Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amalia Shalda
Abstrak :
vaksin merupakan salah satu bagian dari produk rantai dingin atau Cold Chain Product (CCP). Suhu terkontrol yang dipersyaratkan yaitu pada kisaran suhu 2-8˚C apabila adanya ketidaksesuaian suhu maka dapat menyebabkan vaksin rusak, terjadi penurunan mutu, khasiat dan efektivitas. Fokus utama PBF yaitu memastikan bahwa kualitas dan kemanjuran produk pada saat pengiriman dan pendistiribusian sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Maka diperlukan adanya kontrol kualitas suhu pada transportasi yang akan digunakan dengan melakukan validasi terhadap suhu mobil pendingin untuk memastikan apakah kendaraan yang digunakan mampu mempertahanakn suhu 2-8oC. Hasil pada laporan praktek kerja di Kimia Farma Trading and Distribution cabang Jakarta 1 bahwa perlakuan validasi suhu terhadap mobil boks pendingin yang dilakukan pada tiga titik didalam mobil pada bagian kiri, tengah dan kanan maka diperoleh hasil yang kurang stabil yaitu suhu yang dihasilkan diluar rentang suhu yang dipersyaratkan sehingga perlu validasi ulang pada mobil boks pendingin perlu dilakukan agar suhu yang dihasilkan sesuai dengan yang dipersyaratkan yaitu 2-8˚C. Pada saat validasi ulang mobil box pendingin harus dipastikan sedang tidak beroperasi. Hal ini untuk menghindari adanya guncangan sehingga posisi thermo data logger tidak berubah ketika proses pengambilan dan pengiriman produk vaksin. ......Vaccines are a part of a cold chain product or Cold Chain Product (CCP). The required controlled temperature is in the temperature range of 2-8˚C if there is a temperature mismatch it can cause the vaccine to be damaged, decrease in quality, efficacy and effectiveness. The main focus of PBF is to ensure that the quality and efficacy of the products during delivery and distribution comply with the applicable laws and regulations. So it is necessary to control the temperature quality of the transportation that will be used by validating the temperature of the cooling car to ensure whether the vehicle used is able to maintain a temperature of 2-8oC. The results in the work practice report at Kimia Farma Trading and Distribution branch Jakarta 1 that the temperature validation treatment of the cooler box car was carried out at three points inside the car on the left, center and right, resulting in less stable results, namely the temperature produced outside the specified temperature range required so that it is necessary to re-validate the cooling box car so that the temperature produced is in accordance with the requirements, namely 2-8˚C. At the time of re-validation the cooler box car must be ensured that it is not operating. This is to avoid shocks so that the position of the thermo data logger does not change during the process of taking and sending vaccine products.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pravyanti Suci Syahphira
Abstrak :
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan apoteker memegang peranan penting dalam pekerjaan kefarmasian. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian, salah satu tugasnya memuat terkait penyimpanan, pendistribusian atau penyaluran obat, dan pengelolaan obat. Dalam proses pendistribusian atau penyaluran obat, tersedia fasilitas distribusi yang digunakan untuk menyalurkan sediaan farmasi ke pelayanan kefarmasian yang biasa disebut pedagang besar farmasi. Tujuannya adalah untuk memahami cara distribusi obat yang baik di PBF, memahami peran serta tanggung jawab Apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasiaan di PBF, dan memiliki kemampuan dan pengalaman praktis dalam mempersiapkan tenaga farmasi yang profesional untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di PBF. Cara Distribusi Obat yang Baik yang dilakukan PT. Kimia Farma Trading and Distribution cabang Jakarta 1 sebagai Pedagang Besar Farmasi (PBF) telah berpedoman pada CDOB dan CDAKB yang dikeluarkan oleh BPOM RI. Dalam melakukan kegiatannya PT. Kimia Farma Trading and Distribution cabang Jakarta 1 telah menunjuk apoteker sebagai penanggung jawab fasilitas distribusi, dimana tanggung jawab apoteker yaitu menyusun, memastikan dan mempertahankan penerapan sistem manajeman mutu di fasilitas distribusi. ......Pharmacists are pharmacists who have graduated as pharmacists and have taken the oath of office as pharmacists who play an important role in pharmaceutical work. According to Government