Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sari Lenggogeni
Abstrak :
Suatu segmen baru yang dikenal dengan istilah metroseksual muncul dikota-kota yang ada di seluruh dunia saat ini, termasuk di Jakarta. Mereka adalah kelompok pria yang memiliki sifat narsistis dan gaya hidup hedonis dan kerap melakukan perawatan penampilannya ke salon, menjaga bentuk badan melaluifitness centre, fashion-oriented dan suka bersosialisasi melalui cafe, club. Salon sebagai bentuk jasa pelayanan yang mendukung gaya hidup metroseksual merupakan salah satu kebutuhan utama bagi pria metroseksual ini untuk mendukung penampilan mereka. Selain memperbaiki penampilannya ke salon pria metroseksual juga menginginkan adanya kepuasan emosional pada saat melakukan perawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perilaku pria metroseksual ini secara umum dalam memilih salon dan melakukan perawatan di salon mengetahui atribut atribut apa saja yang dipentingkan oleh mereka sehingga bisnis salon yang akan membidik target pasar metroseksual ini dapat memetakan implikasi pemasaran yang tepat. Studi akhir ini menggunakan dua pendekatan yaitu penelitian ekploratori dan penelitian deskriptif. Populasi target adalah pria metroseksual yang berada di Jakarta dan metode convinience judgmental sampling. Indepth interview yang dilakukan menghasilkan 11 atribut yang mempengaruhi pria metroseksual dalam memilih salon, dan 15 fasilitas salon yang sering digunakan. Secara demografis, mayoritas pria metroseksual berusia 20-29 tahun, belum menikah, berpendidikan Sl, mahasiswalpelajar dan karyawan swasta. Sedangkan secara psikografis, pria metroseksual terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu happy active man, conventional dan trend follower, dimana yang terbanyak adalah happy active man. Dalam mengenali kebutuhannya, alasan utama pria metroseksual adalah ingin memperoleh penampilan yang lebih baik, terutama dengan memotong rambut dan creamhath. Selain karena keinginannya sendiri, pria metroseksual pergi kesalon juga karena pengaruh dari orang lain, misalnya ternan dan pacar, serta karena adanya trend yang berkembang di lingkungan sekitarnya, juga informasi di majalah. Informasi mengenai salon biasanya diperoleh pria metroseksual melalui ternan (word of mouth), selanjutnya sebelum memutuskan untuk memilih salon, pria metroseksual juga mengevaluasi pelayanan yang disediakan di salon tersebut. Bagi pria metroseksual, keputusan untuk memilih salon kebanyakan berasal dari diri sendiri, dan anggaran yang dikeluarkan untuk sekali ke salon rata-rata Rp 50.000-Rp 250.000. Aktivitas yang paling banyak dilakukan adalah potong rambut, creamhath dan cuci blow. Selain melakukan berbagai aktivitas terse but, pria metroseksual juga menyukai salon yang memutar musik terutama jazz, pop dan instrument Top 40. Sebagian besar dari pria metroseksual juga menyukai desain ruangan salon yang modern minimalis. Dari keseluruhan dimensi (citra salon, pegawai, fasilitas, lokasi dan ruangan, kenyamanan, harga) atribut yang paling dipentingkan metroseksual secara garis besar terletak pada beberapa faktor yaitu skill dari hairdresser dan capster, kenyamanan saat