Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maulani Pratiwi
"Salah satu penyebab kematian bayi di Indonesia adalah infeksi. Imunisasi merupakan salah satu cara yang efektif untuk memberikan kekebalan tambahan pada bayi agar terlindungi dari infeksi. Rendahnya cakupan imunisasi dapat berpotensi menyebabkan terjadinya KLB PD3I. Untuk itu perlu adanya strategi dalam mengejar ketertinggalan, pemulihan dan penguatan sistem yang berkelanjutan sehingga terjadi peningkatan cakupan imunisasi dasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan status imunisasi dasar lengkap pada anak di Indonesia. Desain penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional, menggunakan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023. Analisis statistik menggunakan uji chi square. Hasil penelitian ini menemukan proporsi cakupan imunisasi dasar lengkap di Indonesia hanya sebesar 32,4%. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa umur ibu (PR: 1,958; 95% CI: 1,15-3,33), tingkat pendidikan ibu (PR: 1,30; 95% CI: 1,18-1,44), kepemilikan jaminan kesehatan (PR: 1,25; 95% CI: 1,41-1,38), tempat bersalin ibu (PR: 2,25; 95% CI: 1,77-2,86), frekuensi kunjungan ANC (PR: 1,61; 95% CI: 1,47-1,77), lokasi tempat tinggal (PR: 1,52; 95% CI: 1,38-1,67) dan tingkat pendidikan ayah (PR: 1,20; 95% CI: 1,09-1,32) berhubungan dengan status imunisasi dasar lengkap di Indonesia.

One of the causes of infant mortality in Indonesia is infection. Immunization is an effective way to provide additional immunity to infants, protecting them from infections. Low immunization coverage can potentially lead to outbreaks of vaccine-preventable diseases (VPD). Therefore, strategies are needed to catch up, recover, and strengthen the system sustainably, thereby increasing basic immunization coverage. The objective of this study was to identify factors associated with the status of complete basic immunization among children in Indonesia. The study design used was cross-sectional, utilizing data from the 2023 Indonesian Health Survey (SKI). Statistical analysis was performed using the chi-square test. The study results found that the proportion of complete basic immunization coverage in Indonesia was only 32.4%. Statistical analysis showed that mother’s age (PR: 1,958; 95% CI: 1,15-3,33), maternal education level (PR: 1.30; 95% CI: 1.18–1.44), ownership of health insurance (PR: 1.25; 95% CI: 1.41–1.38), place of delivery (PR: 2.25; 95% CI: 1.77–2.86), frequency of ANC visits (PR: 1.61; 95% CI: 1.47–1.77), residence location (PR: 1.52; 95% CI: 1.38–1.67), and paternal education level (PR: 1.20; 95% CI: 1.09–1.32) were associated with the status of complete basic immunization in Indonesia."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifah Nurbani
"Cakupan deteksi dini kanker payudara masih rendah, bahkan belum mencapai target. Hal ini dapat berdampak pada keterlambatan diagnosis sehingga menyebabkan prognosis yang buruk. Salah satu faktor rendahnya deteksi dini kanker payudara yaitu karena tingkat pengetahuan perempuan tentang deteksi dini kanker payudara masih rendah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang deteksi dini kanker payudara pada perempuan di DKI Jakarta. Desain penelitian yang digunakan adalah analisis data sekunder, menggunakan data kegiatan yang dilakukan oleh RS Dharmais dengan GAP UI 2024. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan yang kurang tentang deteksi dini kanker payudara pada perempuan muda (81,1%) lebih tinggi dibandingkan pada perempuan dewasa (70,8%). Namun Tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik dalam pengetahuan tentang deteksi dini kanker payudara pada perempuan muda dan dewasa. (p = 0,091). Analisis statistik menggunakan uji chi-square menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan dengan usia (p = 0,020). Pada perempuan muda, ada hubungan antara pengetahuan dengan pendidikan (p = 0,005) dan penghasilan (p = 0,002), sedangkan pada perempuan dewasa, ada hubungan antara pengetahuan dengan pendidikan (p = 0,000), pekerjaan (p = 0,043), dan penghasilan (p = 0,000).

The coverage of early detection of breast cancer remains low, even falling short of the target. This can lead to delayed diagnoses, resulting in poor prognoses. One contributing factor to the low rate of early breast cancer detection is the limited knowledge among women about early detection methods. This study aims to assess the level of knowledge about early breast cancer detection among women in DKI Jakarta. The research design utilized secondary data analysis, based on activities conducted by RS Dharmais in collaboration with GAP UI 2024. The findings indicate that the proportion of young women with insufficient knowledge about early breast cancer detection (81.1%) is higher than that of adult women (70.8%). There was no statistically significant difference in knowledge about early detection of breast cancer between young and adult women (p = 0.091). Statistical analysis using the chi-square test revealed a significant relationship between knowledge and age (p = 0.020). Among young women, there was a significant relationship between knowledge and education (p = 0.005) as well as income (p = 0.002). For adult women, knowledge was significantly associated with education (p = 0.000), occupation (p = 0.043), and income (p = 0.000)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library