Regulation Number 51 of 2009 concerning Pharmaceutical Work, one of its duties includes storage, distribution or distribution of drugs, and drug management. In the process of distributing or distributing drugs, distribution facilities are available that are used to distribute pharmaceutical preparations to pharmaceutical services, commonly known as pharmaceutical wholesalers. The aim is to understand how to distribute drugs properly in PBF, understand the roles and responsibilities of pharmacists in carrying out pharmaceutical work in PBF, and have the ability and practical experience in preparing professional pharmacists to carry out pharmaceutical work in PBF. Methods of Good Drug Distribution by PT. Kimia Farma Trading and Distribution Jakarta 1 branch as a Pharmaceutical Wholesaler (PBF) has been guided by the CDOB and CDAKB issued by BPOM RI. In carrying out its activities PT. Kimia Farma Trading and Distribution Jakarta 1 branch has appointed a pharmacist as the person in charge of distribution facilities, where the pharmacist's responsibility is to compile, ensure and maintain the implementation of a quality management system in distribution facilities.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Chrisandy Ramadhanti
Abstrak :
Vaksin merupakan unsur biologis yang memiliki karakteristik khusus dan sensitif terhadap temperatur, vaksin rentan mengalami penurunan mutu dan efektivitas apabila terpapar oleh temperatur yang tidak sesuai dengan karakteristik temperatur penyimpanan yang telah dipersyaratkan. Upaya dalam menjaga mutu dan efektivitas vaksin tidak semata-mata hanya ditentukan dari cara vaksin diproduksi dengan baik dan benar, tetapi salah satu urgensi yang dapat menjadi titik kritis penentuan mutu dan efektivitas vaksin yaitu perlakuan selama proses pengelolaan. PBF berperan penting dalam mengelola vaksin mulai dari penerimaan, penyimpanan hingga pendistribusian vaksin ke berbagai fasilitas kesehatan. Sebelum vaksin didistribusikan, vaksin akan melalui proses penyimpanan pada alat berupa chiller. Selama proses penyimpanan, perlu dilakukan pemantauan suhu vaksin secara berkala. Pemantauan suhu secara berkala berkaitan erat dengan alat yang digunakan selama proses penyimpanan vaksin yaitu chiller. Penggunaan chiller sebagai alat penyimpanan vaksin harus melalui tahap validasi sesuai persyaratan yang telah ditetapkan yaitu dapat mempertahankan suhu penyimpanan antara 2-8°C. Hal ini bertujuan sebagai acuan standar operasional selama proses penyimpanan vaksin berlangsung. Melalui tugas khusus ini dapat diketahui bahwa chiller yang digunakan selama proses penyimpanan produk vaksin di PT. Kimia Farma Trading & Distribution Cabang Jakarta 1 telah valid dan mampu mempertahankan kestabilan suhu pada rentang 2-8°C selama jangka waktu ± 20 jam bahkan lebih apabila chiller dalam kondisi dinyalakan. ......Vaccines are biological elements that have special characteristics and are sensitive to temperature, vaccines are prone to decreasing quality and effectiveness when exposed to temperatures that do not match the required storage temperature characteristics. Efforts to maintain vaccine quality and effectiveness are not solely determined by how vaccines are produced properly and correctly, but one of the urgency that can become a critical point in determining vaccine quality and effectiveness, namely treatment during the management process. PBF plays an important role in managing vaccines from receipt, storage to distribution of vaccines to various health facilities. Before the vaccine is distributed, the vaccine will go through a storage process in a chiller. During the storage process, it is necessary to periodically monitor the temperature of the vaccine. Periodic temperature monitoring is closely related to the equipment used during the vaccine storage process, namely the chiller. The use of a chiller as a vaccine storage device must go through a validation stage according to predetermined requirements, namely being able to maintain a storage temperature between 2-8°C. This is intended as a reference for operational standards during the vaccine storage process. Through this special assignment, it can be seen that the chiller used during the process of storing vaccine products at PT. Kimia Farma Trading & Distribution Jakarta Branch 1 is valid and able to maintain temperature stability in the range of 2-8°C for a period of ± 20 hours or more if the chiller is turned on.
