Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 474 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: indeks, 2008
610.7 NUR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hadiyatun Nabawi
Abstrak :
Tulisan ini akan menjelaskan pemahaman akan ruang arsitektur yang didasarkan pada pengetahuan akan cara hewan berkomunikasi dengan memodifikasi lingkungan tempat mereka tinggal. Cara hewan berkomunikasi dengan memodifikasi lingkungan membentuk interaksi tersebut disebut sebagai stigmergy, yang merupakan bentuk interaksi hewan-hewan yang dimediasi. Pembahasan akan diawali dengan penjelasan akan fenomena stigmergy yang terkait dengan proses interaksi hewan dan lingkungan bertinggalnya yang meninggalkan berbagai bentuk jejak. Tulisan ini berargumen bahwa proses terjadinya stigmergy dapat menjadi basis pengembangan suatu program ruang arsitektur. Proses penulisan ini membahas scenario proses stigmergy pada beberapa koloni hewan serangga yang berbasis tiga komponen utama dari stigmergy, yaitu Agent, Medium dan Traces. Penulisan yang dilakukan berfokus pada bagaimana stigmergy yang merupakan proses alam memperlihatkan suatu interaksi antara agent pada suatu medium yang akhirnya akan meninggalkan traces. Temuan akan mekanisme interaksi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman akan programming arsitektur berbasis interaksi antara manusia, hewan dan lingkungan dalam suatu sistem ekologi. Pengembangan desain dengan menggunakan metode stigmergy ini ditujukan untuk hewan yakni insect dan memanfaatkan mekanisme sosial dari Insect dalam menyusun programming dan spasialnya. Dimana metode stigmergy ini menghasilkan mekanisme atau sistem-sitem yang dapat dikembangkan dalam perancangan arsitektur insect dalam menyuburkan tanah. ......This paper explores the understanding of architectural spaces driven by the knowledge that animals communicate by modifying the environment in which they live. The way animals communicate by modifying the environment forms an interaction is referred to as stigmergy, a mediated form of animals interaction. The paper elaborates the process of stigmergy, in which animal colonies communicate with their living environment and leave different kinds of spatial traces. The paper argues that the stigmergy process can be potentially used as the basis of architectural programming. This writing explores multiple scenarios of the process of stigmergy in several insect colonies, highlighting the mechanism of stigmergy that is driven by three main components of stigmergy, namely Agent, Medium, and Traces. The writing focuses on how in stigmergy the agent interacts within a particular medium and creates traces in spaces. Findings on such mechanism of interaction are expected to inform architectural programming that is based on the interaction between humans, animals, and the environment as integrated ecological systems. The development of design using the stigmergy method is used for animals, namely insects, and utilizes the social mechanisms of insects in composing programming and spatial. This stigmergy method produces mechanisms or systems that can be developed in the design of insect architecture in fertilizing the soil.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Warsono
Abstrak :
LATAR BELAKANG Menurut sejarahnya, koperasi timbul sebagai akibat dari Revolusi Industri di Eropa sekitar tahun 1770 yang telah menimbulkan kesengsaraan bagi kaum buruh. Pada tahun 1844 dikota Rochdale, lahirlah yang pertama kalinya koperasi atas inisiatif 28 orang buruh yang mengusahakan kebutuhan sehari-hari. Koperasi ini dipimpin oleh seorang buruh yang bernama Charles Howarth, dan koperasi tersebut diberi nama The Equitable of Rochdale, yang mempunyai arti "Pelopor-pelopor yang dapat dipercaya dari Rochdale". Koperasi Rochdale mempunyai lima dasar pokok koperasi, yaitu: a. Koperasi dikendalikan/dikemudikan oleh anggota-anggota sendiri. b. Keuntungan dibagi antara anggota berdasar besarnya jasa-jasanya didalam memajukan koperasi. c. Setiap orang dapat diterima menjadi anggota koperasi secara sukarela (VOLUNTARY), tanpa adanya paksaan dan tanpa memandang perbedaan politik, perbedaan kepercayaan/agama, modal dan lain-lain. Kepada setiap anggota koperasi diperkenankan mengundurkan diri dari keanggotaannya karena mereka menghendakinya. d. Setiap anggota mempunyai hak dan kewajiban yang sama. e. Sebagian dari laba disediakan untuk dana pendidikan. Gerakan koperasi ini kernudian menyeberang