Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riesta Gozali
"ABSTRAK
Hipersensitivitas dentin merupakan salah satu masalah yang cukup banyak dijumpai dalam dunia kedokteran gigi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan frekwensi dan lama 'burnishing ' pernis NaF 5% yang paling efektif pada perawatan hipersensitivitas dentin. Penelitian ini dilakukan pada 40 subyek dan melibatkan 60 gigi sampel dengan keluhan hipersensitivitas dentin. Gigi sampel dibagi menjadi 3 kelompok. Tiap kelompok gigi sampel dilakukan burnishing pernis NaF 5% pada daerah hipersensitif selama 30"/60"790". Burnishing pernis NaF 5% dilakukan dengan tusuk gigi penampang bulat. Ambang rangsang sakit diukur dengan penguji vitalitas pulpa elektris merek Dentotest TB-09. Pengukuran ambang rangsang sakit dilakukan sebelum burnishing pernis NaF 5% pada tiap 0 hari, 7 hari, 14 hari . Pengukuran pada hari ke-21 untuk mengevaluasi perawatan pada hari ke-14. Analisis data dengan uji satistik : uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, frekwensi burnishing pernis NaF 5% tergantung pads derajat sensitivitas awal dari gigi. Gigi yang makin sensitif memerlukan frekwensi burnishing yang lebih banyak, sedangkan lama burnishing pernis NaF 5% yang paling efektif terhadap hipersensitivitas dentin adalah 90".
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulianti Kemal
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan adanya pertumbuhan tulang pada terapi poket infraboni penyakit periodontal dengan oara transplantasi tulang dari rongga mulut orang yang sama. Jenis penelitian eksperimental klinis. Penelitian dilakukan pada 11 poket infraboni dari 8 pasien umur 24 - BU tahun. Tiga poket pada regio anterior, 8 poket pada regio posterior. Donor yang digunakan adalah tulang dibagian bukal tulang alveolar, dan tulang dari regio tidak bergigi pada regio yang sama dengan poket infraboni. Operasi dilakukan bila kalkulus sudah tidak ada, dan indeks plak < 1. Kontrol sesudah transplantasi dilakukan 10 hari sesudah operasi untuk pembukaan pek periodontal. Satu minggu berikutnya dilakukan pembukaan jahitan. Kontrol berikutnya adalah 2 minggu kemudian, setelah itu setiap bulan, untuk skoring dan kontrol plak. Untuk melihat adanya pertumbuhan tulang sesudah transplantasi dilakukan pengambilan foto gigi sebelum dan sesudah transplantasi. Diukur jarak antara batas temu sementum email dengan puncak tulang alveolar. Besarnya pertumbuhan tulang adalah selisih jarak sebelum dan sesudah transplantasi. Bila batas temu sementum email tidak jelas, dapat digunakan titik pedoman yang lain. Uji statistik digunakan "student's test". Hasil evaluasi minggu ke 1U s/d ke 19 sesudah transplantasi pertumbuhan tulang ada, tetapi secara statistik tidak bermakna. Hasil evaluasi minggu ke 31 s/d ke 36,5 pertumbuhan tulang adalah bermakna. Seoara keseluruhan hasil evaluasi minggu ke 10 s/d 36,5 seaudah transplantasi pertumbuhan tulang adalah sangat bermakna. Pertumbuhan tulang pada gigi anterior tidak bermakna, tetapi pada gigi posterior sangat bermakna. Sanpai dengan kegoyangan derajat 2, tidak ada pengaruh kegoyangan gigi terhadap pertumbuhan tulang. Hasil penelitian juga menunjukkan tidak ada pengaruh faktor umur terhadap pertumbuhan tulang."
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Kristiani
"Periodontitis merupakan salah satu bentuk penyakit periodontal, dan merupakan Kelanjutan dari keradangan gingival yang meluas kejaringan periodontal dibawahnya. Tidak semua keradangan gingiva akan berkembang menjadi Periodontitis. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa adanya kuman spesifik di daerah sub gingiva dan defek pertahanan seluler berhubungan erat dengan bermacam-macan penyakit periodontal. Perawatan periodontitis dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan kuman penyebab penyakit. Perawatan periodontitis yang dilakukan adalah secara mekanis dam pengobatan dengan antibiotik, tetapi pengobatan ini tidak dapat menghilangkan seluruh kuman di dasar poket. Dengan adanya keterbatasan ini aka dipilih beberapa bahan alternatif seperti asam sitrat untuk menunjang kaberhasilan perawatan.
Pemakaian antibiotik, secara systemik cukup efektif untuk menghilangkan kuman penyebab periodontitis, tetapi efek sampingnya besar, sehingga akhir-akhir ini dipakai Cara Aplikasi lokal seperti aplikasi metronidazole untuk mengurangi gejala klinik dan mengobati periodontitis, karena efek sampingnya lebih kecil dan efektifitas untuk membunuh kuman lebih besar. Juga pemakaian asam sitrat dapat memberikan efek demineralisasi, membersihkan permukaan akar gigi dari plak dan kalkulus, menghilangkan kuman serta endotoksin dari permukaan cementum serta menghambat migrasi perekatan epithel kearah apikal.
