Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 46 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Maulana Andikha Soediro
"Beton merupakan bahan bangunan yang paling banyak dipakai di seluruh dunia, tapi walau demikian beton menggunakan sumber daya yang bisa habis, dan suatu saat bisa habis di masa mendatang. Di sisi lain, banyak sekali limbah beton yang tidak digunakan di seluruh penjuru dunia. Penelitian ini ditujukan untuk mendalami limbah beton tersebut agar dapat dipakai kembali sebagai bahan penyusun beton, atau yang biasa disebut agregat daur ulang. Pada penelitian ini terdapat 2 variabel, yang pertama adalah beton menggunakan 0% campuran agregat daur ulang, dan variabel kedua menggunakan 20% campuran agregat daur ulang sebagai pengganti agregat alami. Beton daur ulang yang digunakan pada penelitian ini merupakan beton bermutu f’c25-f’c30. Terdapat 4 jenis pengujian, yaitu uji permeabilitas, uji tekan, uji lentur, dan uji belah, dengan perbandingan air dan semen yang sama, dan juga umur pengujian yang sama. Dari semua pengujian, beton dengan campuran 20% agregat daur ulang memiliki kekuatan tekan, serta kekuatan lentur yang lebih tinggi daripada beton normal, dan koefisien permeabilitas yang lebih kecil, sementara beton dengan campuran 20% memiliki kekuatan belah yang lebih kecil daripada beton normal.

Concrete is the most used building material in the world, but concrete are made of finite materials. Aggregate quarrying will start to get difficult in the future whereas there are vast amount of unused concrete waste. This research is aimed to understand concrete waste better by using them as recycled aggregate. In this research, there are 2 variables of concrete used, with 0% recycled concrete aggregate, or normal concrete, and with 20% recycled concrete aggregate as a substitute for natural aggregate. The recycled concrete aggregate is of grade f’c25-f’c30. The specimens are subjected to permeability test, compression test, flexural test, and tensile splitting test. All of the specimens are given the same water-cement ratio, and tested at the same age. From all of the tests conducted to the specimens, those consisting of 20% recycled concrete aggregate has a greater compressive strength, greater flexural strength, smaller coefficient of permeability, and smaller tensile splitting strength."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delima Nurjulita
"
As one of the top producers of crude palm oil in the world, Indonesia also become a country with huge amount of by-products as a result of palm extraction process. In order to anticipate environment contamination and to preserve natural resources, one of the palm oil by-products, which is oil palm shell, is utilized as natural coarse aggregate substitute in lightweight concrete mix. Based on prior laboratorium test results, reinforced lightweight OPS concrete has capacity up to 6 tons. In this research, numerical modelling is implemented on the reinforced lightweight OPS concrete and the experimental result serves as the validation. The models are built using CAST3M software and the OPS concrete beams are modelled with Timoshenko’s multi-fiber beam element approach. The analysis focuses on material non-linearity and done up to non-linear phase. The result of this research consists of OPS concrete beam behavior while loaded which observed up to its failure, force vs displacement graph, stress field, and non-linear strain pattern. In conclusion, the OPS concrete beam model reached its non-linear phase after loading surpassed 5 tons and able to withstand loads up to 6 tons while endured great deformation. This indicates that OPS concrete is a ductile material and can be implemented as structural component in simple buildings, like simple 2-storey houses. Overall, modelling result shows similarities with experimental result, giving the conclusion that the models are validated and succeeded at simulating OPS concrete beam.

