Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fiqi Khoiriyan Wanhar
"Dalam kehidupan sehari-hari manusia terlibat dalam interaksi dan komunikasi secara verbal. Dalam hal ini tentunya Bahasa mempunyai kaitan yang erat dengan proses komunikasi karena tidak ada satupun peristiwa komunikasi yang tidak melibatkan bahasa. Film merupakan cerita penggambaran kehidupan sehari-hari yang menyajikan konflik kehidupan tertentu. Dialog dalam film merupakan sarana verbal utama yang digunakan untuk mengungkapkan pesan melalui film salah satunya mengenai ungkapan tuduhan. Tujuan penelitian ini adalah menjabarkan strategi tindak ilokusi tuduhan yang dilakukan tokoh Bu Tedjo pada dialog film pendek Tilik karya Ravacana Film. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif untuk menganalisis penggunaan bahasa dalam tuturan dialog. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindak ilokusi menuduh disampaikan dengan menggunakan kategori tindak tutur expressive accusing yang disertai dengan tindak tutur assertive stating sebagai wujud dari upaya meyakinkan tuturan tuduhan. Tuturan tuduhan tokoh Bu Tedjo disampaikan dalam dua bentuk tuturan, yakni tindak tutur langsung yang dengan mematuhi prinsip kerjasama Grice dan tindak tutur taklangsung yang tidak mematuhi prinsip kerjasama Grice. Penggunaan tindak tutur taklangsung yang produktif mencapai 62.5% dalam dialog menunjukkan ciri-ciri strategi tutur menuduh pada orang Jawa yang bergosip dalam film Tilik.

In everyday life, humans are involved in verbal interaction and communication. In this case, of course, language has a close relationship with the communication process because there is not a single communication event that does not involve language. Film is a story depicting everyday life that presents certain life conflicts. Dialogue in films is the main verbal means used to express messages through films, one of which is the expression of accusations. The purpose of this study is to describe the strategy of the illocutionary act of accusations carried out by the character of Bu Tedjo in the dialogue of the short film Tilik by Ravacana Film. This study uses a qualitative descriptive research method to analyze the use of language in dialogue. The results showed that the illocutionary act of accusing was conveyed by using the category of expressive accusing speech act accompanied by assertive stating as an effort to convince the accusation. The accusations made by Mrs. Tedjo are presented in two forms, namely direct speech acts that comply with Grice's cooperation principle and indirect speech acts that do not comply with Grice's cooperation principle. The productive use of indirect speech acts reached 62.5% in the dialogue, showing the characteristics of the accusing speech strategy of the gossiping Javanese in the film Tilik."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dvitiya Khairunnisa
"Penelitian ini membahas mengenai penggunaan pronomina yang terdapat dalam bahasa Jawa dialek Tegal. Masyarakat Jawa yang digambarkan dalam film Turah, yaitu masyarakat Jawa yang berada di desa pesisir dengan dialek Tegal yang kental, dan relasi antartokoh yang beragam. Penelitian dilakukan untuk mengetahui penggunaan pronomina persona dalam bahasa Jawa dialek Tegal sekaligus membuktikan pernyataan bahasa Jawa Tegal merupakan bahasa yang egaliter dan demokratis seperti yang diungkapkan oleh penelitian dari Supriyatin (2012). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teori kelompok pronomina dari Muslich (2010), dan teori sosiolinguistik dari bahasa dari Poedjasoedarma (1979) dan Harjawiyana (dalam Rizki, et al., 2019) untuk mendeskripsikan hasil data temuan dan keterkaitannya dengan aspek sosiolinguistik. Pendekatan sosiolinguistik digunakan untuk mengidentifikasi latar belakang sosial yang mempengaruhi penggunaan pronomina persona. Teknik penyediaan data menggunakan teknik simak bebas libat cakap dengan hasil berupa transkripsi dialog yang kemudian diklasifikasikan sesuai jenis pronomina. Sumber data penelitian berbentuk tuturan dialog semua tokoh dalam film Turah (2017) karena memiliki relasi antartokoh yang beragam. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan pronomina persona dalam dialek Tegal lebih menitikberatkan pada status sosial dan hubungan kekerabatan dibandingkan usia.

This research discusses the use of pronouns found in the Tegal dialect of Javanese. The Javanese community depicted in the film Turah, namely the Javanese community living in coastal villages with a thick Tegal dialect, and the diverse relationships between characters. The research was conducted to determine the use of personal pronouns in the Tegal dialect of Javanese while also proving the statement that the Tegal Javanese language is an egalitarian and democratic language as expressed by the research of Supriyatin (2012). This research uses a descriptive qualitative method with the theory of pronoun groups from Muslich (2010), and sociolinguistic theory from the language of Poedjasoedarma (1979) and Harjawiyana (in Rizki, et al., 2019) to describe the findings and their relevance to sociolinguistic aspects. The sociolinguistic approach is used to identify the social background that influences the use of personal pronouns. The data collection technique uses the uninvolved conversation observation technique, resulting in dialog transcripts that are then classified according to the type of pronoun. The research data source is in the form of dialogue utterances of all the characters in the film Turah (2017) because they have diverse intercharacter relationships. The results of this study indicate that the use of personal pronouns in the Tegal dialect is more focused on social status and kinship relationships than age."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library