Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nanik Setiyawati
"Human immunodeficiency virus (HIV) dan Acquired immune deficiency syndrome
(AIDS) merupakan salah satu sorotan dalam pencapaian target
Millenium Development Goals (MDGs). Ibu hamil dengan HIV akan berisiko
menularkan kepada bayinya. Tes HIV merupakan gerbang pembuka status
HIV yang sangat penting dilakukan pada ibu hamil. Penelitian ini bertujuan
untuk menentukan determinan perilaku tes HIV pada ibu hamil yaitu tingkat
pendidikan, tingkat pengetahuan, persepsi kerentanan diri tertular HIV,
sikap, Provider-Initiated Testing and Counselling (PITC) dan ketersediaan
sumber informasi (keluarga dan kader kesehatan). Jenis penelitian adalah
potong lintang dengan metode survei. Penelitian ini dilakukan di
Puskesmas Mantrijeron dan Puskesmas Sleman yang telah memiliki
sarana pemeriksaan tes HIV dan telah menjalankan program Pencegahan
Penularan dari Ibu ke Anak (PPIA). Subjek penelitian adalah ibu hamil yang
berkunjung ke puskesmas tersebut pada bulan Agustus sampai dengan
Oktober 2014 yang berjumlah 54 orang. Pengumpulan data menggunakan
kuesioner. Analisis yang digunakan univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil
penelitian menunjukkan tidak ada hubungan tingkat pendidikan, tingkat
pengetahuan tentang HIV dan AIDS, persepsi kerentanan diri dan sikap ibu.
Ada hubungan antara PITC, ketersediaan sumber informasi tentang HIV
dan AIDS dari keluarga dan kader kesehatan dengan perilaku tes HIV pada
ibu hamil. PITC merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap
perilaku tes HIV pada ibu hamil.
Human immunodeficiency virus (HIV) and Acquired immune deficiency syndrome
(AIDS) is one of highlighted issues in accomplishing Millenium
Development Goals (MDGs) target. Pregnant women with HIV will transmit
the virus to their babies. HIV testing is such an opening gate of HIV status
that is very important to be conducted on pregnant women. This study
Determinan Perilaku Tes HIV pada Ibu Hamil
Determinant of HIV Testing Behavior among Pregnant Women
Nanik Setiyawati, Niken Meilani
aimed to determine the determinant of HIV testing behaviour among pregnant
women including education level, knowledge level, perception of selfvulnerability
to be HIV-infected, attitudes, Provider-Initiated Testing and
Counseling (PITC) and availability of information (family and health workers).
This study was cross sectional using a survey method. This study was
conducted in Mantrijeron and Sleman Primary Health Care that had HIV
testing facilities and executed prevention of mother to child transmission
program. The subjects of this study were pregnant women visiting such primary
health care on August up to October 2014, as much as 54 people.
Data collecting used questionnaire. Analysed used were univariate, biviariate,
and multivariate. The results showed no relation between educational
level, knowledge level about HIV and AIDS, perception of self-vulnerability
and attitudes of women.There was a relation between PITC, information
source availability about HIV and AIDS from the family and health workers
with HIV testing behaviour among pregnant women. PITC is the most influencing
variable toward HIV testing behaviour among pregnant women."
Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan YogyakartaJurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta, 2015
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Kusmiyati
"Kualitas sumber daya manusia dipengaruhi oleh inteligensi anak. Skor
kecerdasan intelektual yang tidak menetap pada usia tertentu dapat
berubah karena faktor genetik, gizi, dan lingkungan. Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui hubungan kadar hemoglobin dengan kecerdasan
intelektual anak. Penelitian observasional dengan desain potong lintang ini
dilakukan pada populasi siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Giwangan
Yogyakarta, tahun 2013. Penarikan sampel dilakukan dengan metode
simple random sampling terhadap 37 sampel siswa. Instrumen untuk meng-
ukur kecerdasan intelektual dengan Cultural Fair Intelligence Quotient Test
yang dirancang untuk meminimalkan pengaruh kultural dengan memper-
hatikan prosedur evaluasi, instruksi, konten isi, dan respons peserta. Tes di-
lakukan oleh Biro Psikologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, kadar
hemoglobin diukur menggunakan Portable Hemoglobin Digital Analyzer
Easy Touch secara digital.Variabel luar indeks massa tubuh diukur langsung
menggunakan parameter tinggi badan dan berat badan. Analisis meng-
gunakan uji regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan indeks massa tubuh
tidak berhubungan dengan kecerdasan intelektual (nilai p = 0,052). Anemia
berhubungan cukup dengan kecerdasan anak (r = 0,491) dan berpola posi-
tif, semakin tinggi kadar hemoglobin semakin tinggi kecerdasan intelektual
anak. Nilai koefisien determinasi 0,241 menerangkan bahwa 24,1% variasi
anemia cukup baik untuk menjelaskan variabel kecerdasan intelektual. Ada
hubungan antara kadar hemoglobin dengan kecerdasan intelektual (nilai p
= 0,002).
Quality of human resources is influenced by the child?s intelligent. Intel-
ligence Quotient (IQ) score will not settle at a certain age and can change
due to genetic factors, nutrition, and the environment. The objective is
known relationship of anemia with IQ to child. Method of observational study
with cross sectional design. Population are students of class VI elementary
Kadar Hemoglobin dan Kecerdasan Intelektual Anak
Hemoglobin Level and Intelligence Quotient of Children
Yuni Kusmiyati, Niken Meilani, Sriyulan Ismail
school of Giwangan Yogyakarta in 2013. Sample was taken by simple
random sampling, obtained 37 students. Measuring of instruments IQ with
CFQT, hemoglobin was measured using a Portable Digital Analyzer Easy
Touch is a digital gauge Hb, external variable body mass index was meas-
ured directly using the parameters height and weight of children. Analysis
using Linear Regression. This research showed BMI was not associated
with IQ (p value = 0.052). Relationship with the child?s intelligence anemia
showed enough relationship (r = 0.491) and a positive pattern, where the
higher levels Haemoglobin as the higher IQ score of the child?s. The coeffi-
cient of 0.241 explained 24.1 % variation anemia that is good enough to
explain the variable IQ. There is a relationship between hemoglobin levels
with IQ (p value = 0.002)."
Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Yogyakarta, 2013
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover