Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ayu Sabrina
"Minyak sel tunggal dianggap sebagai sumber minyak alternatif yang menjanjikan karena komposisinya mirip dengan asam lemak minyak nabati. Akan tetapi, biaya tinggi dalam media kultur membuat minyak sel tunggal kurang kompetitif secara ekonomi. Pada penelitian ini, dilakukan pemanfaatan minyak jelantah sebagai alternatif substrat pertumbuhan kapang Aspergillus niger dalam menghasilkan lipid untuk mengurangi biaya produksi. Penelitian ini juga mengkaji pengaruh variasi kondisi kultur terhadap yield lipid yang dihasilkan. Ekstraksi lipid dilakukan menggunakan metode Bligh Dyer. Hasil penelitian menunjukkan yield lipid optimum didapatkan sebesar 52,76%.

Single cell oil is considered as a promising alternative source of oil since fatty acid composition similar to vegetable oil. However, the high cost of the culture medium make single cell oil less economically competitive. In this study, conducted the utilization of used cooking oil as an alternative substrate culture of Aspergillus niger in producing lipids to reduce production costs. This study also examines the influence of variations in the conditions of inoculation against yield lipid. Lipid extraction will be performed using the method of Bligh Dyer. The results showed the optimum yield lipid obtained was 52.76%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47263
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuki Desiandini
"Keberhasilan produksi apoptin rekombinan dalam bentuk native pada penelitian sebelumnya (Khalid, 2012) membuka jalan untuk mengembangkan produksi protein antikanker ini ke skala yang lebih besar. Di dalam studi ini, dilakukan optimasi kultivasi bakteri rekombinan apoptin dalam stirred tank fermentor dan bakteri yang digunakan adalah bakteri Bacillus subtilis 168 rekombinan apoptin hasil transformasi dengan sistem Gateway menggunakan plasmid pOXGW12His8Arg. Parameter yang dioptimasi adalah konsentrasi induksi xylose, kecepatan agitasi dan laju aerasi. Variasi konsentrasi induksi xylose dilakukan dalam shake flasks dengan volume kultur 100 ml dengan konsentrasi 0-5% b/v sedangkan variasi kecepatan agitasi dan laju aerasi dilakukan dalam stirred tank fermentor dengan volume kultur 3L dengan kecepatan dan laju masing-masing adalah 150-250 rpm dan 0,5-1,5 NL/min. Hasil yang didapat adalah pertumbuhan bakteri optimum dicapai pada konsentrasi xylose 1% b/v, kecepatan agitasi 250 rpm, dan laju aerasi 1,5 NL/min dengan nilai laju pertumbuhan spesifik bakteri untuk masing-masing variasi adalah 0,628 h-1; 0,630 h-1; dan 0,747 h-1.

The success of recombinan apoptin production in native form in the previous research (Khalid, 2012) open the way to develop this anticancer protein production to the larger scale. In this study, optimization of recombinant apoptin bacteria cultivation is carried out in a stirred tank fermentor using Bacillus subtilis 168 with plamid pOXGW12His8Arg which transformed by Gateway method. The optimized parameters are xylose-inducer concentration, agitation speed, and aeration rate. The xylose-inducer concentration variation is carried out in a shake flasks with 100 ml volume broth, while the agitation speed and aeration rate variation is carried out in a stirred tank fermentor with 3L volume broth. The xylose concentration is varied between 0-5% w/v, while agitation speed and aeration rate are varied between 150-250 rpm and 0,5-1,5 NL/min respectively. The best condition in this cultivation is 1% w/v of xylose, 250 rpm of agitation speed and 1,5 NL/min of aeration rate giving the specific growth rate value for each parameter of 0,628 h-1; 0,630 h-1; dan 0,747 h-1 respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S46286
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Lingga Tameswari
"ABSTRAK
Kitinase merupakan enzim yang berguna dalam degradasi kitin dan dapat dimanfaatkan dalam pengolahan limbah perikanan, biokontrol terhadap jamur fitopatogen, biopestisida, dan produksi protein sel tunggal. Penelitian mengenai karakterisasi kitinase kasar dari Trichoderma amazonicum LP3 dilakukan menggunakan substrat koloidal kitin. Penelitian bertujuan untuk mengetahui produksi dan karakterisasi kitinase kasar yang dihasilkan oleh T. amazonicum LP3. Penentuan aktivitas kitinase dilakukan dengan metode kolorimetri dan produk akhir hasil hidrolisis dianalisis berdasarkan metode Reissig.
Hasil penelitian menunjukkan aktivitas kitinase dari T. amazonicum LP3 tertinggi pada inkubasi hari kedua sebesar 8,22 U/mL. Karakterisasi kitinase kasar menunjukkan aktivitas optimum pada pH 5, suhu 50°C, dan stabil selama 3 jam kondisi pH 5 dan selama 1 jam kondisi suhu 50°C. Ion logam Ca2+, Co2+, Fe2+, Mg2+, Zn2+, dan EDTA 1 mM bersifat sebagai aktivator, sedangkan ion logam Hg2+ dan Cu2+ bersifat sebagai inhibitor.

