Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Alif Raynur Muhamad
"Pada stasiun transit metro bawah tanah yang dimensinya lebih besar dan dalam serta penumpangnya lebih padat daripada stasiun bawah tanah biasanya, aspek keselamatan kebakaran membutuhkan strategi khusus yang berbeda dan lebih efektif sehingga tingkat keselamatan kebakaran tetap dapat dicapai dan dipertahankan. Melalui studi dengan pendekatan numerik dan semi kuantitatif ini, performa keselamatan kebakaran stasiun transit metro bawah tanah dengan tipe silang tegak lurus akan dianalisis dan dievaluasi. Dengan mempertimbangkan karakteristik pergerakan penumpang MRT Jakarta dan jumlah penumpang ketika jam sibuk, pemodelan skenario evakuasi menghasilkan nilai RSET total selama 13,8—16,8 menit dengan nilai RSET peron selama 9,5—12,6 menit. Pengaruh penutupan jalur evakuasi sebanyak 2 akses tangga/eskalator dari level peron memperpanjang nilai RSET total tersebut hingga 21,2%, sedangkan penambahan jalur evakuasi dengan penggunaan akses 2 tangga pemadam kebakaran yang terproteksi berhasil mempersingkat nilai RSET total hingga 17%. Sementara itu, dengan mempertimbangkan kondisi terburuk dan desain tinggi atap peron yang sudah ada (3 m), pemodelan skenario evakuasi menghasilkan nilai ASET global peron selama 1,3 menit. Pengaruh adanya sistem ekstraksi asap mampu mempertahankan kondisi tenable pada keempat muara tangga/eskalator level peron sehingga nilai ASET lokalnya menjadi tidak terhingga. Pengaruh peningkatan tinggi atap peron hingga 4 m mampu memperpanjang nilai ASET global peron sebesar 147,6% pada skenario tanpa sistem ekstraksi asap, sedangkan nilai ASET global peron pada skenario dengan sistem ekstraksi asap menjadi tidak terhingga. Studi pemodelan ini menekankan pentingnya pengembangan desain evakuasi serta proteksi kebakaran pasif dan aktif stasiun transit bawah tanah sehingga tingkat keselamatan kebakaran dapat tercapai.
In underground metro transit stations that are larger, deeper, and experience higher passenger densities than typical underground stations, fire safety requires specialized and more effective strategies to ensure and maintain acceptable safety levels. This study, employing numerical and semi-quantitative approaches, analyzes and evaluates the fire safety performance of a perpendicular cross-type underground metro transit station. Considering the passenger movement characteristics of MRT Jakarta and peak-hour occupancy, evacuation scenario modeling yields a total required safe egress time (RSET) of 13.8—16.8 minutes, with a platform-level RSET of 9.5—12.6 minutes. The closure of two stair/escalator evacuation routes from the platform level increases the total RSET by 21.2%, while the addition of two protected firemen access stairs reduces the total RSET by 17%. Under worst-case conditions and the existing platform ceiling height of 3 meters, the modeled scenario results in a global available safe egress time (ASET) of 1.3 minutes at the platform level. The presence of a smoke extraction system maintains tenable conditions at all four stair/escalator openings at the platform level, resulting in an infinite local ASET. Increasing the platform ceiling height to 4 meters extends the global ASET by 147.6% in the absence of a smoke extraction system, while in scenarios with smoke extraction, the global ASET becomes infinite. This modeling study highlights the importance of optimizing evacuation design and implementing both passive and active fire protection measures strategically to achieve and ensure fire safety in underground transit stations. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Farid Nugroho
"Desain struktur stasiun transit bawah tanah di Malaysia, yang berlokasi pada kedalaman 45 meter di bawah permukaan tanah, menghadirkan tantangan substansial terhadap keselamatan jiwa apabila karakteristik bangunan tersebut tidak sepenuhnya dipahami dalam konteks insiden kebakaran. Oleh karena itu, studi ini esensial untuk menganalisis stasiun transit bawah tanah yang memiliki tipe peron bertingkat terhadap dinamika asap dan proses evakuasi. Penelitian ini berupaya untuk mengidentifikasi karakteristik stasiun tersebut dalam mempertahankan aspek keselamatan terhadap insiden kebakaran, khususnya fitur-fitur dalam aspek keselamatan bangunan gedung yang dapat mengurangi risiko bahaya serta mampu memfasilitasi proses evakuasi. Kajian ini dilaksanakan dengan menerapkan metode simulasi numerik. Pemodelan insiden kebakaran dilakukan menggunakan perangkat lunak Pyrosim berbasis Fire Dynamic Simulator (FDS), sementara pemodelan proses evakuasi penumpang di dalam stasiun diimplementasikan melalui Pathfinder. Temuan simulasi mengindikasikan bahwa sistem ekstraksi pembuangan asap menunjukkan efektivitas substansial dalam mempertahankan kondisi tenable stasiun selama peristiwa kebakaran. Di samping itu, implementasi protected shaft dalam proses evakuasi terbukti mampu mendistribusikan kerumunan dari area yang terdampak kebakaran sehingga secara signifikan mengurangi waktu evakuasi menuju lantai beranda hingga 37%. Dengan demikian, penelitian ini dapat membantu untuk memahami karakteristik stasiun di bawah tanah yang memiliki lantai peron bertingkat pada segi aspek keselamatan kebakaran.
The design of an underground transit station in Malaysia, located at a depth of 45 meters below ground level, poses substantial challenges to life safety if the building's characteristics are not fully understood in the context of a fire incident. Therefore, this study is essential for analyzing an underground transit station with a multi-level platform type concerning smoke dynamics and evacuation processes. This research aims to identify the station's characteristics in maintaining safety aspects against fire incidents, particularly features within building safety aspects that can reduce hazards and facilitate evacuation. This study was conducted using numerical simulation methods. Fire incident modeling was performed using Pyrosim software based on Fire Dynamics Simulator (FDS), while passenger evacuation modeling within the station was implemented through Pathfinder. Simulation findings indicate that the smoke exhaust extraction system shows substantial effectiveness in maintaining tenable conditions in the station during a fire event. Additionally, the implementation of protected shafts in the evacuation process proved capable of distributing crowds from fire-affected areas, thereby significantly reducing evacuation time to the concourse level by up to 37%. Thus, this research can help understand the characteristics of underground stations with multi-level platforms in terms of fire safety aspects. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library