Sebagai salah satu negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia, Indonesia juga menjadi negara yang menghasilkan banyak limbah dari proses ekstraksi minyak kelapa sawit. Dalam rangka mengantisipasi pencemaran lingkungan dan juga mempreservasi sumber daya alam, salah satu limbah produksi kelapa sawit yaitu cangkang kelapa sawit atau oil palm shell (OPS) dimanfaatkan sebagai pengganti agregat kasar alami pada campuran beton ringan. Berdasarkan uji laboratorium terdahulu, didapatkan hasil bahwa balok beton ringan OPS bertulang memiliki kapasitas mencapai 6 ton. Pada penelitian kali ini, dilakukan permodelan numerik pada struktur balok beton OPS bertulang dengan hasil eksperimen tersebut sebagai validasi. Permodelan dilakukan menggunakan software CAST3M dan balok beton OPS tersebut dimodelkan menggunakan pendekatan elemen balok multi-fiber Timoshenko. Analisis yang dilakukan berfokus pada tipe non-linearitas material dan mencapai fase non-linear. Hasil penelitian ini meliputi perilaku dari balok beton OPS saat pembebanan yang diamati hingga sebelum kegagalan, grafik gaya vs defleksi, pola tegangan, hingga pola regangan non-linear. Disimpulkan bahwa balok beton OPS hasil permodelan memasuki fase non-linear setelah pembebanan melebihi 5 ton dan mampu mempertahankan beban hingga 6 ton dengan defleksi yang besar. Hal ini mengindikasikan bahwa beton OPS merupakan material yang cukup daktail dan mampu untuk diaplikasikan sebagai komponen struktur pada bangunan sederhana, seperti rumah 2 lantai sederhana. Hasil permodelan menunjukkan hasil yang menyerupai dengan hasil eksperimen, memberikan konklusi bahwa model tervalidasi dan berhasil mensimulasikan balok beton OPS."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bias January Parmadi
"Indonesia merupakan negara kepulauan yang sering terkena bencana alam gempa. Dari kondisi tersebut, muncul kebutuhan akan struktur yang tahan gempa. Salah satu dari jenis sistem rangka penahan gaya lateral adalah SRPMB atau sistem rangka pemikul momen biasa. Untuk itu, penelitian dilakukan terhadap SRPMB dengan menggunakan material beton bertulang.

Kerusakan adalah hal yang tentunya akan dialami oleh struktur. Untuk mengkuantifikasi hal tersebut, digunakan konsep yang dinamakan damage index. Damage index adalah sebuah indeks nilai yang mengkuantifikasi kerusakan dari sebuah sistem struktur dengan menggunakan parameter seperti kekuatan struktur, displacement dan sebagainya. Selain dari itu, kerusakan struktur juga mempengaruhi nilai kekakuan struktur sehingga akan berpengaruh pula pada frekuensi natural struktur.

Penelitian ini ingin menganalisis korelasi antara damage index dengan frekuensi natural sebuah struktur seiring kerusakan yang dialami. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan studi parametrik dengan membuat kurva kapasitas pushover (monotonic dan semicyclic) dari struktur menggunakan CAST3M untuk mendapatkan nilai damage index. Lalu frekuensi natural struktur didapatkan dengan menggunakan SAP2000. Studi parametrik dibuat dengan variasi geometri penampang, jumlah bay dan story, dan variasi properti material yang digunakan.

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa seiring struktur mengalami kerusakan, damage index cenderung mengalami peningkatan dan frekuensi alami mengalami penurunan.


Indonesia is an archipelago that is often plagued by earthquakes. And so, the need for structure that can handle lateral loads is important. One of the candidates for the lateral load-resisting structure type is Ordinary Momen Frame (OMF). This research focuses on the aforementioned lateral load-resisting structure type using reinforced concrete as choice material.

Damage is a natural phenomenon that will happen to structures. To quantify it, concept called damage index is used. Damage index itself is an index that make use of  parameter such as structural strength, displacement and so forth. Besides damage index, damage to structure will also influence its natural frequency.

This research aims to analyze the correlation between damage index and natural frequency of structures as it get progressively damaged. To do so, a parametric study is carried out by creating pushover capacity curves (monotonic and semicyclic) of the structures using CAST3M to obtain the damage index value. Following that, natural frequency of the structures are generated using SAP2000. The parametric study will be realized through the variations of cross-section geometry, number of bay and story, and variation in material property used.

From the research, it is concluded that as the structures get progressively damaged, the value of the damage index tends to increase while the natural frequency decrease.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joshua Ferdinand
"