melakukan perawatan, pelayanan yang baik dari para pegawai salon dimana mereka ingin diperlakukan secara personal dan one to one. Dari hasil analisa crosstah kelas sosial, umur dan kebutuhannya terhadap salon, kelompok metroseksual yang paling banyak membutuhkan jenis perawatan di salon yaitu pria metroseksual dari kelompok usia 30 - 39 tahun yang berasal dari kelas sosial AI. Jenis perawatan rambut yang paling dibutuhkan paling banyak adalah potong rambut. Maka berdasarkan hasil penelitian ini saran yang diberikan untuk pengusaha salon yang akan membidik segmen metroseksual sebaiknya adalah pria metroseksual dengan usia 30- 39 tahun dari kelas sosial AI dengan produk utama adalah potong rambut, creambath, refleksi, facial dan cuci blow, dengan tarif harga berkisar dari Rp I 00.000- Rp. 500.000 dan program diskon berdasarkan waktu dan paket perawatan, desain interior ruangan modern minima/is, jenis musik jazz dan instrumen, pendekatan promosi mc!alui word of mouth melalui peningkatan pelayanan dan mutu yang yang diperoleh dari pengembangan pelatihan pada hairdresser dan capster serta peningkatan product knowledge melalui keiikutsertaan hairdresser pada acara, seminar dan roadshow serta kompetisi dibidang tata rambut yang sering diadakan oleh produsen produk rambut. Untuk kelancaran produktivitas di salon dapat dilakukan sistem booking agar menghindari antrian pelanggan pada hari libur atau weekend. Record sytem juga dapat dilakukan untuk mengingatkan kembali pelanggan datang terutama pada pelanggan yang melakukan perawatan khusus. Keterbatasan penelitian ini adalah periode pelaksanaan penelitian ini hanya dilakukan Juni sampai September sehingga hanya memperoleh perilaku konsumen selama kurun waktu tersebut sedangkan perilaku konsumen dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Dan pertanyaan pada screening harusnya dibuat lebih sempeit terutama yang menyangkut frekuensi aktivitas responden agar dapat mengurangi bias untuk mengkategorikan responden sebagai pria metroseksual. Saran untuk penelitian lebih lanjut adalah menggali pertanyaan lebih dalam pada setiap aspek sehingga dapat mengetahui perilaku pria metroseksual dalam memilih salon lebih spesifik, melakukan penelitian yang membahas lebih dalam bagaimana pendekatan peinasaran secara psikografis pada pria metroseksual.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15952
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andri Setiabudi
Abstrak :
PT Astra International Tbk - Toyota Sales Operation yang lebih dikenal dengan nama Auto 2000 merupakan dealer utama PT Toyota Astra Motor (TAM) yang paling signifikan dari segi penjualan unit (sekitar 85%), penguasaan wilayah, dan jumlah jaringan distribusi. Memasuki tahun 2005, perkembangan pasar otomotif Indonesia yang dinamis menghasilkan ancaman bagi Auto 2000 dengan makin banyaknya kompetitor yang memberikan pelayanan lebih baik dan harga lebih kompetitif. Kompetisi yang dihadapi Auto 2000 bukan hanya datang dari brand di luar Toyota, namun juga dari dealer-dealer indirect. Dengan kemejuan teknologi informasi yang pesat, para pelanggan pun semakin kritis, memiliki banyak pilihan dan rentan loyalitasnya.

