Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 71 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Michael Sadena Dibyantoro
"ABSTRAK
Jakarta adalah kota megapolitan yang terus berkembang dan tidak lepas dari proses gentrifikasi. Skala kota yang masif membuat tidak terlihatnya identitas yang jelas dari Jakarta. Sebuah kota multikultur memerlukan adanya tempat-tempat yang terkumpul dan menjadikannya suatu destinasi untuk memenuhi kebutuhan pengguna kota. Ethnic enclave dapat menjadi destinasi tersebut, karena selain memenuhi kebutuhan kelompok etnis tertentu, dapat juga menyediakan sebuah kota tempat yang unik dan memberikannya suatu destinasi yang lebih bervariasi dan menarik. Studi ini akan membahas munculnya ethnic enclave di Jakarta, yaitu Little Tokyo Blok M, dan melihat apakah kawasan tersebut memenuhi kriteria karakteristik sebuah ethnic enclave Hasil dari studi ini menentukan peran gentrifikasi dalam pembentukan ethnic enclave dan prosesnya dalam menjadi kawasan dengan brand tertentu."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Fatina Risinda
"Perempuan, sebagai salah satu bagian dari masyarakat yang tinggal di permukiman kumuh perkotaan seringkali tidak disadari bahwa perempuan tidaklah hanya mengemban peran sebagai seseorang yang mengurus dalam rumah, melainkan tiga (triple role) yakni peran reproduktif yaitu melahirkan dan membesarkan anak; peran produktif yaitu sebagai pencari nafkah tambahan; dan peran sosial dan kemasyarakatan (community management) (Moser: 1988; 1993, dikutip dalam Miraftab, 1995). Dari kondisi keuangan dan tempat tinggal, membentuk peran dan kegiatan perempuan yang kemudian berpengaruh kembali terhadap bentuk ruang yang dilakukan perempuan untuk menjalankan kegiatan sehari-harinya. Namun, seringkali hal ini tidak terperhatikan, dan kepentingan perempuan menjadi dikesampingkan. Padahal perempuan ini juga turut menghadapi tantangan yang sering melanda permukiman kumuh, seperti penggusuran dan relokasi. Penulisan ilmiah ini pun mengacu pada pengungkapan kegiatan sehari-hari perempuan yang bertempat tinggal di permukiman kumuh, peran, serta ruang berkegiatannya. Hal ini kemudian dikaitkan dengan penggusuran, dan pendapat perempuan-perempuan ini terhadap penggusuran. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara kepada perempuanperempuan yang bertempat tinggal di permukiman kumuh. Kajian teori juga dilakukan untuk menjadi dasar analisis terhadap studi kasus. Melalui metode pengumpulan data yang dilakukan, penulis bisa mendapatkan data untuk kemudian dianalisis dan bertemu dengan kesimpulan sesuai dengan tujuan penulisan.

Women, as part of the society that lives in the city slums, often did not get much attention that they are not only have role as someone that caring the house and family, but actually have triple role. The triple role is reproductive role, the childbearing and rearing responsibilities; productive role, as primary or secondary income-earners; and social role in community management (Moser, 1988; 1993, citated in Miraftab, 1995). Economic and settlement condition make women have their role and activity. This affected their own space to do all their activity. But this is often being missed and women's needs is being forgotten. Whereas, this women also faces many challenge in slums, like eviction and relocation. This writting then pointing to express the role and daily activity of women in slums, and also their space of activity. Then, it will be analised with a challenge in slums like eviction and with women's opinion about it. Observation had been done with some of interview with some women that live is slums. Literature study had been done too, to be the base of case study analysis. With the data research method, writter can get data that can be analised to become a conclusion."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42631
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gusti Ayu Asri Permatasari
"Rumah hadir sebagai suatu pelengkap dalam memenuhi kebutuhan manusia selain sandang dan pangan. Perkembangan suatu perumahan tidak bisa lepas dengan perkembangan penduduk yang membutuhkan rumah tersebut. Akibatnya jika suatu perkembangan perumahan tidak diikuti dengan pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat maka akan terjadi backlog. Pemenuhan kebutuhan akan perumahan yang kurang atau disebut backlog ini tidaklah mudah karena pemerintah hanya menyediakan seperempat dari kekurangan perumahan yang ada. Selain itu mahalnya perumahan yang ditawarkan pemerintah menjadi kendala bagi kaum berpenghasilan rendah untuk memenuhi kebutuhan akan rumah. Sehingga perlunya adanya usaha masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan rumahnya sendiri yang biasa disebut dengan swadaya. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui seberapa banyak perumahan yang kurang disuatu kawasan dan apa saja program pemerinta dalam menutupi kekurangan perumahan tersebut. Metode yang dipakai dalam penulisan yaitu dengan membaca berbagai refrensi untuk menganalisis kasus yang ada dilapangan.

