Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 37 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yulia Rusianti
"Agama Buddha merupakan salah satu agama di dunia yang mempunyai penganut terbesar. Daratan Cina merupakan salah satu pusat populasi agama ini yang masih banyak meninggalkan sisa-sisa kejayaannya. Penulis membatasi studi literatur hanya pada zaman dinasti Tang (618-907M), dengan fokus tokoh bhiksu Xuan Zang (596-664 M) yang sangat berjasa dalam mengembangkan agama tersebut.
Kisah perjalanannya ke India, usaha yang dilakukan dalam menyebarkan agama itu di Cina dan terjemahan kitab-kitab ajaran Buddha yang dilaku_kannya hingga akhir hayatnya, juga keterlibatan_nya dengan kalangan penguasa di masa itu diuraikan secara singkat dalam skripsi ini."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S13082
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Claudea Ryandini
"Skripsi ini membahas mengenai Kaesong Industrial Complex KIC yang berada di Kota Kaesong, Korea Utara. Kompleks industri ini merupakan salah satu proyek kerjasama ekonomi Pemerintah Korea Selatan dan Korea Utara. Dalam pelaksanaannya, KIC membawa banyak dampak bagi kedua Korea di berbagai bidang seperti ekonomi, politik, keamanan, dan kemasyarakatan. Dampak yang dihasilkan KIC tersebut dapat membawa perdamaian dan membuka jalan untuk mencapai proses reunifikasi di Semenanjung Korea. Akan tetapi, KIC juga mengalami banyak rintangan yang menghambat pengoperasian kompleks industri tersebut. Skripsi ini menjabarkan perwujudan KIC sebagai simbol perdamaian dan reunifikasi di Semenanjung Korea beserta kontroversi dan penutupan kompleks tersebut dengan menggunakan metode sejarah.

This study's main focus is Kaesong Industrial Complex KIC that is located in Kaesong City, North Korea. The industrial complex is one of the joint economic cooperation projects between South Korea and North Korea. In the operation, KIC brings many effects to both countries in various fields such as economic, politic, security, and humanities. The effects of the complex could bring peace and opening the path for reunification process in the Korean Peninsula. However, KIC faces many obstacles that hinders the operation of the industrial complex. This study explains the depiction of KIC as a peace and reunification symbol in Korean Peninsula, along with the controversies and the closing of the complex based on historical methods.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S69969
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Imam Mulya
"A City of Sadness"《悲情城市》Bēiqíng Chéngshì merupakan sebuah film karya Sutradara Hou Hsiao-hsien yang dirilis pada tahun 1989. Film ini mengisahkan kondisi kehidupan keluarga Lin dan masyarakat Taiwan secara umum yang harus melalui masa-masa mencekam sejak meletusnya Insiden 228 dan munculnya berbagai aksi Teror Putih yang dilakukan oleh Pemerintah Guomindang. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan intrinsik dan ekstrinsik. Penulis melakukan analisis setelah menonton film ini secara berulang-ulang, memperkaya bacaan dengan sumber pustaka dan mengunjungi beberapa museum yang berkaitan dengan Teror Putih di Taiwan. Penulis memulai proses penelitian dengan menganalisis struktur film secara intrinsik kemudian menganalisis film secara ekstrinsik dengan melakukan kajian terhadap peristiwa sejarah asli. Hasil penelitian ini mengungkapkan fakta bahwa film ini menyandarkan jalan ceritanya pada kejadian sejarah Insiden 228 dan Teror Putih yang pernah terjadi di Taiwan. Meski demikian, tokoh-tokoh penting di dalam film ini merupakan tokoh fiksi sehingga menjadikan film ini sebagai film imitasi realitas. Selain itu, film ini juga turut merepresentasikan kritik Hou Hsiao hsien terhadap pemerintah Guomindang atas isu-isu sosial yang terjadi seperti isu pelanggaran hak asasi manusia dan isu permasalahan identitas di Taiwan.

A City of Sadness"《悲情城市》Bēiqíng Chéngshì is a film directed by Hou Hsiao-hsien, released in 1989. This film depicts the life of the Lin family and the general Taiwanese society, who had to endure the terrifying period following the 228 Incident and the subsequent White Terror actions carried out by the Guomindang government. The research method employed in this study is a qualitative-descriptive method with intrinsic and extrinsic approaches. The author conducted the analysis after repeatedly watching the film, enriching the reading with library sources, and visiting several museums related to the White Terror in Taiwan. The research process began by analyzing the film’s structure intrinsically, followed by an extrinsic analysis through examining the actual historical events. The findings of this study reveal that the film’s storyline is based on the historical events of the 228 Incident and the White Terror that occurred in Taiwan. However, the main characters in the film are fictional, making the film a reality imitation. Additionally, this film represents Hou Hsiao-hsien’s critique of the Guomindang government regarding social issues such as human rights violations and identity issues in Taiwan. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Elizabeth Claudya
"ABSTRAK
Hubungan Indonesia dengan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dahulu merupakan hubungan bilateral yang problematik. Normalisasi hubungan kedua negara menjadi bukti kesiapan kedua negara untuk kembali bekerja sama tanpa mengungkit peristiwa di masa lalu. Sejak saat upaya itu bergulir, kerja sama antarnegara terus berkembang dan menguat, dibuktikan dengan adanya Kemitraan Strategis hingga One Belt One Road (OBOR) pada saat ini. Hubungan kerja sama kedua negara kembali ditingkatkan lagi dengan adanya Kemitraan Strategis Komprehensif Indonesia-Tiongkok tahun 2013 yang meliputi kerjasama di bidang politik dan keamanan, ekonomi dan pembangunan, sosial budaya, dan kerjasama lainnya. Dalam lingkup yang lebih luas, sejak tahun 2015, hubungan Indonesia-Tiongkok juga terjalin dalam inisiatif OBOR. Hal-hal itu merupakan latar belakang dibuatnya tugas akhir dengan topik Kemitraan Strategis Komprehensif Indonesia-Tiongkok dalam rangka One Belt One Road (OBOR). Dari hasil analisis tugas akhir ini, dapat disimpulkan bahwa keuntungan besar yang diperoleh RRT dari Kemitraan Strategis tahun 2005 dan adanya inisiatif OBOR menjadi faktor pendorong diadakannya Kemitraan Strategis Komprehensif pada tahun 2013. Selain untuk meraup keuntungan yang lebih besar, RRT memanfaatkan hubungan tersebut untuk mempromosikan OBOR melalui pendekatan soft power.

ABSTRACT
"
2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Budi Utami
"ABSTRAK
Dalam masyarakat Cina tradisional terdapat kelompok-kelompok kekerabatan yang disebut Zu. Anggota-anggota Zu terdiri dari keluarga-keluarga yang berdasarkan garis keturunan laki-laki yang masih dapat ditelusuri nenek moyangnya dan menetap bersama-sama dalam satu daerah. Zu-zu ini dapat berfungsi sebagai alat kontrol sosial dalam kehidupan masyarakat Cina tradisional. Kontrol sosial merupakan suatu proses yang direncanakan maupun tidak direncanakan dengan tujuan untuk mengajak, mendidik bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi norma-norma dan nilai- nilai yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat. Keberhasilan suatu Zu dalam menjalankan fungsinya sebagai alat kontrol sosial dapat lebih membantu pemerintah kekai_saran dalam mengontrol rakyatnya. Dengan demikian Zu men-jadi kelompok panting pada masa pemerintahan kekaisaran.

