Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Naufal Hilmi Marzuq
Abstrak :
Di era globalisasi saat ini, semakin tingginya perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia dan bertambahnya komplain masyarakat membuat harapan masyarakat terhadap rumah sakit menjadi semakin berkualitas dan terjangkau. Pada dasarnya kepuasan pasien adalah suatu hal yang hasilnya sangat bervariasi, dikarenakan terkait dengan harapan/persepsi masing-masing dari personal. Tingkat kepuasan sendiri akan masuk kategori terpenuhi jika pelayanan yang diberikan sudah sesuai atau sudah masuk kategori dengan yang diharapkan oleh pasien. Dimensi yang biasa digunakan untuk mengukur kepuasan pasien adalah teori SERVQUAL dengan melihat kualitas pelayanan dari 6 dimensi yaitu akses (accessbility), proses penerimaan (admission process), waktu tunggu (waiting times), lingkungan fisik (physical environment),konsultasi dokter (physician consultation) dan informasi (information). Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah probability sampling dengan total responden sebanyak 76 responden. Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu pasien dengan pembayaran BPJS rawat jalan/rawat inap yang sedang dan sudah pernah berobat di RSU Sriwijaya Palembang atau wali pasien. Kriteria eksklusi yaitu pasien yang berobat selain menggunakan jaminan PBJS. Data terkumpul dianalisis dengan uji asumsi klasik, uji regresi linear dan uji koefisen determinasi terhadap kepuasan dan analisis bivariat dan multivariat terhadap loyalitas dengan variabel akses, proses, waktu tunggu, lingkungan fisik, konsultasi dokter dan informasi. Dari hasil penelitian, didapatkan hasil distribusi pada dimensi akses (82,6%), proses (70,2%), waktu tunggu (55,1%), lingkungan fisik (96,1%), konsultasi dokter (94,8%) dan informasi (77,4%) merasa puas dengan kualitas layanan yang diberikan dan pada loyalitas pasien didapatkan sebesar (51,2%) pasien loyal pada RSU Sriwijaya Palembang. Terdapat hubungan yang signifikan antara proses penerimaan (p=0,002), waktu tunggu (p=0,003), konsultasi dokter (p=0,029) dan informasi (p=0,012) dengan kepuasan pasien, sedangkan untuk loyalitas terdapat hubungan signifikan pada dimensi waktu tunggu (p=0,035) dan konsultasi dokter (p=0,012). Kesimpulannya, berdasarkan hasil penelitian ini, RSU Sriwijaya Palembang perlu mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan dengan melakukan evaluasi SIMRS untuk mengatasi masalah prosedur penerimaan, melakukan pelatihan SDM agar memiliki self-monitoring yang tinggi dan melakukan evaluasi secara berkala mengenai kualitas pelayan. ......In the current era of globalization, the increasing development of health services in Indonesia and the increase in public complaints have made people's expectations of hospitals become more qualified and affordable. Basically, patient satisfaction is something whose results vary widely because it is related to the expectations/perceptions of each person. The level of satisfaction itself will be categorized as fulfilled if the services provided are appropriate or have entered the category expected by the patient. The dimension commonly used to measure patient satisfaction is the SERVQUAL theory by looking at service quality from 6 dimensions, namely accessibility, admission process, waiting times, physical environment, physician consultation and information. This research is a quantitative study with a cross-sectional study design with 363 respondents. The collected data were analyzed by classical assumption test, linear regression test and coefficient of determination test for satisfaction and bivariate and multivariate analysis on loyalty with variables of access, process, waiting time, environment. physical, physician consultation and information. From the results of the study, the distribution results obtained on the dimensions of access (82.6%), process (70.2%), waiting time (55.1%), physical environment (96.1%), pyhsician consultation (94.8%) and information (77.4%) were satisfied with the quality of services provided and on patient loyalty obtained (51.2%) loyal patients at Sriwijaya Hospital Palembang. There was a significant relationship between the process (p = 0.002), waiting time (p = 0.003), doctor consultation (p = 0.029) and information (p = 0.012) with patient satisfaction, while for loyalty there is a significant relationship on the dimensions of waiting time (p = 0.035) and physician consultation (p = 0.012). In conclusion, based on the results of this study, Sriwijaya Hospital Palembang needs to maintain and improve service quality by evaluating SIMRS to overcome the problem of admission procedures, conducting HR training to have high self-monitoring and conducting periodic evaluations of service quality.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia Vinawaty Soetedja