House functions as a supplementary thing in fulfilling the human need in addition to cloth and food. Development of housing cannot be separated from development of population needing the house. Consequently, if a housing development is not kept up with the growth of population which is getting increased then it will result in backlog. Fulfilling the shortage of housing or so called backlog is not easy since the government only provides one-fourth of the existing shortage of housing. Besides, expensive price of housing as offered by the government has become constraint for those of low-income people to afford the house. So that people need to exert its best to fulfill the need for their own house which is usually called self-help. Writing of this paper is aimed at identifying how much housing which is still lacking in a cerain are and what program already adopted by government in covering the shortage for housing. Method used in writing is reading variety references to analyze case existing in field."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42301
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Prillia Indranila
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai affordance pada taman yang merupakan ruang
terbuka publik sebagai ruang untuk aktivitas bermain anak-anak. Selain sebagai
ruang hijau, taman digunakan oleh anak-anak untuk bermain. Penelitian dilakukan
dengan mengkaji elemen fisik taman dan melihat bentuk aktivitas bermain anak
yang terjadi. Berdasarkan studi kasus pada Taman Tebet-Honda, karakteristik
elemen-elemen taman memiliki affordance yang dapat memberikan keberagaman
pengalaman bermain bagi anak-anak. Keberagaman tidak selalu tergantung dari
jumlah alat permainan yang tersedia, tetapi lebih berkaitan dengan kemungkinankemungkinan
untuk melakukan berbagai macam hal. Dalam bermain, anak-anak
menggunakan tubuh mereka untuk memanfaatkan elemen yang ada. Selain itu,
taman yang merupakan ruang publik juga berperan sebagai penunjang kegiatan
bermain yang bersifat sosial.

ABSTRACT
The focus of this study is to analyze the affordance in the park which is an urban
open space as a space for children's play activities. Besides its function as a green
space, park is also used by children to play. The study is done by by analyzing
physical elements of the park and forms of children's play activities happened.
Based on the case study in Tebet-Honda Park, its elements' characteristics have
affordances that give the children various play experiences. The variety of
activities doesn't always depend on the amount of play equipments available, but
it's related to the possibility of doing many things. Children use their body while
using the elements when they play. Park as an urban open space also has a role to
support social play.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42431
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Analundy Rafika Naura Yunardy
"Pertunjukan wayang orang mengadaptasi cerita-cerita epik Mahabharata dan Ramayana yang mengandung pesan-pesan moral, sembari memasukkan unsur-unsur sendratari. Meskipun dulunya pertunjukan ini dilakukan di ruang semi- terbuka, namun kini telah bergeser menjadi pertunjukan di ruang tertutup. Gedung Pertunjukan Wayang Orang termasuk ke dalam jenis ruangan teater, sehingga penting untuk menganalisis performa akustik dalam teater pertunjukan agar ruang teater dapat mendukung narasi dari pertunjukan wayang orang dan jenis pertunjukan lain yang sejenis. Analisis meliputi material yang digunakan dalam gedung teater, variabel performa akustik ruang berupa pengukuran reverberation time, sound pressure level, dan D50 dengan menggunakan software rhinoceros dengan plug-in pachyderm. Studi kasus dilakukan di Teater Wayang Orang Bharata untuk menganalisis performa akustiknya dan wawancara dengan penonton di teater. Hasil pengukuran menunjukan bahwa secara keseluruhan performa akustik Teater Wayang Orang Bharata cukup baik dan hanya memerlukan perbaikan di beberapa area untuk mencapai kualitas akustik yang lebih optimal. Teater dapat menambahkan material penyerap suara, melakukan penyesuaian sistem akusitk, dan melakukan pengawasan secara berkala untuk menjaga kondisi akustik supaya tetap optimal.