Penelitian ini membahas hubungan cepat rambat gelombang ultrasonik dengan kuat tekan dan pola retak beton daur ulang. Pengujian cepat rambat gelombang ultrasonik (UPV) dilakukan menggunakan PUNDIT. Pengamatan pola retak menggunakan metode digital image correlation (DIC). Benda uji yang dibuat adalah 16 kubus ukuran 15 cm dan 4 balok ukuran 15x15x50 cm. Spesimen kubus diuji tekan di umur 3, 7, 14, dan 28 hari dan di umur 28 disertai metode DIC. Pengujian metode DIC menggunakan kamera Fuji Film XA-3 dan diolah dengan software Ncorr pada MATLAB. Benda uji balok diuji UPV setiap jamnya di 24 jam pertama dan setiap hari sampai umur 28 hari. Penelitian ini menghasilkan hubungan logaritmik antara nilai UPV dan umur beton daur ulang dengan persamaan tiap benda uji sebagai berikut, VA = 2.68745E+02ln(x)+1.92197E+03, R2=0.809, VB = 2.75780E+02ln(x) + 1.82082E+03, VC = 3.51058E+02ln(x) + 1.59413E+03, dan VD = 3.51448E+02ln(x) + 1.61130E+03 dengan nilai R2 sebagai berikut, RA 2 =0.809, RB 2=0.844, RC 2=0.762, dan RD 2=0.772. Dihasilkan hubungan eksponensial antara kuat tekan beton dan nilai UPV dengan persamaan fc = 1.58593E01e1.22057E+00V[m/s] dengan nilai R2=7.36785E-01. Hasil pengujian metode DIC menunjukkan evolusi deformasi vertikal dan horizontal serta evolusi pola retak dari beton daur ulang. Stiffness tiap benda uji sebesar B = 862.92 kN/mm, C = 902.21 kN/mm, dan D = 1018.22 kN/mm. Poisson ratio dari benda uji sebesar B = 0.2478, C = 0.2302, dan D = 0.2392.


This research will conduct a discussion about relationship between ultrasonic pulse velocity and compressive strength along with crack pattern of recycled concrete. Ultrasonic pulse velocity (UPV) will be measured using the PUNDIT. Observation of crack patterns using digital image correlation (DIC) method of recycled concrete. The specimens to be made are 16 cubes with dimension of 15cm and 4 beam with dimension of 15x15x50 cm. Cube specimens aged 3, 7, 14, and 28 days will be tested and on the day 28 will use DIC method. DIC method use Fuji Film XA-3 as to capture pictures which will be processed with Ncorr on MATLAB. Beam specimens will be used for UPV test within every hour in the first 24 hours and every day up to 28 days. This study results show logarithmic relationship between the UPV and the age of recycled concrete with the result equation each specimen as follows, VA = 2.68745E + 02ln (x) + 1.92197E + 03, VB = 2.75780E + 02ln (x ) + 1.82082E + 03, VC = 3.51058E + 02ln (x) + 1.59413E + 03, and VD = 3.51448E + 02ln (x) + 1.61130E + 03 with the coefficient of determination of each specimen as follows, RA2 = 0.809, RB2 = 0.844, RC2 = 0.762, and RD2 = 0.772. Exponential relationships shown between concrete compressive strength and UPV in equation of fc = 1.58593E01e1.22057E + 00V [m / s] with R2 = 7.36785E-01. The DIC test results show the evolution of vertical and horizontal deformations as well as the evolution of crack patterns of recycled concrete. Stiffness of each specimens as follows, B = 862.92 kN / mm, C = 902.21 kN / mm, and D = 1018.22 kN / mm. Poisson ratio of each specimens as follows B = 0.2478, C = 0.2302, and D = 0.2392.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putra Mahendra Kusuma Aji
"Penelitian material beton ini bertujuan untuk mengetahui dampak perendaman garam pada beton fc' 41,4 MPa dengan menggunakan semen hidrolik tipe HE (High-Early). Penyelidikan dilakukan dengan dua metode curing dengan bantuan empat (4) kolam salin dengan tingkat salinitas berbeda berkisar antara 0,1-3,5 ppt. Faktor cacat Fisik: cacat kualitas permukaan yang semakin parah karena paparan salinitas yang lebih tinggi menghasilkan permukaan yang lebih gelap, lembap, dan kasar – dengan warna putih yang lebih sedikit. Kekuatan Tekan: 7 hingga 28 hari menunjukkan peningkatan kekuatan secara keseluruhan, namun efek salinitas baru dapat diamati setelah 28 hari. Sampel yang diuji diturunkan untuk kelompok IV dari 9,23% menjadi 12,89%, masing-masing pada 28 hari dan 42 hari. Kuat tarik: Beton dengan semen jenis HE menunjukkan kuat tarik yang lebih tinggi dibandingkan PCC dan OPC, yaitu antara 2,41-3,11 MPa. Permeabilitas: Cenderung menurun dengan meningkatnya salinitas, kriteria beton kedap air menunjukkan HE berada dalam batas 50 mm; rata-rata antara 22,67-45,52 mm. Uji Kecepatan Denyut Ultrasonik (UPV): Metode pengawetan B memiliki kecepatan denyut yang sedikit lebih tinggi di semua kelompok, dengan penurunan yang lebih signifikan pada Kelompok IV. Hubungan antara DIC yang tinggi terhadap permeabilitas dapat ditemukan, namun tidak untuk UPV terhadap tingkat salinitas. DIC: Mampu mengidentifikasi strain mayor dan strain minor; serta tegangan vs regangan yang digambarkan dengan keandalan data yang tinggi. Penelitian lebih lanjut mungkin mempertimbangkan lingkungan dalam ruangan yang terkendali, meningkatkan jumlah sampel yang diuji, dan memperpanjang durasi pengawetan dapat direkomendasikan untuk penelitian lebih lanjut.

