Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Sugiyanti
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , 1992
726.1 SRI a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Priyo Hari Adi
Abstrak :
ABSTRAK
This study aimed to find the tendency of the existence of fiscal illusion. Local governments do manipulations for not maximalizing their own revenue (Pendapatan Asli Daerah) and increasing expenditures in order to get central government transfer (Dana Alokasi Umum) in a larger amount. The result of this study shows the existence of fiscal illusion after the implementation of local autonomy. Through income measurement analysis, fiscal illusions exist on incomes such as local taxation and indirect taxation. While through expenditure manipulation analysis, fiscal illusions exist on the ratio of national income which is provided by central government to the local government.
[Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga; Fakultas Ekonomi UI, Fakultas Ekonomi UI], 2009
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Mohammad Adha Akbar
Abstrak :
ABSTRAK
Hampir 85% aktifitas perikanan tangkap di perairan Indonesia didominasi oleh perikanan skala kecil. Tingginya aktifitas penangkapan oleh nelayan skala kecil turut mempengaruhi tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan dan keberlanjutan usaha perikanan tangkap itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji keragaan usaha perikanan tangkap skala kecil dan keberlanjutannya di Desa Ciparage Jaya. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder yang dikumpulkan dengan teknik wawancara, observasi dan pencatatan. Analisis data keragaan perikanan dan perkembangan trend indeks kelimpahan menggunakan analisis indeks kelimpahan sumberdaya ikan, IMP dan regresi. Analisis keberlanjutan usaha perikanan menggunakan analisis R/C Ratio. Hasil analisis keragaan perikanan menunjukkan bahwa nelayan yang aktif dalam kurun waktu bulan Agustus-Desember 2018 sebesar 62-78%. Komposisi hasil tangkapan ikan pelagis kecil 68%, demersal 22%, cumi 6% dan pelagis besar 4%. Frekuensi panjang total ikan teri rata-rata 7,0 cmTF dan ikan tembang 16,1 cmTL Puncak musim ikan pelagis kecil dan pelagis besar terjadi bulan Oktober (IMP 1,7 dan 2,9), demersal bulan April (IMP 1,9) dan cumi bulan November (IMP 2,9). Hubungan curah hujan dan hasil tangkapan berkorelasi positif dengan nilai R2 sebesar 0,808 pada bulan Januari-Agustus, sedangkan bulan September-Desember berkorelasi negatif dengan nilai R2 sebesar 0,058. Perkembangan trend indeks kelimpahan sumberdaya ikan rata-rata mengalami penurunan. Tahun 2004 nilai indeks kelimpahan sebesar 268 ton/trip, kemudian menurun secara bertahap menjadi sebesar 115 ton/trip pada 2018. Total penerimaan usaha tahun 2017 Rp. 8.351.077.000. Rata-rata pendapatan perkapita per tahun Rp. 26.101.750. Sebanyak 87,8% pendapatan perkapita perbulan lebih rendah dari nilai UMK Karawang dengan rerata Rp. 2.000.000. Sedangkan 12,2%  diantaranya lebih besar dari nilai UMK Karawang dengan rerata Rp. 5.500.000. Nilai rasio penerimaan dan biaya (R/C Ratio) sebesar 0,70. Berdasarkan hal tersebut maka usaha perikanan tangkap skala kecil di desa Ciparage sudah tidak dapat diharapkan keberlanjutannya.