Abstrak :
Semakin berkembangnya kemajuan teknologi informasi, semakin tingginya persaingan rumah sakit, dan adanya regulasi pemerintah terkait sistem informasi rumah sakit, maka rumah sakit harus terus meningkatkan manajemen informasinya dengan penggunaan teknologi informasi berbasis komputer. Sejak Februari 2022, Charitas Hospital Palembang menambahkan chatting robot atau chatbot sebagai salah satu cara pendaftaran pasien rawat jalan. Dari data rumah sakit tahun 2022 diketahui bahwa sejak awal peluncurannya, penggunaan chatbot mengalami peningkatan setiap bulannya, namun jumlah tersebut belum mencapai separuh (masih dibawah 50%) dari total seluruh pasien rawat jalan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis efektifitas pendaftaran chatbot pada pelayanan rawat jalan di Charitas Hospital Palembang. Analisis dilakukan selama bulan April 2023 dengan menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Data primer didapatkan melalui kuesioner yang ditujukan kepada pasien rawat jalan yang mendaftar menggunakan chatbot dan mendaftar secara onsite/ datang langsung, dan data sekunder melalui SIMRS yaitu mengambil data waktu tunggu pasien untuk membandingkan waktu tunggu pasien yang mendaftar menggunakan chatbot dengan pasien yang mendaftar secara onsite/ datang langsung. Efektivitas penggunaan chatbot pada pendaftaran rawat jalan dalam penelitian ini diukur dari tingkat kepuasan penggunaan chatbot dan berkurangnya waktu tunggu pasien di rumah sakit. Dari hasil penelitian ini, diketahui bahwa dengan adanya chatbot sebagai salah satu cara pendaftaran pasien rawat jalan terbukti efektif di dalam meningkatkan kinerja pelayanan pendaftaran pasien sehingga diharapkan akan semakin banyak pasien yang berobat ke Charitas Hospital Palembang. ......Due to the growing progress of information technology, increasing hospital competition, and the existence of government regulations related to hospital information systems, hospitals must continue to improve their information management by using computer-based information technology. Since February 2022, Charitas Hospital Palembang has added chat robots, or chatbots, as a way of registering outpatients. From the hospital data for 2022, it is known that since its inception, the use of chatbots has increased every month, but this number has not yet reached half (still below 50%) of the total outpatients of the hospital. This study aims to analyze the effectiveness of chatbot registration in outpatient care at Charitas Hospital Palembang. The analysis was carried out during April 2023 using a quantitative method with a cross-sectional study design. Primary data is obtained through a questionnaire aimed at outpatients who register using chatbots and register onsite by coming in person, and secondary data is obtained through SIMRS, namely patient waiting time data to compare the waiting time of patients who register as chatbot users with patients who register onsite by coming directly. The effectiveness of using chatbots on outpatient registration in this study measured by the satisfaction level of using chatbots and reduced patient waiting time at the hospital. From the results of this study, it is known that with the chatbot as a way to register outpatients has proven to be effective in increasing patient care patient registration service performance so that it is hoped that there will be more and more patients who seek treatment at Charitas Hospital Palembang.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elina Waiman
Abstrak :
