Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nyssa Iga Putri
"Ubud merupakan salah satu tujuan destinasi wisata di Bali. Namun seiring dengan perkembangannya banyak masalah masalah lingkungan yang terjadi, diantaranya adalah meningkatnya volume sampah. Salah satu penyebabnya adalah kultur dan ajaran agama hindu yang dekat dengan api sehingga mempromosikan pembakaran sampah sebagai salah satu cara disposal sampah. Disisi lain, kultur dimanfaatkan untuk memberi pemahaman terhadap masyarakat tentang manfaat daur ulang. Hal inilah yang dilakukan Rumah Kompos. Rumah Kompos saat ini merupakan satu-satunya pusat fasilitas daur ulang di Padang Tegal yang juga memiliki potensi untuk dijadika sebagai pusat aktifitas edukasi dan rekreasi baru masyarakat melalui pendekatan Waste landscape. Menerapkan program program Rumah kompos dan meneruskannya di Strip Monkey Forest, diharapkan dapat menciptakan hubungan positif antara masyakat dan sampah serat meningkatkan kesadaran masyakarat akan realita sampah. Fokus perancangan adalah masalah sampah makanan yang dihasikan dari fasilitas penunjang pariwisata dan sambah yang diakibatkan oleh Canang Sari. Pendekatan perancangan yang akan digunakan adalah pendekatan integrative untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip ekologi ke kehidupan sehari-hari.

Ubud is one of the popular tourist destinations in Bali. However, along with its development, numerous environmental issues have arisen, one of which is the increasing volume of waste. One contributing factor is the Hindu culture and teachings that are closely associated with fire, promoting the burning of waste as a disposal method. On the other hand, this culture can be utilized to educate the community about the benefits of recycling. This is the approach taken by Rumah Kompos. Currently, Rumah Kompos is the only recycling facility in Padang Tegal and has the potential to become a new center for educational and recreational activities through the Waste Landscape approach. By implementing and continuing Rumah Kompos programs along the Monkey Forest Strip, it is hoped that a positive relationship between the community and waste can be created, raising public awareness about the reality of waste. The focus of the design is on food waste generated by tourism support facilities and waste caused by Canang Sari offerings. The design approach to be used is an integrative one, aiming to incorporate ecological principles into everyday life."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thoat Fauzi
"Tesis perancangan ini bertujuan menghasilkan model dan panduan rancang kota kawasan stasiun LRT dengan keterbatasan akses, yang penerapannya dapat diduplikasi pada konteks serupa. Pendekatan area area transit yang berbasis pada konsep Porosity terhadap kondisi eksisting struktur ruang kawasan berupa Junction digunakan dalam tesis perancangan ini. Pertanyaan Penelitian ini adalah bagaimana konsep perancangan yang memaksimalkan potensi Junction Porosity berkontribusi dalam perancangan kota dan pengembangan kawasan di Cibubur. Metode perancangan yang dipakai dalam penelitian perancangan ini adalah dengan pendekatan Evidence-Based Design yang dapat memberikan dimensi baru yang bersifat dinamis dan berfokus pada pengalaman manusia dalam interaksi dengan lingkungan perkotaan dengan melihat studi kasus preseden yang sudah ada. Pada akhirnya penelitian perancangan tesis ini dimaksudkan untuk  memperluas diskusi urban mengenai bahasan Junction Porosity yang dapat berkontribusi dalam menciptakan ruang-ruang kota yang lebih walkable, inklusif, adaptif, dan terhubung.

This design thesis aims to produce a model and urban design guidelines for LRT station areas with limited access, which can be replicated in similar contexts. The approach of transit-oriented area based on the concept of Porosity applied to the existing spatial structure of the area in the form of a Junction is used in this design thesis. The research question is how the design concept that maximizes the potential of Junction Porosity contributes to urban design and area development in Cibubur. The design method used in this research is the Evidence-Based Design approach, which can provide a new dynamic dimension and focuses on human experience in interaction with the urban environment by examining existing precedent case studies. Ultimately, this design thesis research aims to expand the urban discussion on the topic of Junction Porosity, which can contribute to creating more walkable, inclusive, adaptive, and connected urban spaces."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arina Ilmia
"Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi yang komprehensif tentang permasalahan di Jalan Margonda Kota Depok ditinjau dari konsep walkability. Sebagai kota pelapis kedua (secondary city) bagi Ibu Kota Jakarta, Kota Depok perlu memiliki selasar kota yang menunjang aktifitas warganya khusunya pejalan kaki. Hasil kajian ini diharapkan menjadi dasar dalam desain yang walkable yang ideal pada Jalan Margonda Raya sebagai selasar Kota Depok. Metoda perancangan dipilih untuk menghasilkan desain walkable yang komprehensif dan dapat menjadi alternatif untuk memecahkan permasalahan terkait walkable di Kota Depok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diperlukannya desain yang walkable dalam bentuk selasar kota. Selasar kota yang dirancang telah mendukung konsep walkability yang memiliki fungsi sebagai pelindung pejalan kaki dari cuaca, titik sentral interaksi sosial, pusat perekonomian, serta menjadi ikon dari kota. Desain selasar Kota Depok yang ditawarkan terintegrasi dalam konteks Sustainability, Harmoni dan Inklusif.

