Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Thresya Febrianti
Abstrak :
ABSTRAK
Kanker payudara merupakan salah kejadian kanker kedua terbanyak setelah kanker serviks dan mengalamai peningkatan setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan pengetahuan dengan keterlambatan pasien kanker payudara mencari pengobatan di RSUP Dr. M. Djamil Padang setelah dikontrol tingkat pendidikan, sikap, dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan, biaya, akses deteksi dini, pengobatan tradisional. Desain studi penelitian ini adalah kasus kontrol (1:1) dengan data primer dianalisis menggunakan multivariat regresi logistik ganda menggunakan data primer. Sampel penelitian adalah pasien kanker payudara yang berusia minimal 20 tahun yang memeriksakan diri ke RSUP Dr. M. Djamil Padang pada bulan Juli- Desember 2013. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 122 yang terdiri dari 61 kasus dan 61 kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan rendah pada kelompok terlambat berisiko 1,86 kali lebih besar dibanding kelompok tidak terlambat setelah dikontrol variabel sikap, persepsi biaya, persepsi dukungan petugas kesehatan, persepsi dukungan keluarga dan pengobatan alternatif (95%CI = 0,68-5,089). Diharapkan pemerintah berperan aktif dalam penurunan kematian akibat kanker payudara dengan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat melalui memberikan penyuluhan yang intensif mengenai deteksi dini kanker payudara.
ABSTRACT
Breast cancer is the second highest-rate incident after cervical cancer and there is an increasing trend from year to year. Aims of this research are to know how big the relationship between knowledge with breast cancer patients who is late in seeking for treatment at General Hospital Center Dr. M. Djamil Padang after all variables of confounding ( level of education, attitudes related to seek for treatment, perception of family support, perception of helath workers support, perception of costs, perceptions of access to early detection, usage of traditional medicine). The design of this research is case control with multiple logistic regression to multivariate analysis using a primer data. Samples were breast cancer patients who are at least 20 years old need for treatment from the General Hospital Center Dr. M. Djamil Padang in July-December 2013. Total sample are 122 patients, consisted of 61 cases and 61 controls. The result of this research shows the respondens had less knowledge and late in seeking for treatment 1,86 times greater than not too late in seeking for treatment after controlled by level of education, attitudes, perception of family support, perception of helath workers support, perception of costs, perceptions of access to early detection, usage of traditional medicine (95%CI=0,68 to 5,089). therefore, for the government to increase awareness and knowledge of women to make early detection and screening by conducting an intensive counseling.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41764
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lakapu, Jusly Adrianus
Abstrak :
Kanker leher rahim merupakan penyakit yang sering terjadi pada wanita, dimana 1.4 juta wanita diseluruh dunia mengalaminya.Di Indonesia insiden kanker leher rahim adalah 12.3/100.000 perempuan.Hasil dari program deteksi dini kanker leher rahim di Kabupaten Karawang dengan metode IVA, mendapatkan kasus kanker leher rahim sebanyak 246 dari tahun 2010. Sedangkan pada tahun 2014 sampai bulan Juni terdapat 56 kasus kanker leher rahim.Tinggi nya kasus kawin cerai (200 kasus/tahun)dan meluasnya tempat-tempat prostitusi di Kabupaten Karawang merupakan faktor risiko terhadap kejadian kanker leher rahim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor risiko prilaku seks berganti pasangan dengan kejadian kanker leher rahim serta faktor kovariatnya di Kabupaten Karawang. Desain penelitian ini adalah kasus kontrol dengan perbandingan kontrol terhadap kasus 2:1.Data kasus dan kontrol diperoleh dari Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah Karawang. Informasi mengenai umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, riwayat keluarga kanker, usia seks pertama, merokok, pengunaan kontrasepsi paritas dan pola konsumsi dikumpulkan dengan melakukan wawancara langsung dengan kuesioner. Besarnya risiko prilaku seks berganti pasangan ditentukan dengan odds ratio (OR) dan 95% confidence interval (CI) menggunakan analisis logistic regression. Sebanyak 52 kasus dan 104 kontrol berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil analisis bivariate terhadap hubungan prilaku seks berganti pasangan dan kejadian kanker leher rahim, mendapatkannilai p=0.0003, OR=3.57 (CI 95%:1.67-7.6). Sedangkan hasil