Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bantul: Ifada Publishing, 2017
320.8 DES
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Romli
Abstrak :
The recycling of residual agricultural biomass using anaerobic digestion allows for the recovery of biomass carbon and nutrients as sources of energy and fertilizer. The obstacles that are encountered in this process include the lignocellulosic structure of biomass tissue and its high carbon-to-nitrogen (C:N) ratio. This study evaluates the codigestion system of pretreated sorghum stalks and wastewater sludge. The stalks were pretreated by partial biooxidation to improve their bacterial accessibility. The digesters were fed a mixture of stalk and sludge at ratios of 100:0, 80:20, 60:40, and 40:60 (total solids [TS] basis). The digesters were run in batches at 35-36 °C, with an initial TS of 15%. The digesters? performance was evaluated in terms of biogas production rate and yield. The digesters that were run with feed ratios of 80:20 and 60:40 showed shorter lag phase, higher biogas generation rates, and higher biogas yields compared to those run with feed ratios of 100:0 and 40:60. The highest specific biogas production (of 122 L/kg TS) was achieved by the digesters run at ratios of 80:20 and 60:40. The digesters run only with stalks (ratio 100:0) resulted in specific gas production of 67 L/kg TS, whereas those fed on a feed ratio of 40:60 generated only 13 L/kg TS. We conclude that the co-digestion of sorghum stalks and wastewater sludge at a proper ratio improves biogas production.

Pencernaan Campuran Batang Sorgum dan Sludge untuk Produksi Biogas. Daur ulang residu biomassa pertanian menggunakan pencernaan anaerobik memungkinkan untuk memanfaatkan karbon dan nutrisi dari biomassa tersebut sebagai sumber energi dan pupuk. Kendala yang dihadapi dalam proses ini meliputi struktur lignoselulosa biomassa dan nisbah karbon terhadap nitrogen (C:N) yang tinggi. Studi ini mengevaluasi sistem pencernaan campuran batang sorgum dan sludge penanganan limbah cair industri. Sebelumnya dilakukan perlakuan awal terhadap batang sorgum dengan bio-oksidasi parsial untuk meningkatkan aksesibilitas bakteri terhadap biomassa tersebut. Digester diberi umpan campuran batang sorgum dan lumpur pada nisbah 100:0, 80:20, 60:40, dan 40:60 (basis total padatan [TS]). Digester dioperasikan secara curah pada 35-36 °C, dengan TS awal 15%. Kinerja digester dievaluasi berdasarkan laju produksi dan volume biogas. Digester yang dioperasikan dengan rasio umpan 80:20 dan 60:40 menunjukkan fase adaptasi yang lebih pendek, laju generasi biogas yang lebih tinggi, dan volume produksi biogas yang lebih tinggi dibandingkan dengan hasil yang diperoleh dari digester yang dioperasikan dengan rasio umpan 100:0 dan 40:60. Produksi biogas spesifik tertinggi (122 L/kg TS) dicapai pada digester yang dioperasikan pada nisbah 80:20 dan 60:40. Digester yang dioperasikan dengan umpan batang sorgum saja (nisbah 100:0) menghasilkan produksi biogas spesifik 67 L/kg TS, sedangkan yang diberi umpan dengan nisbah 40:60 hanya menghasilkan 13 L/kg TS. Disimpulkan bahwa pencernaan campuran batang sorgum dan sludge pada proporsi yang tepat meningkatkan produksi biogas.
Institut Pertanian Bogor, Department of Agro-Industrial Technology, 2015
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Wdiastuti
Abstrak :
Kebersihan pengembangan padi hibrida bergantung pada ketersediaan galur/ mandul jantan ( cytoplasmic male strelity, CMS) dan galur pemulihan kesuburan ( restorer) yang efektif. Teknik molekuler dapat di gunakan untuk membantu pemulia dalam menentukan galur-galur tetua yang tepat untuk perakitan padi hibrida. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan genetic tiga tipe sitoplasma padi ( wild abortive/ WA, Kalinga, dan Gambiaca) dan mengidentifikasi keragaman gen yang mengendalikan pemulihan kesuburan. Penelitian ini menggunakan sembilan hibrida F1 dan populasi F2 yang diperoleh dari tiga tipe sitoplasma (IR58025A-WA, IR80156A-Kalinga, dan IR80154A-Gambiaca) yang disilangkan dengan tiga galur pemulih kesuburan (PK90, PK12, dan BPII). Sebanyak 15 marka SSR digunakan untuk menyeleksi daerah genom pada kromosom 1 dan 10 di mana gen Rf3 and RF4 berada. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemulihan kesuburan pada galur CMS-WA dan CMS-Gambiaca didominasi oleh dua gen independen Rf3 and Rf4, sedangkan pada galur CMS-Kalinga oleh gen tunggal. Proses biologi yang mengendalikan pemulihan kesuburan tiga tipe CMS pada semua hibrida F1 adalah sama berdasarkan tingkat fertilitas polen dan spliket, yaitu masing-masing 76,1-78,3% dan 69,1-76,7%. Galur mandul jantan PK12 memilki kemampuan memulihkan kesuburan lebih kuat dibandingkan dengan PK90 dan BPII. Marka SSR RM490 dan RM258 berpotensi menjadi penanda untuk gen Rf3 dan Rf4 untuk memulihkan kesuburan CMS tipe WA. Penggunaan galur mandul jantan tipe WA dianjurkan untuk mengidentifikasi galur R yang mampu memulihkan kesuburan.
Jakarta: Indonesian Agency for Agricultural Research and Development, 2017
630 IJAS 11:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Heni Safitri
Abstrak :
ABSTRAK
Salinitas merupakan masalah yang sangat serius dalam budi daya padi. Salinitas secara drastic menurunkan pertumbuhan dan hasil gabah, terutama pada fase bibit, terutama pada fase bibit. Beberapa genotipe padi telah dihasilkan, namun toleransinya terhadap salinitas belum pernah diuji. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi toleransi genotipe-genotipe ppadi terhadap salinitas pada fase bibit. Percobaan dilaksanakan di Rumah Kaca Cimanggu Bogoor pada bulan april hingga Mei 2013. Materi yang digunakan adalah 13 genotipe padi pada dua varietas pembanding yaitu pokkali ( toleran salinitas) dan IR29 (peka salinitas) yang diuji pada fase bibit. Percobaan menggunakan rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan dan dua factor. Factor pertama adalah kadar NaCI (0 dan 120 mM) dan factor kedua adalah 13 genotipe padi. Benih padi ditanam dalam media hara ( hidroponik) yang ditambah NaCI dengan kadar yang berbeda. Tingkat pertumbuhan dan kerusakan tanaman akibat salinitas dicatat secara berkala. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kadar salinitas 120 mM NaCI menyebabkan penurunan pertumbuhan bibit semua genotype padi, namun genotype yang toleran mampu bertahan selama 14 hari atau hingga varietas pembanidng yang sensitive mati. Berdasarkan gelaja kerusakan yan tampak pada daun, lima genotype yaitu Dendang, Inpara 5, Inpara 29, IT77674-3B-8-2-2-14-4-AJY2, dan IR81493-BBB-6-B-2-1-2 toleran terhadap salinitas 120mM. sementara Inpara 4 sangat peka salinitas seperti halnya IR29. Oleh karena itu, Inpara 4 dapat digunakan sebagai varietas peka salinitas pada penelitian selanjutnya tentang pengujian toleransi varietas. Evaluasi lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui toleransinya terhadap salinitas pada kondisi lapangan.
Jakarta: Indonesian Agency for Agricultural Research and Development, 2017
630 IJAS 11:2 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library