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Rahmawati Putri
Abstrak :
PT. Kimia Farma Trading and Distribution, atau KFTD, adalah anak perusahaan dari PT Kimia Farma Tbk yang bergerak dibidang distribusi dan perdagangan produk-produk Farmasi, Alat Kesehatan, Kosmetik, Cold Chain Product, dan produk lainnya. Dalam melakukan kegiatan tersebut maka KFTD Jakarta 1 wajib menerapkan seluruh kegiatan sesuai dengan Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) yang dibuktikan dari didapatkannya sertifikat CDOB. Tujuan dari penerapan CDOB adalah untuk menjamin keamanan, khasiat, dan mutu obat Pedagang Besar Farmasi (PBF) merupakan salah satu unit terpenting dalam menyalurkan obat ke fasilitas pelayanan kesehatan seperti instalasi farmasi rumah sakit, apotek, puskesmas, klinik, dan toko obat yang selanjutnya akan disalurkan ke masyarakat. Sehingga peran apoteker sangat penting untuk memastikan setiap kegiatan pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran obat sesuai dengan Pedoman Teknis CDOB dan sesuai ketentuan perundang-undangan dan alur bisnis. ......PT. Kimia Farma Trading and Distribution, or KFTD, is a subsidiary of PT Kimia Farma Tbk which is engaged in the distribution and trade of Pharmaceutical products, Medical Devices, Cosmetics, Cold Chain Products, and other products. In carrying out these activities, KFTD Jakarta 1 is required to implement all activities in accordance with the Technical Guidelines for Good Drug Distribution Methods (CDOB) as evidenced by obtaining a CDOB certificate. The purpose of implementing CDOB is to guarantee the safety, efficacy and quality of drugs. distributed to the community. So the pharmacist's role is very important to ensure that every activity of procurement, storage and distribution of drugs is in accordance with the CDOB Technical Guidelines and in accordance with statutory provisions and business flows.
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Haristika Chresna Pamungkas
Abstrak :
Profesi apoteker memainkan peran yang krusial dalam menyediakan pelayanan kesehatan yang aman dan efektif. Apoteker berkolaborasi dengan tenaga medis dan pasien untuk memastikan penggunaan obat yang tepat, memberikan informasi farmasi yang akurat, serta mengelola proses distribusi dan pengawasan obat. Praktek kerja profesi apoteker merupakan bagian penting dari pendidikan dan pelatihan untuk menjadi seorang apoteker yang berkualitas. Selama praktek kerja, mahasiswa atau calon apoteker berkesempatan untuk menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari dalam lingkungan kerja yang nyata. Tujuan dari praktek kerja ini adalah untuk mendapatkan pemahaman praktis tentang peran dan tanggung jawab seorang apoteker dalam memberikan layanan farmasi kepada masyarakat. Praktik dilaksanakan dari bulan Maret hingga Oktober 2022. Praktik kerja dilakukan di PT Kimia Farma Trading & Distribution, Puskesmas Kecamatan Pancoran, RSPAD Gatot Soebroto, Apotek Roxy, dan PT SOHO Industri Pharmasi sebagai gambaran peran apoteker dibidang industri, distribusi maupun pelayanan. Selain belajar secara langsung dari mengamati, calon apoteker juga diberikan kesempatan untuk menganalisis masalah yang ada di masing-masing tempat kerja. Oleh karena itu, laporan praktik kerja ini akan membahas mengenai masalah beserta solusi yang diajukan di tiap tempat praktik kerja. ......The pharmacist profession plays a crucial role in providing safe and effective health services. Pharmacists collaborate with medical personnel and patients to ensure proper drug use, provide accurate pharmaceutical information, and manage the drug distribution and control process. Pharmacist professional practice is an important part of education and training to become a qualified pharmacist. During internships, students or prospective pharmacists have the opportunity to apply the knowledge they have learned in a real work environment. The aim of this work practice is to gain a practical understanding of the roles and responsibilities of a pharmacist in providing pharmaceutical services to the public. The practice is held from March to October 2022. The practical work is carried out at PT Kimia Farma Trading & Distribution, Pancoran District Health Center, Gatot Soebroto Army Hospital, Roxy Pharmacy, and PT SOHO Industri Pharmasi as an illustration of the role of pharmacists in industry, distribution and service. Apart from learning directly from observing, prospective pharmacists are also given the opportunity to analyze the problems that exist in each workplace. Therefore, this internship report will discuss the problems and solutions proposed in each workplace.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Fitriansyah
Abstrak :