Wayang Orang performances adapt epic stories from the Mahabharata and Ramayana, which contain moral messages, while incorporating elements of traditional dance drama. Although these performances were originally conducted in semi-open spaces, they have now shifted to enclosed theater spaces. The Wayang Orang Performance Hall falls into the category of theater spaces, making it important to analyze the acoustic performance of the theater to ensure that it supports the narrative of Wayang Orang performances and similar types of performances. The analysis includes the materials used in the theater building and the acoustic performance variables, such as measurements of reverberation time, sound pressure level, and D50, using Rhinoceros software with the Pachyderm plug-in. A case study is conducted at the Wayang Orang Bharata Theater to analyze its acoustic performance and includes interviews with the theater audience. The measurement results show that overall, the acoustic performance of the Wayang Orang Bharata Theater is quite good, requiring only minor improvements in some areas to achieve optimal acoustic quality. The theater can add sound-absorbing materials, adjust the acoustic system, and conduct regular monitoring to maintain optimal acoustic conditions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nindito Virnantio
"The development of mosques in Indonesia, especially in Jakarta, haven’t put an emphasis on sound quality. It’s observable from large openings on mosques which directly facing the road and traffic without any buffer, causing noise to be transmitted freely into the building. Although the quality of a praying determined by the prayer’s faith quality, there are lots of other activities besides praying (salat). There are educational activities such as reading qur’an, Da’wah, and preaching, which take place inside mosque, and those activities need a good sound quality. Knowing the impact of traffic noise would be a good foundation to increase sound quality and increasing quality of religious educational activities.

Pembangunan masjid di Indonesia, terutama Jakarta, selama ini belum terlalu mementingkan kualitas bunyi yang didengar. Hal ini terlihat dari rancangan masjid yang memiliki bukaan yang besar tanpa ada perantara langsung dengan jalan raya, sehingga kebisingan masuk dengan leluasa kedalam masjid. Meskipun tentu saja kualitas salat seseorang bergantung dari iman masing-masing, kegiatan di dalam masjid tidak hanya salat. Terdapat kegiatan pendidikan seperti pengajian, pembelajaran agama, dan ceramah. Kegiatan pendidikan tersebut-lah yang membutuhkan kualitas bunyi yang baik. Mengetahui pengaruh kebisingan lalu lintas merupakan langkah awal untuk meningkatkan kualitas bunyi, sehingga kegiatan pendidikan keagamaan di dalam masjid menjadi lebih baik.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59235
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esther Wahyuni
"Bangunan sebagai ruang manusia melakukan aktivitas, memiliki berbagai macam perwujudan fisik. Salah satunya yaitu bangunan tinggi, yang dapat diwujudkan dengan ditemukannya struktur rangka baja dan sistem lift. Salah satu fungsi bangunan yang diwujudkan oleh bangunan tinggi adalah corporate headquarters. Corporate headquarters sebagai kantor pusat dari sebuah perusahaan, berperan sebagai representasi wajah perusahaan di mata masyarakat, sehingga selain memiliki kebutuhan akan kualitas fungsional sebagai sebuah kantor, juga memiliki kebutuhan terutama akan kualitas puitikal berupa perwujudan identitas dan kelas perusahaan. Kecenderungan bagi bangunan tinggi corporate headquarters untuk mengutamakan pengolahan dimensi ketinggian dan bentuk massa bangunan menunjukkan upaya untuk mewujudkan kualitas puitikal yang kuat, sesuai dengan kebutuhan corporate headquarters.

