Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tegoeh Noegroho
Abstrak :
Penelitian dilakukan pada Februari-Desember 2012 di Kuandang, Kabupaten Gorontalo Utara. PPP Kuandang adalah pelabuhan baru yang masih membutuhkan data-data terkait sumberdaya ikan, salahsatunya adalah tenggiri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aspek penangkapan meliputi produksi, komposisi, laju tangkap dan daerah penangkapan; aspek biologi seperti frekuensi panjang, hubungan panjang berat, faktor kondisi, panjang pertama kali tertangkap, dan kebiasaan makan; aspek biologi reproduksi meliputi: Tingkat Kematangan Gonad, Index Kematangan Gonad, perbandingan jenis kelamin, musim pemijahan, panjang pertama kali matang gonad, diameter dan jumlah telur. Metode pengukuran ikan tenggiri (Scomberomorus commerson) diambil secara acak dari hasil tangkapan purse seine dan handline. Frekuensi panjang diperoleh dengan mengelompokkan ukuran ikan dengan interval kelas 6 cm. Ikan tenggiridi Teluk Kuandang melimpah pada Mei-Juli. Distribusi frekuensi panjang pada kisaran 25-138 cm denganyang didominasi ikan tenggiri yuwana 61.2%, dan ikan dewasa 38.8%.Ukuran pertama kali tertangkap dari pajeko lampu dan pancing ulur masing-masing 64.7 cm dan 71.9 cm. Hasil uji-t terhadap nilai b hubungan panjang berat diperoleh sifat pertumbuhan ikan tenggiri pada Februari-April, Juli, Agustus, Oktober adalah isometrik; Mei-Juni alometrik negatif, September alometrik positif; dan November-Desember alometrik negatif. Ikan tenggiri di Teluk Kuandang memijah pada Mei-Juli. Perbandingan kelamin rata-rata ikan jantan dan betina adalah1,3:1. Panjang pertama kali matang gonad ikan tenggiri adalah 80.4 cm, kisaran 79.3-81.6 cm. Jumlah telur ikan tenggiri berkisar 417.360-9.476.520 butir, rata-rata 3.419.663 butir pada kisaran panjang 65-103 cm. Diameter telur pada TKG IV ditemukan pada bulan Juni, Agustus, dan November.Kebiasaan makan ikan tenggiri adalah ikan layang, teri, lemuru, petek, dan cumi-cumi. ......The study was conducted in February-December 2012 at Kuandang, North Gorontalo regency. Kuandang fishing port is a new port that still require resource data related to fish, one of them is the spanish mackerel. The purpose of this study was to determine the fishing aspects include production, catch composition, catch rates and fishing ground; biological aspects such as length frequency, length weight relationship, condition factor, length at first capture, and food habits; and an aspects of reproductive biology include: gonad maturity stage, gonadosomatic index, sex ratio, spawning season, length at first maturity, diameter and number of eggs. Methods to measurement of spanish mackerel was taken random from the catch of the purse seine and handline. Length frequencies was obtained by grouping fish by size class interval 6 cm.Spanish mackerel in the Kuandang Bay abundant in May-July. Length frequency distribution in the size range of 25-138 cm with predominantly immatureand mature 61.2% and 38.8% respectively. The result of t-test on the b value fromlength weight relationshipwas obtained that spanish mackerel growth in February to April, July, August, October was isometric; May to June was allometric negative;September was allometric positive, and November-December was allometric negative.Relative condition factor in June was lowthey have spawned. Spanish mackerel in Kuandang Bay spanedinMay-July. The ratioof male and female was1,3:1. While length at first maturity was about 80.4 cm, size range 79.3-81.6 cm. The number of spanish mackerel eggs between417.360-9.476.520 grains, the average is 3.419.663 grain, with size range between 65-103 cm. An eggs diameter of stage IV of maturity was found in June, August, and November. Food habits of spanish mackerel are scads, anchovies, clupeids, ponyfish, and squid.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T38245
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Hertuti
Abstrak :
ABSTRAK
Hiu adalah hewan predator pada lingkungan terumbu karang dan lautan, berada pada tingkat atas rantai makanan yang menentukan keseimbangan dan mengontrol jaring-jaring makanan yang kompleks. Lambatnya mencapai tingkat kedewasaan, tingkat reproduksi yang rendah, dan panjangnya periode reproduksi menyebabkan hiu sangat rentan terhadap kelebihan tangkap (overfishing). Sebagian nelayan Tanjung Luar menangkap hiu sebagai tangkapan utama.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, bertujuan menganalisis ikan hiu tangkapan sebagai bahan baku produk olahan hiu, mengidentifikasi pola pemanfaatannya, dan menyediakan informasi pola pemanfaatan ikan hiu dari segi teknologi pengolahan maupun diversifikasi jenis produk yang dapat dikembangkan di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

