Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Restika Rahmadona Efiariza
"Studi ini mengkaji tentang hubungan lingkung bangun sekolah yang telah menerapkan pendidikan lingkungan dan non lingkungan dengan sikap dan perilaku peduli lingkungan siswa. Pembangunan berkelanjutan merupakan solusi dan telah menjadi komitmen bagi masyarakat dunia untuk menyelamatkan bumi dari kerusakan dan kehancuran karena perilaku manusia. Dalam mempromosikan kelestarian lingkungan, pendidikan lingkungan memainkan peran penting dalam menciptakan masyarakat yang berwawasan lingkungan. Sekolah Adiwiyata yang merupakan sekolah hijau, sebagai bentuk pendidikan lingkungan, merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan efisiensi energi dan sumber daya, menciptakan ruang pendidikan yang sehat, nyaman, dan berkelanjutan. Sekolah Adiwiyata dinilai dapat meningkatkan sikap dan perilaku lingkungan siswanya, sehingga seharusnya terdapat hubungan antara lingkung bangun dengan sikap dan perilaku peduli lingkungan siswa. Pendekatan kuantitatif digunakan dalam penelitian ini. Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus berganda dengan menggunakan metode observasi dan membagikan kuesioner kepada siswa di sekolah-sekolah yang di observasi. Skala New Ecological Paradigm (NEP) dan skala General Ecological Behavior (GEB) digunakan untuk mengukur sikap dan perilaku lingkungan siswa. Penelitian ini mengkaji lingkung bangun yang diterapkan pada sekolah-sekolah tersebut. Sebagai hasil, lingkung bangun sekolah diharapkan dapat dianggap sebagai aspek penting dalam membentuk perilaku hijau.

This study examines the relationship between school buildings that have implemented environmental education with environmental attitudes and behavior in students. Sustainable development is a solution and has been a commitment to the world community to save the earth from damage and destruction due to human behavior. In promoting environmental sustainability, environmental education plays an important role in creating an environmentally literate society. Adiwiyata School which is a green school, as a form of environmental education is one of the efforts to increase it through energy and resource efficiency, creating a healthy, comfortable, and sustainable educational space. This should improve the student's attitude and behavior so that there should be a relationship between Adiwiyata School buildings and environmental attitudes and behavior. A quantitative approach is used in this study. The research design used was multiple case studies using the observation method and distributing questionnaires to the school's students. A New Ecological Paradigm (NEP) scale and a General Ecological Behavior (GEB) scale are used to measure student's environmental attitudes and behavior. This study will examine the school's built environment applied to those schools. As a result, school's built environmenr is expected to be considered as an important aspect in shaping green behavior.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Rahmasari
"Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas tidur melalui desain rasio pencahayaan setempat dan Visual Display Terminal (VDT) untuk belajar di malam hari khususnya untuk pelajar usia 15-18 tahun. Eksperimen ini dilakukan pada 52 orang remaja yang dibagi menjadi dua kelompok dengan besaran pencahayaan yang berbeda. Setiap responden melakukan eksperimen selama tujuh hari di ruang tidur masing–masing dengan durasi satu jam setiap harinya saat menggunakan VDT pada malam hari. Pencahayaan dengan besaran 90 lux digunakan pada VDT dengan kontras 30% sedangkan 120 lux digunakan pada VDT dengan kontras 40%, dan keduanya menggunakan Correlated Color Temperature (CCT) sebesar 4.000 K. Besaran pencahayaan dipilih sesuai dengan rekomendasi pencahayaan berbasis ritme sirkadian, yaitu memiliki nilai Circadian Stimulus (CS)<0,1. Data yang didapatkan lalu diuji dengan menggunakan uji hipotesis paired t –test menggunakan p-Value<0,005. Dari kedua besaran pencahayaan tersebut, dapat ditemukan peningkatan kualitas tidur yang signifikan setelah melakukan eksperimen dalam tujuh hari. Namun, hasil terbaik ditemukan pada pencahayaan dengan besaran 120 lux. Oleh karena itu, penelitian ini merekomendasikan pencahayaan dengan besaran 120 lux pada kontras VDT 40% atau dengan rasio 1:3 (VDT berbanding pencahayaan) untuk digunakan pada malam hari untuk mengurangi dampak pencahayaan terhadap kualitas tidur remaja.