Buildings as space for humans for doing their activities, have many different type of physical implementations. High-rise building is an example, that is achieved through the invention of steel structural frame and elevators. A building function that high-rise building implemented is corporate headquarters. Corporate headquarters as the central office that representing the corporation, beside has needs of standard form as a working space, also has needs of poetic form to express the corporate identity and class. The tendency of high-rise corporate headquarters buildings to emphasizing the bigness, tallness, and shape of buildings? form shows us the focus of poetical quality, in accordance with corporate headquarters needs.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60817
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatma Rasyidatunnisa
"ABSTRACT
Pemanasan global merupakan isu lingkungan yang sudah cukup lama dibicarakan karena dampaknya yang berbahaya. Para arsitek perlu melakukan penanganan terhadap masalah ini, karena banyak emisi di atmosfer berasal dari bangunan. Hal tersebut mendorong para arsitek untuk merancang konsep bangunan berkelanjutan yang berfungsi untuk mengurangi emisi dengan meningkatkan efisiensi energinya. Seiring berjalannya waktu, bangunan berkelanjutan diterapkan di berbagai jenis bangunan hingga terlahir istilah bangunan pasif yang saat itu diterapkan pada rumah tinggal di Jerman yang menjadi tempat lahirnya konsep bangunan pasif. Bangunan pasif merupakan bangunan yang memanfaatkan keadaan iklim setempat sehingga penggunaan energinya efisien. Bangunan pasif tropis yang dibahas dalam penelitian ini merupakan bangunan pasif yang dimasukkan ke dalam konteks iklim tropis sehingga menciptakan bangunan yang dapat menyesuaikan dan memanfaatkan iklim tropis. Bangunan pasif tropis bisa diterapkan di berbagai jenis bangunan, termasuk sekolah. Pembangunan sekolah di Indonesia jarang sekali dipikirkan efisiensinya, sehingga sekolah dapat menjadi bangunan yang menghasilkan banyak emisi. Beberapa sekolah di Indonesia dirancang menyesuaikan prinsip bangunan pasif tropis, yaitu Sekolah Alfa Omega di Tangerang dan Sekolah Bogor Raya di Bogor. Walaupun kedua sekolah ini belum menjadi sekolah dengan prinsip bangunan pasif tropis yang sempurna, tapi Sekolah Alfa Omega sudah mendekati prinsip pasif tropis dibanding Sekolah Bogor Raya.

ABSTRACT
Global warming is an issue which has discussed often for a long time because its impacts are dangerous. Architects have to handle it, because a lot of emissions in the atmosphere come from buildings. That case encourages architects to design sustainable building which purpose is to reduce emissions by increasing energy efficiency. As time goes by, sustainable building is applied in the various types of building until the term of passive building appeared which was being applied in the house in Germany which made passive building concept appear. Passive building is a building that take the advantages of local climate so the use of energy will be efficient. Tropical passive building that discussed in this thesis is a passive building that incorporated in the context of tropical climate so it becomes building that adapts and take advantages of tropical climate. Passive building can be applied in every type of buildings, including schools. School construction in Indonesia has rarely thought the efficiency, so the school can become a building that produces a lot of emissions. Few schools in Indonesia are designed almost approaching tropical passive building principles, these are Sekolah Alfa Omega in Tangerang and Sekolah Bogor Raya in Bogor. Even both of these schools are not the school that has the tropical passive building principle perfectly, though Sekeloah Alfa Omega is closer to the principles than Sekolah Bogor Raya."
[, ]: 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Noor Khilmia Adkhanti
"ABSTRAK
Sistem kepercayaan menjadi penuntun masyarakat dalam menjalani kehidupan. Sehingga terciptanya kehidupan yang sesuai dengan tatanan sosial yang sudah dirancang. Tabu merupakan bentuk sistem kepercayaan yang hidup dalam pola pikir masyarakat. Hal tersebut berkembang dari sebuah pengelaman budaya, seringkali berkaitan dengan mitologi kisah yang menciptakan sebuah larangan. Sebuah kampung pada Pulau Seram berdiri kokoh di tengah masyarakat yang mulai berkembang menuju masyarakat urban. Budaya dan adat menyelimuti teritori kampung, membuat warga seolah tidak terusik oleh modernisasi. Numa Posune-tempat pengasingan wanita mentrusasi dapat dijadikan sebagai sebuah contoh. Perempuan menstruasi dianggap kotor bagi masyarakat kampung Rohua. Hal tersebut memunculkan sebuah tabu, dimana lelaki dilarang membuat kontak fisik maupun visual terhadap wanita menstruasi atau mereka akan terkena penyakit. Fenomena tersebut menunjukkan bagaimana masyarakat yang masih kuat memegang tradisi, memperlihatkan bahwa tabu menjadi pengontrol kehidupannya. Skripsi ini membahas terkait pembentukan pola permukiman yang diakibatkan oleh sebuah tabu, sebagai kontrol dalam konteks permukiman rural. Metode yang digunakan dengan mengeksplorasi kehidupan masyarakat kampung Rohua secara langsung dan melihat bagaimana peran tabu dalam permukiman. Tabu secara kuat menjadi identitas serta salah satu kunci utama dalam mengatur konfigurasi spasial permukiman. Hal tersebut kemudian berdampak pada aktivitas warga terlebih yang berkaitan dengan penggunaan ruang permukiman. Temuan menunjukkan bahwa tabu kuat mempengaruhi pembentukan ruang permukiman masyarakat tradisional, salah satunya kampung Rohua.