Peran seorang apoteker sangat dibutuhkan dalam memastikan setiap kegiatan sesuai dengan pedoman CDOB dan ketentuan perundang-undangan pada pelakasanaan pelayanan kefarmasian di bidang distribusi. Cold Chain Product (CCP) merupakan produk yang membutuhkan perhatian khusus terhadap kondisi suhu selama proses pendistribusian. Kondisi suhu pada proses pendistribusian produk vaksin (CCP) harus terjaga pada rentang antaran 2-8o C. Pentingnya kondisi suhu selama proses pendistribusian dari produk CCP menyebabkab sarana yang digunakan pada proses pendistribusian produk CCP harus dilakukan validasi terlebih dahulu. Validasi suhu cool box dilakukan untuk memastikan proses pendistribusian vaksin sesuai dengan persyaratan sehingga kualitas produk vaksin (CCP) dapat tetap terjaga. ......The role of a pharmacist is very much needed in ensuring that every activity is in accordance with CDOB guidelines and statutory provisions on the implementation of pharmaceutical services in the field of distribution. Cold Chain Product (CCP) is a product that requires special attention to temperature conditions during the distribution process. Temperature conditions in the process of distributing vaccine products (CCP) must be maintained in the range of 2-8o C. The importance of temperature conditions during the distribution process of CCP products causes the facilities used in the distribution process of CCP products to be validated first. Cool box temperature validation is carried out to ensure the vaccine distribution process meets the requirements so that the quality of the vaccine product (CCP) can be maintained.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rezki Yuni Adelia
Abstrak :
Proses operasional di PBF merujuk kepada Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) untuk obat, dan Cara Distribusi Alat Kesehatan yang Baik (CDAKB) untuk alat-alat kesehatan. Jenis produk obat yang disalurkan oleh PBF antara lain obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, narkotika, psikotropika, prekursor farmasi, obat-obat tertentu (OOT), dan produk rantai dingin. Diantara produk tersebut, prekursor farmasi dan obat-obat tertentu merupakan produk obat yang memiliki ketentuan khusus dalam hal penyalurannya, dimana ketentuan tersebut hampir mirip dengan ketentuan penyaluran produk narkotika dan psikotropika. Alur operasional produk prekursor dan OOT meliputi pengadaan, penerimaan, penyimpanan, penyaluran, dan pelaporan. Pengadaan prekursor dan obat-obat tertentu dilakukan dengan pemesanan ke gudang induk yang harus disertai surat pesanan dengan format khusus. Selanjutnya, prekursor farmasi dan obat-obat tertentu diterima dan dilakukan pengecekan fisik dan kesesuaian dengan surat pesanan. Produk obat yang sudah lolos pengecekan disimpan diruangan khusus yang memiliki sistem pintu ganda, dilengkapi tempat khusus untuk karantina obat, termometer suhu ruang, dan juga terdapat kartu stok untuk mendokumentasikan setiap pengeluaran dan penerimaan obat. Penyaluran prekursor farmasi dan obat-obat tertentu hanya dapat dilakukan berdasarkan surat pesanan dari apoteker penanggung jawab instansi pelanggan (RS, apotek, klinik), atau dari Tenaga Teknis Kefarmasian (bagi toko obat). Apabila terjadi kehilangan selama proses pengiriman, APJ wajib melapor ke BPOM dengan melampirkan berita acara lengkap dengan surat kehilangan dari pihak kepolisian. Pelaporan prekursor farmasi dan obat-obat tertentu dilakukan setiap bulan ke kemenkes dan BPOM melalui melalui situs e-report PBF dan e-was BPOM.  ......The operational process at PBF refers to Good Medicine Distribution Methods (CDOB) for medicines, and Good Medical Device Distribution Methods (CDAKB) for medical devices. The types of medicinal products distributed by PBF include over-the-counter drugs, limited over-the-counter drugs, hard drugs, narcotics, psychotropics, precursors, certain drugs (OOT), and cold chain products. Among these products, pharmaceutical precursors and certain drugs are medicinal products that have special provisions regarding their distribution, which are almost similar to that of narcotic and psychotropic products. The operational flow of precursor and OOT products includes procurement, receiving, storage, distribution and reporting. Procurement of precursors and certain medicines is carried out by ordering from the main warehouse which must be accompanied by an order letter in a special format. Next, pharmaceutical precursors and certain drugs are received and carried out physical checks and compliance with the order letter. Medicinal products that have passed inspection are stored in a special room that has a double door system, equipped with a special place for drug quarantine, a room thermometer, and also stock card to document every drug dispensed and received. Distribution of pharmaceutical precursors and certain medicines can only be carried out based on an order letter from the pharmacist in charge of the customer agency (hospital, pharmacy, clinic), or from Pharmaceutical Technical Personnel (for drug stores). If a loss occurs during the delivery process, the pharmacist in charge is required to report to BPOM by attaching an official report complete with a letter of loss from the police. Report of pharmaceutical precursors and certain drugs is carried out every month to the Ministry of Health and BPOM via the PBF e-report site and BPOM e-was.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Syarifah
