Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yovie Syafitri
Abstrak :
Saat ini fenomena HIV positif meningkat di kalangan ibu rumah tangga. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa pada ibu rumah tangga terinfeksi HIV, mereka mengalami shock, depresi, cemas dan stress akibat dari kondisi fisik mereka serta stigma dari kondisi HIV positif. Dampak psikologis lain yang juga dialami oleh para pengidap HIV adalah trauma. Trauma yang disebabkan oleh diagnosis HIV positif, bersamaan dengan dampak psikologis lainnya, menyebabkan ibu rumah tangga yang mengidap HIV positif tidak dapat menjalani perannya dalam keluarga dengan maksimal. Sebagai hasil dari usaha mengatasi pengalaman traumatis, dalam diri individu dapat mucul perubahan yang bersifat positif yang dikenal dengan istilah posttraumatic growth. Meningkatnya posttraumatic growth pada para pengidap HIV positif dapat membantu mereka beradaptasi dengan kondisinya lebih cepat dan meningkatkan kemungkinan membaiknya kondisi kesehatan mereka. Saat ini belum ditemukan penangangan psikologis yang menangani dampak traumatis dari diagnosis HIV positif serta dapat meningkatkan posttraumatic growth pada ibu rumah tangga. Salah satu intervensi penanganan trauma yang berfokus pada peningkatan posttraumatic growth adalah posttraumatic growth path. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk melihat efektivitas posttraumatic growth path dalam meningkatkan posttraumatic growth pada ibu rumah tangga yang mengidap HIV positif. Metode Penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif dan kualitatif yang menggunakan metode one group before-and-after study design dengan pemberian intervensi posttraumatic growth path sebanyak 4 sesi. Hasil Pada kedua partisipan dalam penelitian ini terlihat adanya peningkatan posttraumatic growth berdasarkan meningkatnya skor Posttraumatic Growth Inventory (PTGI), meskipun pada salah satu partisipan ditemukan penurunan pada salah satu dimensi skor. Secara kualitatif, kedua partisipan merasa diri mereka lebih dapat memaknai secara positif diagnosis HIV positif yang dialami, dapat mengatasi masalah-masalah yang dikeluhkan sebelumnya, dan dapat menerapkan peningkatan posttraumatic growth yang dialami ke dalam kehidupan sehari-hari.
These days the phenomenon of HIV positive in housewives population has been raised. Previous studies showed that shock, depression, anxiety, and stress occur in housewives living with HIV positive caused by their physical condition and stigma among societies as well. Another psychological impact of HIV positive is trauma. The trauma of HIV positive diagnoses joint other psychological impacts of this diagnoses has caused the housewives living with HIV positive unable to perform their roles in the family at their maximum capacity. In other hands, as a result of attempts to struggle with the aftermath of traumatic event, there could be a positive changes occur within individuals which termed posttraumatic growth. Increased posttraumatic growth within individuals living with HIV positive could help them adapt with their condition faster and the possibility of improve physic health becomes higher. These days, in Indonesia, psychological intervention to handle trauma and to increase posttraumatic growth for housewives living with HIV positive has not been found yet. One of many interventions used to handling trauma that focused on increasing posttraumatic growth is posttraumatic growth path. Therefore, the purpose of this research is to examine the effectiveness of posttraumatic growth path in increasing posttraumatic growth within housewives living with HIV positive. Method This is a quantitative and qualitative research using one group before-and-after study design. The intervention was conducted in 4 sessions. Results In participants, posttraumatic growth were reported increased indicated by improved score in Posttraumatic Growth Inventory (PTGI), important to note that in one participant one of dimension score is decreased. Both participants also reported that they could value the diagnoses in a positive way, coped with their previous problems, and applied their increased posttraumatic growth in daily life.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T35156
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karamina Raihan
Abstrak :