ABSTRACT
Belief system leads society in living their life. Therefore, life prevails based on the designated social structure. Taboo is a belief that lives in the mindset of a society. It develops from a certain cultural experience, and is related to mystical things that often impose prohibitions. A village in Pulau Seram stands firm in the middle of society inhabiting an area which begins to evolve into urban area. The societys tradition lives throughout the village territory and strongly influences the villagers living space, making these villagers seem to be undisturbed by the modernization amid its existence. Take numa Posune-a place of seclusion for women on periods-as an example. Women in their period are considered impure to the villagers. This belief encourages a taboo to appear, as for men are not allowed to make contact, both visual and physical, to period women, otherwise the men will get sick. This shows how in society that still holds a strong tradition, taboo controls the societys life until now. This paper discusses settlement pattern formed as an effect of taboo and the role of taboo as a social control in rural contexts. The method of this study was exploring Kampung Rohuas life directly and seeing the role of taboo towards Kampung Rohua. Taboo strongly characterized the settlement and the main key of the spatial configuration. Its also affects society up to their daily activities especially those that are spatially related in the settlements. The findings shows that taboo strongly influenced the formation of space in a traditional rural settlement, in this case in Kampung Rohua."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yesika Elsara Pongpare
"Pasar tradisional merupakan tempat terjadinya aktivitas ekonomi lokal berupa kegiatan jual bei antara pedagang dan pembeli. Di dalam aktivitas jual beli ini, terbentuklah interaksi yang kompleks, baik melalui kegiatan tawar menawar antara pembeli dan pedagang maupun persaingan antarpedagang sebagai wujud unsur sosial budaya. Akibatnya, pasar tradisional tidak pernah lepas dari unsur ekonomi lokal dan sosial budaya yang mengitarinya.
Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan keterkaitan antara pasar tradisional Bolu di Toraja Utara dan ritual kematian orang Toraja. Ritual kematian orang Toraja, Rambu Solo, adalah salah satu ritual terpenting dalam kebudayaan orang Toraja. Rambu Solo dilaksanakan sesuai dengan kelas sosial dan didorong oleh budaya siri. Setiap kelas sosial dibedakan berdasarkan lama pelaksanaan ritual, tingkat kerumitan, dan jumlah hewan kurban yang disembelih, khususnya kerbau. Semakin tinggi kasta sosial orang yang meninggal, ritual Rambu Solo yang dilaksanakan akan semakin rumit, menghabiskan semakin banyak waktu dan kerbau. Kehadiran Pasar Hewan Bolu sangat membantu masyarakat Toraja dalam memperoleh kerbau.
Mengakhiri rangkaian studi literatur, wawancara, dan studi lapangan yang dilakukan selama menyusun tulisan ini, penulis menyimpulkan bahwa Pasar Hewan Bolu dapat dipandang sebagai pasar yang memenuhi kebutuhan orang mati, yakni kebutuhan ritual Rambu Solo. Oleh karena itu, selama orang Toraja bertahan untuk tetep melaksanakan ritual kematian Rambu Solo, maka kehadiran Pasar Hewan Bolu tidak dapat dipisahkan dari kehidupan berbudaya masyarakat Toraja.

A traditional market is where local economy activities, mainly the process of selling and buying, take place. In this activity of selling and buying, a complex interactions are formed, firstly through the bargainnning between the buyers and traders, secondly through the competition among the traders, both as manifests of the local economical and socio-cultural elements. Hence, a traditional market could never be detached from its surrounding local economy and socio-cultural elements.
This thesis aims to explain the relationship between Bolu Animal Market, a traditional market in North Toraja, and Rambu Solo, the funeral ceremony of Toraja people. Rambu Solo is one of the most significant rituals in the culture of Toraja. It is observed based on social class and driven by the siri culture. Each social class is distinguished by the duration and complexity of the ritual, also by the number of sacrificial animals slaugthered, especially bufallo. The higher the social caste of the Toraja people who died, the more complicated the ritual will be carried out, spending more in both time and bufallo. Bufallo has become a key element in this ritual. The existence of Bolu Animal Market is an immense help for the Toraja people to obtain bufallo.
Hence, closing the series of literature study, interview, and field study along with this thesis writing, the author concludes that Bolu Animal Market can be seen as a market that meets the needs of the dead, as it provides the main requirement of Rambu Solo. As long as the people of Toraja keep observing the ritual of Rambu Solo, the presence of Bolu Animal Market can not be separated from their cultural life.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>