kenegara-negara lain, termasuk juga kenegara Belanda, yang kemudian dibawa ke Indonesia. Di Indonesia dapat dikatakan bahwa koperasi baru mulai tumbuh pada tahun 1896 di Purwokerto oleh seorang Patih yang bernama R. Aria Wiria Atmadja dengan mendirikan Bank Penolong dan Tabungan, yaitu suatu Lembaga yang mirip dengan koperasi. Mula-mula usahanya terbatas hanya untuk lingkungan priyayi/teman-temannya saja, tetapi setelah usahanya tersebut berhasil, mereka memperluas usahanya dikalangan pertanian, sehingga nama dari Banknya dianggap perlu untuk ganti nama yaitu Bank Penolong, Tabungan dan kredit Pertanian. Kehidupan koperasi terutama pada masa penjajahan Belanda dan penjajahan Jepang mengalami pasang surut, karena pemerintah penjajah sengaja memecah belah persatuan serta menindas/memeras ekonomi bangsa Indonesia, sehingga citra koperasi menjadi benar-benar rusak. Menurut Undang-undnng Republik Indonesia No. 12 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perkoperasian, Koperasi Indonesia adalah sebagai organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan, yang mempunyai fungsi: a. Sebagai alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi kesejahteraan rakyat. b. Sebagai alat pendemokrasian ekonomi nasional. c. Sebagai salah satu urat nadi perekonomian Indonesia. d. Sebagai alat pembina insan masyarakat untuk memperkokoh kedudukan ekonomi bangsa Indonesia serta bersatu dalam mengatur tata laksana perekonomian rakyat. Uraian diatas mencerminkan bahwa pandangan hidup bangsa Indonesia yang sosialistis dengan semangat kolektivisme, dimana hal ini akan memperkuat sifat koperasi sebagai soko-guru perekonomian bangsa.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1987
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taryana Artasuwangsa
Abstrak :
PT TIMAH selaku produsen timah Indonesia mengahadapi beberapa masalah yang menyebabkan perusanaan ini mengalami masa krisis: Pertama harga timah yang jatuh dari $12300 per ton menjadi menjadi $5300 per ton sedangkan biaya produksi PT TIMAH berada pada tingkat $10000 per ton. Kedua jumlah produksi timah dunia telah melebihi kebutuhan, terutama setelah muncul-nya Brazilia dengan potensi produksi yang besar dan harga jual yang murah. Ketiga, terdapatnya stock timah di beberapa negara antara lain Amerika yang se-waktu-waktu mengeluarkan cadangannya dan mengakibatkan turunnya harga timah di pasar. Keempat pemakaian timah dalam industri cenderung terus menurun dengan makin banyak ditemukannya material substitusi. Selanjutnya masalah intern PT TIMAH merupakan masalah yang paling mendesak yaitu: produktivitas dan efisiensi yang rendah, dikarenakan peralatan dan sarana yang sudah tua, menyusutnya sumber daya alam dan organisasi yang komplek dengan jumlah pegawai yang berlebihan. Dihadapkan pada masalah2 tersebut diatas, PT Timah berusaha keras untuk mengatasi masa krisisnya, dengan menyusun strategi baru. meningkatkan efisiensi dengan menekan biaya produksi seningga daya saing perusanaan dapat ditingkatkan pada harga pokok $4500 per ton pada tahun 1995. Maka restrukturisasi dilaksanakan melalui reorganisasi, rekonstruksi, relokasi dan penglepasan asset2 yang membebam perusanaan termasuk juga harus mendutkan jumlah karyawan dari 24000 orang menjadi 12000 secara bertahap. Sejumlah tambang yang rugi harus segera distop dan yang masih baik, pengelolaannya diserahkan kepada koperasi atau tambang karya, sehingga PT Timah tidak dibebani biaya operasi dalam sektor penambangan daratyang selama ini berbiaya tinggi dan merugi. Dengan demildan terjadi pengurangan jumlah karyawan dan sekaligus perampingan organisasi dimana PT Timah hanya menangani langsung sektor penambangan lout. Maka dengan jumlah karyawan yang lebih sedikit diharapkan selain dapat menurunkan biaya operasi dan meningkatkan efisiensi juga memumgkinkan pembinaan sumberdaya manusia yang lebih baik dalam hal kualitas dan sekaligus penghasilannya . Berlainan dengan penambangan darat yang sederhana dan dan teknolog'mya telah dikuasai fihak luar I swasta , penambanganlaut menggunakan teknologi madya yang perlu didukung dengan profesionalisme teknik penambangan dan sistem logistiknya . Sementara itu kekayaan sumberdaya atom di Belitung dan Singkep dengan harga timah yang rendah menjadi tidak feasibel sehingga operasi penambangan laut perlu di konsentrasi-kan di lokasi-lokasi yang lebih kaya yaitu di Bangka dan Karimun Kundur. Tulisan ini mencoba meninjau dan menganalisa strategi perusanaan untuk menilai kemungkinan keber-hasilan PT Timah dalam melaksanakan strategi serta Iangkah2 kebijakannya.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grita Anglila
