Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Nurul Huda
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan keselamatan kebakaran pada gedung Administrasi, Akademik dan Riset Pusat Studi Jepang serta gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Metodologi menggunakan desain studi observasional dengan pendekatan semi kuantitatif dan dibantu dengan software Computerized Fire Safety Evaluation System (CFSES) yang mengukur 12 parameter keselamatan yang mengacu pada NFPA 101A Guide on Alternative Approaches to Life Safety. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gedung Administrasi, Akademik dan Riset Pusat Studi Jepang serta gedung S Fakultas Teknik Universitas Indonesia belum memenuhi persyaratan minima l dari NFPA 101A. Pada gedung administrasi didapatkan nilai -2 untuk kontrol sebaran api, -3.1 untuk sistem jalan keluar dan -5.4 untuk keselamatan kebakaran umum. Gedung Akademik dan Riset mendapatkan nilai -1.57 untuk kontrol sebaran api, -3.1 untuk system jalan keluar dan -4.54 untuk keselamatan kebakaran umum. Pada gedung S SFTUI mendapatkan nilai -3.48 untuk control sebaran api, -8.65 untuk system jalan keluar dan -5.20 untuk keselamatan kebakaran umum. Rekomendasi yang dapat diberikan adalah perlu adanya instalasi system proteksi berupa sprinkler, system alarm kebakaran dan hidran, menutup bukaan vertikal, pengaturan peletakan APAR yang sesuai dengan NFPA 10, pemasangan door closer pada tiap ruangan, penanda jalan keluar dan penerangan darurat, penentuan titik kumpul serta mengadakan pelatihan tanggap darurat secara rutin minimal 1 kali dalam setahun. ......This study aimed to evaluate the implementation of fire safety building at Administration, Academic and Research building of Center for Japanese Studies also S building Faculty of Engineering University of Indonesia. This study using the methodology of observational design with semi-quantitative approaches and supported by Computerized Fire Safety Evaluation System application which is measuring the 12 safety parameters that refers to NFPA 101A Guide on Alternative Apporaches to Life Safety. The results showed that the Administration, Academic and Research building of Center for Japanese Studies and also S building Faculty of Engineering University of Indonesia didn’t meet the minimum requirements in NFPA 101A: Life Safety Code. Administration building got scored -2 for fire control, -3.1 for egress and -5.4 for general fire safety. Academic and Research building got scored -1.57 for fire control, -3.1 for egress and -4.54 for general fire safety. S building got scored -3.48 for fire control, -8.65 for egress and -5.20 for general fire safety. Recommendation for those buildings are installation of fire protection system such as sprinkler, fire alarm system and hydrant, make sure to close all of the vertical opening, reorganize the fire extinguisher based on NFPA 10, add door closer for every single room, add the exit sign , emergency lamp, deciding the assembly point and also fire drilling at least once a year.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55914
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Zulkarnaen
Abstrak :
Pipa sebagai sistem penyaluran atau distribusi menjadi kebutuhan utama di industri minyak dan gas bumi saat ini. Namun penggunaan jalur pipa ini tersimpan bahaya sehingga menjadi salah satu sumber bahaya utama instalasi minyak dan gas bumi di dunia. Penilaian risiko fasiltas operasi di industri minyak dan gas bumi mutlak diperlukan untuk melihat tingkat kegagalan dan kehandalan sistem operasi fasilitas tersebut. Fasilitas CGP SKW PTJM akan dilakukan perubahan fasilitas, salah satunya adalah pipa penyalur LPG existing 8 inchi sepanjang 110 km yang akan menjadi pipa penyalur pipa kondensat dari CGP SKW ke ORF J. Keadaan tersebut menyebabkan diperlukannya penilaian risiko kembali fasilitas pipa existing 8 inchi sepanjang 110 km. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran risiko relatif keberadaan jalur pipa kondensat ukuran 8 inchi dari CGP SKW ke ORF J sepanjang 110 km. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode semi kuantitatif model W. Kent Muhlbauer tahun 2004. Pembagian seksi pipa dilakukan berdasarkan kepemilikan lahan, tipe penggunaan lahan, kedalaman pipa, buoyancy control, teknik konstruksi, tipe proteksi katodik dan tipe vegetasi sehingga menghasilkan 12 seksi jaringan pipa. Dari hasil penelitian diperoleh indek risiko yang paling rendah adalah indek indek kesalahan pihak ketiga dengan nilai (69,50), setelah itu indek desain dengan nilai (70,50), urutan berikutnya adalah indeks korosi dengan nilai sebesar (71,33), dan indeks yang tertinggi adalah indek kesalahan operasi dengan nilai sebesar 85. Faktor dampak kebocoran tertinggi terdapat pada seksi 1, 9, 11 dan 12 dengan nilai 5,25. Faktor dampak kebocoran terendah terdapat pada seksi 2,4,6,7 dan 10 dengan nilai 1,75. Seksi pipa yang paling berisiko untuk mengalami kegagalan paling tinggi adalah seksi 1, 11 dan 12 dengan nilai 56,95. Sedangkan seksi pipa yang paling tidak berisiko untuk mengalami kegagalan adalah seksi 6 dengan nilai 174,29. PTJM berdasarkan standar AS/ANZ 4360 harus melakukan pengelolaan risiko dengan prioritas puncak pada seksi pipa 1,3,5,8,9, 11 dan 12. Variabel risiko yang dapat dilakukan peningkatan oleh PTJM antara lain indek kerusakan pihak ketiga (line locating, public education, ROW condition dan patrol frequency), indeks korosi (proteksi internal, tes timbal, close interval survey condition dan internal inspection), indeks desain (corrective action) dan indeks kesalahan operasi (safety system, SCADA, training dan mechanical error