ketahanan nasional terwujud sesuai sasaran-sasaran pembangunan nasional yang dicapai. Kondisi dinamis bangsa ini harus mampu memancarkan efek tangkal dan Gaya tangkal terhadap setiap ancaman. Tetapi pada hakekatnya kemampuan itu hanya dapat menjadi nyata apabila setiap individu warga negara Indonesia bersedia mewujudkan. Jadi ketahanan nasional yang berkemampuan itu hanya akan terwujud apabila kesadaran semangat juang bangsa Indonesia tinggi. Oleh sebab itu ketahanan Nasional harus merupakan perpaduan aspek fisik materiil dengan non fisik spiritual. Dengan demikian dalam menentukan politik dan strategi, aspek kesadaran akan pentingnya persatuan dan kesatuan harus ditetapkan sebagai salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pelaksanaan pembangunan. Nampak Pula disini bahwa kesadaran akan nilai-nilai kejuangan telah mencapai pada tingkat politik dan strategi nasional dengan tujuan mewujudkan ketahanan nasional bangsa. Ketahanan nasional sekaligus merupakan strategi penangkalan bangsa Indonesia karena dapat memberi bobot kredibilitas dan kapabililas bagi menangkal ancaman lawan. Segala upaya tersebut kembali lagi pada kesadaran bangsa Indonesia sendiri untuk membela Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada penyusunan tesis ini diadakan penelitian, dengan jalan menyebarkan quesioner dengan 11 pertanyaan kepada 100 orang pengunjung museum TNI Satria Mandala. Penelitian ini dianalisa dengan memakai metode pooling. Hasil penelitian tnenunjukkan bahwa Museum Perjuangan TNI Satria Mandala belum mencapai hasil yang maksimal sebagai media sosialisasi nilai-nilai kejuangan, untuk itu pengelola museum perlu mengambil langkah-langkah perbaikan baik dalam pengelolaan. penataan, perawatan maupun informasi.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunjaya Purwadisastra
Abstrak :
ABSTRAK
pangan merupakan kebutuhan dasar manusia. Oleh sebab itu ketersediaannya adalah hal yang mutlak. Dalam kaitannya dengan ketersediaan ini aspek distribusi menjadi strategis. Dihadapkan dengan kedudukan DKI Jakarta sebagai ibu kota, distribusi pangan, dalam hal ini beras, dapat mengganggu dinamika masyarakat yang dapat mempengaruhi ketahanan wilayah. Oleh sebab itu efisiensi distribusinya nienjadi permasalahan yang menarik. Penelitian ini berjudul ?Efektifitas Distribusi Beras di DKI Jakarta, Tinjauan Aspek Ketahanan Wilayah dengan tujuan untuk melihat kecenderungan permintaan betas sepuluh tahun terakbir di DKI Jakarta seiring dengan kecenderungan pertumbuhan penduduk, mendeskripsikan pola suplai untuk memenuhi permintaan tersebut, menentukan model distribusi beras dan lokasi suplai ke lokasi permintaan di wilayah DKJ Jakarta agar terdapat efisiensi. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk melihat kecenderungan kebutuhan pangan sehubungan dengan pertumbuhan penduduk. Sedangkan metode kualitatif digunakan untuk menganalisis setiap gejala yang timbul dan kecenderungan kebutuhan beras yang terjadi yang ditemukan dan metode kuantitatif. Dari hasil perhitungan kecenderungan pertumbuhan penduduk DKI Jakarta, selaras dengan pemikiran dasar dari Maithus, maka dapat diketahui bahwa terdapat kecenderungan yang terus meningkat terhadap kebutuban beras. Peningkatan ini pada suatu periode pemenuhannya tidak dapat dilakukan, mengingat dari penghitungan berdasarkan data lapangan, stok beras yang ada menyusut tidak berimbang dengan pertumbuhan penduduk. Menurut pedagang dan praktisi perberasan, kondisi demikian ¡tu bisa terjadi berkaitan dengan musim, hasil panen raya dan paden gaduh. Untuk mengantisipasi hal tersebut dilakukan impor beras. Namun pada dasarnya kebutuhan beras di dki Jakarta bertumpu pada lima daerah sentra beras, selaras dengan kebijaksanaan pangan yang menetapkan bahwa kebutuhan betas impor hanyalah sebagai pelengkap dad kekurangan yang tidak dapat dipenuhi oleh beras lokal. Untuk mendukung bal tersebut kebijaksanaan pangan nasional menetapkan target pencapaian swasembada besas yang didukung oleb sistem pangan yang mampu meregulasi pemenuhan kebutuhan heras. Mendukung bal tersebut sistem agribisnis perlu diintensifkan, terlebih bila dihadapkan dengan pola perekonomian yang terbuka alias mengglobai. Kondisi di atas merupakan fondasi awal efisiensi distribusi heras DKI Jakarta sehubungan dengan ketersediaannya (stok). Dad internal distribusi perlu dilakukan pemangkasan bagan distribusi dengan mengembangkan Grosin Wilayah menjadi sekaligus berkemampuan food station ata yang disebut food station . Kemampuan food station plus ini berpengarub pada aspek biaya distnibusi karena dapat meznangkas biaya kuli. Penelitian ini mencoba mengkonstruksi suatu model linier yang mampu menghitung biaya total transportasi yang efisien untuk distribusi heras dad lokasi suplai ke lokasi permintaan. Basil penelitian ini menunjukican betapa pertimbangan biaya transportasi penting sebagai bahan pertimbangan untuk memenuhi alokasi permintaan di lima wilayah DKI Jakarta.
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library