Abstrak :
Anak usia sekolah (6-12 tahun) mengalami perkembangan fisik, kognitif, dan sosial emosional. Pada usia ini, perkembangan anak dipengaruhi oleh lingkungannya baik secara fisik maupun sosial. Lingkungan fisik yang dimaksud adalah institusi sekolah dasar, dimana anak pada usia 6-12 tahun mulai berinteraksi dan berkomunikasi dengan lingkungan sosialnya. Anak membutuhkan ruang yang nyaman dan aman di sekolah. Perencanaan lingkungan fisik pada sekolah dasar periu disesuaikan dengan kebutuhan anak sehingga dapat mewadahi aktivitas mereka yang dapat merangsang perkembangannya. Pada lingkungan fisik sekolah dasar, perencanaan tidak hanya ditekankan pada ruang belajar saja, namun juga periu diperhatikan penyediaan ruang luar yang sesuai untuk anak. Ruang luar merupakan salah satu sarana pendukung yang memiliki interaksi dengan ruang belajar formal, sehingga kedua mang tersebut dapat saling mendukung aktivitas anak dalam belajar dan bermain. Skripsi ini membahas mengenai sejauh mana ruang luar di sekolah dasar dapat berperan bagi aktivitas anak yang dapat merangsang perkembangannya. Pembahasan dalam skripsi ini melalui studi literatur dan studi kasus, dengan meninjau dari aktivitas anak, ruang yang dibutuhkan serta elemen-elemen pendukung ruang luar. Studi kasus yang diambil adalah sekolah alam yang sebagian besar aktivitasnya dilakukan di ruang luar. Dari tinjauan yang dilakukan, teriihat bahwa ruang luar sekolah dasar dapat dimanfaatkan sebagai wadah aktivitas anak dalam bermain dan belajar. Aktivitas anak yang dilakukan di ruang luar juga mengandung berbagai nilai positif bagi perkembangan fisik, kognitif, dan sosial emosional anak. ......School-age children (6-12 years old), develop in physical, cognitive and psychosocial aspects. In this stage, children development influenced by their physical and social enviroment. This physical environment includes the educational institution as a place where children begin to interact and communicate with others. Children need safe and comfortable spaces to support their activities in school. The planning of physical environment in elementary school should suit the children's needs and accommodate activities that stimulate their development. The planning of physical environments in elementary school not only focuses on classrooms, but also the provision of outdoor spaces that are suitable for children. The relation between outdoor spaces and formal learning spaces can support children's activities. This writing discusses how outdoor spaces in elementary school can support children's activities and stimulate their development. Literature and case study are used to explore children's activities, their spaces and supporting elements in outdoor spaces. The case study was conducted in Sekolah Alam that mainly has outdoor activities. The case study indicates that outdoor spaces in elementary school can be used as children's activity spaces in learning and playing. Children's activities in outdoor spaces has positive values in their physical, cognitive, and social emotional development.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S48612
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muttabati Arafatiani
Abstrak :
Bangunan publik merupakan bangunan yang ditujukan untuk umum dan berfungsi untuk mengakomodasi masyarakatnya dalam memenuhi kebutuhan hidup seperti bersosialisasi, berinteraksi, dan melakukan aktivrtas di tengah komunitasnya. Anak-anak merupakan salah satu kelompok pengguna yang perlu diberikan pechatian khusus. Terutama pada kebutuhan mereka yang mendukung perkembangannya daiam publik. Aksesibilitas bagi anak dalam bangunan publik merupakan salah satu langkah dalam memberikan lingkungan yang baik bagi anak-anak sebagai bagian dari masyarakat. Kepedulian untuk memberikan lingkungan yang baik bagi anak-anak akan membawa kita ke arah kondisi ideal sebuah masyarakat di dalam kota. Aksesibilitas ini dapat berupa keselamatan, keamanan dan pengawasan orang dewasa, desain spasial, dan visibilitas pada bangunan. Untuk melihat seberapa jauh bangunan publik di Jakarta memberikan aksesibilitas bagi anak, maka saya melakukan studi kasus pada dua shopping mall sebagai bangunan publik yang kerap dikunjungi oleh keluarga beserta anak-anak. Dari studi kasus tersebut ditemukan bahwa bangunan ini sudah mulai