Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Bentham, Jeremy
Bandung: Nuansa Media, 2006
342.057 BEN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
B. Prayitno
Abstrak :
Untuk mendapatkan bahan yang cocok, dafam upaya mengaiasi terjadinya set-off pada hasil cetak intaglio, diperoleh bahan additive yang dibuai dari campuran bahan wax, yaitu wax poliethilen (wax PE), wax politetrafluorethilen ( wax PTFF ) dan wax carnauba. Wax PE dan wax PTFE yang digunakan sudah berupa campuran yang disebut dengan wax polifluo. Dalam proses pembuatan - nya wax polifluo di dicampur dengan wax carnauba dengan perbandingan 97 % dan 3 %. Selanjutnya campuran wax ini ditambah dengan solvent dengan perbandingan 70 % wax dan 30 % solvent, kemudian dipanaskan sambil diaduk sampai lemperatur 120"C, kemudian didinginkan perlahan-lahan sampai temperatur kamar. Bahan additive yang dibuai ini disebut anti set-off. Dalam proses cetak intaglio, tinta yang digunakan ditambah dengan bahan additive (anti set-off) ini, sebanyak 4 %, agar hasil cetak intaglio yang didapal tidak mengalami set-off.
To obtain the suitable material for solving set-off problem in intaglio printing, it was obtained the additive which made trom mixed waxs are polyethylene wax ( PE wax ), poiyielrafluorcthylene wax ( P'f IE wax ) and canmuba wax. PF wax and PTFE wax which using have already mixed, which called polyfluo wax. In it's production, polyfluo wax was mixed with carnauba wax in 97 % compared with 3 %, this mixed was added with solvent in 70 % wax compared with 3 % of solvent and stir up which it's heating in 120°C, then cooling off until reach the room temperature, this additive called anti set-off. In proses of intaglio printing, the ink which used was added by 4 % of this additive to obtain the result of intaglio printing without set-off problem.
1999
JIRM-1-2-Agust1999-35
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Jadigia
Abstrak :
Penelitian monomerimida model matriks komposit dimaksudkan untuk mencari alternatip baru dalam pengembangan material. Pemilihan poliimida sebagai matriks komposit akan memberikan kualitas komposit yang tahan pada suhu tinggi. Sintesis monomer imida dilakukan dengan metode PMR 15. Hasil sintesis monomer maleimida , bismaleimida, tetrahidroftalimida dan bistetrahidroftalimida masing-masing diperoleh sebanyak 65,3 % , 68,0 % , 73,1 %dan 83,4 % . Karakterisasi hasil sintesis diukur dengan HPLC , FTIR , 1H dan I3C - NMR serta dengan XRD, data ini menunjukkan struktur kimia monomer yang disintesis sesuai dengan yang diharapkan. Dari termogram DTA diketahui titik leleh masing-masing monomer pada 160 °C untuk maleimida , 160 °C untuk bismaleimida , 122 °C untuk tetrahidroftalimida dan untuk bistetrahidroftalimida adalah 202 °C serta telah ditentukan pula zona temperatur polimerisasi sebagai puncak eksotermal yaitu masing-masing pada 250 - 310 °C untuk maleimida , 210 - 280 °C untuk bismaleimida, 150 - 206 °C untuk tetrahidroftalimida serta 377 - 450 °C untuk bistetrahidroftalimida. Studi fisikokimia dilakukan pada kisaran temperatur ini. Penentuan kondisi polimerisasi optimal dilakukan dengan studi kinetika dan mekanisme polimerisasi dengan analisis fisikokimia menggunakan spektrofotometer FTIR. Polimerisasi optimal diperoleh pada temperatur dan waktu masing - masing pada 258 °C selama 5 jam; 231 °C selama 3 jam ; 201 °C selama 5 jam dan pada 407 °C selama 3 jam masing-masing untuk maleimida, bismaleimida , tetrahidroftalimida dan bistetrahidroftalimida.Data FTIR, XRD GPC dan DTA menunjukkan monomerimida mengalami polimerisasi dengan pemanasan.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuraiza Meutia
