Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
Simanjuntak, Rudy Tua
Abstrak :
ABSTRAK
Oleh karena sistem lantai gedung bertingkat banyak seringkali terbuat dari pelat beton bertulang (yang pejal ataupun berusuk), perancangan pelat segi empat yang menerus cukup penting dalam praktek. Masing-masing panil sistem lantai ini ditumpu pada keempat sisinya oleh balok atau dinding yang membentuk struktur monolit. Analisis klasik dan numerik untuk pelat dua arah yang menerus pada beberapa tumpuan terlalu rumit untuk diterapkan dalam praktek.
Atas alasan ini, sejumlah penyelesaian yang sudah diterapkan telah dikembangkan oleh pelbagai peneliti untuk tujuan praktis. Dengan memperhatikan banyaknya ketidakpastian yang terlibat, seperti ketidaktepatan dalam penaksiran beban aksial, variasi sifat-sifat bahan dan interaksi antara pelat dengan balok atau dinding (yang semuanya cenderung membuat hasil analisis yang eksak hanya menjadi ilusi), pemakaian Metode Pendekatan yang memadai bisa dibenarkan. Dari sejumlah penyelesaian dalam bidang teknik yang ada untuk menganalisa momen lentur pelat dari struktur lantai maka dapat digunakan suatu Metode Pendekatan ( approximate method). Metode pendekatan ini di kenal sebagai Metode Langsung atau "Direct Design Method", yang digunakan untuk menganalisa momen positif dan momen negatifpadajalur kolom ( column strip ) danjalur tengah ( midle strip ) untuk sistem pelat lantai dua arah (two way slab).
Untuk menentukan gaya dalam (momen lentur) dari struktur lantai tersebut maka digunakan suatu pedoman yaitu ACI Building Code (American Concrete Institute). Pada ACI Building Code pendistribusian atau penyebaran momen lentur pada pelat lantai pada jalur kolom dan jalur tengah telah ditentukan dalam bentuk tabel berupa nilai koefisien momen ataupun berupa persamaan. Sebagai perbandingan terhadap analisa pendekatan ini penulis menggunakan suatu piranti lunak yaitu Program SAP 90.
1997
S34539
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rifat Thahtawi
Abstrak :
Setiap bangunan bertingkat tinggi, selalu didisain terhadap gaya gempa selain terhadap gaya akibat beban mati maupun benda hidup. Demikian pula untuk bangunan-bangunan bertingkat rendah terutama untuk bangunan yang tidak boleh hancur/rusak berat terhadap gempa bumi.
Gaya gempa adalah suatu gaya lateral terhadap bangunan yang menimbulkan perpindahan/lendutan, gaya aksial & momen pada kolom atau balok pada struktur. karena adanya eksentrisitas akibat lendutan pada struktur, gaya-gaya aksial pada kolom kembali menimbulkan pertambahan momen pada struktur tersebut. Hal ini yang disebut Efek P-Delta.
Tugas yang akan dilaksanakan ini adalah melakukan studi parameter pada suatu sistem portal yang mempunyai ketinggian dan lebar bentang keseluruhan sama dengan memvariasikan jarak bentang kolomnya. Dari studi parameter tersebut, dicari besarnya delta/simpangan untuk tiap lantai dan pertambahan momen pada kolom terbesar. Untuk perhitungan delta, karena gaya aksial akibat gaya gempa pada kolom berbeda-beda, maka untuk menyamakan tegangan pada kolom dibuat pendimensian luas kolom yang berbeda-beda. Kemudian dibuat grafik antara besarnya selisih delta pada tiap lantai dan prosentase pertambahan momen dengan perbandingan jarak antar kolom dengan lebar bentang keseluruhan dari bangunan.
