Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Purwanto
Abstrak :
Penelitian mengenai stilistika atas tiga belas cerpen Seno Gumira Ajidarma dilakukan dengan tujuan mengungkap kekhasan Seno Gumira Ajidarma menggunakan majas dengan melihatnya dari segi struktur dan fungsinya. Stilistika atau lebih mudahnya disebut kajian gaya bahasa memang sangat penting dalam sebuah teks sastra. Stilistika mengkaji cara sastrawan dalam memanipulasi-dengan arti memanfaatkan-- unsur dan kaidah yang terdapat dalam bahasa dan efek apa yang ditimbulkan oleh penggunaannya itu. Semakin dalam kita menguasai sistem kerja suatu bahasa maka akan semakin mudah mengungkap pesan yang disampaikan teks karya sastra. Dengan menggunakan teori Panuti Sudjiman, Rachmat Djoko Pradopo, Abdul Rozak Zaidan, dan Henry Guntur Tarigan untuk menjelaskan makna majas, dan teori Geoffrey Leeds dikombinasikan dengan teori dari beberapa ahli untuk menjelaskan makna stilistika maka didapat suatu kesimpulan bahwa kecenderungan majas yang digunakan Seno Gumira Ajidarma dalam ketiga belas cerpennya adalah repetisi.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
S11001
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Herlina Ritasari
Abstrak :
Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap, dan di dalam hierarki gramatikal wacana merupakan satuan bahasa yang tertinggi. Wacana merupakan satuan bahasa yang tidak terbatas dalam jumlah kalimat dan kalimat-kalimat tersebut merupakan komponen konstruksi wacana. Kalimat-kalimat dalam wacana itu tidak terlepas-lepas begitu saja, melainkan saling berpautan dengan kalimat-kalimat yang lain secara semantis tekstual, membuat kesatuan yang utuh sebagai suatu wacana. Kohesi adalah istilah yang menunjuk pada perpautan kalimat-kalimat itu, yang membatasi kumpulan kalimat itu sebagai suatu wacana. Dengan menghubungkan kalimat-kalimat itu secara kohesif, maka dapat diketahui tingkat kekohesifan wacana itu. Kohesi ditandai oleh pemarkah-pemarkah yang menghubungkan kalimat-_kalimat yang terdapat di dalam wacana itu. Pemarkah-pemarkah itu berupa alat kohesi yang terdiri dari pengacuan (reference), penggantian (substitution), pelesapan (ellipsis), konjungsi (conjuction), dan leksikon (lexicon). Hasil analisis kekohesifan pada karya tulis mahasiswa BTPA III, ternyata tidak sepenuhnya kohesif, karena ada kalimat-kalimat yang tidak menggandung unsur kohesif. Secara umum penggunaan tipe-tipe ikatan kohesif pada seluruh wacana hampir sama, kecuali pada wacana Korea Selatan. Urutan penggunaan tipe ikatan kohesif pada wacana Korea Selatan adalah kolokasi, pengacuan, konjungsi, penggantian, dan pelesapan, sedangkan ketiga wacana lainnya adalah kolokasi, konjungsi pengacuan, penggantian, dan pelesapan. Alat kohesi yang dominan dipergunakan pada semua wacana adalah lama, yaitu leksikon, sedangkan yang jarang dipergunakan adalah pelesapan.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S10790
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurfitri Meilani
Abstrak :
Penelitian mengenai penggunaan metafora dalam rubrik Love and Lust pada majalah Cosmopolitan Indonesia dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk persamaan komponen makna dan hubungan asosiasi yang terjalin di antara makna rujukan dan makna metaforis. PengumpuIan data dilakukan dengan mendaftarkan metafora-metafora yang dimuat dalam rubrik Love and Lust pada majalah Cosmopolitan Indonesia edisi Agustus dan Oktober 2006, sebagai sumber data. Metafora-metafora yang telah didaftarkan kemudian dianalisis dengan dicari persamaan komponen makna di antara makna rujukan dan makna metaforisnya. Setelah itu, dicari bentuk-bentuk hubungan asosiasi persamaan yang terjalin di antara kedua makna tersebut. Analisis yang dilakukan terhadap data dikaitkan dengan teori-teori yang digunakan, yakni teori metafora, teori analisis komponen, dan teori asosiasi makna. Hasil penelitian yang didaftatkan menunjukan bahwa persamaan antara makna metaforis dan rujukan terjalin melalui hubungan-hubungan asosiatif yang meliputi persamaan bentuk, letak, sifat, fungsi, dan hubungan superordinatif (hubungan yang bertingkat). Selain itu, ditemukan pula metafora-metafora yang dibentuk oleh dua jenis hubungan asosiasi secara bersamaan. Hubungan asosiasi yang paling banyak muncul adalah hubungan asosiasi yang dibentuk melalui persamaan sifat. Selain itu, ditemukan pula beberapa kata rujukan yang diwakili oleh metafora berbentuk frase. Ternuan yang terakhir adalah, untuk artikel dalam bidang percintaan, metafora yang lebih banyak muncul adalah metafora dengan kata rujukan yang bersifat abstrak Sementara itu, untuk artikel di bidang seks, metafora yang lebih banyak muncul adalah metafora yang merujuk pada benda konkret.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S10900
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Juwita
Abstrak :