"
1990
S12996
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Kartika Dewi
"Kemitraan kota kembar (sister city) pertama kali diusung setelah Perang Dunia II dengan tujuan untuk meningkatkan rasa saling pengertian dan meningkatkan perdamaian internasional pasca perang. Kemitraan sister city dapat dikategorikan sebagai bentuk dari Diplomasi Publik dari suatu negara. Pada era modern, kemitraan sister city memiliki tujuan yang lebih luas, seperti pengembangan perekonomian, pertukaran teknologi, dan pertukaran budaya. DKI Jakarta dan Beijing menandatangani MoU mengenai kemitraan sister city pada 4 Agustus 1992, sejak saat itu kedua kota secara aktif melakukan kerja sama di berbagai bidang. Dengan terjalinnya sister city antara DKI Jakarta dan Beijing tentu membuka peluang terhadap adanya kontak langsung antar masing-masing penduduk, hal inilah yang disebut dengan people-to-people contact. Artikel ini menganalisis peluang dan tantangan yang ada dalam kemitraan sister city Jakarta-Beijing, sebagai bentuk dari Diplomasi Publik Cina. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah people-to-people contact dalam sister city Jakarta-Beijing berperan secara efektif dalam Diplomasi Publik Cina, dan mengidentifikasi apa saja peluang dan hambatan dari kemitraan ini. Penulis menggunakan metode kualitatif serta melakukan teknik pengumpulan data dengan wawancara. Penelitian ini menyimpulkan bahwa people-to-people contact dalam sister city Jakarta-Beijing, belum efektif dalam dan berperan signifikan dalam mendorong hubungan masyarakat dari kedua kota.
Sister city first coined after World War II with an aim to enhance mutual understanding and post-war international peace. Sister city can be categorized as a form of public diplomacy of a country. In the modern era, sister city has a wider purpose, such as economy development, technological exchange, and cultural exchange. DKI Jakarta and Beijing signed an MoU regarding to sister city on August 4th, 1992 and since then both cities actively cooperate in many fields. With the establishment of sister city between DKI Jakarta and Beijing, it provides an opportunity towards direct contact between each citizen, and this is called as people-to-people contact. This article reanalyses the opportunity and challenges that appear from the Jakarta-Beijing sister city as a form of China Public Diplomacy. The purpose of this study is to find out the effectiveness of people-to-people contact in Jakarta-Beijing sister city within China Public Diplomacy and to identify what are the opportunities and challenges within this partnership. Qualitative is the method of this study and interviews are used to gather the data. This study concludes that people-to-people contact in the sister city of Jakarta-Beijing has not been effective in and has not played a significant role in promoting public relations between the two cities."
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Afriadi
"ABSTRACT
Kedatangan Hwagyo ke Korea diprakarsai oleh empat puluh pedagang dari Dinasti Qing di akhir abad ke-19. Dinamika kehidupannya melewati banyak masa hingga sampai ke masa Park Chung Hee. Studi ini akan berfokus pada kehidupan Hwagyo di masa Park Chung Hee. Studi ini dimulai dari sejarah cikal bakal masyarakat Hwagyo di Korea. Kemudian, studi ini akan menampilkan corak umum pemerintahan Park Chung Hee beserta kebijakan-kebijakannya yang terasa diskriminatif bagi kaum Hwagyo di Korea. Studi ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari tahap heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Selain itu, studi ini juga menampilkan cuplikan wawancara terhadap kaum Hwagyo yang merasa terdiskriminasi oleh kebijakan-kebijakan pemerintahan Park Chung Hee.

ABSTRACT
Hwagyo 39 s arrival to Korea was initiated by forty merchants from the Qing Dynasty at the end of the 19th century. The dynamics of their life went through time up to the time until Park Chung Hee rsquo s era. This study will focus on the life of Hwagyo in Park Chung Hee 39 s era. This study starts from the history of the Hwagyo in Korea. Later, this study will discuss about Park Chung Hee 39 s government and its discriminatory policies againts Hwagyo in Korea. This study uses historical methods consisting of heuristic stages, source criticism, interpretation and historiography. In addition, the study also features few interviews with Hwagyo who feel discriminated against by Park Chung Hee 39 s government policiesHwagyo 39 s arrival to Korea was initiated by forty merchants from the Qing Dynasty at the end of the 19th century. The dynamics of their life went through time up to the time until Park Chung Hee rsquo s era. This study will focus on the life of Hwagyo in Park Chung Hee 39 s era. This study starts from the history of the Hwagyo in Korea. Later, this study will discuss about Park Chung Hee 39 s government and its discriminatory policies againts Hwagyo in Korea. This study uses historical methods consisting of heuristic stages, source criticism, interpretation and historiography. In addition, the study also features few interviews with Hwagyo who feel discriminated against by Park Chung Hee 39's government policies."
2017
S69359
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Gloria
"Cerpen Duanhun Qiang adalah cerpen yang ditulis oleh Lao She pada tahun 1935. Judul cerpen menyiratkan kondisi Cina saat menghadapi masuknya bangsa Barat yang berkaitan dengan tokoh utama Sha Zilong. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membahas cerpen ini secara lengkap melalui analisis tokoh dan penokohan, alur, serta latar termasuk representasi kondisi Cina pada masa itu melalui gambaran ketidakberdayaan tradisi Cina dalam menghadapi perubahan zaman dari tradisional menuju modern untuk menemukan makna terpenting dalam cerpen ini. Melalui pendekatan intrinsik tersebut, makna dan pesan yang disampaikan secara tersirat oleh pengarang dapat terungkap.