ABSTRACT
Nearly 85% of fishing activities in Indonesian waters are dominated by small-scale fisheries. The high fishing activities by small-scale fishermen also influence the level of utilization of fish resources and the sustainability of their capture fisheries business. This study aims to assess the performance of small-scale capture fisheries businesses and their sustainability in Ciparage Jaya Village. The data used are primary and secondary data that collected through interview, observation and recording techniques. Analysis of fisheries performance data using abundance indice analysis, IMP and regression. The sustainability analysis of fisheries business uses R/C Ratio analysis. The results of fisheries performance analysis show that fishermen who are active in the period August-December 2018 are 62-78%. The composition of small pelagic fish is 68%, demersal 22%, squid 6% and large pelagic 4%. The main catches of small pelagic fishes are fringerscale sardinella and anchovies. The average total length of anchovy is 7.0 cmTL and 16.1 cmTL for fringerscale sardinella. The peak season of small pelagic fish and large pelagic occurs in October (IMP 1.7 and 2.9), demersal in April (IMP 1.9) and squid in November (IMP 2.9). The relationship between rainfall and landing is positively correlated with R2 value of 0.808 in January-August, while September-December is negatively correlated with R2 value of 0.058.  The average annual abundance indice tend to gradually decreased  from of 268 tons/trip in 2004 then gradually decreased to 115 tons/trip in 2018. The estimate total business value in 2017 was Rp. 8,351,077,000. The average per capita income per year is around Rp. 26,101,750, as much as 87.8% per capita income per month which less than Karawang UMK value with an average of Rp. 2,000,000. While 12.2% among them are greater than the UMK value with an average of Rp. 5,500,000. The value of the revenue and cost ratio (R/C Ratio) is 0,70. Based on this, the sustainability of small-scale fisheries in Ciparage village can,t be expected.
2019
T53314
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Karlina Rusly
Abstrak :
Latar Belakang : Proses implantasi yang berlangsung dengan baik akan mencegah risiko untuk terjadinya komplikasi dalam kehamilan seperti keguguran. Wilcox, et al., (1988) meneliti dari 221 perempuan sehat yang telah melalui 707 kali siklus menstruasi, ternyata didapatkan 31 % kejadian keguguran berlangsung setelah implantasi. Menurut Thellin et al., (2000) terdapat 10 fenomena pada sistem imun maternal yang dapat menyebabkan terjadinya toleransi allograft pada janin. Salah satu fenomena yang dirasakan cukup penting adalah adanya peran hormon progesteron dalam mekanisme imunomodulasi sistem imun maternal, dalam rangka menjaga toleransi maternal terhadap antigen janin. Pemberian didrogesteron secara oral mampu menginduksi efek progesteron dengan sangat baik, dengan efek pada endometrium yang identik dengan pemberian progesteron (Ulcery et al., 1963).Perkembangan plasenta lebih awal dapat diketahui dengan cara mengukur faktor pertumbuhan plasenta atau Placental growth factor (PlGF) melalui darah ibu sejak kehamilan trimester pertama sebagai indikator proses pembentukan plasenta (Ong et al., 2001). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh suplementasi didrogesteron terhadap perkembangan plasenta dalam kehamilan dengan mengukur kadar PlGF-nya. Metode : Penelitian ini merupakan uji klinis acak tersamar ganda (Randomized controlled Clinical Trial) yang dilaksanakan di Poliklinik Ante Natal Care (ANC) di Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin (RSUZA), Banda Aceh terhadap semua wanita hamil trimester pertama yang menjalani pemeriksaan ANC di RSUZA. Pengambilan sampel secara nonprobability sampling dengan consecutive sampling. Análisis data dilakukan dengan menggunakan analisis bivariat antara pemberian suplementasi didrogesteron dan kadar PlGF dengan menggunakan program SPSS 17. Analisis data untuk informasi analitik komparatif numerik tidak berpasangan dua kelompok yaitu Group A : dengan hasil berupa kadar PlGF pada subyek hamil yang diberikan progesteron dan Group B : dengan hasil berupa kadar PlGF pada pasien hamil yang diberikan plasebo. Bila salah satu dari kelompok tersebut ada yang sebaran datanya tidak normal maka uji statistik yang dilakukan adalah Mann-Whitney. Bila kedua kelompok memiliki sebaran