The research on concrete material intends to investigate the impacts of saline immersion of fc’ 41.4 MPa concrete using hydraulic cement type HE (High-Early). The investigation carried out two curing methods with the aid of four (4) saline pools with different salinity levels ranging from 0.1-3.5 ppt. Physical Defects: increasingly severe surface quality defects due to higher levels of salinity exposure producing darker, damper, and rougher surfaces – with less white efflorescence. Compressive Strength: 7 to 28 days showed an overall increase in strength, but effects of salinity could only be observed after 28 days. The samples tested lowered for pool IV from 9.23% to 12.89%, at 28 days and 42 days respectively.  Tensile strength: Concrete with cement type HE showed higher tensile strength compared to both PCC and OPC, between 2.413.11 MPa. Permeability: Tends to decrease as salinity increases, criteria for watertight concrete showed HE was well within 50 mm limit; averaging between 22.67-45.52 mm.  Ultrasonic Pulse Velocity (UPV) Test: Curing method B had all pools marginally higher pulse speeds, with a more significant reduction in Pool IV. A relationship between high DIC to permeability can be found, but not for UPV to salinity levels.  DIC: Were able to identify strain major and strain minor; as well as stress vs strain that were graphed with high reliability of data. Further research may consider controlled indoor environments, increasing the number of samples tested, and extended curing durations could be recommended for further research. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Ruby Rubiono Atmoprawiro
"Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi hasil pengujian kuat tekan beton inti dan Ultrasonic Pulse Velocity (UPV) pada sampel Roller Compacted Concrete dan beton konvensional dengan penggunaan Semen Portland Slah (PSC) dan Semen Portland Komposit (PCC) yang akan digunakan dalam proyek bendungan. Hal ini untuk memenuhi kebutuhan data yang sesuai dalam ACI 228.1R-19 terkait adanya data penelitian untuk setiap proyek yang dilakukan. Penelitian ini dilakukan dengan eksperimental laboratorium yang melibatkan uji destruktif (kuat tekan) dan non destruktif (UPV). Penelitian telah mengungkapkan bahwa kuat tekan beton inti dan cepat rambat UPV memiliki korelasi yang tinggi dimana semakin tinggi cepat rambatnya akan memberikan kuat tekan beton inti yang lebih tinggi juga. Persamaan empiris yang didapatkan pada penelitian ini adalah fc’(x) = 1.1665x pada Roller Compacted Concrete, fc’(x) = 6.1484x pada beton konvensional dengan semen PSC, dan fc’(x) = 6.9937x pada beton konvensional dengan semen PCC.

This research was conducted to examine the results of core concrete compressive strength and Ultrasonic Pulse Velocity (UPV) tests on Roller Compacted Concrete samples and conventional concrete using Portland Slah Cement (PSC) and Composite Portland Cement (PCC) which will be used in solidification projects. This is to fulfill the appropriate data requirements in ACI 228.1R-19 regarding the existence of research data for each project carried out. This research was carried out in an experimental laboratory involving destructive (compressive strength) and non-destructive (UPV) tests. Research has revealed that the compressive strength of core concrete and the creep speed of UPV have a high correlation, where the higher the creep speed, the higher the compressive strength of the core concrete too. The empirical equation obtained in this research is fc’(x) = 1.1665x in Roller Compacted Concrete, fc’(x) = 6.1484x in conventional concrete with PSC cement, and fc’(x) = 6.9937x in conventional concrete with cement PCC."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Timothy Brian
"Bekisting yang merupakan penyumbang limbah konstruksi terbesar, dan sampah plastik di Indonesia yang terus meningkat tiap tahunnya memerlukan solusi penanganan yang tepat. Dapat digunakan limbah plastik jenis HDPE (High-Density Polyethylene) di Indonesia sebagai bahan baku untuk produk bekisting. Pada penelitian ini akan dilakukan perbandingan analisa properti mekanik kuat lentur balok bekisting HDPE dengan tambahan metode DIC (Digital Image Correlation) dengan pemodelan numerik menggunakan ABAQUS. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan solusi alternatif bahan bekisting dari HDPE yang kuat dan lebih ramah lingkungan.