memperhatikan kebutuhan anak-anak di dalam bangunan. Namun, sebagian besar aksesibilitas yang diberikan masih terbatas pada ruang secara fisik. Sedangkan memberikan kemudahan bagi anak-anak untuk mengakses di dalam bangunan belum diperhatikan lebih jauh. ......Public buildings open for public and accommodate the needs of the community to socialize, interact and do other activities within the society. There is a need to pay attention to children as a group of users to support them developing their ability in public. Easy access for children in public building becomes a part of providing a good environment for them. Showing that we care for them will bring us through an ideal environment for the community. These accessibilities are safety, security and adult's supervision, spatial design, and visibility in the building. In order to see how well public buildings in Jakarta provide accessibility for children, I have done a case study of two shopping mails as a type of public buildings that were frequently visited by children and their families. The case study concludes that these two buildings had already concerned with children's needs. However, most of the accesses given were still limited to the provision of physical spaces. Meanwhile, the buildings have not given enough attention to provide easy accesses for children within the whole environment of the buildings.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S48617
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Hidayat
Abstrak :
Apartemen termasuk dalam jenis hunian multi family housing, yaitu dalam satu bangunan terdiri dari banyak unit hunian. Susunan antar unit-unit dalam apartemen pun berbeda dengan jenis hunian pada umumnya (single family housing). Dengan kondisi tersebut, pola interaksi sosial antar penghuni di dalamnya kemungkinan juga mempunyai perbedaan. Secara langsung atau tidak langsung, interaksi sosial yang terjadi dipengaruhi oleh susunan ruang di dalamnya, termasuk susunan pada ruang pergerakan manusia atau ruang sirkulasi. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk melihat peranan susunan ruang sirkulasi pada apartemen terhadap interaksi sosial yang terjadi antar penghuni di dalamnya. Dengan demikian dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam merancang ruang sirkulasi pada apartemen, agar dapat mencapai tingkat interaksi yang diharapkan. Penulisan skripsi ini dilakukan dengan metode studi literatur dan studi kasus terhadap dua apartemen yang ada di Jakarta yaitu Apartemen Margonda Residence yang mempunyai susunan unit dan sirkulasi linier dan Apartemen Taman Rasuna yang mempunyai susunan unit dan sirkulasi radial. Dari studi literatur dan studi kasus tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa interaksi sosial pada apartemen dipengaruhi oleh jenis sirkulasi, layout, ukuran dan kualitas ruang sirkulasi pada apartemen tersebut, serta faktor sifat dan karakter individu penghuninya. ......Apartments is multi?family housing, contains several house units in a single building. The units arrangement in apartments is very different from the common housing (single-family housing). Therefore the social interaction pattern has possibility of being different. Whether directly or not, the social interaction affected by the spatial arrangement, including the arrangement of movement space, the circulation space. This writings attempt to see the role of circulation space arrangement in apartment in the social interaction between tenants. Therefore it could be used as considered factor in designing the circulation space in apartments to reach the levels of interaction needed. This writings done with literature research method and case studies in two apartments located in Jakarta; Margonda Residence Apartments which have linear units and circulation arrangement, Taman Rasuna Apartments which have radial units and circulation arrangements. From these studies, it can be concluded that social interaction in apartments affected by circulation type, layout, dimension and the quality of circulation space and also the individual character of the tenants.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S48379
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sean Kurnia
Abstrak :