data yang normal maka akan dilanjutkan pada identifikasi varian antar kelompok. Apabila varian sama ( nilai p pada uji varian > 0,05) maka uji statistik yang akan digunakan adalah uji t tidak berpasangan untuk varian yang sama. Apabila variannya tidak sama (nilai p pada uji varian < 0,05) maka uji statistik yang digunakan adalah uji t tidak berpasangan untuk varian yang tidak sama. Pada penelitian ini seluruh data sebaran datanya adalah normal sehingga dilanjutkan dengan menggunakan uji t-test tidak berpasangan karena memiliki varian yang sama (nilai p pada uji varian > 0,05). Hasil : Hasil Penelitian didapatkan seluruh data penelitian terdistribusi normal dan dengan menggunakan uji t tidak berpasangan pada 40 subjek yang mengikuti sampai akhir periode, 20 orang pada Group A yaitu subyek hamil yang diberikan progesteron dan Group B yaitu pasien hamil yang diberikan plasebo didapatkan hasil dengan perbedaan yang sangat bermakna. Berdasarkan Uji Kolmogorov Smirnov untuk n=20 dan α=5% maka semua data tersebut di atas terdistribusi normal. Rerata kadar PlGF pada kedua kelompok sebelum mendapatkan intervensi tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna (p = 0.091 atau p > 0.05), di mana pada kelompok yang menerima asam folat saja adalah 40.80 pg/mL sementara pada kelompok yang akan menerima asam folat dan didrogesteron adalah 25.95 pg/mL. Rerata kadar PlGF pada kelompok asam folat pasca pemberian asam folat saja selama 4 minggu adalah 89,60 pg/mL, yang berarti terjadi peningkatan rerata sebesar 48.8 pg/mL. Hasil uji t berpasangan terhadap kadar PlGF pada populasi sebelum dan sesudah diberi asam folat menunjukkan perbedaan yang bermakna (p = 0.000 atau p< 0.05). Rerata kadar PlGF pada kelompok didrogesteron + asam folat pasca pemberian didrogesteron + asam folat selama 4 minggu adalah 212.15 pg/mL, yang berarti terjadi peningkatan rerata sebesar 186.20 pg/mL. Hasil uji t berpasangan terhadap kadar PlGF pada populasi sebelum dan sesudah diberikan didrogesteron + asam folat menunjukkan perbedaan yang bermakna (p = 0.000 atau p < 0.05). Berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov untuk n=20 dan =5% dalam perbandingan selisih peningkatan pada kedua kelompok seperti pada data tersebut di atas maka rerata selisih kadar PLGF terdistribusi normal. Rerata selisih kadar PLGF berdasarkan umur pada kelompok Asam Folat adalah 48,80 dan pada kelompok asam folat + didrogesteron adalah 186,20. Hasil uji t tidak berpasangan terhadap kedua kelompok menunjukkan bahwa kelompok yang mendapatkan asam folat + didrogesteron mengalami peningkatan kadar PlGF yang bermakna (p = 0.000 atau p <0,05) dibandingkan dengan kelompok yang hanya mendapatkan asam folat saja. Efek samping obat dari penelitian ini berupa mual sebesar 2/20 (10%) pada asam folat + didrogesteron versus 1/20 (5%) pada kelompok asam folat dengan nilai p = 0.35 (p > 0.05) yang tidak bermakna secara statistik. Kesimpulan : Pemberian didrogesteron dapat memicu peningkatan kadar PlGF pada wanita hamil normal secara bermakna.
Background: The process of implantation that lasted well will prevent the risk for the occurrence of complication in pregnancy such as as miscarriage.Wilcox, et al., (1988 ) examines of 221 healthy women who has been through 707 times of menstrual cycle, it turns out that been gained 31 % scene miscarriage take place after implantation. According to Thellin et al., ( 2000 ) there were 10 phenomenon in the maternal immune system that can cause the occurrence of tolerance allograft to the fetus.One of the phenomenon that was felt to be of sufficient importance is the existence of the role of the progesterone hormone in the immunomodulation mechanism of the maternal immune system, in order to keep maternal tolerance to an antigen of a fetus.The provision of didrogesterone orally capable of inducing the effect of progesterone with quite nicely by its effect on the endometrium that is identical to the provision of progesterone (Ulcery et al., 1963).Early placental development can be determined by measuring Placental Growth Factor or Placental Growth Factor (PlGF) through the mother?s blood since the first trimester of pregnancyas an indicator of the process of the formation of the placenta (Ong et al., 2001 ). The purpose of this study was to determine the effect of didrogesteron supplementation to the development of the placenta in pregnancy by measuring the levels of