analisis multivariate mendapatkan nilai p=0.042, OR: 2.68 (CI 95%: 1.03-6.9). Terdapat 5 variabel confounding yaitu umur, pendidikan, riwayat kanker keluarga, merokok aktif dan penggunaan kontrasepsi. Terdapat hubungan signifikan antara prilaku seks berganti berganti pasangan dengan kejadian kanker leher rahim.Wanita yang berprilaku seks berganti pasangan memiliki risiko 2.68 kali untuk terkena kanker leher rahim dibandingkan dengan wanita yang tidak berprilaku seks berganti pasangan. Dinas kesehatan diharapakan memberikan penyuluhan kepada para wanita akan risiko prilaku berganti pasangan seks serta meningkatkan upaya deteksi dini untuk pencegahan ke stadium yang lebih lanjut. ...... Cervical cancer is commonly occurs in woman. More than 1.4 million of women suffer from this disease.In Indonesia the Incidence Rate of cervical cancer is 13/100.000 woman. The result of early detection cervical cancer program with IVA method in Karawang revealed 246 cases from 2010-2013. In 2014 until June there are 56 cases. The increasing of divorced rate (200 cases/year)and prostitutions di Karawang District are the risk factor of cervical cancer. The purpose of this research is to know the risk factor of changed sex partner towards cervical cancer in Karawang District. A case control study design was conducted with two controls per case. The source of data identified from public health centre register and confirmed cases from hospital register of Karawang during 2014. Information collected on participants using pretested questionnaires, during household interviews included age, education level, occupation, income, family cervical cancer history, age of first sex, smoking, using hormonal contraception, parity and consumption pattern. We estimated odds ratio (OR) and confidence interval (CI 95%) using multivariate logistic regression. Fifty-two cases and 104 controls were enrolled. The bivariate model of changing sex partner towards cervical cancer showed (OR: 3.57 CI 95%: 1.67-7.6). The multivariate model included age, level education, income, family cervical cancer history, smoking active and passive, parity, age of first time sex, using hormonal contraception, and food contain carcinogen consumption. The odds ratio adjusted (ORadj: 2.68, CI 95%: 1.03-6.9). The variable of age, level of education, family cervical cancer history, active smoking and using hormonal contraception are the confounders in relation between changing sex partner with cervical cancer. Woman with changing sex partner behaviour were more likely to have cervical cancer 2.68 times compared with women who did not changing sex partner. District Health office of Karawang should increasing the health campaign of the risk factor of cervical cancer and preventing cervical cancer with early detection in public health centre.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pakpahan, Martina
Abstrak :
ABSTRAK
Penyakit tidak menular dan penyakit menular berkaitan erat dengan perilaku tidak sehat. Menurut Riskesdas tahun 2013, capaian proporsi rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) secara nasional sebesar 32,3 %, provinsi Sumatera Utara sebesar 24,6 % sedangkan di Kabupaten Samosir sebesar 14,7 %. Penelitian bertujuan untuk menganalisa determinan perilaku sehat rumah tangga di Kabupaten Samosir tahun 2016.

Penelitian dilakukan ditiga Kecamatan; Pangururan, Simanindo dan Ronggur Nihuta. Penelitian menggunakan metodologi kuantitatif dan kualitatif (mix method) dengan desain cross sectional. Jumlah sampel 187 ibu rumah tangga. Informan wawancara mendalam adalah petugas Dinas Kesehatan, petugas Puskesmas serta tokoh agama/tokoh masyarakat.

Hasil penelitian menunjukkan perilaku sehat rumah tangga di Kabupaten Samosir sebesar 12.8 %. Variabel yang berhubungan bermakna dengan perilaku sehat setelah dikontrol variabel lainnya yaitu; sikap (nilai p=0.001; OR=8.79; CI 95%=2.68-28.82), penghasilan (nilai p=0.001; OR=7.92; CI 95%=2.56-24.6), serta ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas kesehatan (nilai p=0,049; OR=3.32; CI 95%=1.01-10.95). Sikap merupakan variabel dominan. Hasil wawancara mendalam, diketahui determinan perilaku sehat yaitu; ekonomi masyarakat, karakteristik masyarakat, infrastruktur dan akses. Perlu diterapkan strategi promosi kesehatan yang paripurna dalam mengatasi determinan perilaku sehat rumah tangga.
ABSTRACT
Non-communicable diseases and infectious diseases closely associated with unhealthy behaviors. According Riskesdas in 2013, the proportion of households's health behavior nationally was 32.3%, North Sumatera province at 24.6%, while in Samosir 14.7%. This study aims to analyze the determinants of households?s health behavior in the district Samosir, 2016.