Pada saat ini telah muncul suatu tren yang memungkinkan manusia berkegiatan di ruang virtual bersama orang-orang dari segala penjuru dunia membentuk sebuah komunitas, tanpa harus berkumpul di suatu tempat secara fisik. Pada saat komunitas dibawa ke dalam sebuah ruang virtual, mengakibatkan munculnya berbagai macam isu di dalam ruang virtual yang memfasilitasi komunitas tersebut, salah satu isu yang muncul adalah isu mengenai privasi di dalam sebuah ruang komunitas virtual pemain video game. Skripsi ini merupakan sebuah penelitian mengenai pengaplikasian pengetahuan arsitektur mengenai privasi di dunia nyata yang dibahas dalam konteks sebuah ruang komunitas virtual berupa online game. Saya ingin mencari kaitan antara isu privasi yang terjadi di dunia virtual berdasarkan studi literatur mengenai privasi di dunia nyata dan meneliti lebih lanjut melalui sebuah studi kasus. Metode studi kasus dilakukan dengan cara mengalami sendiri seluruh ruang-ruang yang ada di dalam permainan Audition Ayodance, serta menganalisis pengalaman dan kejadian yang terjadi di setiap ruang, dikaitkan dengan isu privasi. ......These day`s. there is a trend, which give people a chance to do their activities on a virtual space, creating a community with another people from all around the world. Gathering in some place without their pyhsical body. When those communities moved to a virtual space, it has resulted the appearance of many various issue on a virtual space, which gave them the conveniences to do the gathering, one of the issue that araise is the privacy issue in a virtual video game community space. This essay is a research about how we apply an architectural science about privacy in a real space, which context is a virtual community space in an online game. I want to search for the relation between privacy issue that happen in a virtual space, based on a literature study of privacy in real world, and a research of a case in a virtual community space. The method that I used to do the research is experiencing myself the spaces between the Audition AyoDance game, then I analyse the experience that I have and event that happen in all type of space, based on the issue of privacy.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S48378
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radhie Alfha
Abstrak :
Ruang maya adalah sebuah konsepsi yang menjelaskan aspek keruangan di dalam hasil teknologi seperti internet. Konsepsi ini merupakan ide yang dibentuk berdasarkan konsep keruangan di dunia nyata. Sekalipun demikian, ruang maya bekerja dengan prinsip dan aturan yang berbeda dengan ruang nyata. Eksplorasi hubungan antar ruang ini dari segi arsitektur dapat menghasilkan berbagai alternatif kemungkinan bentuk masa depan pada era yang didominasi oleh teknologi digital. Ruang maya memiliki potensi positif untuk mendukung kehidupan ruang nyata. Untuk melihat keterkaitan antara ruang nyata dan maya diperlukan sebuah parameter yang menjadi elemen penting bagi kedua ruang tersebut. Raga adalah sebuah elemen penting bagi kehadiran ruang nyata. Untuk dapat memahami ruang maya, manusia perlu hadir dalam ruang maya. Bentuk representasi kehadiran manusia dalam ruang maya dapat terwujud melalui kehadiran raga maya. Sebagaimana raga fisik manusia di ruang nyata, raga maya juga memiliki kelakuan yang serupa terhadap ruang maya. Melalui kehadiran dan pergerakan yang dihasilkan oleh raga maya, manusia dapat mengalami ruang maya dan hadir untuk berkegiatan di dalamnya. Namun dalam peranannya, raga maya tidak terlepas dari keterikatannya dengan raga fisik manusia yang direpresentasikannya. Melalui daya dukung ruang maya dan keterikatan dengan raga maya, manusia dapat menghasilkan penggunaan ruang yang lebih efisien dan ringkas. Hal ini disebabkan oleh kemampuan ruang maya dan raga maya dalam mengatasi keterbatasan raga manusia pada ruang nyata. ......Cyberspace is a conception that explains the spatial aspect within the outcome of digital technology such as internet. This conception is an idea that is formed based on real life spatial aspect. Nevertheless, cyberspace operates under different rules and principles from that operate in physical space. Exploring the interrelationship between these spaces from the viewpoint of architecture can produce various possible alternatives of forms of the future which will be dominated by digital technology. Cyberspace has positive potentiality to supplant physical space. To be able to observe the interrelationship between these spaces, a basic and important parameter is needed. Body is an element which has an important role to the existence of physical space. To understand cyberspace, human need to be present within cyberspace. Human?s