PlGF. Method : This study is a double blind randomized clinical trial (Randomized Controlled Clinical Trial) held at Antenatal Care clinic (ANC) at the General Hospital dr. Zainoel Abidin (RSUZA), Banda Aceh to all pregnant women undergoing first trimester ANC in RSUZA. The research undergone nonprobability sampling by consecutive sampling. Data analysis is done by using bivariate analysis between supplementation didrogesteron and PlGF levels using SPSS 17. Analysis of the data for comparative analytical numerical information unpaired two groups: Group A: the results in the form of PlGF levels in pregnant subjects were given progesterone and Group B: this results in a level of PlGF in pregnant patients given a placebo. If one of these groups there were no normal distribution of data, the statistical tests performed were the Mann-Whitney. If both groups have a normal distribution of the data will lead to the identification variance between groups. If the same variance (p values at variance test> 0.05), the statistical test to be used is the unpaired t test for equal variances. When variants are not the same (p value on the test variant <0.05), the statistical test used is the unpaired t test for unequal variance. In this study all the data so that the normal distribution of data is followed by a test using unpaired t-test because it has the same variance (p values at variance test> 0.05). Result: Results obtained throughout the study data were normally distributed and by using unpaired t-test on 40 subjects were followed until the end of the period, 20 people in Group A are pregnant subjects were given progesterone and Group B that pregnant patients given a placebo showed the difference meaningful. Based on the Kolmogorov-Smirnov test for n = 20 and α = 5%, then all of the above data are normally distributed. The mean levels of PlGF in both groups prior the treatment showed no significant difference (p = 0091 or p> 0.05), in which the group receiving folic acid alone was 40.80 pg / mL while on a group that will receive folic acid and didrogesterone was 25.95 pg / mL. The mean levels of PlGF in the folic acid group after the administration of folic acid alone for 4 weeks was 89.60 pg / mL, which means an average increase of 48.8 pg / mL. Results of paired t-test for PlGF levels in the population before and after folic acid showed a significant difference (p = 0.000 or p <0.05). The mean levels of PlGF in the group of folic acid + didrogesterone, after measurements (post-didrogesterone + folic acid) for 4 weeks was 212.15 pg / mL, which means an average increase of 186.20 pg / mL. Results of paired t-test for PlGF levels in the population before and after didrogesterone + folic acid showed a significant difference (p = 0.000 or p <0.05). Based on the Kolmogorov-Smirnov test for n = 20 and α = 5% in comparison margin improvement in both groups, as the above data, the average difference PLGF levels normally distributed. The mean difference PLGF levels based on the age group of folic acid is 48.80 and in the group of folic acid + didrogesterone is 186.20. Unpaired t-test results for the two groups showed that the group receiving folic acid + didrogesteron have elevated levels of PlGF were significantly (p = 0.000 or p <0.05) compared to those who only get folic acid alone. The side effect of this supplementation on this research was nausea about 2/20 (10%) on folic acid + dydrogesterone group versus 1/20 (5%) on folic acid group with p value = 0.35 (p > 0.05) which is not statistical meaningful. Conclusion : From these results it can be concluded that the administration of didrogesteron can trigger PlGF levels in women of reproductive age.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Nugraha
Abstrak :