Endometriosis merupakan salah satu gangguan yang berhubungan dengan aspek reproduksi perempuan. Selain menimbulkan masalah kesehatan fisik maupun psikologis pada diri penderita, juga memberi dampak pada orang di sekitarnya, termasuk suaminya. Dampak yang dirasakan oleh suami penderita endometriosis antara lain kesulitan berhadapan dengan kondisi emosional penderita, masalah dalam hubungan seksual, serta merasa tidak berdaya (Fernandez, Reid, dan Dziuraweic, 2006). Hal-hal tersebut dapat memberi pengaruh pada kepuasan pernikahan mereka. Kepuasan pernikahan merupakan sikap sejauh mana seseorang menilai hubungan pernikahannya menyenangkan (Roach, Frazier, & Bowden, 1981). Kepuasan pernikahan juga berkaitan dengan trait kepribadian yang dimiliki oleh individu. Trait kepribadian adalah kecenderungan seseorang dalam bertingkah laku yang konsisten pada waktu dan kondisi apapun. Penelitian ini adalah penelitian korelasional yang bertujuan untuk melihat hubungan antara kepuasan pernikahan dan dimensi trait kepribadian pada suami penderita endometriosis. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Marital Satisfaction Scale yang dikembangkan oleh Roach, Frazier, dan Bowden yang sebelumnya telah digunakan oleh Diana (2012). Penelitian ini juga menggunakan alat ukur NEO-PI yang dikembangkan oleh Costa dan McCrae dan telah digunakan sebelumnya oleh Annisa (2013). Partisipan penelitian berjumlah 25 orang pria yang bekerja, yang merupakan para suami dari penderita endometriosis. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara kepuasan pernikahan dan trait kepribadian pada suami penderita endometriosis. Namun demikian, ditemukan arah hubungan yang negatif antara kepuasan pernikahan dan neuroticism, sementara kepuasan pernikahan menujukkan arah hubungan yang positif dengan extraversion, openness to experience, agreeableness, dan conscientiousness. ......Endometriosis is a disorder that is associated with the reproductive aspects of the female. In addition to inflicting physical or psychological health problems in patients, it also gives an impact on those around her, including her husband. The impact felt by the husband of endometriosis patients among others are difficulties dealing with emotional patients conditions, problems in sexual relations, as well as the feeling of helplessness (Fernandez, Reid, and Dziuraweic, 2006). Those things can give satisfaction influence on their marriage. The marital satisfaction is defined as attitude of greater or lesser favorability toward one?s own marital relationship (Roach, Frazier, & Bowden, 1981). Marital satisfaction are also related to the personality trait that is owned by an individual. Personality Trait is the tendency of a person to behave consistent at any time and under any circumstances. This study is a correlational study that aims to see the relationship between marital satisfaction and dimension of personality trait among husband of endometriosis patients. Measuring instrument used in this research is the Marital Satisfaction Scale (MSS) developed by Roach, Frazier, and Bowden, who had previously been used by Diana (2012). The research also used the Neuroticism Extraversion Openness to Experience-Personality Inventory (NEO-PI) measurement tool developed by Costa and McCrae and has been used before by Annisa (2013). There are 25 workers participated in this study who are husbands of endometriosis patients. The results indicated no significant correlation between marital satisfaction and personality trait on the husband of endometriosis patients. Nevertheless, it found a negative relationship between marital satisfaction and neuroticism, while marital satisfaction shows a positive relationship through extraversion, openness to experience, agreeableness, and conscientiousness.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S53751
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuni Rosalinda
Abstrak :
ABSTRAK
Peningkatan jumlah dan partisipasi aktif ibu dalam dunia kerja mengakibatkan penambahan peran dalam pekerjaan dan keluarga yang dapat memicu konflik peran dan mengakibatkan stres. Mayoritas dari wanita yang bekerja sebagai perawat di Rumah Sakit adalah ibu bekerja. Agar tidak mengalami stres baik dalam pekerjaan dan keluarga perlu adanya usaha untuk dapat mengendalikan atau mengurangi stres yang dikenal dengan coping stress, karena kondisi tersebut dapat mempengaruhi interaksi dan peran di dalam anggota keluarga (family functioning). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara coping stress dan family functioning pada ibu bekerja sebagai perawat di Rumah Sakit. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengukuran Coping Stress dilakukan dengan alat ukur yaitu Ways of Coping (WAYS) edisi revisi (Folkman & Lazarus, 1985) dan pengukuran Family Functioning yaitu alat ukur McMaster Family Assessment (FAD) (Epstein, Ryan, Bishop, Miller & Keitner, 2003). Desain penelitian ini adalah studi lapangan dengan menggunakan teknik non probability sampling sebagai metode pengambilan sampel. Hasil penelitian yang dilakukan pada 60 partisipan menunjukkan adanya hubungan yang positif antara coping stress dan family functioning pada ibu bekerja sebagai perawat di Rumah Sakit (r = .131; p = 0.05).