preventer). ......Pipeline as transmission and distribution system becoming major demands for oil and gas industry today. However these pipeline applying contain hazard that become the one of the major instalation hazard source in world of oil and gas installation. Operating facilitiy risk assessment is essential for oil and gas industry operation to overview facility operation system failure and reliability level. In the other hand, CGP SKW PTJM will change their facility structure, one of the changes is 8 inch LPG existing pipeline along 110 km that will becoming condensate pipeline from CGP SKW to ORF J. These condition to cause the need to reassess of 8 inch existing pipeline risk along 110 km. This study was conducted to have risk relative overview of 8 inch condensate pipeliene from CGP SKW to ORF J along 110 km. The study use 2004 W. Kent Muhlbauer semi quantitative method. Pipe sectioning of this study was conducted based on land ownership, land use, pipe depth, buoyancy control, construction type, cathodic protection type and vegetation tipe that resulted 12 section of pipeline. From these study generate risk relative score, the lowest risk relative score is coming from third party index with score of 69.53, then the second one is design index with score of 70.50, the third one is corrosion index with score of 71.33, and the highest one is incorrect operatios index with score of 85. The highest score for leak impact factors is coming from section 1, 9, 11 and 12 with score of 5.25. The lowest leak impact factors is coming from section 2,4,6,7 and 10 with score of 1.75. Pipe section that have the highest risk for chance of failure is section 1,11 and 12 with score of 56,95. While the lowest one is section 6 with score of 169,71. According to AS/ANZ 4360 standard, PTJM have to conduct pipeline risk management with top priority on section 1,3,5,8,9, 11 and 12. Risk variables that can be improved by PTJM are third party index (line locating, public education, ROW condition and patrol frequency), corrosion index (internal protection, lead test, close interval survey condition and internal inspection), design index (corrective action) and incorrect operations index (safety system, SCADA, training and mechanical error preventer).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T43355
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nugroho Aji Andhika
Abstrak :
ABSTRAK
NamaProgram StudiJudul Tesis : Nugroho Aji Andhika:S2 Keselamatan dan Kesehatan Masyarakat:Analisis Risiko Psikososial dan Stres Kerja Di PT. Sucofindo Cibitung Tahun 2017Penelitian ini membahas mengenai faktor risiko psikososial yang berhubungan dengan stres kerja di PT. Sucofindo Cibitung tahun 2017. Faktor psikososial yang diteliti adalah lingkungan kerja fisik, beban kerja intrinsik, masa depan karir, peran organisasi, hubungan interpersonal, struktur budaya organisasi dan karakteristik individu. Penelitian ini adalah semikuantitatif dengan desain studi cross-sectional bertujuan untuk meneliti faktor psikososial terhadap dengan stres kerja. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner. Hasil penelitian tingkat stres kategori sedang. Variabel independen yang memiliki hubungan bermakna dengan stres kerja adalah lingkungan kerja fisik, beban intrinsik, hubungan interpersonal, struktur budaya organisasi, pendidikan, dan bagian. Sekitar 47,4 penelitian ini dapat menjelaskan hubungan antara faktor psikososial dengan stres kerja. Kata Kunci: Psikososial, Stres Kerja, Karakteristik Individu, Sucofindo
ABSTRACT
NameStudy ProgramTitle Nugroho Aji Andhika Master of Occupational Health and Safety Analysis Psychosocial Risk and Work Stres at PT. Sucofindo Cibitung 2017This study discusses psychosocial factors related to work stress in PT. Sucofindo Cibitung. Psychosocial factors that were studied are physical work environment, intrinsic workload, future career, organizational role, interpersonal relationship, organizational culture structure and individual characteristics. This research is semiquantitative with cross sectional study design that aimed to examine psychosocial factors against work stress. Data collection technique is by questionnaire. The result of the stress level category is moderate. Independent variables have significant relationships with work stress, physical work environment, intrinsic burden, interpersonal relationships, organizational culture structure, education, and parts. Approximately 47.4 of this study can explain the relationship between psychosocial factors with work stress.Keywords Psychosocial, Job Stress, Individual Characteristics, Sucofindo
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erian Sutantio
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini membahas faktor terkait kelelahan kerja pada pekerja PT.X. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan desain penelitian potong lintang atau cross-sectional yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan dependen yang diteliti secara bersamaan dalam satu waktu dengan unstrumen penelitian berupa kuesioner dan pengukuran lingkungan. Hasil penelitian ini yaitu faktor yang berperan signifikan dalam mempengaruhi kelelahan kerja yaitu jenis kelamin, kualitas tidur, motivasi kerja dan stress kerja, sedangkan variabel lain tidak signifkan mempengaruhi kelelahan kerja. Penelitian ini memprediksi sekitar 63,1 faktor-faktor ditempat kerja yang mempengaruhi total kelelahan kerja dan 36,9 dapat dijelaskan dari faktor-faktor diluar penelitian ini. Hasil penelitian ini juga menyarankan perlu adanya program manajemen pengelolaan program pengelolaan kelelahan kerja dan perbaikan lingkungan untuk pencahayaan.
