Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tarigan, Ferdinan S.
"Walaupun sejak tahun 1992 telah diterapkan kebljakan penempatan dokter dan dokter gigi PIT tetapi penyebaran tenaga kesehatan khususnya dokter dan dokter gigi belum menggembirakan. Sekitar 25 - 40% Puskesmas tidak memiliki tenaga dokter, khususnya puskesmas yang berada di kawasan timur indonesia dan daerah konflik. Penyebaran dokter dan dokter gigi belum merata khususnya di daerah di kawasan Indonesia Bagian Timur. Rasio ldealnya I 00.000 jiwa dilayani 40 dokter, tetapi hanya 4 Propinsi yang mencapai rasio tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kualitatif untuk menganalisis kebijakan pemerintah pusat da1am pemerataan dokter dan dokter gigi di Indonesia. Dalam penelitian ini data yang digunakan terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan me!akukan wawancara mendalam. Data sekunder diperoleh melalui telaah dokumen. Data primer digali dari berbagai inforrnan yang berkompeten, yakni: Biro K!!pegawaian Departemen Kesehatan RJ. Biro Hukum dan Organisasi Departemen Kesehatan RI, Pusat Perencanaan dan Pendayagunaan SDM Kesehatan Badan PPSDM Depkes RI, Konsil Kedokteran Indonesia, Ditjen Dikti Depdiknas, Pengurus Besar IDI dan PDGI.
Hasii penelitian menunjukkan bahwa penyusunan kebijakan pemerataan dokter dan dokter gigi menjadi hal dilematis, ditengah-tengah issue pe]anggaran Hak Azasi Manusia, sementara disisi Iain masyarakat memerlukan pelayanan k.esehatan, tanpa membedakan status ekonomi. Koordinasi antara stakeholders di tingkat pusat masih kurang nptimal khususnya dalam penyusunan kebijakan serta monitoring implementasi kebijakan pemerataan doktcr dan dokter gigi.

Since 1992, the temporary placement policy of general practitioner and dentist (PTT) has been applied even though it distribution> particularly dentists and general practitioner, not satisfactory yet. Approximately 25 - 40% of local health center do not have general practitioner, especially those in eastern part of Indonesia and regional conflict. Within it ideal ratio where 40 general practitioners served 100,000 inhabitants, only 4 provinces could fulfill it.
This is a qualitative approach research aim of analyzing the central government policies on equity distribution of general practitioners and dentists in Indonesia, In this research, data used consists of primary obtained through in depth interview and secondary data obtained through the document assessment. Primary data gathered from various competent informants, namely the Bureau Employee Affair of Health Department, Bureau of Legal and Organization Affairs of Health Department, The Center of Human Resource Planning and Utility of Health~ PPSDM Agency of Health Department, the Indonesian Medical Council, the General Directorate of High Education Ministry, the Indonesian Association of Medical Doctor, and the Dentist Association of Indonesia.
The results of research showed that this policies fall into a dilemma in the middle issue of human rights violations, while in the other side people need a health care without distinction on economic status. Coordination between stakeholders at the central level is not optimal yet, particularly In the policies preparation and monitoring on the policy implementation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T32484
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Citra Puspita
"ABSTRAK
Sebagai rumah sakit swasta non profit kelas C di daerah 3 T, Rumah Sakit Umum Bethesda (RSUB) Serukam menghadapi berbagai tantangan untuk dapat mencapai visi misi dan mempertahankan kesinambungan organisasi (sustanibility). Oleh karena itu, RSUB perlu mengembangkan rencana strategis yang sesuai untuk tahun 2020-2024 yang berimbang antara perspektif finansial dan non finansial yaitu menggunakan pendekatan balanced scorecard. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor sukses kritis dari lingkungan internal dan eksternal, menentukan posisi strategis, merumuskan strategi alternatif dan sasaran strategis beserta indikator kinerja yang terukur untuk RSUB Serukam. Ini adalah studi riset operasional dengan desain kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, telaah dokumen dan metode Consensus Decision Making Group (CDMG) untuk menghindari bias. Data dianalisis menggunakan matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan External Factor Evaluation (EFE) pada tahap input dan matriks Internal External (IE) dan matriks Threat Opportunity Weakness Strength (TOWS) pada tahap pencocokan. Tahap terakhir menggunakan matriks Quantitative Strategy Planning Matrix (QSPM) dalam menentukan prioritas alternative strategi. Penelitian ini dilakukan di RSUB Serukam, kabupaten Bengkayang, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, dari bulan April hingga Desember 2019. RSUB memiliki respons menengah ke bawah dalam memanfaatkan faktor strategis internal dan eksternal di mana kelemahan dan ancaman lebih menonjol daripada kekuatan maupun peluangnya. Hasil tahap pencocokan masih menempatkan RSUB pada posisi kotak V yaitu posisi strategi memegang dan mempertahankan dan merumuskan 6 strategi alternatif, 16 sasaran strategis dan 35 indikator kinerja utama yang berfokus pada penetrasi pasar, pengembangan produk dan penghematan.

ABSTRACT
As a non-profit class C private hospital in remote area, Bethesda General Hospital (BGH) faces various challenges in being able to achieve its vision and sustainability. Therefore, BGH needs to develop an appropriate strategic plan for 2020-2024 that is balanced between financial and non-financial perspectives using a balanced scorecard approach. This study aims to identify the critical success factors of the internal and external environment, determine strategic positions, formulate alternative strategies and strategic targets along with measurable key performance indicators for BGH. This is a operational research with qualitative design. Data were collected through in-depth interviews, document review and Consensus Decision Making Group (CDMG) method to avoid bias. Data were analyzed using Internal Factor Evaluation (IFE) and External Factor Evaluation (EFE) matrixes at the input stage and Internal External (IE) and Threat Opportunity Weakness Strength (TOWS) matrixes at the matching stage. At final stage, Quantitative Strategy Planning Matrix (QSPM) were applied. This study was conducted at BGH, Serukam, Bengkayang Regency, West Borneo Province, Indonesia, from April to December 2019. The results indicate that BGH has average to low response in utilizing its internal and external strategic factors where weaknesses and threats are still overshadowing its strengths and opportunities. Consequently, the results of matching stage place BGH on the position of hold or maintain strategies and formulate 6 alternative strategies, 16 strategic objectives and 35 key performance indicators that focus on market penetration, product development and retrenchment."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library