Sebenarnya selama ini aktivitas customer retention telah dijalankan Auto 2000, namun implementasinya dirasakan maslh kurang konsisten dan kontinyu. Auto 2000 dalam usianya yang 30 tahun masih cenderung menjalankan transactional marketing daripada relationship marketing.

Menyadari bahwa sebenarnya Auto 2000 memiliki aset data pelanggan yang besar dan potensial, juga sumberdaya manusia yang handal dan bermutu, serta fasilitas yang terus menyesuaikan dengan teknologi, maka Auto 2000 meluncurkan program Branch Relationship Management (BRM) sebagai bagian dari strategi Customer Relationship Management (CRM). Strategi program BRM yaitu menyiapkan sistern aplikasi database pelanggan dengan akses dan pengelolaan yang dapat dilakukan oleh cabang, sehingga cabang dapat lebih mudah untuk mengelola aktivitas Customer retention, prospecting dan updating data pelanggan melalui sistem tersebut.

Penelitian yang dilakukan penulis berupaya melihat apakah fitur-fitur yang berkenaan dengan diri pelanggan maupun mobilnya sudah sesuai dengan tujuan BRM, bagaimana konsep BRM dapat terimplementasi dengan balk, dan apakah BRM dapat meningkatkan performance Auto 2000.

Penelitian yang dilakukan penulis memiliki sejumlah keterbatasan, khususnya waktu penelitian yang relatif singkat (kurang dan satu tahun). Di samping itu, go live penerapan BRM yang berbeda-beda antara cabang yang satu dengan yang lain dapat menimbulkan bias dalam penelitian ini. Namun demikian, dalam penelitian ini diperoleh berbagai temuan yang bermanfaat, di antaranya: 1. Adanya perbedaan persepsi antara pelanggan dengan intermediaries (wiraniaga dan Sales Supervisor) mengenai fitur (generator list) yang dianggap penting atau bermanfaat. 2. Diketahuinya karakteristik responden, baik pelanggan, wiraniaga, dan Sales Supervisor berkaitan dengan. tingkat kepentingan/manfaat generator list dan tingkat peluang referral dan repurchase. 3. Adanya usulan hal-hal lain yang dianggap penting atau berrnanfaat yang seharusnya diingatkan atau diberitahukan kepada pelanggan. 4. Tingkat peluang referral dan repurchase pelanggan yang diperoleh dari survei mengindikasikan implementasi BRM memiliki potensi yang baik untuk meningkatkan loyalitas pelanggan dan menghasilkan profit bagi Auto 2000. 5. Masih banyak hal yang harus dibenahi dalam penerapan BRM yang berkaitan dengan komitmen para pelaku BRM dan perbaikan standar prosedur kerja.

Berbagai kesimpulan yang diambil dari analisis dan pembahasan mengantarkan penulis pada squmlah saran/rekomendasi untuk menyempurnakan implementasi BRM, yaitu : 1. Memperhatikan indent reminder call. 2. Segera merealisasikan hal-hal yang dianggap penting atau bermanfaat di luar generator list yang sudah ada. 3. Pembuatan strategi yang tepat dalam membina hubungan dengan para pelanggan dengan mengetahui karakteristik pelanggaun yang berpeluang maupun tidak melakukan referral dan repurchase. 4. Penetapan target minimum perserrtase kontak untuk seliap generator list dan cabang. 5. Perhatian terhadap tingkat komitmen Kepala Cabang terhadap pelaksanaan BRM. 6. Refreshing tencang BRM aar pemahaman para pelaksana di cabang menjadi seragam, Serta kompetisi/kontes BRM antar cabang berhadiah 7. Peninjauan ulang prosedur dalam entri new prospect.

Disarankan pula penelitian lebih lanjut tentang pengaruh penerapan BRM terhadap performance Auto 2000 dalam satu tahun atau membandingkan antara tahun 2005 dengan 2006 sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih akurat dan komprehensif; termasuk analisis mengenai profitabilitas hubungan.
PT Astra lnternational Tbk - Toyota Sales Operation, mostly known as Auto 2000 is the main dealer of PT Toyota Astra Motor (TAM) that contributes the most significant auto sales from year to year achieving 85% market share with its national robust distribution channel. In year 2005, as automotive market competition in Indonesia has tighten, Auto 2000 face new challenges not only from other automotive brands but also from Toyota indirect dealers. Other challenges come from its customers, who become more and more critical in their decision to buy automotive products. Customers then have more choices and more buyer power, conditions that have significant influence in customers' loyalty level declining.

Facing such challenges, Auto 2000 has prepared itself with Customer Relationship Management (CRM). CRM has been implemented to overcome the tendency of transactional marketing which still widely conducted throughout Auto 2000. Management views that transactional marketing must be complemented and strengthen by relationship marketing. As an outfit for such managements view, the Branch Relationship Management (BRM) is launched as part of CRM strategy. BRM is supported by Auto 2000's current and potential customer database, skillful human resource and information technology facilities. Its main strategy is preparing an application using a central customer database as its main data. This application can be accessed throughout Auto 2000 branches and outlets to ease customer retention, prospecting and data updating activities.

In regard with the above background, this article focuses its research in determining whether features relevant with customers or their choice of automotive products has been aligned with Auto 2000?s BRM main target. Futhermore, this article also discusses how the BRM concept can be implemented optimally, and whether BRM implementation could improve Auto 2000's overall performance.