ABSTRACT
Chitinase enzyme is an effective tool for chitin degradation and can be used in fishery waste management, biocontrol of phytopathogenic fungi, biopesticide, and single cell protein production. A research on the characterization of crude chitinase from Trichoderma amazonicum LP3 has been investigated using colloidal chitin as substrate. This research aims to investigate the production and characterization of crude chitinase from T. amazonicum LP3. Chitinase activity was assayed using the colorimetric method and the end products of the reaction were analyzed by the Reissig method.
The highest activity of chitinase (8,22 U/mL) was observed after 2 days incubation. Characterization of crude chitinase showed optimum activity at pH 5, temperature 50°C, stable for 3 hours at pH 5 and 1 hour at 50°C. The activities were increased when treated by Ca2+, Co2+, Fe2+, Mg2+, Zn2+, and EDTA 1 mM, whereas activities were inhibited when treated by Hg2+ dan Cu2+.
"
Universitas Indonesia, 2016
S61760
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Amalia Wijanarko
"Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh berbagai peneliti menunjukkan bahwa kandungan teripang tinggi akan nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh seperti protein, polisakarida, lemak, asam amino dan menunjukkan aktivitas anti bakteri, anti fungi dan anti oksidan yang sangat baik untuk tubuh. Melihat keterangan di atas, suplemen dengan bahan dasar teripang dapat menghasilkan suplemen yang kaya nutrisi. Jenis suplemen dengan bahan dasar yang sama telah muncul di negara Malaysia dengan spesies Stichopus variegatus dengan bentuk jelly. Pada penelitian ini penulis akan membuat suplemen dengan bahan dasar teripang yang paling sering ditemui di Indonesia yaitu Holoturia scabra dengan bentuk yang sama dan akan melakukan uji identifikasi kandungan serta melakukan uji aktivitas anti bakteri, anti fungi dan anti oksidan. Hasil protein yang didapat adalah Jelly terbuat dari 35% hidrolisat, 45% air, 15% gelatin dan 5% gula. Hasil protein sampel jelly 5.1% dan sampel komersil 0.175%, hasil lemak sampel jelly 0.03% dan sampel komersial 0.06% dan hasil karbohidrat sampel jelly 2.6% dan sampel komersial 2.9%. Uji antioksidan dan antimikroba pun menunjukkan bahwa jelly teripang buatan memiliki aktivitas lebih tinggi. Dapat disimpulkan bahwa jelly teripang memiliki kandungan nutrisi yang baik dan aktivitas anti oksidan dan anti mikroba yang baik pula.

Sea cucumber is known for their low cholesterol and high protein content that has good effect for human health. Based on the research done before, sea cucumber is proved to have the essential nutrition needed for human body such as proteins, polysaccharides, fat acid, amino acid and shows anti bacteria, anti fungi and anti oxidant activity that is useful in maintaining human health. Making supplement from sea cucumber is a very ideal choice. The same type of supplement with Stichopus variagetus as the ingredient has been produced commercialy by Malaysia. In this research, the product produced will be a supplement in the form of jelly made from Holothuria scabra and the product will go through several content identification process such as protein, carbohidrate and fat acid amount. Also there will be anti bacteria, anti fungi and anti oxidant activity of the sample and the commercial product from Malaysia. The ingredients for the jelly are 35% sea cucumber hydrolisate, 45% water, 15% gelatine dan 5% sugar. The protein content in sea cucumber jelly sample (sample 1) is 5.1% and in commercial product sample (sample 2) is 0.0175%. The fatty acid content for sample 1 is 0.03% and for sample 2 is 0.06%. The carbohydrate content for sample 1 is 2.6% and for sample 2 is 2.9%. The results for anti oxidant and anti microbial activity test shows high activity for the sea cucumber jelly made. We can conclude that the jelly made has great nutritions and also high activity in antioxidant and anti microbes.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S58828
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library