Rumah sakit perlu menjaga mutu layanan yang diberikan kepada pasien. Waktu tunggu rawat jalan merupakan salah satu indikator mutu yang diukur oleh rumah sakit. Rerata waktu tunggu di Klinik Penyakit Dalam Charitas Hospital Palembang yang mencapai target hanya sebesar 54%. Penelitian ini merupakan penelitian operasional eksperimental untuk melihat bagaimana upaya perbaikan dengan penerapan Metode Lean Six Sigma (LSS) dapat mereduksi waktu tunggu pasien rawat jalan. Upaya perbaikan berupa penerapan sistem perjanjian dan simplifikasi alur pasien rawat jalan sesuai future state map dilakukan rumah sakit pada April 2021 sampai dengan Januari 2022. Data waktu tunggu pasien rawat jalan sebelum upaya perbaikan diambil dari sistem informasi dan manajemen rumah sakit (SIMRS) pada Maret 2021, sedangkan data sesudah upaya perbaikan diambil dari Februari sampai Maret 2022, dengan 222 subjek pada masing-masing kelompok. Terdapat reduksi waktu tunggu pasien rawat jalan sesudah upaya perbaikan, yaitu secara keseluruhan subjek sebesar 11% dari 79 menit menjadi 69 menit meskipun tidak bermakna secara statistik (p=0,110). Pada subjek tanpa pemeriksaan penunjang terdapat reduksi waktu tunggu pasien rawat jalan sebesar 16% dari 77 menit menjadi 65 menit (p=0,016), pada subjek dengan pemeriksaan laboratorium dari 151 menit menjadi 124 menit (p=0,176), dan pada subjek dengan pemeriksaan radiologi dari 120 menit menit menjadi 90 menit. Terdapat reduksi waktu tunggu rawat jalan berdasarkan definisi SPM sebesar 29%, yaitu dari 58 menit menjadi 41 menit (p=0,002). Terdapat 26% subjek dengan sistem perjanjian yang datang terlambat. Subjek yang datang terlambat dilakukan relokasi slot, yaitu mengisi slot kosong sesuai antrian pasien yang sudah datang. Apabila dilakukan analisis terhadap subjek yang datang tepat waktu saja, didapatkan adanya reduksi median waktu tunggu pasien rawat jalan sebesar 13%, yaitu dari 79 menit menjadi 69 menit (p=0,014) dan reduksi waktu tunggu rawat jalan berdasarkan SPM sebesar 36%, yaitu dari 58 menit menjadi 37 menit (p=0,000). Khusus pada kelompok pasien dengan pemeriksaan laboratorium, terjadi pengurangan variasi alur cabang dan proporsi pasien yang menjalani alur cabang (p=0,000), serta pengurangan frekuensi kunjungan ke kasir lebih dari satu kali. Rancangan upaya perbaikan yang disusun berdasarkan metode LSS bermanfaat dalam mereduksi waktu tunggu pasien rawat jalan, mengurangi variasi alur cabang di rawat jalan, dan menurunkan defek, dengan komitmen dari pimpinan rumah sakit, dokter, staf, dan pasien. Evaluasi berkala dan perbaikan berkesinambungan perlu dilakukan agar kontinuitas reduksi waktu tunggu pasien rawat jalan dapat berlangsung. ......Hospital should maintain good quality of care for its patients. Outpatient waiting time is a quality indicator measured by hospital. Only 54% of outpatient waiting time in Internal Medicine Clinic of Charitas Hospital Palembang meets the standard. An experimental study was conducted to examine how Lean Six Sigma (LSS) Methodology would reduce outpatient waiting time. Improvement project comprised of appointment system and outpatient flow simplification was conducted from April 2021 to January 2022. Pre-implementation data was taken from hospital information system on March 2021 and post- implementation data from February to March 2022, with a sample size of 222 subjects in each group. There was an 11% reduction in overall median outpatient waiting time i.e, from 79 minutes to 69 minutes eventhough statistically insignificant (p=0.110), with 16% reduction from 77 minutes to 65 minutes in subjects without ancillary examination (p=0.016), 18% reduction from 151 minutes to 124 minutes in those with laboratory examination (p=0.176), and 25% reduction from 120 minutes to 90 minutes in those with radiology examination. There was a 29% reduction from 58 minutes to 41 minutes in median outpatient waiting time as defined by government minimal standard of care (p=0.002). As many as 26% subjects with appointment system came late, which were then relocated to the available slots. Comparison was conducted between waiting time before intervention and after intervention in groups of appointment patients who came on-time and resulted in a 13% reduction of median outpatient waiting time from 79 minutes to 69 minutes (p=0,014) as well as a 36% reduction in waiting time as defined by government minimal standard of care from 58 minutes to 36 minutes (p=0,000). In subjects with laboratory examination, there was a reduction in the number of patients undergoing branch lines flow (p=0.000). Improvement project designed using LSS methodology is beneficial in reducing outpatient waiting time, variation in outpatient flow, and defect, especially when supported by commitment of hospital leaders, doctors, staffs, and patients. Regular evaluation and continuous improvement are needed to ensure sustainable reduction of outpatient waiting time.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renita Agustina