Duanhun Qiang short story is a story written by Lao She in 1935. Its title implies China's conditions in facing the influx of Western, which is associated with the main character Sha Zilong. Therefore, this research is aim to investigate this short story throughly by analyzing the character, plot, and background, includes the representation of conditions in China at that time through an illustration of Chinese traditions helplessness in the face of changing times, to discover the most important meaning of the story itself. Through intrinsic approach, the meaning as well as message that implicitly delivered by the author can be revealed."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S69893
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Ayu Moza Tammy
"ABSTRAK
Fenomena kesuksesan bisnis orang Tionghoa terjadi di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis landasan yang mempengaruhi kesuksesan bisnis orang Tionghoa Indonesia dengan menggunakan pendekatan budaya melalui konsep mianzi dan guanxi. Kedua konsep ini mengakar kuat pada filsafat Tiongkok kuno dan penerapannya tersebar luas dalam kalangan pengusaha Tionghoa. Metode analisis melalui konsep mianzi dan guanxi diterapkan untuk menemukan pengaruh kedua konsep ini dalam bisnis orang Tionghoa. Konsep mianzi mengacu pada kredibilitas, martabat dan reputasi. Sedangkan konsep guanxi mengacu pada koneksi atau hubungan yang bersifat mutual. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara untuk mengumpulan data. Dari data-data yang terkumpul, dapat terlihat penerapan dan pengaruh kedua konsep ini terhadap kesuksesan bisnis orang Tionghoa Indonesia. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi kelangsungan bisnis para pengusaha, khususnya di Indonesia.

ABSTRACT
The phenomenon of Chinese business success occurred in various countries, including in Indonesia. This study aims to analyze the foundations that affecting the success of the Chinese Indonesian rsquo s business success by using a cultural approach through the concept of mianzi and guanxi. These two concepts are deeply rooted in ancient Chinese philosophy and widespread among Chinese businessmen. The method of analysis through the concept of mianzi and guanxi was applied to find the influence of these two concepts in Chinese business. The concept of mianzi refers to credibility, dignity and reputation. While the concept of guanxi refers to connections or relationships that are mutual. In addition, researcher also conducted interviews to collect data. From the collected data, it can be seen the application and the influence of these two concepts on Chinese Indonesian business success. This research is expected to give contribute to business continuity of entrepreneurs, especially in Indonesia. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Anjani
"Pada tahun 1920an, organisasi kriminal Kelompok Hijau (青帮) berhasil menguatkan kedudukannya di Shanghai. Selain menguasai dunia underworld (perjudian, prostitusi, dan pengedaran candu), Kelompok Hijau juga turun langsung dalam pemerintahan di kota Shanghai. Du Yuesheng (杜月笙), pemimpin Kelompok Hijau, sangat berperan dalam kesuksesan Kelompok Hijau kala tersebut. Kota Shanghai pada saat itu terbagi dalam tiga daerah pemerintahan utama, yaitu distrik Nanshi (Guomindang), konsensi Perancis, dan Pemukiman Internasional (Inggris). Tiga otroitas itu pun mengakui peranan Du Yuesheng. Awal kenaikan Du Yuesheng di Kelompok Hijau, hubungan serta peranannya dalam Pemerintahan Kota Shanghai di ketiga otoritas yang menguasai Shanghai, hingga berakhirnya pemerintahan kota Shanghai sehubungan dengan Agresi Militer Jepang tahun 1937 dibahas secara mendalam di tugas akhir ini.

In the 1920s, a criminal organization called Green Gang (青帮) succeed to strengthen its position in Shanghai. Aside from controlling the underworld (such as gambling, prostitution, and opium traffic), Green Gang also took part in Shanghai city government. Du Yuesheng (杜月笙), the leader of Green Gang, play a big role in the success of Green Gang at that period of time. At that point, Shanghai city government was divided into three governmental area, which are Nanshi District (ruled by Guomindang), French Concession, and Shanghai International Settlements (British). The rise of Du Yuesheng in Green Gang, his relationship as well as his role in Shanghai city government, up to the end of Shanghai city government as the military aggression by Japan happened in 1937 would be discussed deeply in this thesis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>