Dari grafik yang didapat tersebut, kemudian dibandingkan dengan peraturan Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung, 1987 yang menjelaskan besarnya delta dan prosentase pertambahan momen yang diijinkan untuk suatu ketinggian tertentu dari bangunan. Dengan melihat dari hasil tugas ini yang ingin ditinjau adalah apakah kuantitas dari kolom dalam satu bentang ada pengaruhnya pada peraturan tersebut dan seandainya ada, bagaimana sebaiknya peraturan itu dapat diperinci lagi.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S34705
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Andi Djunaidi
Abstrak :
ABSTRAK
Pada perencanaan gedung-gedung bertingkat tinggi, pada umumnya para perencana struktur berkonsentrasi penuh untuk memodelisasi struktur yang seakurat mungkin, termasuk dalam memilih segala macam kombinasi beban yang ada.
Setelah mendapatkan model yang cocok, perencana struktur langsung melakukan perhitungan dari model sistem struktur tersebut. Dalam prakteknya, perencana struktur dapat menggunakan software-software komputer yang handal untuk menganalisis sistem tersebut. Bahkan dengan bantuan software desain (post processor) yang ada, dapat langsung ditentukan ukuran-ukuran yang dibutuhkan untuk model struktur tersebut.
Kenyataan sesungguhnya, pembangunan gedung dilaksanakan secara bertahap lantai demi lantai. Sehingga pembebanan yang terjadi juga tertahap selaras dengan kemajuan pembangunan lantainya.
Secara tidak sadar, perencana struktur mengabaikan kenyataan bahwa dalam pelaksanaannya, beban-beban yang teijadi bertambah secara bertahap lantai demi lantai. Pembahan beban secara bertahap ini akan mempengaruhi gaya dalam yang terjadi, yang hasilnya akan berbeda bila perencana struktur langsung menganalisis model yang ada dengan beban keseluruhan. Perbedaan yang cukup besar akan terjadi pada saat pekerjaan lantai semakin tinggi.
Dalam karya tulis ini akan dibahas pengaruh tahap-tahap pelaksanaan pembangunan gedung tertingkat tinggi, terutama akibat tahap-tahap pembebanan yang ada Akan dibandingkan perbedaan gaya-gaya dalam yang terjadi pada setiap tahap pelaksanaan sampai sistem struktur keseluruhan selesai dibangun.
Pada karya tulis ini, semua perhitungan dilakukan dengan menggunakan Program SAP?90, yang terkenal akurat dalam menghitung gaya-gaya dalam. Semua asumsi dan keterbatasan dalam program tersebut menjadi batasan dalam karya tulis.
1997
S34692
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Yetrizal
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S35033
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Yoga Hudaya
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S34289
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sandra Inawaty
Depok: Universitas Indonesia, 1993
S34272
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Hartono Lowis
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S34432
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Haloho, Demson
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S34473
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Bharata Rahaju
Abstrak :
Gambut dengan rentang dengan ketebalan 1.0 - 8.0 meter menutupi daerah yang cukup luas pada dataran di Indonesia. Gambut adalah tanah yang terbentuk dari percampuran fragmen-fragmen material organik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan telah berubah secara kimiawi menjadi fosil. Karakteristik yang urnum dari tanah gambut adalah kadar air yang tinggi, daya dukung yang rendah dan kemampumampatan yang tinggi. Karena itu gambut dapat digolongkan sebagai tanah yang kurang menguntungkan bagi rekayasa konstruksi. Konsolidasi merupakan Salah satu aspek penting dalam mekanika tanah dan penurunan merupakan salah satu kriteria penting dalam desain konsktruksi selain kapasitas daya dukung tanah dasar. Karakteristik konsolidasi meliputi konsolidasi primer dan sekunder (primary and secondary consolidation).
Pada penelitian ini, gambut diuji konsolidasi satu dimensi dengan menggunakan sel konsolidasi Rowe. Dengan drainase vertikal satu arah ke atas maka dapat dilakukan pengukuran terhadap perubahan tekanan air pori di dasar sel. Pengujian dilakukan dengan pembebanan standar (24 jam), pembebanan 48 jam, pembebanan awal (preioading) yang dilanjutkan dengan pembebanan 24 jam dan pembebanan Iangsung jangka panjang. Contoh tanah yang diuji berasal dari Palembang dan Riau.
