Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kevin Sebastian Santoso
"Vaksinasi COVID-19 merupakan tindakan pencegahan yang penting terhadap pandemi COVID-19. Mahasiswa masuk dalam target penting program vaksinasi COVID-19 di Indonesia. Memahami faktor-faktor yang terkait dengan sikap terhadap vaksinasi COVID-19 dapat membantu Pemerintah untuk meningkatkan penerimaan vaksin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap mahasiswa rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia angkatan 2017 – 2019 terhadap vaksinasi COVID-19. Studi cross-sectional dilakukan dengan merekrut 443 mahasiswa yang diperoleh melalui purposive sampling. Pengujian hipotesis yang digunakan dalam analisis bivariat adalah uji chi-square. Pengumpulan data dilakukan antara bulan April – Mei 2021 dengan kuesioner online. Sebanyak 443 responden dengan proporsi responden perempuan 88,7% dan responden laki-laki 11,7%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki sikap mendukung Vaksinasi COVID-19 (53,5%). Ada hubungan yang signifikan antara persepsi kerentanan (PR: 1,2, 95% CI: 1,0-1,5, p=0,027), persepsi keparahan (PR: 1,4, 95% CI: 1,2-1,6, p=0,000), persepsi manfaat (PR: 1,8, 95% CI: 1,5-2,1, p=0.000), persepsi hambatan (PR: 2.2, 95% CI: 1,8-2,6, p=0.000), informasi yang didapatkan (PR: 1,8, 95% CI: 1,5-2,2 , p=0,000), dan dukungan lingkungan sosial (PR: 2,0, 95% CI: 1,7-2,4, p=0,000) dengan sikap terhadap vaksinasi COVID-19. Tidak ada hubungan bermakna antara usia (PR: 1,1, CI 95%: 0,8-1,4, p=0,69), jenis kelamin (PR: 0,9, 95% CI: 0,7-1.1, p=0,878), riwayat COVID-19 ( PR: 0,9, 95% CI: 0,8-1,2, p=0,677), pengetahuan (PR 1,2, 95% CI: 0,7-1,9, p=0,578), dan persepsi kemampuan diri (PR: 1,2, 95% CI: 1,0- 1,4, p=0,054) dengan sikap terhadap vaksinasi COVID-19. Dengan meningkatkan manfaat yang dirasakan dan mengurangi hambatan yang dirasakan terkait vaksinasi COVID-19, maka sikap mahasiswa terhadap vaksinasi COVID-19 juga akan meningkat.

COVID-19 vaccination is an important preventive act against COVID-19 pandemic. College student is included as important target for COVID-19 vaccination program in Indonesia. Understanding the factors related to the attitude towards COVID-19 vaccination can help Government to increase the acceptance of the vaccines. The purpose of this study was to determine the factors related to the attitude of student in Health Science Cluster University of Indonesia class of 2017 – 2019 towards the COVID-19 vaccination. A cross-sectional study was conducted by recruiting 443 students obtained through purposive sampling. Hypothesis testing used in the bivariate analysis was the chi-square test. The data was collected between April – Mei 2021 by online questionnaire. A total of 443 respondent with the proportion of female respondent is 88,7% and male respondent is 11,7%. The result show that most of the college students have an attitude to support COVID-19 Vaccination (53,5%). There was a significant relationship between perceived susceptibility (PR: 1,2, 95% CI: 1,0-1,5, p=0,027), perceived severity (PR: 1,4, 95% CI: 1,2-1,6, p=0,000), perceived benefits (PR: 1,8, 95% CI: 1,5-2,1, p=0.000), perceived barriers (PR: 2.2, 95% CI: 1,8-2,6, p=0.000), information obtained (PR: 1,8, 95% CI: 1,5-2,2 , p=0,000), and social environment support (PR: 2,0, 95% CI: 1,7-2,4, p=0,000) with attitudes towards COVID-19 vaccination. There was no significant relationship between age (PR: 1,1, CI 95%: 0,8-1,4, p=0,69), gender (PR: 0,9, 95% CI: 0,7-1.1, p=0,878), history of COVID-19 (PR: 0,9, 95% CI: 0,8-1,2, p=0,677), knowledge (PR 1,2, 95% CI: 0,7-1,9, p=0,578), and self-efficacy (PR: 1,2, 95% CI: 1,0- 1,4, p=0,054) with attitude towards COVID-19 vaccination. By increasing perceived benefits and decreasing perceived barriers related to COVID-19 vaccination, the attitude of college students towards COVID-19 vaccination will also increase."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elviza Rahmadona