Penelitian terdahulu dilakukan untuk melihat efek aplikasi lokal metronidazole dan asam sitrat terhadap perawatan penyakit periodontal, belum parnah ada penelitian pengobatan kombinasi aplikasi lokal asam sitrat dengan metronidazole untuk perawatan penyakit periodontal. Maka di dalam penelitian ini akan diteliti efek kesembuhan penyakit periodontal dengan aplikasi lokal kombinasi asam sitrat dengan metronidazole."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setiyohadi
"ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran pek periodontal terhadap kesembuhan jaringan periodontium setelah tindakan kuret.
Penelitian ini telah dilakukan pada 6 pasien yang terdiri dari 4 pria dan 2 wanita dengan usia 18-35 tahun. Pasien mempunyai kelainan periodontitis marginalis kronis dengan poket supraboni 3-4 mm. Jumlah gigi yang terlibat sebanyak 80 gigi yang terbagi dalam 10 pasang kelompok gigi. Sebelum tindakan kuret, subyek dilakukan perawatan inisial yang meliputi pembersihan karang gigi, ?occlusal adjustment? dan intruksi untuk menjaga kebersihan mulut. Tindakan kuret dilakukan setelah Gingival index dan Plague index kurang atau sama dengan 1. Aplikasi pek periodontal dilakukan dengan menggunakan metoda "toss coin technic". Penilaian tingkat kesembuhan dievaluasi pada hari ke 7, 14 dan 21 dengan menggunakan parameter Papilla Bleeding Index.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna pada kesembuhan klinis jaringan periodontium setelah tindakan kuret pada kelompok gigi dengan atau tanpa penggunaan pek periodontal.
"
1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fifi Prihasti
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuniarti Soeroso
"Air garam hangat dan H2O2 3% sating digunakan sebagai obat kumur untuk terapi keradangan Gingiva. Belum pernah dilakukan penelitian dibagian perio FKG UI mengenai efektivitas kedua bahan obat kumur tersebut terhadap keradangan gingiva. Tujuan penelitian ini untuk membandingkan'efektivitas air garam hangat dengan larutan H2O2 3% sebagai obat kumur, terhadap penurunan keradangan gingiva secara klinis. Penelitian dilakukan pada 90 penderita gingivitis yang datang ke klinik periodonsia FKG UI, berusia antara 18-40 tahun, terdiri dari 52 wanita 39 pria. Sampel dibagi atas 3 kelompok dengan randomisasi. Kelompok I berkumur dengan air garam hangat 1,2%, kelompok II berkumur dengan lantan H202 3°/g kelompok III merupakan kelompok kontrol berkumur dengan air hangat. Konsentrasi air garam hangat 1,2% ditetapkan berdasarkan pemilihan beberapa takaran berat garam yang dianjurkan dan rasa yang paling dapat diterima didalam mulut. Masing-rnasing kelompok menggunakan obat kumur 2x 1 hari selama 5 hari, pagi dan malam.
Kumur-kumur dilakukan selama 1 menit. Pencatatan skor pink (Loa dan Silness) clan skor PBI (Modifikasi Papillae Bleeding Index dari Muhlemann) dilakukan pada hari ke 1 dan hari ke 5. Perubahan skor indeks plak dan skor PBI antara sebelum dan sesudah kumur-kumur air garam hangat 1,2%, H202 3% dan air hangat, diuji dengan "Paired Sample T Test" pada tingkat kepercayaan 95%. Untuk mengetahui perbedaan efektivitas air garam hangat 1,2% dan H2O2 3% terhadap perubahan skor indeks plak dan skor PBI (keradangan gingiva) dilakukan uji "Anova" pada tingkat kepercayaan 950/0. Hasilnya menunjukkan terdapat penurunan skor indeks plak yang bermakna sesudah berkumur air garam hangat 1,2% clan H2O2 3% (P < 0,05 ), sedang pada kelompok kontrol tidak terdapat penurunan skor indeks plak yang ber makna ( P > 0,05 ).
Terdapat penurunan skor PBI atau keradangan gingiva yang sangat bermalcna setelah berkumur dengan air garam hangat 1,2%, H202 3% dan air hangat (p > 0,001 ). Antara ketiga bahan obat kumur tidak terdapat perbedaan efektivitas yang bermakna dalam menurunkan skor indeks plak (p > 0,05 ). Terdapat perbedaan efektivitas yang sangat bermakna antara ketiga bahan obat kmur didalam menurunkan skor PBI atau keradangan gingiva (p < 0,001 ). Air Karam hangat 1,2% lebih efektif dari H2O2 3% dalam menurunkan skor PBI. Air garam hangat 1,2% dan 102 3% lebih efektif dari kelompok kontrol dalam menurunkan skor PBI. Dapat diambil kesimpulan bahwa air garam hangat 1,2% lebih efektif dari H2O2 3% dalam menurunkan keradangan gingiva. Hal ini kemungkinan karena sifatnya sebagai antiseptik dan ada peran temperatur hangat terhadap vaskularisasi gingival."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1996
T8406
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library