Abstrak :
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian : Bertambah atau berkurangnya berat badan terjadi akibat perubahan pada keseimbangan energi tubuh. Salah satu faktor yang mempengaruhi hal ini adalah adanya perubahan pada nafsu makan. Bagian tubuh yang dipahami sebagai pusat pengaturan nafsu makan adalah hipotalamus. Hipotalamus menerima berbagai sinyal dari dalam dan luar tubuh untuk menimbulkan respon perubahan nafsu makan. Pegagan merupakan salah satu tanaman yang secara tradisional disebutkan dapat meningkatkan nafsu makan. Qfeh karena itu permasaiahannya adalah apakah benar pegagan dapat meningkatkan nafsu makan, dan dengan mekanisme yang bagaimana. Pada penelitian ini diamati efek pegagan terhadap nafsu makan melalui parameter-parameter jumlah asupan makanan dan pertambahan berat badan. Dan untuk menjajaki mekanisme yang mungkin terjadi sebagai sinyal yang mempengaruhi nafsu makan, diperiksa kadar glukosa darah dan kadar hormon ghrelin. Hewan coba yang digunakan adalah tikus Wistar jantan dengan berat 141,2 t 12,7 gram. Penelitian dibuat 2 kelompok yaitu : kelompok kontrol dengan pemberian cekokan aquades selama 2 minggu ( n = 14 ) dan kelompok uji dengan pemberian cekokan ekstrak pegagan selama 2 minggu (n = 14 ). Hasil dan Kesimpulan : Dari hasil pengamatan didapatkan jumlah asupan makanan kelompok kontrol ( MBK = 8,28 ± 0,76 gr vs MSK = 8,05 ± 0,83 gr, T-test, p > 0,05 ). Pada kelompok uji didapat ( MBu = 8,21 ± 1,38 gr vs MSu = 8,05 ± 0,73, T-test, p > 0,05 ). Pengamatan terhadap kenaikan berat badan antara kelompok kontrol dan kelompok uji didapat ( PBK = 16,26 ± 5,24 gr vs PBu = 13,22 ± 8,06 gr, T-test, p > 0,05 ). Pengamatan terhadap kadar glukosa darah pada kelompok kontrol dan kelompok uji didapat ( KGDK = 119,21 ± 17,91 mg/di vs KGDu = 166,86 ± 54,85 mgldl, T-test, p < 0,05 ). Pengamatan terhadap kadar ghrelin plasma darah pada kelompok kontrol dan kelompok uji didapat (GK = 2,483 ± 0,507 nglml vs Gu = 2,126 ± 0,347 nglml, T-test, p < 0,05 ). Hasil analisa menunjukkan bahwa jumlah asupan makanan rata-rata kelompok kontrol dan kelompok uji menunjukkan adanya penurunan tetapi tidak bermakna secara statistik (p > 0,05). Pada kedua kelompok terjadi pertambahan berat badan karena hewan coba yang digunakan masih pada usia pertumbuhan, dan pertambahan yang terjadi antara kedua kelompok tidak berbeda bermakna secara statistik ( p > 0,05 )Sedangkan hasil analisa terhadap kadar glukosa darah menunjukkan adanya peningkatan dan bermakna secara statistik ( p 0,05 ). Dan untuk kadar ghrelin plasma menunjukkan penurunan dan bermakna secara statistik ( p < 0,05 ).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T 13660
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Kusuma Susi Wijaya
Abstrak :
Kompleks Paladium terutama banyak digunakan sebagai katalis dalam bidang industri dan obat antikanker Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari sintesis, karakteristik spektra, dan kegunaan senyawaan kompleks Paladium(II) dengan 2,2'-bipiridin (DPY) dan 2,9~dimeti|-1,10-fenantrolin (fen) sebagai katalis pada aikoholisis urea. Senyawaan kompleks Pa|adium(II) dengan bpy dan fen masing-masing disintesis dengan perbandingan 1:1 dan 1:2 Serta dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer uitraungu-tampak dan inframerah. Selain itu, senyawaan kompleks dengan perbandingan 1:1 diaplikasikan sebagai katalisator