"Salah satu komorbid yang paling banyak menyertai pasien Covid-19 di Indonesia adalah Hipertensi dengan proporsi kasus 52,1% dan proporsi kematian sebanyak 19,2% dan menjadi komorbid paling tinggi pada pasien Covid-19 di Indonesia. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan hipertensi dengan kematian pasien Covid-19 pada April 2020 – Juli 2021 berdasarkan data rekam medik pasien rawat inap di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Desain studi pada penelitian ini adalah studi kasus kontrol dimana kasus adalah pasien Covid-19 yang meninggal dan kontrol adalah pasien Covid-19 yang tidak meninggal berdasarkan data rekam medik melalui aplikasi SIMRS. Sampel pada penelitian ini adalah yang memenuhi kriteria inklusi yaitu 93 pasien pada kelompok kasus dan 200 pada kelompok kontrol yang telah dilakukan uji pemeriksaan PCR terlebih dahulu. Data dianalisis menggunakan uji chi-square dan regresi logistik. Dari hasil analisis diperoleh hubungan antara hipertensi dengan kematian Covid-19 namun memiliki risiko protektif dengan OR adjusted = 0,0661 (95% CI = 0,026 – 0,171, p value = <0,0001) setelah dikontrol variabel umur, jenis kelamin, diabetes, PPOK, CVD. Hasil penelitian ini masih memiliki kelemahan berupa misklasifikasi non diferensial dan keterbatasan data yang tersedia pada data rekam medik melalui aplikasi SIMRS
.....One of the most comorbidities to Covid-19 patient in Indonesia is hypertension, which is 52,1% in confirmed cases and 19,2% in mortality cases and be ranked first of comorbidities in Covid-19 patient. This tudy aims to determine association hypertension to Covid-19 patient death for April 2020 – July 2021 based on medical record data of inpatient at RSUD Arifin Achmad – Riau Province. This is a case control study, which is cases were the death patient and controls were non-dead patient based on medical record data through SIMRS app. This study analyze 93 cases and 200 controls include in inclusion criteria which has been tested PCR. The data was analyzes use chi-square test and logistic regression. Based on the result, that was found association between hypertension to mortality of covid-19 but have protective risk to patient in adjusted OR = 0,0661 (95% CI = 0,026 – 0,171, p value <0,0001) after controlled by age, sex, diabetes, COPD and CVD. This study result have limitation yet that is misclassification non differential and available data in medical recor patient through SIMRS app"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Masfufah
"Difteri merupakan penyakit menular yang dapat menyebabkan kematian. Di Indonesia, Difteri merupakan masalah endemis dimana tingkat kematian Difteri selama lima tahun terakhir mengalami peningkatan yaitu sebesar 1,8% pada tahun 2018 menjadi 8,5% pada tahun 2022. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa riwayat vaksinasi dan pemberian Anti Difteri Serum (ADS) merupakan faktor independen yang mempengaruhi kematian akibat Difteri, namun efek gabungan kedua faktor tersebut belum banyak diketahui. Oleh karena itu, dilakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui hubungan riwayat vaksinasi Difteri dan riwayat pemberian ADS dengan kejadian kematian Difteri di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus kontrol dengan menggunakan data sekunder dari laporan surveilans Difteri Kementerian Kesehatan tahun 2018-2022. Hasil penelitian menunjukkan risiko gabungan pada mereka yang tidak divaksinasi dan tidak diberikan ADS sebesar 4,57 kali (95% CI 2,30-9,09) lebih tinggi dibandingkan kasus Difteri dengan riwayat divaksinasi dan diberikan ADS. Risiko indepeden menunjukkan kelompok yang tidak divaksinasi memiliki risiko