Hakikat fungsi bahasa adalah untuk berkomunikasi. Novel merupakan contoh media komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai media. Melalui bahasa, penulis menyampaikan gagasan dan perasaannya kepada pembaca. Komunikasi dapat berfungsi informatif dan persuasive. Saman merupakan novel yang memiliki fungsi persuasif Novel tersebut telah mempengaruhi pemikiran masyarakat dan membuat mereka melakukan suatu tindakan. Tahap pertama dalam proses komunikasi persuasif adalah tahap menumbuhkan perhatian komunikan. Unsur kebahasaan dalam novel Saman yang dapat menumbuhkan perhatian komunikan adalah gaya bahasa. Dalam komunikasi, gaya bahasa berhubungan dengan cara menyampaikan sesuatu sehingga menimbulkan dampak khusus pada komunikan. Salah satu gaya bahasa yang berperan dalam proses persuasi adalah majas simile. Majas simile dalam Saman berfungsi menumbuhkan perhatian pembaca terhadap isi bacaan. Majas tersebut dapat menumbuhkan perhatian pembaca karena mengandung kriteria kontras, intensitas, kebaruan, dan pengulangan. Fungsi tersebut membuktikan bahwa gaya bahasa majas simile memiliki fungsi menimbulkan perhatian pembaca novel Saman. Pembuktian fungsi tersebut dalam skripsi ini menunjukkan kecenderungan bahwa gaya bahasa dapat mempengaruhi proses komunikasi persuasif.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S10904
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dera Annisa
Abstrak :
Konteks sebagai hal-hal yang membangun wacana menjadi salah satu faktor penting dalam sebuah komunikasi, salah satunya komunikasi radio. Pemahaman konteks yang baik oleh peserta percakapan, dalam hal ini penyiar dan pendengar, membantu interaksi antarpeserta dapat berjalan dengan baik pula. Pemahaman unsur-unsur konteks, seperti latar (setting), peserta (participants), hasil (ends), amanat (act sequences), cara (key), sarana (instrument), norma (norms), dan jenis (genre) yang diakronim menjadi SPEAKING, membantu peserta percakapan untuk saling memahami dan memenuhi fungsi primer bahasa, sebagai salah satu alat untuk berkomunikasi.
As the element that built discourse, context is become the important factor in communication, for example radio communication. With a good understanding to context,two participants—announcer and listener—can establish a good interaction. The elements of context are setting, participant, result, act sequences, method, instrument, norm,and genre (SPEAKING) . Those elements help participant to understand each other and fulfill primary language function, as an instrument to communicate.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S52486
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guntari Hasyyatiningsih
Abstrak :
Penelitian terakhir yang dilakukan Lauder mengasumsikan bahwa gabungan vokal dan berpotensi untuk diujarkan sebagai diftong. Selain itu, gabungan vokal dan juga dianggap memiliki potensi untuk diujarkan sebagai diftong karena keempat bentuk ini lebih seperti bunyi vokal yang diikuti oleh bunyi konsonan hampiran. Untuk membuktikan asumsi tersebut secara objektif dapat dilakukan pengujian kualitas bunyi dengan perangkat lunak Praat. Dengan menggunakan perangkat lunak tersebut, penelitian ini dilakukan terhadap tiga puluh lima sampel yang dianggap mewakili pola suku kata yang ditemukan dalam data bersumber dari Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Hasil yang didapat adalah hanya bentuk yang secara umum diujarkan sebagai diftong. Bentuk lainnya ada juga yang diujarkan sebagai diftong tetapi hanya sebagian kecil dari jumlah sampel yang diuji. Latest study from Lauder assumed that hiatus and could possibly be pronounced as diphthongs. Hiatus and are also considered as diphthongs. This is because the four hiatus sound like vocal which followed by sound semi vocal. In order to prove the assumption objectively, the sound quality can be tested by using Praat software. Through the software, this study use thirty five samples which could represent the syllable from found in the data from the fourth edition of Kamus Besar Bahasa Indonesia. The study found that only form which could generally be pronounced as diphthong. Other forms also be pronounced as diphthongs, but only few of the tested samples.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S61260
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Dwi Ertato
Abstrak :
Tulisan ini membahas novel karya Ferdinand Wiggers yang berjudul Tjerita Njai Isah; Barang jang soenggoe soedah kedjadian di Bagelen (1904-1905) yang mengisahkan kehidupan percintaan antar-ras di era kolonial Hindia Belanda pada abad ke-19. Kisah percintaan tersebut mencakup kisah percintaan antara laki-laki Eropa dengan perempuan pribumi (pernyaian), perempuan Eropa dengan laki-laki pribumi, dan laki-laki Indo dengan perempuan pribumi. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif analitis dan pendekatan sosiologi sastra. Pendekatan sosiologi sastra digunakan untuk mengetahui hubungan konteks dunia kolonial dengan novel Njai Isah. Hasil penelitian membuktikan bahwa Ferdinand Wiggers merupakan penulis produktif pada masa awal kesusastraan modern Indonesia dan novel Njai Isah merupakan tanggapan terhadap dunia kolonial terutama kehidupan kolonial yang berkaitan dengan wacana pernikahan dan ras.
