Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Henny Hana
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat kesintasan IDU yang melaknkan konseling dan detoksifikasi terhadap kepatuhan berobat metadon di puskesmas kecamatan Jatinegara. Dengan demikian dapat diketahui seberapa besar pengaruh konseling dan detoksifikasi terbadap kepatuhan berobat metadon. Studi kohort retrospektif dilakuken dengan menggunakan data yang terdapat dalarn catatan medis, register pasien dan catatan harian minum metadon. Digunakan pendekatan analisis Cox Regression untuk melihat kesintasan IDU yang melakuken konseling dan detoksifikasi terhadap kepatuhan berobat metadon. HR (hazard ratio) digunakan sebagai estimasi RR (risiko relative) [ untuk pengaruh konseling dan detoksifikasi terhadap kepatuhan berobat metadon, Analisis multivariat digunakan untuk mengendalikan variabel-variabel perancu.Sebanyak 259 data IDU di puskesmas Kecamatan Jatinegara dianalisis dalam penelitian ini, Probabilitas kesintasan secara keseluruhan pada IDU yang berobat metadon di puskesmas Kecarmatan Jatinegara berkisar antara 64,86 %, sampai dengan 0,04%. Sedangkan Median kesintasan IDU adalah 219 hari. Artinya setengah dari IDU bertahan dalam program selama 219 hari. Terdapat !DU yang melaknkan konseling 10 x sebanyak 68 orang dan IDU yang melaknkan konseling >I 0 x sebanyak 191 orang. Sedangkan IDU yang melakuken Detoksifikasi <2 x sebanyak 149 orang dan IDU yang melakuksn detoksifikasi 2:: 2x sebanyak 110 orang, Universitas Indonesia Dari analisis multivariate-cox Regresi, didapatkan nilai HR untuk IDU yang melakukan konseling sehesar 1. 3(95% nilai p=\),00 I. Sedangkan untuk IDU yang melakukan detoksifikasi didapat nilai HR sebesar 1,80 (95% CI: 1,29-2,52) dengan !>"' 0,001 setelah dikendaliksn dengan variabel umur,pendidikan den riwayat rehabilitasi. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pengaruh konseling terhadap kepatuhan berobat setelah dikontrol dengan variabel riwayat rehabilitasi, ditemukan hahwa IDU yang tidak melakukan konseling beresiko 7,93 kali untuk tidak patuh daripada IDU yang melakukan konseling. Sedangkan pengaruh detoksifikasi terhadap kepatuhan berobat setelah dilakukan interaksi dan dikontrol dengan variable umur, pendidikan dan riwayat rehabilitasi, ditemukan bahwa IDU yang tidak melakukan detoksifikasi baresiko 1,80 kali lebih tinggi untuk tidak patuh daripada IDU yang melakukan detoksifikasi. ......This study was aimed to observe IDU survival rates that had counseling and detoxification to methadone treatment obedience in health center at Jatinegara sub-district As for that. influences of counseling and detoxification to methadone treatment obedience with be known. Retrospective cohort study was done by using data obtained from medical record, patient's registry and methadone consumption dally notes. Cox Regression approaches was used to assess IDU that had counseling survival and detoxification to methadone treatment obedience. HR (Hazard ratio) was used as estimation value of RR (Relative risk) for counseling influences and detoxification to methadone treatment obedience. Multivariate analysis was used to minimize confounding variables. In this study there were 259 IDU's data analyzed in health center a:t Jatinegara sub--district. Survival probability of whole IDU that had methadone treatment in health center at Jatinegara sub-district was ranged at 64.86%0.04%. In the other hand survival IDU median is 219 days. It means that half of iDUs were survived in this program for 219 days. There were 68 IDUs that had eounseling S 10 times and 191 IDUs had counseling> 10 time(s), Moreover, there were 149 IDUs who had detoxification <2 time(s) and 110 1DUs had detoxification::?; 2 times. from multivariate analysis - interaction Cox proportional Hazard. HR score obtain for 1DU who had counseling and was 8.5 I (95% Confidence inteJVal - CI: 5.98 - 12.13) with p value= 0.001. Whereas IDUs that had detoxification, HR scores obtained was L80 (95% Cl:1.29 - 2.52) with p value 0.00! after controlled by acces, education and rehabilitation variables. Universitas Indonesia The study's result suggested that counseling influences of treatment obedience after controlled by rehabilitation histories variables, it could concluded that risks of not being obedience of IDUs who had not counseling were 7,93 times fold compared to IDUs had counseling. Whereas that detoxification influences of treatment obedience after interaction was done and controlled by age, education and rehabilitation histories variables, whereas risks of not being obedience of lDUs who had not detoxification were 1,8 tunes fold compared to IDUs had detoxification.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T32436
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Herwansyah Alam
Abstrak :
Pembangunan sektor kesehatan terlihat belum merupakan priozitas utama dalam pembangunan daerah Kabupaten Lahat, hal ini dapat dilihat dari rendahnya anggaran kesehatan yang dialokasikan pada dinas kesehatan selarna empat tahun terakhi: tahun 2005 - 2008, berkisar antam 3,86% - 4,98% dari total APBD. Kebijakan pengalokasian anggaran kesehatan yang nelatif masih rendah ini tentunya dapat berdampak dengan masih rendahnya status kesehatan masyarakat, ini terlihai dari bebempa indikator kesehatan yaitu masih tingginya angka kematian bayi dan angka kematiau ibu melahirkan di Kabupatcn Lahat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebijakan penganggaran kesehatan beserta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi rendahnya anggaran kcsehatan yang dialokasikan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Lahat tahun 2009. Desain penditian ini adalah penclitian deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam dan telaah dokumen pada Dinas Kesehatan, Tim Anggaran Pcmerintah Daerah dan DPRD Kabupaten Lahat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lcesehatan merupakan salah satu sektor prioritas pembangunan, namun proporsi alokasi anggaran tidak menggambarkan sebagai prioritas. Proses perencanaan penganggaran kesehatan tergantung pada pagu anggaran yang ditetapkan oleh Tim Anggaran Pemcrintah Daerah. Peran Pemerintah Daerah sangat besar namun demikian tidak dapat meningkatkan proporsi anggaran. Pemerintah Daerah kurang berkomitmen untuk pembangunan kesehatan. Kewenangan dalam Undang-Undang Otonomi Daerah tidak dimanfaatkan untuk meningkatkan proporsi anggaran kesehatan. Kebijakan daerah dau kemampuan keuangan daerah belum berpengaruh tcrhadap proporsi anggaran kcsehatan. Dalam melakukan perencanaan penganggaran mengacu kepada prioritas pembangunan dan mengusulkan anggaran berdasarkan proporsi yang disepakati oleh Pimpinan Daerah. Dalam menentukan pagu anggaran rnengacu kepada kebutuhan dasar manusia sehingga dapat membiayai kebutuhan per kapita masyarakat dan memperhatikan sektor-sektor yang menjadi prioritas. Peran yang besar dapat digunakan untuk meningkatkan proporsi anggaran kesehatan sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan sehingga dapat tetap konsisten dengan apa yang sudah menjadi komitmen terhadap sektor kesehatan.
Depok : Universitas Indonesia, 2009
T33822
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library