Sumberdaya ikan yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong di dominasi oleh ikan demersal (dasar). Ikan kakap merah (Lutjanus spp.) merupakan salah satu ikan demersal yang banyak terdapat di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong. Adanya penangkapan pada ikan kakap merah (Lutjanus spp.) yang berlangsung secara terus menerus tanpa adanya pengelolaan yang baik dapat mengakibatkan terjadinya penurunan atau kepenuhan terhadap jumlah populasinya. Tujuan riset ini untuk menduga potensi hasil tangkapan lestari, jumlah hasil tangkapan yang diperbolehkan, upaya penangkapan yang diperbolehkan, status pemanfaatan, dan strategi yang tepat dalam pengelolaan perikanan tangkap yang berkelanjutan komoditas ikan kakap merah (Lutjanus spp.) di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong, Kabupaten Lamongan. Riset ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode gabungan untuk mengetahui hubungan antara upaya penangkapan dan hasil tangkapan. Hasil riset ini menunjukkan potensi hasil tangkapan maksimum lestari sebesar 532,32 ton/tahun dan jumlah tangkapan yang diperbolehkan sebesar 425,86 ton/tahun. Tingkat pemanfaatannya sebesar 91% dengan status pemanfaatannya sudah fully exploited. Berdasarkan kondisi status pemanfaatannya direkomendasikan strategi pengelolaann dalam pengelolaan sumber daya ikan kakap merah yang berkelanjutan, yaitu pengaturan musim dan daerah penangkapan, pengaturan ukuran alat tangkap, pembatasan upaya penangkapan, dan penetapan kuota penangkapan. ......Fish resources of the study were landed in the Archipelagic Fishing Port of Brondong and it is dominated by the demersal fish (bottom). The red snapper (Lutjanus spp.) is one of demersal fish that is found in the Archipelagic Fishing port of Brondong. There is a catch on the red snapper (Lutjanus spp.) that takes place continuously without good management. This condition can impact to the the decline or fullness of the number of its population, it is necessary to have a review to suspect the potential of sustainable catch and the number of total allowable catch, and the number of total allowable efforts in the management of the sustainabl fishing commodity of red snapper (Lutjanus spp.) in the Archipelagic Fishing Port of Brondong. This research used a quantitative approach with mixed methods to see the relationship between effort and catch. utilization rate is 91% where condition in status fully exploited. Based on the conditions of utilization status, management strategies are recommended in sustainable management of red snapper resources, is regulations of the season and fishing grounds, fishing gear size regulations, limitation of fishing effort, and regulations setting by catch quota.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Murni
Abstrak :
Lithocarpus celebicus (Miq.) Rehder merupakan tanaman yang masih sedikit dieksplorasi aktivitas biologisnya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) serta uji toksisitas menggunakan larva udang Artemia salina Leach dan mendapatkan isolat murni yang memiliki aktivitas antioksidan dan toksisitas. Daun Lithocarpus celebicus (Miq.) Rehder diekstraksi menggunakan pelarut metanol kemudian dipartisi berturut-turut dengan pelarut n-heksan, etil asetat, n-butanol dan metanol. Hasil uji menunjukkan bahwa daun Lithocarpus celebicus (Miq.) Rehder memiliki aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 berturut-turut menunjukan nilai 57,47; 159,23; 48,25; 23,81 dan 27,08 μg/mL serta toksisitas dengan nilai LC50 669,42; 125,73; 79,55; 223,31 dan 523,58 μg/mL. Hasil identifikasi golongan senyawa diketahui ekstrak metanol, fraksi etil asetat dan fraksi butanol daun Lithocarpus celebicus (Miq.) Rehder mengandung golongan senyawa flavonoid, tanin, glikosida, saponin, dan terpenoid. Isolasi dilakukan pada fraksi etil asetat dengan teknik kromatografi kolom dipercepat dan konvensional (fase diam silika gel). Isolat yang diperoleh di karakterisasi menggunakan metode spektrofotometri uv-vis dan resonansi magnetik inti (1HRMI dan 13CRMI). Isolat tersebut selanjutnya disebut senyawa LC, memiliki nilai IC50 431,90 μg/mL dan LC50 24,80 μg/mL. Senyawa LC berhasil diisolasi dari fraksi n-heksan:etil asetat (95:5) kolom konvensional yang diduga metilsinamat dengan rumus molekul C10H10O2. ......Biological activity of Lithocarpus celebicus (Miq.) Rehder is unexplored. Therefore, this study performed its antioxidant activity using DPPH (1,1- diphenyl-2-pikrylhidrazyl) method as well as toxicity using Artemia salina Leach and get pure compound that have antioxidant and toxicity activities. Leaves of Lithocarpus celebicus (Miq.) Rehder extracted with methanol and then partitioned successively with n-hexane, ethyl acetate, butanol and methanol. The results showed that leaves of Lithocarpus celebicus (Miq.) Rehder have antioxidant activity with IC50 values 57,47; 159,23; 48,25; 23,81 and 27,08 μg/ml, respectively. However, toxicity activity showed LC50 values 669,42; 125,73; 79,55; 223,31 and 523,58 μg/mL, respectively. Identification groups compound