ABSTRACT
This thesis discusses factors related to work fatigue on PT.X. This research is a qualitative and quantitative research with cross sectional or cross sectional research design which is used to find out the relationship between independent and dependent variables studied simultaneously in one time with research unstrumen in the form of questionnaire and environmental measurement. The results of this study are factors that play a significant role in influencing work fatigue, sex, sleep quality, work motivation and work stress, while other variables do not significantly affect work fatigue. This study predicts about 63,1 workplace factors that affect total work fatigue and 36,9 can be explained from factors outside this study. The results of this study also suggest the need for management program management program fatigue management work and environmental improvements for lighting.
2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Jauhari Rakhman
Abstrak :
Hazard mikrobiologi yang dapat menimbulkan penyakit dan efek kesehatan yang merugikan pada personel laboratorium dapat dikelompokan berdasarkan Risk Group dengan perlindungan dan tindakan pencegahan berupa penerapan Biosafety Level. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui evaluasi kesiapan laboratorium mikrobiologi PT SCI dalam menangani hazard mikrobiologi berdasarkan biosafety level 2. Pengambilan data menggunakan data sekunder dengan review dokumen dan rekaman data, serta pengambilan data primer melalui observasi, pengamatan langsung dan wawancara yang mendalam terhadap para informan. Hasil penelitian menunjukan pengelompokan Hazard Mikrobiologi termasuk dalam Risk Group 2 dengan Biosafety Level yang diterapkan adalah level 2. Evaluasi kesiapan di Laboratorium menunjukan presentase sebesar 80% dengan perlunya perhatian dan peningkatan komitmen baik manajemen maupun seluruh personel terkait fasilitas laboratorium, praktik analisa, perlindungan personal (APD), akses laboratorium, proteksi kebakaran, kebersihan dan kerapihan, praktik dan prosedur umum laboratorium, kontrol teknik umum, program kesehatan dan keselamatan kerja serta pelatihan dan program terkait biosafety, pengelolaan limbah, penyimpanan di lemari es/freezer, penyimpanan bahan kimia, peralatan tabung gas, desain laboratorium dan tanda peringatan laboratorium. Penuhan persyaratan dapat diterapkannya Sistem Manajemen Bio-risiko yang komprehensif dengan mengidentifikasi, menilai, mengendalikan, dan mengevaluasi serta perbaikan berkelanjutan melalui siklus perencanaan, pelaksanaan, peninjauan, dan peningkatan proses serta tindakan yang dilakukan laboratorium untuk mencapai tujuan. ......Microbiological hazards that can cause disease and adverse health effects on laboratory personnel can be grouped based on the Risk Group with protection and preventive measures in the form of applying the Biosafety Level. This study aims to determine the evaluation of the readiness PT SCI's microbiology laboratory in handling microbiological hazards based on biosafety level 2. Collecting data using secondary data by reviewing documents and recording data, as well as collecting primary data through observation, direct observation and in-depth interviews with informants with direct interviews. The results showed that the grouping of Microbiological Hazards included in Risk Group 2 with the level of biosafety or Biosafety Level applied was level 2. Evaluation of readiness in the laboratory showed a percentage of 80% with the need for attention and increased commitment from both management and all personnel related to laboratory facilities,, analytical practices, Personal Protection Equipment (PPE), laboratory access, fire protection, cleanliness and tidiness, general laboratory practices and procedures, general engineering controls, occupational health and safety programs and training and programs related to biosafety, waste management, refrigerator/freezer storage, chemical storage, equipment gas cylinders, laboratory designs and laboratory warning signs. The fulfillment of the requirements can be applied to a comprehensive Bio-risk Management System by identifying, assessing, controlling, and evaluating as well as continuous improvement through the cycle of planning, implementing, reviewing, and improving the processes and actions taken by the laboratory to achieve the objectives.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library