Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Juvita Revianti
"Penelitian ini menggunakan model analisa yang didapat dari penggabungan 4 model yaitu Consumer Decision Model (CDM), Respon Kognitif, Persepsi, Advertising Content-BrandAttitude yang didalamnya terdapat faktor-faktor dalam diri dan kognitif seseorang sampai dengan respon yang dihasilkan. Dari gabungan k~ model ini kemudian dimodifikasi agar didapat pemahaman yang lebih komgrehensif. Mode yang telah dimodifikasi ini terdiri dari varaibelvariabel
respon kognitif seseorang dan CDM terhadap brand. Respon kognitif antara lain exposure to colored advertising, iQterpretation to color psychology dan color advertising serta attitude towards advertising. CDM antara lain exposure to colored advertising, brand
recognition, attitude towards brand dan confidence to value brand. ·
Adanya pemahaman alur respon kognitif seseorang terhadap iklan berwama dan pola CDM terhadap brand diharapkan mampu memberika human insight (keya.k.inan, aspirasi, keinginan manusia d' bawah permukaan yang seringkali mempengaruhi perlakuannya terhadap sebuah obyek) terhadap apa saja yang terjadi di dalam diri I kognitif seseorang mengenai suatu terpaan iklan. emahaman ini akan mengarah pada pembentukan suatu iklan yang lebih mengarah pada emotional benefi yang didapat daripada fungsiona n a. Responden pene1itian ini betjumlah 100 orang ang di~eroleh melalui stratifie random
sampling. Wanifa 18-40 tahun, emah melihat iklan Felice, bekerja tida mahasiswa dengan SSE A dan B dan tinggal-diperkotaan.
Uji reij_abilitas ang dilakukan mendapatkanalpha cronbach sebesar 0,5172-0,8649. Uji validitas dengan/ac'lor analysis mendapatkan nilai KMO antara 0,501 - 0, 756 yang menunjukkan bahwa masing-masing variable layak untuk dilakUkanfactor analysis, yaitu mengetahui apakah indikator benar-benar mengukur konsep yang diukur. Sebagian besar indikator mengelompok pada faktor-faktor yang sama.,
Untuk melihat pola hubungan antara variable" ariabel yang ada dalam model analis dilakukan path analysis. Diilapatkan nilai koefisien p antara.-0,214 - 0,770. sedangkan dari goodness of fit yang menguji kesesuai ooe pola ubWlgan antara 2 model (awal dan
disesuaikan) diperoleh y} > nilai kritis df 2; 0,05) yaitu 27.832 > 5,991 . Ini berarti model yang disesuaikan lebih baik diban ingkan mOdel dasar. Hal ini terjadi'Karena pada model awal yang
tertinggal dari basil regresi yan dilakukan hanyalah model COM saja (mengenai brand dan decision making) padahal pemahaman terhaaap apa yang t~rjadt dalam diri dan kognitif seseorang juga sangat esensial untuk mengetahui respon apa yang akan rimbul dari kognitif seseorang ini dan apakah pemahaman ini mempengaruhi CDM-nya.
Temuan dari penelitian ini menunjukkan tidak signifikansinya hubungan attitude advertising dan attitude brand yang menunjukkan faktor dalam diri seseorang berperan cukup besar dan aktif dalam menemtukan attitude seseorang terhadap iklan dan brand yang nantinya
juga mempengaruhi confidence-nya dalam ·menilai brand. Nilai total efek terbesar untuk variable yang paling mempengaruhi confidence ada lab attitude towards brand. Kelemahan penelitian ini adalah sediktinya jumlah responden dibandingkan dengan populasi yang ingin diteliti, usia respondenjuga hanya berkisar 20-30 tahun, SSE B dan sebagian besar berstatus pegawai dan mahasiswa. Diharapkan kelemahan ini dapat menjadi acuan perhatian lebih lanjurt untuk penelitian sejenis atau setema yang mungkin dilakukan pada masa
yang akan datang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S4068
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustinus Rusdianto Berto
"Disertasi ini bertujuan untuk mengeksplorasi struktur kesenjangan informasi beserta celah-celah struktur dan dinamika peran tertius di dalam jaringan informasi pariwisata selam pada Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo. Pengumpulan data dilakukan melalui desain exploratory sequential mix-methods terhadap 20 (dua puluh) pemangku kepentingan industri pariwisata selam dan 62 (enam puluh dua) pemandu selam lokal. Berdasarkan hasil koding tematik dan analisis jaringan menggunakan lensa teori celah struktur, studi ini menemukan beberapa temuan menarik. Pertama, informasi-informasi sosiokultural lebih mendominasi struktur kesenjangan informasi pariwisata selam daripada informasi-informasi teknis kepariwisataan itu sendiri. Kedua, terdapat beberapa aktor yang mampu memainkan peran keperantaraan informasi melalui strategi tertius gaudens dan tertius iungens, sehingga dapat mengokupasi posisi-posisi yang signifikan di dalam celah-celah struktur jaringan informasi pariwisata selam, terutama dalam hal diskursus informasi sosiokultural. Ketiga, dari temuan beberapa tertius sebelumnya, salah seorang di antaranya begitu kompeten dalam memainkan peran dan strategi bertransformasi menjadi tertius contingens dengan piawai memainkan peran dan strategi dualitas tertius gaudens dan tertius iungens, baik secara bergantian maupun bersamaan, sebagai bentuk mekanisme adaptasinya terhadap kondisi gejolak jaringan. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi konsep strategi keperantaraan informasi tertius contingens tersebut.

This dissertation aims to explore the structure of information gaps along with the structural holes and dynamics of tertius roles in the dive tourism information network in Komodo National Park, Labuan Bajo. The data are gathered by exploratory sequential mix-methods design of 20 (twenty) dive tourism industry stakeholders and 62 (sixty-two) local dive guides. Based on the results of thematic coding and network analysis using the lens of structural holes theory, this study found several interesting findings. First, sociocultural information dominates the structure of diving tourism information gaps rather than the tourism technical information itself. Second, there are several actors capable of playing the roles of information brokerage through the tertius gaudens and tertius iungens strategies, so they can occupy a significant position in the structural holes of dive tourism information network, especially in the case of sociocultural information discourse. Third, from the findings of several tertius before, one of them was so competent in playing tertius duality strategies, both serially or simultaneously, as a form of adaptation mechanism to the network churn conditions, thus causing her to transform into a tertius contingens. Further studies are needed to explore the information brokerage concept of tertius contingens strategy. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
D2777
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library