Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 45 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arkan Tanriwa
"Shifu Semakin Lama Semakin Konyol adalah sebuah cerpen karya Mo Yan Cerpen ini bercerita tentang Ding Shikou seorang pekerjapabrik teladan yang mengalami PHK sebulan sebelum masa pensiunnya Dibantu dengan L Xiaohu anak buahnya ketika di pabrik Ding membangun sebuah bisnis kamar sewaan jam jaman yang kemudian menghantui dirinya akibat prinsip prinsip moralnya sendiri Melalui analisis tokoh alur latar serta judul makalah ini mengungkap kontras kepribadian antargenerasi yang tampak antara Ding dan L melalui reaksi mereka terhadap bisnis kamar sewaan Kemungkinan sumber perbedaan ini juga diteliti dengan melihat catatan sosiologis mengenai keadaan sosial yang telah dilalui serta membentuk Ding dan L
Shifu You rsquo ll do Anything for A Laugh is a short story by Mo Yan This story centers on Ding Shikou a model factory worker who was forced to resign a month before starting his retirement Helped by L Xiaohu his disciple while in factory Ding built a love hotel business that eventually haunted him due to his own moral values Through an analysis of characters plot setting as well as title this paper reveals the intergenerational contrast between Ding and L through their reactions to the love hotel business The possibilities for the source of the differences are also investigated through looking at notes about the social conditions that Ding and L may have been portrayed to go through"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Adiany Salsabila
"Coming Home (归来 guīlái) adalah film Tiongkok dengan latar belakang romansa dan latar waktu saat Revolusi Kebudayaan tahun 1966-1976 yang rilis pada tahun 2014. Peristiwa Revolusi Kebudayaan harus selalu diingat agar tidak terulang kembali di masa yang akan datang. Penelitian ini membahas tentang makna asosiatif dari kata 归来 guīlái di dalam film Coming Home (归来 guīlái) yang disutradarai oleh Zhang Yimou. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji kata 归来 guīlái dari faktor-faktor di luar bahasa, yaitu melalui adegan, dialog, penokohan, dan alur. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data dokumentasi, observasi dan studi pustaka untuk menulis penelitian ini. Kesimpulan dari penelitian ini adalah makna kata 归来 guīlái atau ‘pulang’di dalam film bukan hanya sekedar kembali ke rumah, namun masih ada makna mendalam lainnya dari setiap adegan yang muncul di dalam film. Kata ‘pulang’ jika dikaitkan dengan adegan-adegan di dalam film Coming Home dapat diasosiasikan dengan mengingat kembali kejadian di masa lalu karena ketiga tokoh utama, yaitu Lu Yanshi, Feng Wanyu dan Dandan tidak merasakan ‘pulang’ dengan makna yang sesungguhnya. Makna asosiatif dari kata ‘pulang’ jika dikaitkan dengan adegan-adegan di dalam film bersifat negatif menjadi perpisahan, pengkhianatan dan pengalaman traumatis.

Coming Home (归来 guīlái) is a Chinese film with a romantic background and a time setting during the 1966-1976 Cultural Revolution, which was released in 2014. The events of the Cultural Revolution must always be remembered so that they do not happen again in the future. This study discusses the associative meaning of the word 归来 guīlái in the film Coming Home (归来 guīlái), directed by Zhang Yimou. The purpose of this study is to examine the word 归来 guīlái from factors outside of language, namely through scenes, dialogues, characterizations, and plot. The author uses qualitative research methods with documentation data collection techniques, observation, and literature study to write this research. This study concludes that the meaning of the word 归来 guīlái or 'going home' in the film is not just returning home, but there is another more profound meaning in every scene that appears in the film. The word 'going home' when associated with scenes in the film Coming Home can be associated with recalling past events because the three main characters, Lu Yanshi, Feng Wanyu, and Dandan, do not feel 'going home' in an absolute sense. The associative meaning of the word 'coming home' when associated with the scenes in the film is negative to separation, betrayal, and traumatic experiences."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Chenny Patricia RH
"ABSTRAK
Orang Cina yang datang ke Indonesia terdiri dari berbagai macam kelompok dialek. Salah satunya adalah kelompok dialek Hinghoa. Seperti kebanyakan orang Cina yang berada di Indonesia, orang Hinghoa juga bermata pencaharian hidup sebagai pedagang. Hal yang menarik dari orang Hinghoa ini adalah mereka sebagian besar bekerja sebagai pedagang sepeda dan suku cadang kendaraan bermotor, padahal di daerah asal mereka orang Hinghoa bekerja sebagai petani atau nelayan. Hal ini tidak hanya terjadi di Jakarta tapi juga di berbagai daerah di Asia Tenggara.