pada alkohoiisis urea. Kompleks Pd(bpy)CI2 berwama kuning tua, sedangkan kompleks [Pd(bpy)2]Cl2 berwama kuning. Kompleks [Pd(fen)(H;0)2](C|04)2 berwarna coklat muda, sedangkan kompleks [Pd(fen)2](C|04)2 berwarna putih bening. Puncak serapan IE--HC* untuk ligan bpy terkompleks bergeser ke arah panjang gelombang Iebih besar daripada bpy bebas, sedangkan untuk Iigan fen terkompleks bergeser ke arah panjang gelombang Iebih kecil dibandingkan fen bebas. Serapan transisi d->d untuk kompleks Pd(II) dengan bpy terjadi pada panjang gelombang sekitar 373 nm dan dua puncak serapan transisi tersebut untuk kompleks Pd(II) dengan fen terjadi pada panjang gelombang antara 301 sampai 337 nm. Spektra senyawa kompleks Pd(II) dengan bpy pada frekuensi antara 199 sampai 245 om" memperlihatkan dua puncak serapan baru yang menandakan adanya ikatan antara ion Pd(II) dengan ligan akibat pengompleksan. Spektra inframerah ligan bpy dan fen terkompleks pada frekuensi 400-4000 cm°? menunjukkan adanya pergeseran vibrasi ulur C=N dan C=C, serta vibrasi tekuk C-H ke arah frekuensi yang Iebih besar daripada bpy bebas. Kompleks Pd(ll) dengan ligan dalam perbandingan 1:1 dapat dimanfaatkan sebagai katalis dalam alkoholisis urea. Tempat koordinasi yang diisi oleh ligan lemah dapat digantikan oleh urea. Urea yang terikat sebagai ligan akan bereaksi dengan metanol membentuk ester karbamat melaiui metanolisis. Ester karbamat ini akan terdisosiasi secara cepat dan kompleks kembali ke bentuk semula.
Abstract
Complexes of Palladium are widely used as catalyst in industry and anticancer drugs. The aims of this research were to study of synthesis, spectra characteristic and preliminary test of complexes of Palladium(II) with 2,2'-bipyridine(bpy) and 2,9-dimethyl-1,10-phenanthroline (fan) for catalyst in urea alcoholysis. Complexes of Pd(ll) with bpy and fen were synthesized with 1:1 and 1:2 ratio, respectively and there were characterized with UV-We and IR spectrophotometers. Complex compounds with 1:1 ratio were applicated as catalyst in urea alcoholysis complex of [Pd(bpy)Cl2] is yellow, while complex of [Pd(bpy)2]Cl2 is dark yellow. Complex of [Pd(fen)(H2O)2](Cl04)2 is brown, while complex of [Pd(fen)2](CIO4)2 is white-Peaks of absorption cause of 1:->1r* transition for bpy complex is shifted to higher wavelength than of free bpy, while for fen complex are shifted to lower wavelength than free fen. Absorptions d->d transition for complex of Pd(II) with bpy occurs about 373 nm and two peaks of those transition for complex of Pd(ll) with fen occurs between 301 until 337 nm. Spectra of complexes of Pd(ll) with bpy between 199 until 245 cm" showed two peaks. infrared spectra of bpy and fen complexed in frequency 400-4000 cm" showed a shift C=N and C=C vibrations and C-H vibration to higher frequency than free ligand. Complexes of Pd(Il) with 1:1 ratio can used as catalyst in alooholysis urea. Coordination of weak ligand can changed with urea. Urea is bonded as ligan will react with metanol foml ester carbamate via metanolysis Ester carbamate will dissociated fast and complex revert to first form.
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imron
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
T39981
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Sulastyono
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
T39988
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ritonga, Togar M.
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T39697
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>