Abstrak :
Pandemi COVID-19 menyebabkan disrupsi layanan kesehatan. Dalam menghadapi pandemi COVID-19, rumah sakit harus memperhatikan mutu pelayanan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang diperlukan masyarakat. Mutu pelayanan kesehatan merupakan jaminan bagi masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu pelayanan rawat inap selama pandemi COVID-19 berdasarkan kriteria Malcolm Baldrige di Charitas Hospital Palembang tahun 2021. Jenis penelitian yang dilakukan adalah mix method dimana dilakukan penelitian kuantitatif terlebih dahulu dengan menggunakan kuesioner Malcolm Baldrige dan dilanjutkan penelitian kualitatif berupa wawancara mendalam dan telaah dokumen. Didapatkan hubungan yang signifikan antara variabel kepemimpinan, perencanaan strategis, fokus sumber daya manusia, fokus pelanggan, pengukuran, analisis dana manajemen pengetahuan, dan fokus proses terhadap variabel hasil. Dari analisis multivariat, didapatkan variabel yang paling berpengaruh terhadap hasil mutu pelayanan adalah variabel fokus proses, dan pengukuran, analisis dan manajemen pengetahuan. Nilai variabel hasil yang diatas nilai rata-rata dinyatakan baik tidak sejalan dengan indikator pelayanan rumah sakit yang menurun selama pandemi COVID-19. Variabel yang perlu diperhatikan rumah sakit karena nilai dibawah nilai rata-rata dari ketujuh variabel yang diteliti adalah variabel kepemimpinan, perencanaan strategis, dan fokus sumber daya manusia. Diharapkan manajemen rumah sakit dapat memanfaatkan dan menerapkan kriteria Malcolm Baldrige dalam meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, dan pemilik rumah sakit dapat melakukan re-evaluasi dan meningkatkan program manajemen mutu dalam meningkatkan mutu pelayanan rawat inap rumah sakit dengan menerapkan Malcolm Baldrige. ......The COVID-19 pandemic has disrupted healthcare services. In dealing with the COVID-19 pandemic, hospitals must pay attention to the quality of services in providing health services needed by the community. The quality of health services is a guarantee for the community in improving the health status of the community. This study aims to determine the quality of inpatient services during the COVID-19 pandemic based on Malcolm Baldrige's criteria at Charitas Hospital Palembang in 2021. The type of research carried out is a mix method where quantitative research is carried out first using the Malcolm Baldrige questionnaire and followed by qualitative research in the form of in-depth interviews, and review documents. There was a significant relationship between the variables of leadership, strategic planning, human resource focus, customer focus, measurement, knowledge management fund analysis, and process focus on the outcome variables. From the multivariate analysis, it was found that the variables that have the most influence on the results of service quality are process focus variables, and measurement, analysis and knowledge management. The value of the outcome variable that is above the average value is declared good, which is not in line with the declining hospital service indicators during the COVID-19 pandemic. The variables that need to be considered by the hospital because the values ​​are below the average value of the seven variables studied are leadership variables, strategic planning, and human resource focus. It is hoped that hospital management can utilize and apply Malcolm Baldrige's criteria in improving the quality of hospital services, and hospital owners can re-evaluate and improve quality management programs in improving the quality of hospital inpatient services by applying Malcolm Baldrige.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library