Hal yang mendasari orang Hinghoa memiliki pekerjaan yang sama adalah rasa solidaritas yang kuat di antara mereka.Mereka tetap meniaga hubungan baik antar sesama mereka dengan harapan mereka dapat mempertahankan lapangan peker_jaan yang telah mereka rintis sejak lama sehingga tidak ada ?rang lain selain kelompok dialek mereka yang dapat masuk dan menguasai bidang usaha mereka.
Untuk menguraikan topik di atas, saya menggunakan peneli_tian lapangan dan kepustakaan. dikumpulkan dengan wawancara dan observasi terlibat. Hasil penelitian membuk_tikan bahwa solidaritas sangat berpengaruh dalam pemilihan lapangan pekerjaan dalam masyarakat Hinghoa di Jakarta."
1995
S12847
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ashanti Widyana
"Penelitian ini membahas mengenai penggambaran sosok kepahlawanan Kim Il Sung muda sebagai pendiri Korea Utara melalui cerpen berjudul Gaeseon yang ditulis oleh Han Sul Ya dan dipublikasikan pada tahun 1948. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan penggambaran sosok Kim Il Sung muda sebagai ?pahlawan? baru untuk masyarakat Korea sejak ia kembali ke Pyeongyang setelah dua puluh tahun berlalu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan struktural untuk menganalisis unsur intrinsik cerpen Gaeseon dan teori fenomena pengkultusan individu untuk menjelaskan istilah-istilah kepahlawanan yang digunakan Han Sul Ya untuk menggambarkan kepahlawanan Kim Il Sung. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa cerpen Gaeseon merupakan cerpen propaganda untuk membangun citra Kim Il Sung di mata masyarakat Korea yang pada saat itu belum begitu mengenal sosoknya. Cerpen ini menggambarkan sosok Kim Il Sung sebagai pahlawan sekaligus pemimpin baru dengan begitu positif baik dari segi fisik, sifat, maupun pemikirannya tentang pembangunan negara.

This research analyzes the depiction of young Kim Il Sung?s heroic image as the founder of North Korea in a short-novel entitled Gaeseon written by North Korean writer, Han Sul Ya, in 1948. The purpose of this research is to describe the depiction of young Kim Il Sung?s image as a ?new hero? for Korean citizens since his homecoming to Pyeongyang after twenty years had passed. The method used in this thesis is qualitative-method with structural approach to analyze the intrinsic structures of Gaeseon and the theory of cult of personality?s phenomenon to describe the terms used by Han Sul Ya to depict the heroic image of Kim Il Sung. The result of the research is Gaeseon is used as a media of propaganda to build the heroic image of Kim Il Sung in front of Korean citizens which didn?t really know him very well around 1945?1950. This short-novel also describes Kim Il Sung as a ?hero? and a ?new leader? in a positive way from all aspects such as physical appeareance, characters, behavior, and his ideas about country development.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S65726
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Mujahid
"ABSTRACT
Skripsi ini membahas mengenai gambaran keluarga miskin Korea pada masa industrialisasi 1970-an dalam cerpen Nansogong melalui tema, konflik, tokoh, dan penokohan yang digambarkan di dalam cerita. Metode penelitian yang digunakan adalah membaca teliti dan kajian pustaka. Landasan teori mencakup teori tentang tema, konflik, tokoh, dan penokohan. Tema utama yang digambarkan dalam Nansogong adalah penderitaan keluarga miskin Korea pada masa industrialisasi 1970-an. Hal ini dapat dilihat dari berbagai gambaran penderitaan yang dialami oleh masing-masing tokoh Yeongsu, Yeoungho, Yeounghui, Ibu, dan Ayah. Yeongsu, Yeongho, dan Yeonghui terpaksa harus berhenti sekolah. Ibu sudah pasrah terhadap nasibnya dan Ayah mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Konflik yang ditunjukkan meliputi kesenjangan kaya-miskin, lunturnya moralitas dan kemanusiaan, tekanan ekonomi, putus asa dan kepasrahan terhadap nasib, serta skeptisisme terhadap penderitaan hidup. Hal ini menunjukkan bahwa industrialisasi Korea 1970-an tidak selalu membawa kesejahteraan terutama bagi masyarakat ekonomi rendah.

