Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mirna Putri Lestari
Abstrak :
ABSTRAK
Kemunculan internet serta berbagai macam media sosial, semakin memudahkan manusia untuk berkomunikasi. Bukan hanya menjadi sarana berkomunikasi, namun beragam media sosial ini dalam perkembangannya juga menjadi wadah untuk mengekspresikan pengalaman bagi para penggunanya. Tulisan ini berfokus pada pengalaman yang diekspresikan melalui praktik-praktik media di Draft SMS, serta kaitannya dengan anonimitas yang ditawarkan akun resmi tersebut. Ekspresi pengalaman ini selanjutnya dapat dilihat dalam wujud pesan anonim yang dititipkan, serta komentar dari para pembaca.
ABSTRACT
The emergence of the internet and various kinds of social media, facilitate people to communicate easier across time and space. Not only as means of communications, but various social media in its development are also become a place for its users to express their experience. This paper focuses on experiences that expressed through media practices in Draft SMS, as well as their relation to the anonymity offered by this official account. The expressions of these diverse experience can be seen in the form of anonymous messages entrusted, as well as the readers.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clarisa Irene
Abstrak :
ABSTRACT
Melihat persoalan representasi pengungsi dan pencari suaka tidak seharusnya terbatas pada kajian terhadap liputan media. Tulisan ini berfokus pada self representation pengungsi di Instagram, salah satu platform media sosial yang paling banyak digunakan di dunia, yang juga tidak dapat dipahami secara terpisah dari kehidupan sehari-hari mereka sebagai pengungsi. Berangkat dari pengamatan terhadap pengungsi muda Oromo, dipahami bahwa penggunaan Instagram dan media sosial lainnya merupakan sebuah partisipasi online untuk mengisi hari-hari mereka selama hidup dalam transit. Tidak hanya memfasilitasi mereka untuk mengakses hiburan dan pengetahuan baru, Instagram juga menjadi sebuah ruang untuk mereka membangun dan mempertahankan relasi, serta merepresentasikan diri mereka sendiri, untuk berbicara tentang dan untuk diri sendiri dengan foto, video, dan caption. Hal ini termasuk merayakan momen-momen duniawi mereka, sekaligus mengakses dan mengekspresikan kegembiraan itu sendiri. Berbagai postingan mereka tersebut memicu rekonstruksi refugeeness dalam benak audiens atau sesama pengguna Instagram yang mengenal mereka sebagai pengungsi dan telah berinteraksi secara online dan offline. Oleh karena itu, tulisan ini menawarkan untuk menempatkan refugeeness dalam ruang dialektis agar membuka pemahaman yang menyeluruh dan kontekstual terhadap kehidupan para pengungsi, khususnya urban refugees yang hidup dalam transit. 
ABSRTRACT
Seeing the matter of representation of refugees and asylum seekers should not be bounded in terms of media coverage, this paper focuses on refugees self-representation in Instagram, one of the most used social media platform in the world, which also cannot be understood separately from their daily life as refugees. Drawing from the observation on young Oromo refugees, it is realized that the use of Instagram and other social media is a form of online participation to fill their days while living in transit. Not only facilitates them to access entertainment and new insights, Instagram also provides a space for them to build and maintain relations, and represent themselves, to talk about and for themselves with photos, videos and captions. This includes celebrating their mundane moments as well as accessing and expressing happiness itself. Their posts later become even more interesting in regards to its effect on the audience or other users who know them as refugees and have interacted with them online and offline, for it evokes a reconstruction of refugeeness. Therefore, this paper offers to place refugeeness in a dialectic space to open a thorough and also contextual understanding towards the lives of refugees, especially urban refugees living in transit.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puti Dhinda Andini
Abstrak :
ABSTRAK
Jejaring sosial instagram memiliki kebebasan dan keleluasaan untuk menunjukkan dan menggunakan identitas yang berbeda dengan yang sebenarnya ada pada diri penggunanya. Pembentukan identitas baru dilakukan oleh generasi milenial secara online di jejaring sosial instagram dengan memanfaatkan tren kamera analog. Pada generasi milenial penggunaan pada kamera analog bukan hanya untuk menyalurkan hobi dan minat saja, tetapi ada orientasi lain yang ada di dalamnya. Selain menjadi tempat untuk menunjukkan identitas baru, instagram juga berperan sebagai mediator untuk individu melakukan praktik mimetic terhadap idolanya. Ternyata praktik ABSTRACT
Instagram social network allows its users to have freedom and latitude to use identities that are different from what they actually have. The formation of new identities is done online by millennials generation on instagram, by utilizing the trend of analog cameras. The use of analog cameras among millenials generation is not only for the sake of hobbies or interests, theres a real orientation behind that. Other than to be a platform to show new identity, instagram also takes mediating role for individuals to do mimetic practice toward their idols. It is found that is mimetic practice that helps individuals to be able to form new identity as an analog photographer in instagram. The forming of online identity turns out to be helpful for individuals to get out of their inconvinience with themselves. Having new identity as an analog photographer in online world is thought to be useful in pursuing their goals, acquire recognition/acknowledgement, and as a mean to be seen as unique individual.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library