kematian 3,03 kali (95% CI 1,93-4,75) lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang divaksinasi. Sedangkan kelompok yang tidak diberikan ADS memiliki risiko kematian 0,31 kali (95% CI 0,11- 0,82) lebih rendah dibandingkan dengan kelompok yang diberikan ADS, namun hasil ini mungkin masih dipengaruhi oleh faktor-faktor perancu yang belum dikontrol dalam penelitian ini, sehingga tidak dapat disimpulkan bahwa tidak memberikan ADS justru menurunkan risiko kematian akibat Difteri. Sebanyak 45% kejadian kematian Difteri dikaitkan dengan interaksi antara tidak divaksinasi dan tidak diberikan ADS. Oleh karena itu, penting untuk melakukan upaya bersama untuk meningkatkan cakupan vaksinasi dan pemberian ADS secara tepat untuk menurunkan kejadian kematian akibat Difteri.

Diphtheria is an infectious disease that can cause death. In Indonesia, Diphtheria is an endemic problem with an increasing death rate over the last five years by 1.8% in 2018 to 8.5% in 2022. Previous studies have shown that vaccination and administration of diphtheria antitoxin (DAT) affect mortality, but their combined effect is not widely known. Therefore, a study was conducted to determine the relationship between these two factors and Diphtheria mortality in Indonesia. The research used a case-control design with secondary data from the Ministry of Health's 2018-2022 Diphtheria surveillance report. The findings revealed that individuals who were neither vaccinated nor given DAT had a 4.57 times higher risk of death (95% CI 2.30-9.09) than vaccinated and received DAT group. Unvaccinated individuals had a 3.03 times higher risk of death (95% CI 0.11-0.82) than vaccinated individuals. The risk of death was 0.31 times lower (95% CI 0.11-0.82) in those who did not receive DAT. However, it is important to note that these results may still influenced by uncontrolled factors, thus no conclusion can be drawn regarding the reduction of death risk through withholding DAT. Up to 45% of diphtheria-related mortality were linked to the combination of this two factors. To reduce diphtheria deaths, it is essential to enhance immunization coverage and administer DAT properly."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elviza Rahmadona
"Salah satu komorbid yang paling banyak menyertai pasien Covid-19 di Indonesia adalah Hipertensi dengan proporsi kasus 52,1% dan proporsi kematian sebanyak 19,2% dan menjadi komorbid paling tinggi pada pasien Covid-19 di Indonesia. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan hipertensi dengan kematian pasien Covid-19 pada April 2020 – Juli 2021 berdasarkan data rekam medik pasien rawat inap di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Desain studi pada penelitian ini adalah studi kasus kontrol dimana kasus adalah pasien Covid-19 yang meninggal dan kontrol adalah pasien Covid-19 yang tidak meninggal berdasarkan data rekam medik melalui aplikasi SIMRS. Sampel pada penelitian ini adalah yang memenuhi kriteria inklusi yaitu 93 pasien pada kelompok kasus dan 200 pada kelompok kontrol yang telah dilakukan uji pemeriksaan PCR terlebih dahulu. Data dianalisis menggunakan uji chi-square dan regresi logistik. Dari hasil analisis diperoleh hubungan antara hipertensi dengan kematian Covid-19 namun memiliki risiko protektif dengan OR adjusted = 0,0661 (95% CI = 0,026 – 0,171, p value = <0,0001) setelah dikontrol variabel umur, jenis kelamin, diabetes, PPOK, CVD. Hasil penelitian ini masih memiliki kelemahan berupa misklasifikasi non diferensial dan keterbatasan data yang tersedia pada data rekam medik melalui aplikasi SIMRS