This thesis discusses a novel by Ferdinand Wiggers entitled "Tjerita Nyai Isah; Barang jang soenggoe soedah kedjadian di Bagelen (1904-1905)" which depicts the lives of an interracial romance in the Dutch East Indies colonial era in the 19th century. Love story includes romance between European men with native women (pernyaian), European women with native men, and Eurasian Man with a native girl. The research was done using descriptive and analytical approach to the sociology of literature. Sociology of literature approach used to determine the relationship with the colonial world context on novel "Njai Isah". The research proves that Ferdinand Wiggers is a prolific writer of the early modern Indonesian literature and novels Njai Isah is a response to the colonial life, especially relating to marriage and racial discourse.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S62447
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nunik Rahmawati
Abstrak :
Skripsi ini mengkaji teks iklan berbentuk brosur pariwisata dalam brosur pariwisata Singapura dengan menggunakan pendekatan analisis keutuhan wacana. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui keutuhan wacana yang diketahui melalui alat kohesi dan koherensi melalui hubungan anatarproposisi dan konteks dengan menggunakan sintesis dari beberapa ahli, seperti Halliday-Hasan (1976), Kridalaksana (1999), Alwi, dkk. (2003), Cook (1992), Cutting (2002), dan Larson (1988). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan cara mendeskripsikan. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa teks yang dianalisis merupakan teks yang kohesif dan koheren.
This research is about the discourse analysis of advertising text in tourism brochure of Singapore. The purpose of this study is to know discourse unity who know with cohesion and coherence instrument with interpropotition relation and context with synthetic theory from some expert, like Halliday-Hasan (1976), Kridalaksana (1999), Alwi, dkk. (2003), Cook (1992), Cutting (2002), and Larson (1988). This research uses qualitative method with description. The result indicates that text who analysis is cohesive and coherent.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S10955
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Annissa Mutia
Abstrak :
Permainan bahasa dalam iklan operator telepon seluler digunakan untuk kebutuhan periklanan, yaitu menciptakan bahasa iklan yang menarik. Oleh karena itu, banyak iklan operator telepon seluler yang menggunakan bahasa yang kreatif, provokatif, dan juga persuasif. Permainan bahasa tersebut bertujuan untuk menarik perhatian dan juga sebagai usaha untuk menimbulkan kepercayaan khalayak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk permainan bahasa dalam iklan operator telepon seluler dalam koran KOMPAS sepanjang tahun 2007 dan menemukan bentuk permainan bahasa yang belum diungkapkan ahli bahasa. Koran KOMPAS dipilih sebagai sumber data karena KOMPAS mempunyai jangkauan distribusi dan pembaca yang luas ke seluruh penjuru Indonesia. Dengan demikian, perusahaan iklan operator seluler banyak memasang iklan produk-produknya di KOMPAS sehingga data iklan yang termuat dan yang dikumpulkan juga lebih banyak serta diperkirakan dapat mewakili iklan keseluruhannya.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian ini menunjukkan bahwa permainan bahasa dalam iklan operator telepon seluler berupa pengulangan bunyi, pengulangan kata, sindiran, dan plesetan. Plesetan merupakan bentuk permainan bahasa yang tidak diungkapkan ahli bahasa. Permainan bahasa yang berupa pengulangan bunyi ada dua macam, yaitu asonansi dan rima. Pengulangan kata ada lima macam, yaitu anafora, antimetabole, epanalepsis, epistrofa, dan poliptoton. Sementara itu, pemakainan sindiran dalam iklan operator telepon seluler ada dua macam, yaitu sindiran tidak langsung dan sindiran langsung
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S10800
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lila Paramita Krisnanto
Abstrak :
Penelitian ini membahas cara pandang tokoh Jenna, tokoh utama dalam novel Kebaya Wungu, tentang peran perempuan yang khususnya membahas mengenai penerimaan Jenna terhadap trans-seksual. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Penelitian ini menggunakan pendekatan objektif yang difokuskan pada unsur intrinsik berupa tokoh, penokohan, dan latar. Berdasarkan penelitian ditemukan hasil bahwa tokoh Jenna menerima Daniel, merupakan lakilaki trans-seksual disebabkan Jenna memiliki pandangan tentang peran suami yang dapat dimainkan oleh perempuan
This study discusses how to view Jenna's character, the main character in the novel Kebaya Wungu, about women's roles, are particularly discuss about Jenna acceptance of trans-sexual. This research uses descriptive analytical method. This study uses an objective approach that is focused on intrinsic elements of the characters, characterizations, and background. Based on the results of the research found that the character Jenna accept Daniel, who is the male trans-sexual, because Jenna has a view of the role of husband that could be played by women
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S10990
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>