Formwork, which is one of the largest contributors to construction waste, and plastic waste in Indonesia, which continues to increase every year, require appropriate handling solutions. HDPE (High-Density Polyethylene) waste in Indonesia can be used as raw material for formwork products. This study will compare the mechanical properties, specifically the flexural strength of HDPE formwork beams, using the Digital Image Correlation (DIC) method and numerical modeling with ABAQUS. The results of this study are expected to provide an alternative solution for formwork materials from HDPE that are strong and more environmentally friendly."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nicholas Alvin
"Bekisting merupakan salah satu komponen penting yang banyak digunakan khususnya pada konstruksi bangunan beton. Penggunaan kayu sebagai material penyusun bekisting masih sangat umum digunakan di Indonesia dan menimbulkan limbah konstruksi yang tidak dapat digunakan kembali. Dalam upaya mengurangi limbah kayu tersebut, pemanfaatan limbah plastik jenis HDPE (High-Density Polyethylene) sebagai bahan baku untuk produk bekisting dapat menjadi sebuah solusi. Penelitian ini mengamati pengaruh bukaan pada balok rangka polimer HDPE dan perbandingannya dengan balok solid tanpa bukaan. Dilakukan perbandingan analisa properti mekanik kuat lentur dari balok bekisting HDPE dengan metode DIC (Digital Image Correlation) dengan pemodelan numerik menggunakan ABAQUS.

Formwork is one of the essential components widely used, especially in concrete building construction. The use of wood as the material for formwork is still very common in Indonesia and generates construction waste that cannot be reused. In an effort to reduce wood waste, utilizing HDPE (High-Density Polyethylene) plastic waste as a raw material for formwork products can be a solution. This study observes the effect of openings in HDPE polymer truss beams and compares them with solid beams without openings. A comparison of the mechanical flexural properties of HDPE formwork beams is carried out using the DIC (Digital Image Correlation) method with numerical modeling using ABAQUS software."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albertus Giovanni Dewanto
"Roller Compacted Concrete (RCC) telah menjadi material pilihan dalam berbagai aplikasi konstruksi karena keunggulannya dalam hal kekuatan, durabilitas, dan efisiensi biaya. RCC termasuk ke dalam no-slump concrete yang memiliki konsistensi kering dan dipadatkan menggunakan alat berat seperti roller, sehingga memberikan karakteristik unik dibandingkan dengan beton konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara hasil pengujian kuat tekan dan UPV sampel silinder RCC dengan pemanfaatan 60% fly ash dan semen tipe PCC. Metode yang digunakan dalam peneltian ini adalah pengujian destruktif untuk kuat tekan beton dan pengujian non destruktif untuk UPV. Hasil dari penelitian ini adalah nilai kuat tekan sampel RCC yang meningkat seiring pertambahan cepat rambat gelombang. Sampel RCC yang diuji sampai umur 28 hari nilai kuat tekannya 2.84 MPa dan belum memenuhi target kuat tekan fc’ 15 MPa. Dari grafik hubungan kuat tekan dan cepat rambat sampel RCC didapatkan persamaan fc'(v) = 0.3392e^(0.5951v).

Roller Compacted Concrete (RCC) has become the material of choice in various construction applications due to its advantages in terms of strength, durability, and cost efficiency. RCC is classified as no-slump concrete, having a dry consistency and compacted using heavy equipment such as rollers, thus providing unique characteristics compared to conventional concrete. This study aims to determine the correlation between the results of compressive strength and UPV testing of RCC cylinder samples with the utilization of 60% fly ash and PCC type cement. The method used in this research is destructive testing for concrete compressive strength and non-destructive testing for UPV. The result of this research is the compressive strength value of RCC samples which increases as the wave propagation speed increases. RCC samples tested until the age of 28 days the compressive strength value is 2.84 MPa and has not met the target compressive strength fc' 15 MPa. From the graph of the relationship between compressive strength and propagation speed of the RCC sample, the equation is obtained fc'(v) = 0.3392e^(0.5951v)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>