One of the most comorbidities to Covid-19 patient in Indonesia is hypertension, which is 52,1% in confirmed cases and 19,2% in mortality cases and be ranked first of comorbidities in Covid-19 patient. This tudy aims to determine association hypertension to Covid-19 patient death for April 2020 – July 2021 based on medical record data of inpatient at RSUD Arifin Achmad – Riau Province. This is a case control study, which is cases were the death patient and controls were non-dead patient based on medical record data through SIMRS app. This study analyze 93 cases and 200 controls include in inclusion criteria which has been tested PCR. The data was analyzes use chi-square test and logistic regression. Based on the result, that was found association between hypertension to mortality of covid-19 but have protective risk to patient in adjusted OR =  0,0661 (95% CI = 0,026 – 0,171, p value <0,0001) after controlled by age, sex, diabetes, COPD and CVD. This study result have limitation yet that is misclassification non differential and available data in medical recor patient through SIMRS app"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rajesh Kumar Das
"COVID-19 yang dimulai dari kota Wuhan China pada Desember 2019 telah menyebabkan jutaan infeksi di seluruh dunia. Di Indonesia, dua kasus pertama dilaporkan pada 2 Maret 2020 dan respons utama untuk mengendalikan penularan virus adalah deklarasi pembatasan sosial berskala besar atau disingkat dengan PSBB. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tren epidemiologi, peran PSBB dalam penurunan kasus serta sebaran spasial kasus terkonfirmasi COVID-19 di Provinsi DKI Jakarta. Desain penelitian terdiri dari studi ekologi dan studi kasus-seri yang mengeksplorasi tren epidemiologi dan distribusi COVID-19 di DKI Jakarta berdasarkan data surveilans sekunder. Hasil penelitian menunjukkan tren epidemiologis COVID-19 meningkat. Berdasarkan data yang dianalisis antara Maret hingga Desember 2020, Jakarta Pusat adalah kotamadya yang paling terkena dampak di antara semua kotamadya lain di provinsi ini. Angka kejadian dan angka kematian kasus adalah yang tertinggi dan berbeda secara signifikan dengan kota lainnya. Pemberlakuan PSBB berperan positif dalam menurunkan rata-rata kasus harian COVID-19 meskipun asosiasinya tidak signifikan. Terdapat autokorelasi spasial positif COVID-19 dengan kelurahan tetangga di kota tersebut. Ada lima belas hotspots COVID-19 di berbagai wilayah Jakarta, tetapi sebagian besar berada di Jakarta Barat.

COVID-19 that started from Wuhan city of China in December 2019 has caused millions of worldwide infections. In Indonesia, the first two cases were reported on 2 March 2020 and the major response to control the virus transmission was the declaration of large-scale social restrictions, or PSBB. The main objective of this study was to identify the epidemiological trends, role of PSBB in reducing the cases as well as the spatial distribution of the confirmed cases of COVID-19 in DKI Jakarta province. The study design comprised an ecological and case-series study exploring the epidemiological trends and distribution of COVID-19 in DKI Jakarta based on secondary surveillance data. The results showed an increasing epidemiological trend of  COVID-19. Based on the data analysed between March and December 2020, Central Jakarta was the municipality most affected among all other municipalities in the province. The incidence rate as well as case fatality rate was the highest and differed significantly with other municipalities. The implementation of PSBB played a positive role in reducing the average daily COVID-19 cases despite the fact that the association was not significant. There was a positive spatial autocorrelation of COVID-19 with the neighboring kelurahan in the city. There were fifteen COVID-19 hotspots in different parts of Jakarta but majority of them were based in West Jakarta.

Key words: COVID-19; DKI Jakarta; Epidemiological trend; spatial analysis; PSBB"

Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library