ABSTRACT
This thesis discusses about the depiction of Korean poor family in industrialization 1970s era on Cho Se Hui rsquo s short story Nansogong through theme, conflict, character, and characterization analysis. This research was conducted by using close reading and literature review method. As the references, this research was applying theme, conflict, character, and characterization theory. The theme shown in this short story is the suffering of Korean poor family in industrialization 1970s era. This theme can be determined by the depiction of all the main character that suffer in a whole story. Yeongsu, Yeongho, and Yeonghui could not attend to school anymore. Mother gave up on her fate and even father gave up on his life by commiting suicide. Conflicts that shown in this short story are the disparity of rich and poor, degradation in morality and humanism, economic pressure, despair in fate, and the scepticism in their misery. These indicate that Korean industrialization is not always giving prosperity especially for those who are poor."
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifa Widyas Sukma Ningrum
"Perkembangan teknologi yang masif dapat membuat kewaspadaan manusia mengendur. Oleh sebab itu, teknologi yang semakin canggih dapat menjadi kondisi yang menyeramkan bagi manusia apabila tidak dipahami secara kritis. Penelitian ini mengkaji teknoutopianisme yang terdapat dalam novel Mereka Bilang Ada Toilet di Hidungku (2019) karya Ruwi Meita. Novel ini menarik karena memiliki dua alur penceritaan. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kualitatif dengan konsep naratologi dan dehumanisasi sebagai landasan teori utama. Hasil penelitian menemukan bahwa teknoutopianisme adalah keyakinan yang menjerumuskan manusia pada kondisi dehumanisasi sebab adanya kepercayaan berlebih kepada produk teknologi. Dehumanisasi tidak hanya menimpa kelompok marjinal tetapi juga kelompok dominan. Ekses teknologi yang mendehumanisasi kelompok marjinal meliputi hilangnya kepercayaan diri; krisis identitas; dan terdiskriminasi. Sementara itu, ekses teknologi yang mendehumanisasi kelompok dominan meliputi alienasi dengan diri sendiri maupun orang lain. Kondisi dehumanisasi tersebut dipicu oleh beberapa faktor, yakni fungsi tubuh dan kepercayaan antar sesama manusia terdegradasi karena tergantikan oleh mesin yang canggih. Sementara itu, peneliti menemukan ideologi teks yang condong pada nilai-nilai kemanusiaan dibandingkan dengan teknologi sebagai upaya untuk memperoleh kehidupan yang harmonis. Ideologi tersebut disesuaikan dengan keadaan Indonesia yang dikenal dengan keberagaman sehingga keharmonisan hubungan antarmasyarakat diperlukan untuk menjalani kehidupan.