Abstrak :
CDOB/Cara Distribusi Obat yang Baik merupakan pedoman yang digunakan dalam melaksanakan seluruh proses distribusi obat atau bahan obat yang dilakukan oleh PBF/Distributor. Beberapa aspek penting sebagai rantai utama proses distribusi diantaranya yaitu bangunan dan peralatan serta operasional. Kedua aspek tersebut harus dipastikan berjalan sesuai agar proses distribusi dapat berjalan dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesesuaian penerapan CDOB pada proses distribusi di Kimia Farma Trading and Distribution Cabang Jakarta I. Pengambilan data dilakukan dengan melihat berkas SOP dan tanya jawab dengan karyawan di bagian gudang. Berdasarkan pengamatan tersebut, dapat disimpulkan bahwa Kimia Farma Trading and Distribution Cabang Jakarta I sudah menerapkan CDOB dengan baik di seluruh prosesnya. ...... Good Distribution Practices (CDOB/Cara Distribusi Obat yang Baik) are guidelines used to execute the entire drug distribution process conducted by PBF/Distributors. Key aspects of this primary distribution chain include facilities, equipment, and operations. It is crucial to ensure that both aspects function properly to facilitate smooth distribution processes.This study aims to identify the compliance of CDOB implementation in the distribution process at Kimia Farma Trading and Distribution Branch Jakarta I. Data collection involved reviewing SOP documents and conducting interviews with warehouse personnel. Based on these observations, it can be concluded that Kimia Farma Trading and Distribution Branch Jakarta I has effectively implemented CDOB throughout its processes.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurjihan Fahira
Abstrak :
Produk farmasi yang telah diproduksi di industri farmasi tidak akan sampai ke tangan konsumen apabila tidak disalurkan oleh Pedagang Besar Farmasi (PBF). Produk narkotika dan psikotropika merupakan produk farmasi yang ditujukan untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang berhubungan dengan sistem saraf pusat. Penyalahgunaan produk narkotika dan psikotropika dapat membahayakan pengguna dan lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) secara khusus mengatur pengelolaan dan pendistribusian produk narkotika dan psikotropika di PBF. PBF yang diizinkan menyalurkan produk narkotika di Indonesia hanya PT. Kimia Farma Trading and Distribution (KFTD), adapun PBF yang diizinkan untuk menyalurkan produk psikotropika adalah PBF yang memenuhi persyaratan perizinan untuk menyalurkan produk psikotropika. Tugas ini disusun untuk menilai implementasi CDOB di KFTD Kantor Cabang (KC) Jakarta 1 khususnya dalam pengelolaan dan pendistribusian obat-obatan narkotika dan psikotropika. Pengambilan data dilakukan dengan cara mengamati dan terlibat langsung dalam seluruh proses pengelolaan, melakukan wawancara petugas logistik, dan berdiskusi bersama pembimbing lapangan. Hasil penelitian menunjukkan pengelolaan dan pendistribusian produk narkotika dan psikotropika KFTD Kantor Cabang Jakarta 1 telah sesuai dengan CDOB. KFTD KC Jakarta 1 diharapkan dapat mempertahankan pengimplementasian CDOB yang sudah baik tersebut untuk menjaga dan meningkatkan kepercayaan konsumen ......Pharmaceutical products manufactured at the pharmaceutical industries will not meet the consumers if they are not distributed by Pedagang Besar Farmasi (PBF). Narcotic and psychotropic drugs are pharmaceutical products that are supposed to treat pathological conditions related to the central nervous system. Using narcotic and psychotropic products inappropriately will harm the person using it and the surrounding. Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) particularly regulates the management and distribution of narcotic and psychotropic products properly. PBF that is allowed to distribute narcotic products is only PT. Kimia Farma Trading and Distribution (KFTD). PBF that is allowed to distribute psychotropic drugs are PBF who meet the requirements to distribute psychotropic drugs. This report is conducted to evaluate the implementation of CDOB at KFTD Kantor Cabang (KC) Jakarta 1 in managing and distributing narcotic and psychotropic products. The data was taken by observing the whole process of managing and distributing the narcotic and psychotropic products, interviewing the logistic staffs, and discussing it with the supervisor. Result shows that KFTD KC Jakarta 1 have been managing and distributing narcotic and psychotropic products properly according to CDOB. KFTD KC Jakarta 1 should maintain this implementation to gain more customers' trust .