Penanganan hiu tangkapan di PPI Tanjung Luar belum ditangani dengan baik mulai dari penanganan di atas kapal, pendaratan, pengangkutan dan pelelangan, sehingga menjadi penyebab bahan baku olahan hiu rendah. Sebanyak 95% bagian tubuh hiu sudah dapat dimanfaatkan dan hanya 5% yang menjadi limbah yaitu darah dan air. Namun pemanfaatannya masih dalam bentuk produk tradisional dan setengah jadi untuk dikirim ke Surabaya atau Jakarta guna memperoleh penanganan lebih lanjut. Pemanfaatan hiu tangkapan di Tanjung Luar saat ini mencakup produk : sate hiu asap, hiu asin, abon hiu, kerupuk daging hiu, kerupuk kulit hiu, minyak hati hiu, sirip hiu kering, kulit hiu kering, tulang hiu kering, serta gigi hiu untuk bahan aksesoris.

Pola pemanfaatan ikan hiu tangkapan di PPI Tanjung Luar dapat ditingkatkan melalui teknologi pengolahan dan diversifikasi produk olahan baru, sehingga dihasilkan produk jadi dengan kualitas baik, dapat disimpan lama dengan pangsa pasar yang lebih luas. Diperlukan informasi dan pembinaan dalam teknologi pembuatan hisit, minyak ikan, assesoris/kerajinan (dari kulit, tulang dan gigi), pengolahan surimi dan fish jelly product.
ABSTRACT
Sharks are predators on coral reefs and marine environment, is at the top level of the food chain that determines the balance and control of food web complexity. The delay in reaching the level of maturity, low reproductive rate, and the length of the reproductive period led sharks are vulnerable to excess fishing (overfishing). Some fishermen catch the sharks as a main catch.

This study has used qualitative methods with a descriptive approach. Aimed to analyze the shark as raw material refined products, identify patterns of utilization, and provides information both of processing technology and product diversification that can be developed in East Lombok, West Nusa Tenggara.

Sharks in PPI Tanjung Luar has not been handled properly from the handling on board, landing, as well as transport and auctions causing low raw material processed. Approximately 95% of the shark's body is to be used and only 5% of the waste, the blood and water. However, their use is still a traditional and semi-finished products to be shipped to Surabaya or Jakarta to obtain further treatment. Utilization of shark catches in the Cape Foreign currently includes products: shark skewers smoked, salted shark, shredded shark, shark meat crackers, crackers shark skin, shark liver oil, dried shark fins, dried shark skin, dried shark bones and shark teeth for materials accessories.

The pattern of utilization of shark catches in PPI can be enhanced through processing technologies and diversification of new processed products. thus be produced finished products with good quality, can be stored for a long and reach a wider market. Processors need information and guidance in making technology hisit, fish oil, accessories / craft (of skin, bones and teeth), processing of surimi and fish jelly product.
2013
T32151
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ericko Chandra Utama
2010
T42712
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library