Research which has been conducted to dig the relevance of those issues certainly has limitations, mainly are short timing (less then 1 year data collected) and time difference in BRM implementation among Auto 2000's branches. Such limitation nonetheless will affect the investigation's result. Nevertheless, its final result shows significant patterns for Auto 2000 advantages. 1. There are difference perceptions among customers and Auto 2000's intermediaries (salesmen and sales supervisors) in term of which features or generator lists considered as important. 2. Respondents' characteristics, whether it is customers', salesmen's or sales supervisors' is identified. Such identification gives an opportunity for Auto 2000 to further analyze the possibility of customers' referral and repurchase. 3. There are other features considered as important or useful besides the existing generator lists. 4. Research's result also indicates that BRM implementation produces positive potential to improve customer loyalty and generate profitability to Auto 2000. 5. There are still many areas, relevant with Auto 2000's management commitment, which need to be improved in BRM implementation. Standard operation procedures in regard with BRM implementation in daily operation activities also still an area of improvement.

With those findings, this article can be concluded into some points of summary, as the following: 1. Auto 2000 has to pay attention to indent reminder call. 2. Auto 2000 has to make a realization of important current and to be generator lists. 3. Auto 2000 must make a clear strategy to build a great relationship with existing and potential customers whether or not they has a chance to do referral and repurchase automotive products. 4. A minimum percentage of sales contact's targer must be set for each branch. 5. Branch Manager's commitment level must be continously improved to ensure the successful implementation of BRM. 6. BRM refreshing must also be continued throughout Auto 2000's branches to ensure the similarity of point of view and paradigms among Auto 2000's employees. 7. Regular review of standard operating procedure to align BRM with daily operational activity must be also continued.

As a recommendation, further research and analysis to gain more understanding of how BRM implementation influences Auto 2000's performance is a necessity, for example by expanding the research time 2 or 3 years and comparing its yearly results. Further research and analysis will give Auto 2000 more accurate and more comprehensive results in understanding the relevance between BRM implementation and Auto 2000's performance and profitability.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18337
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfa Febriany, Author
Abstrak :
ABSTRAK
Saat ini seiring dengan perkembangan trend busana muslim, majalah wanita Islam pun mengalami perkembangan yang signifikan. Pasar majalah wanita khususnya majalah wanita Islam semakin marak dengan hadimya pemain-pemain bam dalam bisnis ini. Dengan mengusung berbagai atribut dan inovasi penerbitan yang semakin menarik, menjadi sebuah tantangan bagi majalah yang hadir lebih dahulu seperti Majalah Paras untuk dapat mempertahankan loyalitas konsumennya ditengah persaingan dengan pemain-pemain bam tersebut.

Keputusan untuk membeli sebuah majalah wanita Islam akan berubah dengan cepatnya sejalah dengan cepat berubahnya kebutuhan informasi konsumen akan dunia wanita. Oleh karena itu perlu diketahui atribut-atribut apa saja yang menjadi pertimbangan konsumen dalam mernilih sebuah majalah wanita Islam dan pada akhimya membentuk persepsi konsumen terhadap majalah wanita Islam tersebut. Untuk itu penelitian ini memiliki tujuan yaitu: (1) mengetahui atribut atribut apa saja yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih majalah wanita Islam, (2) mengetahui persepsi konsumen terhadap majalah wanita Islam Paras didasarkan pada atribut - atribut yang terdapat dalam produk majalah tersebut, dan (3) memberikan saran untuk perencanaan strategi pemasaran lebih lanjut bagi penerbit majalah wanita Islam Paras.

Metode penelitian yang diterapkan adalah secara eksploratif melalui in-depth interview, dan secara deskriptif melalui penyebaran kuesioner. Metode analisis data yang dilakukan adalah analisis deskriptif, analisis asosiatif, analisis Thurston untuk melihat tingkat kepentingan atribut, dan analisis kuadran (importance-performance analysis) tmtuk melihat keterkaitan antara tingkat kepentingan suatu variabel dan kenyataan yang dirasakan oleh pelanggan.