presence within cyberspace can occur through the presence of virtual body. Virtual body behaves within cyberspace just as physical body acts within physical space. Through the presence and movement of virtual body, human can be present and experience cyberspace. Although virtual body is present in cyberspace?outer side of physical body?it cannot operate without human intervention on it. Through the supportive ability that cyberspace and virtual body posses, human can maximize the potentiality of physical space. Physical space usage can be more efficient with the presence of cyberspace and its virtual body. This becomes possible due to the ability of both to overcome the limitation of physical space.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S48377
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra
Abstrak :
Manusia tidak terlepas dari ruang interaksi sosial termasuk manusia lanjut usia. Periode manusia lanjut usia, yang berada pada tahap akhir daur hidup manusia masih terdiri dari beberapa tahap penuaan—young old, old old, dan oldest old—dengan dinamika ruang interaksi sosial yang berbeda-beda pula. Oleh sebab itu, mendeskripsikan ruang interaksi sosial dan perubahannya seiring dengan perubahan tahap penuaan manusia lanjut usia secara komprehensif menjadi penting. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih rinci mengenai bagaimana ruang interaksi sosial berubah seiring dengan berubahnya tahap penuaan manusia lanjut usia. Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah melalui kajian teori mengenai ruang (interaksi) sosial, lingkungan daur hidup manusia khususnya manusia lanjut usia, dan tahap-tahap penuaan manusia lanjut usia. Studi kasus juga dilakukan terhadap ruang interaksi sosial dua orang manusia lanjut usia untuk melihat bagaimana teori yang sudah dikaji tersebut terjadi dalam kehidupan nyata. Dari tinjauan teori dan studi kasus tersebut, dapat disimpulkan ada beberapa pola perubahan ruang interaksi sosial seiring dengan perubahan penuaan pada manusia lanjut usia, yaitu: besaran ruang interaksi sosial manusia lanjut usia menurun drastis ketika memasuki tahap oldest old; pola ruang interaksi sosial dan ruang aktivitas manusia lanjut usia cenderung sama dan stabil pada setiap tahap penuaan; frekuensi penggunaan ruang di luar ruang domestik oleh manusia lanjut usia cenderung menurun seiring dengan perubahan tahap penuaan dan hampir tidak terjadi lagi ketika memasuki tahap oldest old; dan ruang aktivitas semakin didominasi oleh ruang interaksi sosial ketika seorang manusia semakin berusia lanjut sehingga ketika ruang aktivitas berubah, ruang interaksi sosial pun cenderung ikut berubah. ......Human being cannot be separated from social interaction space, including the elderly. The elderly stage, who is in the latest stage of in the human life cycle still consists of several stages of aging—young old, old old, and oldest old—with different dynamics of social interaction space too. Therefore, describing social interaction space and the changing through the aging of the elderly comprehensively becomes important. The purpose of this writing is to understand more detail on how social interaction space changes through the aging of the elderly. This writing begins with the study of the theories about social (interaction) space, the human life cycle environment, and the aging stages of the elderly. Furthermore, case study was also conducted on the social interaction space of two elderly individuals in order to examine how the theories that had been studied happened in the real life. From the study of the theory and the case study, it can be concluded that there are several patterns of the changing of social interaction space through the aging of the elderly. These patterns include: the scale of social interaction space of the elderly is declined drastically in the oldest old stage; the pattern of social interaction space and activity space of the elderly relatively similar and stable in every aging stage; the frequency of using outside domestic space by the elderly tends to decline through the aging of the elderly and almost disappear in the oldest old stage; and activity space is more dominated by social interaction space when a human is growing older—it means that when the activity space is changed, the social interaction space also tends to be changed.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45467
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>