This study aims to improve sleep quality through lighting ratio design and Visual Display Terminal (VDT) for studying at night, especially for students aged 15-18 years. This experiment was conducted on 52 teenagers who were divided into two groups with different lighting levels. Each respondent conducted an experiment for seven days in their own bedrooms with a duration of one hour each day while using VDT at night. Lighting intensity of 90 lux is used on VDT with 30% contrast while 120 lux is used on VDT with 40% contrast and both under correlated color temperature (CCT) of 4,000 K. The amount of lighting is chosen according to the circadian rhythm-based lighting recommendation, which has a Circadian Stimulus (CS) value <0 ,1. The data obtained were then tested using the paired t-test hypothesis with p-Value <0.005. From the two lighting quantities, it can be found a significant increase in sleep quality after conducting the experiment within seven days. However, the best results are found in lighting with an intensity of 120 lux. Therefore, this study recommends lighting with an intensity of 120 lux at 40% VDT contrast or within 1:3 ratio (VDT versus exposure) to be used at night to reduce the impact of lighting on adolescent sleep quality."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochammad Alif Fathurahman
"Penelitian ini bertujuan untuk mmenentukan strategi untuk mengurangi dampak lingkungan yang dihasilkan oleh siklus hidup material kovensional dan material alternatif penyusun dinding. Material konvensional yang dimaksud pada penelitian ini adalah bata merah dan bata ringan, sedangkan material alternatif penyusun dalam penelitian ini adalah styrofoam brick dan ecobrick. Parameter yang digunakan untuk membandingkan material-material tersebut antara lain konsumsi material baku, konsumsi energi dan konsumsi air. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Life Cycle Assessment dengan menggunakan Software SimaPro sebagai alat untuk mengukur dampak yang dihasilkan dari masing-masing material. Strategi yang dilakukan untuk dapat mengurangi dampak dari siklus hidup bata merah adalah dengan menggunakan sampah organik sebagai pengganti kayu untuk memanaskan bata merah. Strategi ini dapat mengurangi nilai total dampak bata merah dari 7,68 pt turun menjadi 5,21 pt. Sedangkan strategi yang dapat dilakukan untuk meminimalisir dampak dari siklus hidup bata ringan adalah dengan mengurangi jarak tempuh dari transportasi pasir silika ke lokasi yang lebih dekat dan mengganti jenis transportasinya. Strategi ini dapat mengurangi nilai dampak siklus hidup bata ringan dari 42,1 pt menjadi 23,1 pt. Kemudian strategi yang dapat dilakukan untuk meminimalisir dampak dari styrofoam-brick adalah mengganti lokasi sumber styrofoam ke lokasi yang lebih dekat. Strategi ini dapat meminimalisir nilai dampak siklus hidup styrofoam-brick dari 3,4 pt menjadi 2,04 pt. Sedangkan strategi yang dapat dilakukan untuk meminimalisir dampak dari siklus hidup ecobricki adalah mengganti jenis transportasi dan mempekerjakan masyarakat setempat untuk mendistribusikan sampah dan botol plastik ke rumah produksi ecobrick secara manual. Strategi ini dapat mengurangi dampak siklus hidup ecobrick dari total 0,37 pt menjadi 0,222 pt.

This study aims to determine strategies to reduce the environmental impact generated by the life cycle of conventional materials and alternative wall materials. The conventional materials referred to in this study are red bricks and light bricks, while the alternative materials in this study are styrofoam bricks and ecobricks. The parameters used to compare these materials include raw material consumption, energy consumption and water consumption. The method used in this study is the Life Cycle Assessment method using SimaPro Software as a tool to measure the impact of each material. The strategy taken to reduce the impact of the life cycle of red bricks is to use organic waste as a substitute for wood to heat red bricks. This strategy can reduce the total impact value of the red brick from 7.68 pt down to 5.21 pt. While the strategy that can be done to minimize the impact of the life cycle of lightweight bricks is to reduce the distance from silica sand transportation to a closer location and change the type of transportation. This strategy can reduce the life cycle impact of lightweight bricks from 42.1 pt to 23.1 pt. Then the strategy that can be done to minimize the impact of styrofoam-brick is to change the location of the styrofoam source to a closer location. This strategy can minimize the impact of the styrofoam-brick life cycle from 3.4 pt to 2.04 pt. While the strategy that can be done to minimize the impact of the ecobricks life cycle is to change the type of transportation and employ local people to manually distribute waste and plastic bottles to ecobricks production houses. This strategy can reduce the life cycle impact of ecobricks from a total of 0.37 pt to 0.222 pt. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library