known methanol extract, ethyl acetate and n-butanol fraction of Lithocarpus celebicus (Miq.) Rehder leaves containing flavonoid, tannin, glycoside, terpenoid and saponin. Isolation was done to ethyl acetate fraction by column chromatography (silica gel). Pure compound obtained from fraction of n-hexane: ethyl acetate (95:5), called LC compound. The compound was characterization by specthrophotometry uv-vis and nuclear magnetic resonance (1HNMR and 13CNMR). The result of antioxidant, LC compound showed IC50 value 431,90 μg/mL and the result of toxicity, LC compound showed LC50 value 24,79 μg/ml. Based on NMR data, LC compound have been found which has molecular formula C10H10O2, known as methyl cinamate.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2012
S42085
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurlisa Dwi Novianti
Abstrak :
ABSTRAK
Keunikan biodiversitas pegunungan Mekongga telah menarik perhatian banyak peneliti. Tim konservasi dari Amerika dan Indonesia telah menemukan sejumlah tanaman mengandung zat yang memiliki aktivitas antikanker. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa kimia yang menyebabkan tanamantanaman lain memiliki potensial sebagai antikanker berdasarkan uji pendahuluan terhadap aktivitas antioksidan dan efek toksik, salah satunya adalah Jambo-Jambo [Kjelbergiodendron celebicus (Koord) Merr.]. Aktivitas antioksidan dilakukan berdasarkan kemampuan meredam radikal bebas 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH), sedangkan efek toksik dilakukan dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Daun Jambo-Jambo diekstraksi dengan pelarut metanol dan dipartisi menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, butanol dan metanol. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak metanol mempunyai potensi toksik terhadap larva Artemia salina dengan nilai LC50 243,5 ppm dan aktivitas antioksidan senilai IC50 12,59 ppm. Isolasi dilakukan terhadap fraksi etil asetat menggunakan kromatografi kolom silika dan kromatotron. Senyawa murni yang diperoleh diidentifikasi struktur kimianya menggunakan Spektrofotometer UV-Vis, IR, NMR dan LCMS. Didukung dengan data hasil penapisan kimia, diduga senyawa tersebut golongan flavonoid yang mempunyai berat molekul 478.
ABSTRACT
The unique biodiversity of Mekongga mountains have attracted many researches. Conservation team from US and Indonesia have discovered a number of plants growing on Mekongga mountains which have anticancer activity. This study is aimed to identify chemical compounds which have anticancer activity based on preliminary testing of the antioxidant activity and toxic effects, one of them is Jambo-Jambo [Kjelbergiodendron celebicus (Koord) Merr.]. The antioxidant activity of Jambo-jambo leaves was measured by its ability to scavenge free radical 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH), whereas the toxic effect was analyzed by Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Jambo-Jambo leaves was extracted using methanol solvent and its methanolic extract was partitioned using the n-hexane, ethyl acetate, buthanol and methanol. Test results showed that the LC50 and IC50 value of its methanolic extract was 243,5 and 12,59 ppm. The ethyl acetate fraction which showed the best activity was isolated using silica column chromatography and chromatotron. Pure compounds was obtained by the chemical structures were identified using Spectrofotometer UV-Vis, IR, NMR and LCMS. Supported by data on the results of chemical screening, the compounds were suspected as flavonoid compound which has molecular weight 478.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43806
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Two flavonoid compounds, 5,7,3?,4?-tetrahydroxy-6-geranylflavonol (1) and kaempferol 7-O-β-glucose (2) have been isolated from the leaves of Macaranga hispida (Blume), Mull.Arg. Isolation and purification were conducted by chromatography methods and chemical structure characterization was carried out by spectroscopic methods. The 5,7,3?,4?-tetrahydrxyi-6-geranyl flavonol (1) and kaempferol 7-O-glucose (2) had moderate cytotoxic activity against murine leukemia P-388 cell lines with IC50 value of 0.22 and 101.5 μg/mL, respectively. The IC50 for antioxidant activities of (1) and (2) were 2.83 and 13.95 μg/mL, respectively. The LC50 of (1) and (2) from BSLT were 350 and >1000 μg/mL, respectively.