The purpose of this research is to obtain comprehensive information about issues on Margonda Street in Depok City, examined through the concept of walkability. As a secondary city to Jakarta, Depok needs urban arcades that support the activities of its residents, especially pedestrians. The study aims to serve as a foundation for an ideal walkable design on Margonda Raya Street as Depok's urban arcade. The design method was chosen to produce a comprehensive walkable design and provide alternatives to address walkability issues in Depok. The research findings indicate the necessity of a walkable design in the form of urban arcades. These arcades are designed to support walkability by providing shelter from weather, serving as central points for social interaction, contributing to the local economy, and becoming icons of the city. The proposed urban arcade design for Depok integrates principles of Sustainability, Harmony, and Inclusivity within its context."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathasya Lintang Ayasha Kirti
"Tesis ini berusaha menjelaskan mengenai fenomena festival yang terjadi di ruang-ruang kota dan bagaimana keberadaan festival berkaitan dengan konsep liminal dalam transformasi ruang kota. Festival sebagai sebuah aktivitas publik bisa digunakan sebagai pertimbangan perancangan kota terutama pada kota yang berorientasi pada pariwisata budaya. Perancangan kota yang berorientasi pada festival merupakan kajian yang baru bagi pendekatan perancangan. Penelitian ini berusaha menemukan strategi desain perancangan dengan memahami sifat liminal dalam kota melalui festival. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang berfokus pada eksplorasi konsep liminal dalam mekanisme transformasi ruang untuk festival di ruang-ruang kota. Tesis ini akan mengangkat Kota Surakarta sebagai lokus penelitian mempertimbangkan keberadaan festival yang sangat signifikan dalam perkembangan pariwisata budaya serta menjadi strategi keberlanjutan kota. Hasil dari penelitian ini adalah strategi desain perancangan kota yang berorientasi pada festival berdasarkan kajian tentang konsep liminal dalam ruang kota.

This thesis aims to explain the phenomenon of festivals that occur in urban spaces and how the presence of festivals is related to the liminal space of the city. Festivals, as a public activity, have become a consideration in city planning, especially in cities oriented towards cultural tourism. Festival-oriented city planning is a new study in the field of urban design. This research seeks to formulate design planning strategies by understanding festivals and realizing them through the liminality of spaces. This qualitative research focuses on understanding liminality through the mechanism of spatial transformation due to festival. The thesis will focus on the city of Surakarta as the research locus, considering the significant presence of festivals in the development of cultural tourism and as a sustainability strategy for the city. The result of this research is a design planning strategy for the city oriented towards festivals, taking into account the liminality of spaces in the city."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghefira Khoirunisa
"Pemahaman urbanisme temporer menantang anggapan bahwa ruang adalah wadah statis bagi kehidupan manusia, dengan menekankan bahwa ruang dibentuk oleh aktivitas manusia dan dinamika sehari-hari. Berlandaskan pada teori produksi spasial Henri Lefebvre, yang memandang ruang sebagai produk dari tindakan manusia, gerakan Right to the City mengadvokasi pemberdayaan masyarakat kota untuk mengubah ruang sesuai dengan kebutuhan mereka. Hal ini sangat relevan dalam mengatasi kesenjangan sosial di dalam ruang kota dengan berfokus pada desain ulang ruang untuk mengakomodasi beragam penggunaan. Pedagang kaki lima, yang sering terpinggirkan di kota-kota modern, menjadi contoh kebutuhan akan ruang kota yang fleksibel dan dinamis. Meskipun pemerintah mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah, ketidaksesuaian antara fasilitas yang ada dan karakteristik pedagang kaki lima mendorong eksplorasi solusi inovatif. Konsep inkubator muncul sebagai pendekatan inovatif untuk mengatasi dinamika yang berkembang, terutama di pasar tradisional seperti Pasar Minggu, di mana tantangan seperti kapasitas yang terbatas, peraturan yang ketat, dan pergeseran perilaku konsumen membutuhkan intervensi desain yang responsif untuk kesejahteraan dan pemulihan ekonomi pedagang kaki lima.

The theory of temporary urbanism challenges the notion that space is a static container for human life, emphasizing that space is shaped by human activities and everyday dynamics. Grounded in Henri Lefebvre's theory of spatial production, which views space as a product of human actions, the Right to the City movement advocates for empowering urban dwellers to transform space according to their needs. This is particularly relevant in addressing social disparities within urban spaces by focusing on redesigning them to accommodate diverse uses. Street vendors, often marginalized in modern cities, exemplify the need for flexible and dynamic urban spaces. While the government supports micro, small, and medium enterprises, the mismatch between existing facilities and the characteristics of street vendors prompts the exploration of innovative solutions. The incubator as a concept emerges as an innovative approach to address the evolving dynamics, especially in traditional markets like Pasar Minggu, where challenges such as limited capacity, strict regulations, and shifting consumer behavior necessitate responsive design interventions for the well-being and economic recovery of street vendors."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library