ABSTRACT
The increasing number and active participation of mother in work life resulted additional roles either in work and family which can lead to stress and role conflict. Most of working woman as a nurse in hospital are working mothers. In order not to run into stress both at work and family needed effort to control or reduce stress known as coping stress, because these condition can affect the interaction and roles of family members (family functioning). This research is aimed to examine the relationship between coping stress and family functioning in working mother as a nurse in hospital. Quantitative method is applied in this research. Measured coping stress using Ways of Coping (WAYS) Revised (Folkman & Lazarus, 1985) and to measure family functioning using Family Assessment Device (FAD) (Epstein, Ryan, Bishop, Miller & Keitner, 2003). The research design is field study, with non probability sampling technique. Result from 60 participants shows that there is a positive relationship between coping stress and family functioning in working mother as a nurse in hospital (r = .131; p = 0.05).
2014
S53598
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hans Aditya Kusnadi
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara dukungan sosial dan sikap terhadap perilaku mencari bantuan pada caregiver dari individu yang berada pada tahapan perkembangan late adulthood (lansia) di Jakarta. Responden dalam penelitian ini adalah anak atau menantu yang berperan sebagai caregiver dari orang tua yang berusia lanjut. Pengukuran dukungan sosial menggunakan alat ukur social provisions scale (Cutrona & Russell, 1987) dan pengukuran sikap terhadap perilaku mencari bantuan psikologis dari profesional menggunakan alat ukur attitude towards seeking professional psychological help short form (Fischer & Farina, 1995). Partisipan berjumlah 32 orang caregiver dari lansia yang merupakan anak ataupun menantu dari lansia yang dirawat. Hasil penelitian ini menujukkan tidak terdapatnya hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dan sikap terhadap perilaku mencari bantuan psikologis dari profesional pada caregiver dari lansia yang merupakan anak atau menantu dari lansia yang dirawat (r=0,194 ; p=0,287, signifikan pada L.o.S 0,05). Artinya, dukungan sosial yang dirasakan oleh caregiver tidak langsung berhubungan dengan sikap caregiver terhadap perilaku mencari bantuan psikologis dari profesional. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk membedakan caregiver berdasarkan penyakit yang diderita oleh lansia.
This research was conducted to find the relationship between social support and attitudes towards seeking professional psychological help among caregivers of elderly in Jakarta. Respondents in this study was the child or children-in-law who act as caregivers for the elderly parents. Social support was measured using Social Provisions Scale (Cutrona & Russell, 1987) and the attitudes toward professional psychological help was measure using Attitude Towards Seeking Professional Psychological Help Short Form (Fischer & Farina, 1995). The participants of this research are 32 people which is the caregiver and child or the children-in-law of the elderly. The results of this study showed no significant relationship between the social support and attitudes towards seeking professional psychological help among caregivers of elderly which is the children or children-in-law of the treated elder (r = 0.194, p = 0.287, significant at 0.05 LoS) . That is, social support perceived by the caregiver is not directly related to caregiver attitudes toward seeking professional psychological help. For further research is recommended to distinguish caregiver based on disease that was suffered by the elderly.
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55384
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library