Identifikasi dan Studi Bioaktifitas Senyawa Flavonoid dari Macaranga hispida (Blume) Mull.Arg. Dua senyawa flavonoid, 5,7,3?,4?-tetrahidroksi-6-geranilflavonol (1) dan kaemferol 7-O-β-glukosa (2) telah diisolasi dari daun Macaranga hispida (Blume) Mull. Arg. Isolasi dan pemurnian dilakukan dengan metode kromatografi dan karakterisasi struktur kimia dilakukan dengan metode spektroskopi. 5,7,3', 4'-tetrahidroksi-6-geranil flavonol (1) kaemferol 7-Oglukosa (2) memiliki aktivitas sitotoksik sel murine leukemia P-388 dengan nilai IC50 masing-masing 0,22 dan 101,5 μg/mL. Aktivitas antioksidan (1) dan (2) dinyatakan dengan nilai IC50 masing-masing sebesar 2,83 dan 13,95 μg/mL. Nilai LC50 dengan uji BSLT (1) dan (2) masing-masing 350 dan >1000 μg/mL.
Tangerang Selatan: Research Center for Chemistry-LIPI, Region PUSPIPTEK Serpong, Banten, 2015
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andrias Steward Samusamu
Abstrak :
ABSTRAK
Penangkapan lobster di Pangandaran sudah berlangsung sejak tahun 1990-an. Perkembangan produksi lobster selama satu dasawarsa terakhir menunjukan kecenderung penurunan. Penurunan produksi lobster ini dapat dipengaruhi atau sebaliknya mempengaruhi kehidupan sosial-ekonomi masyarakat dan kelembagaan pengelolaan lobster di wilayah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis potensi sumber daya lobster di Pangandaran dan melihat hubungan antara kriteria pada masing-masing domain EAFM (Ecosystem Approach to Fisheries Management), serta menganalisis solusi ideal sebagai alternatif pengelolaan sumber daya lobster di Pangandaran. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, dengan metode campuran kuantitatif dan kualitatif, serta analisis MSY (Maximum Sustainable Yield), AHP (Analytic Hierarchi Process) dan TOPSIS (Technique for Order of Preference by Similarity to Ideal Solution). Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai upaya penangkapan lobster di wilayah Pangandaran selama tahun 2008-2017 telah melebihi fMSY kurang lebih sebesar 67,94% sedangkan nilai rata-rata produksi lobster di wilayah ini hanya sebesar 9.031 kg atau kurang lebih 43,59% di bawah nilai MSY dengan nilai CPUE yang mengalami penurunan sebesar 31,75% antara tahun 2016 dan 2017 sehingga status potensi lobster di wilayah Pangandaran telah mengalami overfishing. Hubungan antara kriteria pada masing-masing domaian EAFM berdasarkan hasil pembobotan setiap kriteria menunjukan bahwa kriteria luas tutupan karang (C6) pada domain habitat dan ekosistem menempati urutan tertinggi (0,13239), setelah itu diikuti oleh kriteria JTB lobster (C1) pada domain sumber daya (0,09639) dan kriteria ukuran lobster (C3) pada domain sumber daya merupakan kriteria yang menempati urutan ketiga (0,09566). Sedangkan, hasil analisis yang terkait dengan solusi ideal untuk pengelolaan lobster di Pangandaran adalah sesuai dengan alternatif dioptimalkan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sumber daya lobster di Pangandaran telah mencapai overfishing sebagai akibat dari jumlah upaya penangkapan yang tinggi. Penurunan produksi ini turut dipengaruhi oleh penurunan luas tutupan karang yang adalah habitat lobster sehingga hal ini perlu mendapat perhatian atau, dengan kata lain perlu diprioritaskan sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan sumber daya lobster di Pangandaran. Solusi ideal bagi pengelolaan lobster yang berkelanjutan di Pangandaran adalah pengelolaan lobster berdasarkan alternatif dioptimalkan.