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ghaisani Fadiah Qisthina
Abstrak :
Apotek menjadi salah satu tempat pendistribusian obat-obatan, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai. Apotek menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016 dan Nomor 9 Tahun 2017 adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker. Pelayanan Kefarmasian di Apotek meliputi 2 kegiatan, yaitu kegiatan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dan pelayanan farmasi klinik. Peraturan yang mengatur mengenai apotek antara lain PMK No. 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Peraturan ini dijadikan salah satu pedoman untuk di Apotek. Peraturan-peraturan ini yang menjadi pedoman untuk sebuah apotek agar dapat berdiri dan menjalankan fungsi dan tugasnya. Apotek Roxy berdiri sejak tahun 1954 sudah memiliki berbagai cabang di wilayah Jakarta, Tangerang, Depok, Bekasi. Dengan banyak cabang yang ada, Apotek Roxy sudah menerapkan pendirian Apotek sesuai peraturan yang ada. Salah satu cabang Apotek Roxy yang ada adalah Apotek Roxy Keamanan yang terleta di jalan Keamanan nomor 56. Apotek Roxy ini apakah sudah sesuai dengan peraturan yang ada, maka perlu dilakukan analisa. Analisa yang dilakukan berdasarkan studi literatur dan pengamatan secara langsung kesesuaian penerapan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 73 tahun 2016 pada Apotek Roxy Keamanan. Kesimpulan yang didapatkan dari penerapan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek pada Apotek Roxy Keamanan adalah perencanaan, pengadaan, penerimaan, pemusnahan, pencatatan dan pelaporan sudah sesuai dengan peraturan. ......Pharmacies are one of the distribution sites for medicines, medical devices, and consumable medical materials. Pharmacy according to the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 73 of 2016 and Number 9 of 2017 is a pharmaceutical service facility where pharmacists practice pharmacy. Pharmacy services at pharmacies include 2 activities, namely managerial activities in the form of managing Pharmaceutical Preparations, Medical Devices, and Medical Consumables and clinical pharmacy services. Regulations governing pharmacies include PMK No. 73 of 2016 concerning Pharmaceutical Service Standards in Pharmacies. This regulation is used as one of the guidelines for the pharmacy. These regulations serve as guidelines for a pharmacy to be able to stand up and carry out its functions and duties. Roxy Pharmacy was founded in 1954 and already has various branches in Jakarta, Tangerang, Depok, Bekasi. With many existing branches, Roxy Pharmacy has implemented the establishment of Pharmacies according to existing regulations. One of the existing branches of the Roxy Pharmacy is the Roxy Keamanan Pharmacy which is located on Jalan Keamanan number 56. Is this Roxy Pharmacy in accordance with existing regulations, it is necessary to do an analysis. The analysis was carried out based on a literature study and direct observation of the suitability of the application of the Minister of Health Regulation number 73 of 2016 at the Roxy Keamanan Pharmacy. The conclusion obtained from the implementation of the Regulation of the Minister of Health Number 73 of 2016 concerning Pharmaceutical Service Standards in Pharmacies at the Roxy Keamanan Pharmacy is that planning, procurement, receipt, destruction, recording and reporting are in accordance with regulations.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library