The research in three sub-district; Pangururan, Simanindo and Ronggur Nihuta. Research using quantitative and qualitative research methodologies (mix method) with cross-sectional design. a sample of 187 housewives. Informants of in-depth interview are staff of Samosir's Health Department, staff of Health Center and religious/community leaders.

The results showed health behavior of households in Samosir at 12.8 %. Variables that have a meaningful relationship with health behaviour after controlling other variables;attitude (p value=0.001; OR=8.79; CI 95%=2.68-28.82), income (p value=0.001; OR=7.92; CI 95%=2.56-24.6), and the availability and affordability of health facilities (nilai p=0,049; OR=3.32; CI 95%=1.01-10.95). Attitude is the dominant variabel. Result of in-depth interviews, known determinants of health behavior; economy, characteristics of a society, infrastructure and access. Health promotion strategies need to be applied as whole to resolve the determinants of households?s health behavior.
2016
T46020
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
MEILINA FARIKHA
Abstrak :
Latar Belakang : Riwayat alamiah Lesi Prakanker Serviks menjadi kanker invasif berlangsung bertahun-tahun, sehingga memiliki banyak kesempatan untuk deteksi dini. Inspeksi Visual with Acetat Acid (IVA) cukup cost efektif dan mampu laksana di Indonesia. Kejadian lesi prakanker diyakini disebabkan HPV dan dipengaruhi faktor risiko. Tujuan : Mengetahui hubungan karakteristik demografi serta riwayat kesehatan reproduksi dengan kejadian lesi prakanker serviks pada deteksi dini dengan menggunakan metoda IVA. Metode : Cross sectional data Female Cancer Program FKUI-RSCM yang berasal dari deteksi dini di beberapa puskesmas dan kantor di Jakarta. Logistik regresion digunakan untuk mendapatkan faktor yang memprediksi lesi prakanker serviks. Hasil : Perempuan berumur  ≤ 30 tahun (POR 5,2; 95% CI: 1,4-19,5), umur 31-40 tahun (POR 3,5; 95% CI: 1,0-12,0), dan umur 41-50 tahun (POR 2,1; 95% CI: 0,6-7,7) meningkatkan lesi prakanker serviks dibandingkan umur > 50 tahun. Menikah lebih dari 1 kali berisiko lesi prakanker serviks (POR 5,5; 95% CI: 2,9-10,0) dibandingkan menikah 1 kali. KB pil (POR 2,3; 95% CI: 1,0-5,1), KB susuk (POR 1,8; 95% CI: 0,4-8,7) dan KB suntik (POR 1,5; 95% CI: 0,7-2,8) meningkatkan lesi prakanker servik dibandingkan tidak KB dan KB non hormonal. Kesimpulan : Umur, jumlah perkawinan, KB merupakan prediktor independen lesi prakanker serviks. KB lebih berisiko dibandingkan KB suntik dan susuk. Dianjurkan deteksi dini pada perempuan yang telah melakukan kontak seksual dan membatasi jumlah pasangan seksual. ...... Background ;Natural history Cervical Precancer lesions to be invasive cancer along many years, so it has many opportunities to be early detected.Visual Inspection Acetat Acid (VIA) is cost effectiveness and capable in Indonesia.The incidence of precancerous lesions is caused of HPV and influenced of risk factors. Objective :  association between demographic characteristics and reproductive health history with the incidence of cervical precancer lesions in women screened by VIA. Methods : Cross sectional with the data’s from Female Cancer Program FKUI-RSCM. Analysis which comes from early detection at primary health care and offices in Jakarta. Logistic regresion is used to obtain factors that predict cervical precancer lesions. Results :  Women aged ≤ 30 (POR 5.2, CI: 1.4-19.5), aged 31-40 (POR 3.5, CI: 1.0-12.0), and  aged 41-50 (POR 2.1, CI: 0.6-7.5) for cervical precancer lesions in comparison with women in the older age group (>50 years). Married subjects  were more than 1 times the risk of cervical precancerous lesions (POR 5,5, 95% CI: 2.9-10.0) compared with one times merriage. Pill contraceptive (POR 2.3; CI: 1.0-5.1), implant contraceptive (POR 1.8; 95% CI: 0.4-8.7), injecting contraception (POR 1.5; CI: 0.7-2.8) are increased precancerous cervical lesions compared non contraception and  non hormonal contraception. Conclusion : age, number of marriages, contraception are independent predictors of cervical precancer lesions. The prevention and control of cervical cancer in this study should early detection is done on every woman who has sexual contact and limiting  number of sexual partners.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library