Massive technological developments can lessen human awareness towards its consequences. Therefore, this rapid development of technology could be terrifying for human if it is not understood wisely. This research examines the technoutopianism contained in the novel Mereka Bilang Ada Toilet di Hidungku (2019) by Ruwi Meita. This novel is interesting because it has two storylines. The method used in the research is a qualitative approach with the concepts of narratology and dehumanization as the main theoretical basis. The results found that technoutopianism is a belief that plunges humans into a state of dehumanization due to excessive trust in technological products. Dehumanization not only affects marginalized groups but also dominant groups. Technological excesses that dehumanize marginalized groups include loss of confidence; identity crisis; and discrimination. Meanwhile, technological excesses that dehumanize dominant groups include alienation from oneself and others. The dehumanization condition is triggered by several factors, namely the function of the body and trust between fellow humans is degraded because it is replaced by sophisticated machines. Meanwhile, researchers found the ideology of the text that leans towards human values compared to technology as an effort to obtain a harmonious life. The ideology is adjusted to Indonesian people, who are known for their diversity so the harmonious relations between people are necessary to live their life."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fransiscus Xaverius Vicky Rusli
"Dù Fǔ (杜甫) sebagai salah seorang penyair ternama pada masa pemerintahan Dinasti Táng (唐朝) telah menghasilkan berbagai karya puisi yang banyak diakui oleh pengamat puisi sebagai karya yang cenderung menggambarkan keadaan sosial, politik dan kondisi masyarakat dalam pemerintahan masa itu. Namun demikian, karya sastra sejatinya adalah hasil penuangan perasaan dan pemikiran yang dimiliki oleh penyairnya. Oleh karena itu, puisi karya Du Fu pun tentu tidak luput dari pandangan pribadi Du Fu. Dalam menyampaikan pandangan dan intensinya pada keadaan sosial pada masa itu, Du Fu tak jarang menyisipkan alusi dalam karyanya. Hal unik lainnya yang dapat kita temukan dalam karya Du Fu yaitu, dalam beberapa kesempatan terdapat unsur sosok Zhūgě Liàng (諸葛亮) yang tercantum dalam karya Du Fu. Zhuge Liang merupakan perdana menteri dan penasihat perang yang amat terkenal dalam sejarah Cina pada Zaman Tiga Negara Berperang. Meski tidak ada kaitan langsung yang pernah terjadi antara kehidupan Du Fu dan Zhuge Liang, hasil penelitian dalam skripsi ini menunjukkan bahwa terdapat unsur alusi tokoh Zhuge Liang dalam beberapa puisi yang ditulis oleh Du Fu.

Dù Fǔ (杜甫) as one of the well-known poets during the reign of the Táng dynasty (唐朝) has produced various poetry works which are widely recognized by poetry observers as works that tend to describe the social, political and social conditions of the government at that time. However, literary works are the result of pouring out the feelings and thoughts of the poet. Therefore, Du Fu's poetry certainly did not escape from Du Fu's own personal view. In conveying his views and intentions on the social conditions at that time, Du Fu often included allusions in his work. Another unique thing that we can find in Du Fu's works is that on several occasions there are elements of the figure of Zhūgě Liàng (諸葛亮) that are included in Du Fu's works. Zhuge Liang was the prime minister and war adviser who was very well known in Chinese history during the Three Warring States. Although there is no direct connection between Du Fu and Zhuge Liang's life, the research results in this thesis show that there is an element of allusion to the Zhuge Liang figure in several poems written by Du Fu."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clarissa Maria Halim
"ABSTRACT
Wali Kelas adalah cerpen kategori Sastra Luka yang ditulis oleh Liu Xinwu dan terbit pada tahun 1977. Cerita ini merupakan salah satu cerita yang dianggap sebagai cerita pionir kategori Sastra Luka. Cerita lain yang dianggap Sastra Luka adalah cerpen Luka karya Lu Xinhua. Istilah Sastra Luka didapatkan dari judul cerpen tersebut. Meskipun masih banyak yang menganggap cerpen ini sebagai karya Sastra Luka, namun, tidak semua orang meyakini demikian. Xie Xinhua dalam jurnalnya yang berjudul Cerpen Wali Kelas Bukanlah Sastra Luka menyatakan cerpen ini tidak dapat dikategorikan sebagai Sastra Luka karena tidak sesuai dengan karakteristik karya Sastra Luka. Analisis pada cerpen ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik cerpen Wali Kelas yang sesuai ataupun yang tidak sesuai dengan karya Sastra Luka.