Setelah melakukan penelitian eksploratori diperoleh 9 atribut utama yang menjadi pertimbangan dalam memilih majalah wanita lsl&m, yaitu cover/tampilan majalah, tata letak dan pengaturan isi majalah yang sesuai, tebal majalah/jumlah halan1an, kemasan/ kualitas kertas, harga yang terjangkau, frekuensi penerbitan, isi beritalrubrik yang ditampilkan, kemudahan memperoleh majalah dan bonus/sisipan.

Dari hasil penelitian, secara umum persepsi pembaca terhadap keseluruhan atribut majalah Paras adalah baik dan bahkan terdapat atribut-atribut yang memiliki persepsi yang sangat baik. Untuk analisis tabulasi silang terdapat hubungan antara variabel demografi dengan variable persepsi terhadap atribut, sedangkan hasil tabulasi silang untuk variabel perilaku dengan variable persepsi terhadap atribut tidak terdapat hubungan yang signifikan. Selain itu analisis tabulasi silang dilakukan pada beberapa variabel yang diasumsikan memiliki hubungan namun hanya beberapa yang memiliki hubungan yang signifikan.

Berdasarkan analisis kuadran, atribut harga dan isi berita merupakan atribut yang paling penting dan menjadi dasar pertimbangan responden dalam membeli majalah. Akan tetapi performa majalah Paras untuk kedua atribut tersebut juga masih belum terlalu baik. Sedangkan atribut cover/tampilan muka serta kemudahan memperoleh majalah merupakan atribut yang penting dan performa majalah Paras untuk kedua atribut ini sudah baik. Untuk atribut tata letak dan pengaturan isi majalah, jumlah halaman dan frekuensi penerbitan kurang menjadi bahan pertimbangan bagi responden dalam membeli majalah dibandingkan harga dan isi berita. Responden juga menganggap bahwa performa majalah Paras untuk ketiga atribut ini masih kurang baik. Sedangkan untuk atribut bonus dan kualitas kertas yang digunakan masih dianggap kurang penting namun sudah sesuai dengan yang diharapkan.

Setelah melakukan penelitian eksploratori diperoleh 9 atribut utama yang menjadi pertimbangan dalam memilih majalah wanita lsl&m, yaitu cover/tampilan majalah, tata letak dan pengaturan isi majalah yang sesuai, tebal majalah/jumlah halan1an, kemasan/ kualitas kertas, harga yang terjangkau, frekuensi penerbitan, isi beritalrubrik yang ditampilkan, kemudahan memperoleh majalah dan bonus/sisipan. Dari hasil penelitian, secara umum persepsi pembaca terhadap keseluruhan atribut majalah Paras adalah baik dan bahkan terdapat atribut-atribut yang memiliki persepsi yang sangat baik. Untuk analisis tabulasi silang terdapat hubungan antara variabel demografi dengan variable persepsi terhadap atribut, sedangkan hasil tabulasi silang untuk variabel perilaku dengan variable persepsi terhadap atribut tidak terdapat hubungan yang signifikan. Selain itu analisis tabulasi silang dilakukan pada beberapa variabel yang diasumsikan memiliki hubungan namun hanya beberapa yang memiliki hubungan yang signifikan.

Berdasarkan analisis kuadran, atribut harga dan isi berita merupakan atribut yang paling penting dan menjadi dasar pertimbangan responden dalam membeli majalah. Akan tetapi performa majalah Paras untuk kedua atribut tersebut juga masih belum terlalu baik. Sedangkan atribut cover/tampilan muka serta kemudahan memperoleh majalah merupakan atribut yang penting dan performa majalah Paras untuk kedua atribut ini sudah baik. Untuk atribut tata letak dan pengaturan isi majalah. Jumlah halaman dan frekuensi penerbitan kurang menjadi bahan pertimbangan bagi responden dalam membeli majalah dibandingkan harga dan isi berita. Responden juga menganggap bahwa performa majalah Paras untuk ketiga atribut ini masih kurang baik. Sedangkan untuk atribut bonus dan kualitas kertas yang digunakan masih dianggap kurang penting namun sudah sesuai dengan yang diharapkan.
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library