Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erlina Burhan
"Insidens kanker paru terus meningkat baik di negara maju maupun negara berkembang. Saat ini berkembang berbagai modaliti gabungan yang dianggap berperan dalam menurunkan morbiditi dan memperpanjang usia. Terapi pilihan kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK) bila masih memungkinkan adalah pembedahan. Dua puluh lima persen sampai 45% dari seluruh kasus KPKBSK yang dilaporkan, dapat menjalani pembedahan. Pembedahan pada stage yang tepat akan memberikan masa tahan hidup yang lebih panjang terutama bagi penderita KPKBK. Di Rumah Sakit Persahabatan, pembedahan dilakukan terhadap 10% kasus kanker paru. Kasus dengan stage yang rendah mempunyai angka tahan hidup 5 tahun atau 5 year survival rate yang baik. Pembedahan pada stage yang tepat mempunyai angka tahan hidup 5 tahun yang meningkat pada KPKBSK. Kemoterapi dan radioterapi dianjurkan pada kasus yang tidak mungkin dibedah. Angka tahan hidup penderita pascabedah dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya stage, jenis histologis, usia, jenis pembedahan dan jenis kelamin serta penggunaan, terapi neoadjuvan I adjuvan. Angka tahan hidup secara sederhana dapat dihitung memakai metoda life table.
Radiasi atau kemoterapi saja dapat memperbaiki kualiti hidup penderita tetapi tidak meningkatkan angka tahan hidup 5 tahun. Jenis histologis juga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap angka tahan hidup penderita. Faktor lain yang berperan dalam prognosis KPKBSK adalah usia dan jenis kelamin dan jenis reseksi. Terapi neoadjuvan ditujukan bagi kasus stage IIIA yang akan dibedah. Multimodaliti ini meningkatkan angka tahan hidup secara bermakna."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Menaldi Rasmin
"Penyakit infeksi saluran napas bawah masih tetap merupakan masalah, tidak hanya di negara berkembang bahkan juga di negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Pada survei kesehatan nasional di Amerika yang dilakukan pada tahun 1981, diduga lebih dari 200 juta episode infeksi saluran napas muncul setiap tahunnya dan 1,5% di antaranya adalah pneumonia (dikutip dari 1). Angka mortalitas akibat pneumonia cukup tinggi yaitu sebesar 20-30 per 100.000 penduduk setiap tahunnya sebenarnya sudah menurun 10 kali dibandingkan 40 tahun yang lalu (2): Pada penderita usia tua, angka mortalitas akibat pneumonia di Inggris dan Amerika Serikat adalah sekitar 24-31 % (3). Pada pneumonia pneumokok bakteremik angka mortalitas dapat lebih dari 50 %, umumnya terjadi pada orang tua dengan penyakit jantung atau paru (4). Data WHO yang dikumpulkan di lima benua dengan jumlah penduduk 1200 juta, menunjukkan angka kematian karena ISNA (infeksi saluran napas akut) pada tahun 1972 adalah sebesar 666.000. Pneumonia oleh virus atau kuman menempati 75 % dari angka kematian tersebut ( dikutip dari 5 ).
Di Indonesia, pada survei kesehatan rumah tangga tahun 1980 oleh Departemen Kesehatan, didapatkan bahwa penyakit yang terbanyak ditemukan adalah ISNA (26,1% ) dan penyebab kematian terbanyak ialah radang saluran napas bawah (17,8 %). Survei serupa yang dilakukan pada tahun 1986, ISNA tetap pada peringkat pertama (25,6%), sedangkan kematian akibat infeksi saluran napas bawah adalah sebesar 16,8 % (6,7). Di UPF Paru RS Persahabatan Jakarta, pada tahun 1989 tercatat 127 penderita bronkiektasis (8 %), 101 pneumonia (6 %), 66 pleuritic (4 %), 44 bronkopneumonia (2,8%) dan 52 empisema (3,3%), dari seluruh penderita yang masuk rawat. Pada tahun 1990 dari 1229 penderita yang dirawat, tercatat bronkiektasis 73 penderita (5,94%) dan pneumonia 63 penderita (5,13 %) (8). Setidaknya infeksi saluran napas akan menyebabkan hilangnya hari sekolah dan kerja, serta biaya pengobatan yang tidak sedikit (1,2)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library