ABSTRACT
The arrest of lobsters in Pangandaran has been going on since the 1990s. The development of lobster production over the past decade has shown a downward trend. This decrease in lobster production may be affected or otherwise affect the socio-economic life of the community and the institutional management of lobsters in the region. The purpose of this study was to analyze the potential of lobster resources in Pangandaran and to see the relationship between the criteria in each EAFM (Ecosystem Approach to Fisheries Management) domain, and to analyze the ideal solution as an alternative to the management of lobster resources in Pangandaran. The approach used in this research is quantitative, with the method of quantitative and qualitative mix, and analysis of MSY (Maximum Sustainable Yield), AHP (Analytic Hierarchi Process) and TOPSIS (Technique for Order of Preference by Similarity to Ideal Solution). The results showed that the value of lobster catch effort in Pangandaran area during 2008-2017 has exceeded fMSY approximately 67.94% while the average value of lobster production in this region is only 9,031 kg or less 43,59% below value MSY with CPUE value decreasing 31,75% between 2016 and 2017 so that potency status of lobsters in Pangandaran area has been overfishing. The relationship between the criteria in each EAFM domain based on the weighting result of each criterion indicates that the criteria for coral cover (C6) extent in the highest domain and ecosystem habitats (0.13239), followed by JTB lobster (C1) criteria on resource domain (0.09639) and lobster size criterion (C3) on resource domain existing (0.09566). Meanwhile, the analysis results related to the ideal solution for lobster management in Pangandaran is in accordance with the optimized alternatives. The conclusion of this research is that the lobster resources in Pangandaran have reached overfishing as a result of the high number of fishing effort. The decline in production is done by coral habitats that are habitat for habitat lobsters that need attention or, in other words, need to be prioritized as resources in the management of lobster resources in Pangandaran. The ideal solution for existing lobster management in Pangandaran is optimized alternative lobster management.
2018
T50995
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elrin Meivian Mongi
Abstrak :
Perubahan iklim yang terjadi saat ini dikarenakan oleh aktifitas antropogenik dari penggunaan energi dan industri dalam mempengaruhi suhu dan iklim bumi. Perubahan suhu dan perubahan iklim yang terjadi di bumi dapat berdampak pada keempat dimensi yaitu ketersediaan, stabilitas, akses dan pemanfaatan ketahanan pangan. Ketersediaan produk perairan akan bervariasi melalui perubahan ekosistem, produksi, distribusi spesies dan habitat. Perubahan iklim yang terjadi saat ini disebabkan oleh aktivitas manusia dalam menggunakan energi dan industri yang berpengaruh pada suhu dan iklim Bumi. Perubahan tersebut dapat berdampak pada empat aspek penting dalam ketahanan pangan, yaitu ketersediaan, stabilitas, akses, dan pemanfaatan. Masalah dalam penelitian ini adalah penurunan produksi udang. Tujuan penelitian adalah Menganalisis pengaruh luas tambak, pengetahuan petambak, produksi udang, kualitas air tambak, luas mangrove terhadap produktivitas tambak; Menganalisis pengaruh nilai produktivitas tambak terhadap nilai total ekonomi udang dan nilai total ekonomi mangrove; Memformulasikan model wanamina udang vaname berkelanjutan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem dinamik. Hasil dari penelitian ini adalah Nilai Total Ekonomi Mangrove yang di dapat secara ekonomi lebih menguntungkan daripada Nilai Total Ekonomi Udang. Kesimpulan penelitian ini adalah Konsep wanamina udang vaname merupakan budidaya perikanan berkelanjutan yang mengkuantifikasikan nilai manfaat mangrove menjadi nilai ekonomi. Bauran dari rehabilitasi mangrove dan budidaya kultivan menghasilkan nilai ekonomi yang dapat digunakan untuk mitigasi dampak perubahan iklim. ......The current climate change is caused by anthropogenic activities related to energy use and industrial processes, which affect the temperature and climate of the Earth. Changes in temperature and climate can impact the four dimensions of food security: availability, stability, access, and utilization. The availability of aquatic products will vary due to changes in ecosystems, species production, distribution, and habitat. The current climate change is caused by human activities in energy use and industry, which have an influence on the Earth's temperature and climate. These changes can have an impact on four crucial aspects of food security: availability, stability, access, and utilization. The problem addressed in this research is the decline in shrimp production. The research aims to analyze the influence of pond area, farmers' knowledge, shrimp production, pond water quality, and mangrove area on pond productivity; analyze the impact of pond productivity on the total economic value of shrimp and the total economic value of mangroves; and formulate a sustainable model for vannamei shrimp farming. The method used in this research is dynamic systems. The results of this research show that the Total Economic Value of mangroves is economically more beneficial than the Total Economic Value of shrimp. The conclusion of this research is that the concept of sustainable vannamei shrimp farming, known as "wanamina," quantifies the benefits of mangroves into economic value. The combination of mangrove rehabilitation and culturing practices generates economic value that can be used for mitigating the impacts of climate change.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>