Hasil pengujian kemudian dianalisa dengan mempergunakan model reologi Gibson dan Lo yang telah diadopsi oleh Edil dan Dhowian untuk mendapatkan karakteristik konsolidasi gambut. Parameter yang dianalisa adalah parameter pemampatan primer, parameter pemampatan sekunder dan falctor kecepatan pemampatan sekunder.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa gambut mempunyai perilaku konsolidasi yang berbeda dengan tanah inorganik biasanya. Perilaku pernampatan gambut menuujukkan terjadinya pemampatan primer, sekunder dan tersier. Analisa hasil pengujian menunukkan bahwa model reologi Gibson dan Lo dapat dipergunakan untuk memodelisasi tanah gambut dengan memalgai parameter-parameter reologi Edil dan Dhowian. Parameter-parameter hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk menganalisa pemampatan garnbut.
Periode pembebanan dan pembebanan awal mempengaruhi karakteristik konsolidasi gambut. Lama wakru pembebanan dapat memperbesar pemarnpatan gambut karena kemampumampatan bertambah besar. Sedangkau pemberian beban awal dapat mengurangi kemampumampatau gambut sehingga pemampatan yang terjadi akan lebih kecil.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S34593
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Saiful Sakti
Abstrak :
ABSTRAK
Pertumbuhan di bidang perekonomian yang semakin pesat di Indonesia telah merubah wajah kota Jakarta menjadi sebuah kota metropolitan. Meningkatnya pertumbuhan penducluk di Jakarta mempengaruhi meningkatnya kebutuhan akan moda transportasi dan prasarana jalan. Semakin pesatnya perkcmbangau lalu lintas, kemungkinan besar tidak dapat tertampung lagi pada konstruksi yang telah ada, baik jalan layang maupun darat. Untuk mengatasi masalah tersebut, salah satu altematif yang dapat digunakan di Indonesia pada umumnya dan Jabotabek pada khususnya digunakan sistem transportasi dengan volume angkut yang tinggi dan bcbas hambatan, yaitu subwcly.
Subway adalah jalan bawah tanah dengan KA sebagai moda transportasinya Dengan sistem ini, penduduk dapat diangkut dalam jumlah yang besar tanpa mengalami kemacetan dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, sistem ini akan diterapkan di DK! Jakarta sebagai satu alterantif dalam rnengatasi masalah lalu lintas. J alur Blok M-Kota direncanakan sebagi jalur subway pertama yang akan dibangun di Jakarta.
Studi ini dimaksudkan untuk mengetahui kestabilan gedung dan permukaan tanah akibat pelaksanaan kontruksi terowongan dangkal (subway)
apabila di kiri~kanan jalan diberi dinding penahan. Sehingga akan diketahui seberapa besar deforrnasi yang terjadi akibat penerowongan tersebut, khususnya penumnan pada permukaan jalan/tanah, akibat adanya terowongan atau gedung yang akan dibangun.
Studi skripsi ini menganalisa simulasi-simulasi terowongan dangkal yang berdinding penahan. Kasus diambil dari proyek pembangunan subway Blok M-
Kota dengan iokasi tiktifi Data-data tanah diambil dari laporan penyelidikan tanah proyek pembangunan gedung Prince Office yang terletak di jalan Jend.
Sudinnan atau di sekitar Setiabudi. Analisa dilakukan dalam dua dimensi pada penampang vertikal yang memotong lokasi tersebut. Modelisasi dari potongan tersebut diusahakan mendekati keadaan sebenamya. Tanah akan ditinjau dalam dua model konstitutif; yaitu clastis nonhomogen dan elastis-plastis sempurna.
Metode yang digunakan dalam studi ini adalah Metode Elemen I-Iingga (1\¢fE.H)_ Metode ini merupakan suatu rnetoda perhitungan pendekatan terbaik yang dapat digunakan dalam analisis numerik.
Program MEH yang digunakan dalam studi ini adalah piranti lunak SAGE CRISP. Piranti lunak khusus Analisa Geoteknik ini dikembangkan oleh University of Cambridge (UK) dan Sage Engineering Ltd.
1997
S34706
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library