ABSTRACT
Class Counsellor short story is one of Scar Literatures story that was written by Liu Xinwu and published in 1977. This story is one of the story that assume as Scar Literatures pioneer story. This story is one of the stories that is considered as Scar Literature Categorys pioneer story. The other story is Scar short story by Lu Xinhua. Scar Literature got its name from Lu Xinhuas short story title. Although this story still considered by peoples as Scar Literatures story, there are people that disagree with this statement. Xie Xinhua in his journal titled Class Counsellor is not Scar Literatures Story stated this short story cannot be Scar Literatures story because of its characterization is not Scar Literatures characterization. This analysis will be done to find out which Class Counsellors characteristics suitable or not with Scar Literature."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qivany
"ABSTRAK
Pada masa pemerintahan dinasti Zhou Timur, Cina mengalami pergolakan politik dan perubahan sosial, sehingga mendorong para filsuf mengeluarkan pemikiran-pemikirannya demi menciptakan perdamaian di dunia. Periode ini dikenal sebagai ?Seratus Aliran Pemikiran? (诸子百家zhūzǐ bǎijiā). Salah satu filsuf pada masa ini adalah Mozi (墨子). Diantara pemikiran-pemikiran Mozi, pemikirannya yang paling terkenal adalah Jian Ai (兼爱). Banyak cendekiawan asing telah menganalisis teks Jian Ai, namun cendekiawan Indonesia justru belum pernah menganalisisnya. Oleh karena itu, pada penelitian skripsi ini penulis akan membahas makna Jian Ai dan nilai-nilai yang terkandung dalam teks Jian Ai dikaitkan dengan latar belakang sejarah Cina kuno.

ABSTRACT
During the reign of Eastern Zhou dynasty, China experienced political turbulence and social change that encourage many philosophers to show their thoughts in order to achieve world peace. This era was known as ?Hundreds of School Thought? (诸子百家zhūzǐ bǎijiā). One of the philosophers during this era is Mozi (墨子). Among all his works, Mozi most famous work is Jian Ai (兼爱). Many foreign scholars have analyzed Jian Ai text, but Indonesian scholars have never analyzed it. Therefore, this essay will analyze Jian Ai meaning and the values of Jian Ai text in relation to historical background of ancient China."
2016
S64920
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Kusmariah Rahayu
"Skripsi ini membahas tentang tokoh utama Cheng Dieyi dalam film dan novel 霸王别姬 Bawang Bie Ji (Farewell My Concubine). Tujuan dari penelitian iniadalah untuk memaparkan lebih lanjut persamaan dan perbedaan penokohanCheng Dieyi dari masing-masing media. Hasil dari penelitian ini menunjukkanbahwa penokohan Cheng Dieyi di dalam novel lebih menonjol dibandingkandalam film karena penyesuaian yang dibutuhkan akibat perbedaan darikarakteristik masing-masing media. Sumber data dari penelitian ini adalah film Farewell My Concubine dan novel 霸王别姬 Bawang Bie Ji (Farewell MyConcubine) terbitan kedua. Selain itu, penulis juga menggunakan literatur-literaturyang relevan untuk menunjang penelitian.

This undergraduate thesis analyzes the main character Cheng Dieyi in the film and novel 霸王别姬 Bawang Bie Ji (Farewell My Concubine). The purpose of this study is to explain both the similarities and differences of Cheng Dieyi's characterization between the film and novel. The conclusion of this study indicates that the characterization of Cheng Dieyi in the novel is more prominent than in the film due to the characteristics of both mediums. The sources of this study are the film Farewell My Concubine and the second edition of novel 霸王别姬 Bawang Bie Ji (Farewell My Concubine). Moreover, the author also uses otherrelevant sources to support the study.
"
2016
S64529
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>