Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 217 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mochamad Haithami Achmad
"ABSTRAK
Harga bahan bakar minyak (BBM) dunia yang terus naik berpengaruh secara langsung terhadap kondisi ekonomi di Indonesia. Beban subsidi yang ditanggung oleh pemerintah untuk konsumsi BBM dalam negeri menyebabkan defisit anggaran pada APBN. Beban subsidi yang ditanggung oleh Pemerintah tersebut akan makin besar seiring dengan kenaikan harga BBM di pasar internasional yang pada akhirnya akan makin membebani APBN. Berkaitan dengan makin tingginya beban subsidi BBM yang ditanggung oleh pemerintah, maka pemerintah merencanakan pengembangan pola substitusi sumber energi alternatif.
Pemerintah mentargetkan untuk menghapus subsidi kerosene (minyak tanah) secara bertahap dan menggantikannya dengan pemberian subsidi liquefied petroleum gas (LPG). Program substitusi dari kerosene (minyak tanah) ke LPG tersebut didasari dengan fakta bahwa trend konsumsi energi rumah tangga dunia terutama di Asia didominasi oleh penggunaan LPG dan juga dari perhitungan beban subsidi yang ditanggung pemerintah ternyata akan lebih kecil jika subsidi dialihkan kepada penggunaan LPG. Perhitungan perbandingan besarnya subsidi kerosene (minyak tanah) dengan LPG disimulasikan dalam perhitungan model keekonomian yang hasil perhitungannya menunjukkan potensi penurunan subsidi yang akan ditanggung pemerintah dengan adanya program peralihan ke LPG sebesar Rp 15,02 trilliun / tahun. Adapun perhitungan point of supply dari rantai suplai dan distribusi LPG pertamina nasional turut disajikan yang hasil akhirnya menampilkan harga jual keekonomisan LPG pertamina nasional tanpa subsidi ke konsumen sektor rumah tangga sebesar Rp 7.231,81 / Kg.
Sehubungan dengan program substitusi tersebut dilakukan analisis pembangunan jaringan moda distribusi LPG. Langkah-langkah yang dilakukan adalah perancangan program substitusi pemerintah daerah dengan target dan waktu pencapaian, melakukan sosialisasi penggunaan LPG, analisis respon masyarakat pengguna, dan menyusun sistem distribusi dari Pertamina ke Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) sampai ke agen penjualan. Pada studi ini ditampilkan perhitungan nilai tambah pengembangan penggunaan LPG dari sudut pandang peluang pendirian usaha transportasi darat pendukung SPBBE bagi pihak swasta. Dari hasil simulasi perhitungan indikator kelayakan ekonomi diperoleh nilai IRR untuk usaha transportasi SPPBE sebesar 32,76% dan nilai NPV Rp 110.391.320,95 dengan jangka waktu Pay Out Time hanya 2,6 tahun sehingga peluang usaha transportasi SPPBE dinyatakan layak untuk dijalankan.

ABSTRAK
The ongoing world fuel price hike directly affects Indonesia economy. The subsidy given by the government for domestic fuel consumption created deficit in the State Budget. Subsidy given by the government will increase hand in hand with the fuel price hike in the international market, which will then eventually, give more burdens to the State Budget.
Given the condition, the government then developed a plan of alternative energy source substitute pattern. Indonesia government targets itself to eliminate kerosene subsidy in stages and replace the subsidy into liquefied petroleum gas (LPG). Substitution program from kerosene to LPG is based on the fact that the world?s household energy consumption trend, particularly in Asia, is dominated by the use of LPG. Another fact comes from the calculation that shows that subsidy given by the government will be less if the subsidy is directed to LPG.
The calculation on kerosene to LPG subsidy comparison is simulated in the economy model and the results shown that the potential government subsidy retrenchment of using LPG instead of kerosene will be Rp 15,02 trillion / year. The yield of point of supply calculation from the supply chain and LPG distribution indicate that the economical sales price of LPG without subsidy given to the household sector consumers is Rp 7.231,81 / Kg.
This study then conducted LPG distribution network development analysis to apply the substitution program. Steps taken are local government substitution program planning that is targeted by time and achievements, socialization of LPG use, analysis of consumers? response and development of distribution system from Pertamina to the LPG Station (SPPBE) and to the sales representative agents. LPG use development added value calculation of land transportation business provider from the perspective of private sector as the supporter of LPG station is also provided in this study. From the simulation of economic feasibility calculation presents that the value of IRR for LPG trucking business is 32,76% with NPV value Rp 110.391.320,95 and Pay Out Time is only 2,6 years. As a conclusion, all of those results indicate that the LPG trucking business opportunity is feasible to be implemented.
"
2008
T24758
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aruansyah Abdul Gani
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49198
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yanda Putra
"Pada skripsi ini dilakukan pemodelan dan simulasi reaktor unggun tetap aliran membalik heterogen satu dimensi, adiabatik untuk reaksi oksidasi S02 (dalam arah aksial) dengan mempertimbangkan faktor-faktor hidrodinamika yang ada pada reaktor, juga perpindahan massa dan energi antar fasa ( fasa gas dan fasa padatan ), serta reaksi permukaan.
Reaktor unggun tetap aliran membalik merupakan reaktor dengan arah aliran gas yang selalu berbalik untuk menjebak zona panas yang ada sehingga diperoleh pemanasan sendiri (autotermal) sehingga temperatur reaktor akan naik untuk rentang waktu yang ditentukan.
Model yang dikembangkan dibagi dalam dua fasa, yaitu fasa gas dan fasa padatan. Penyelesaian persamaan untuk kedua fasa dilakukan dengan mempergunakan metoda kolokasi orthogonal tujuh titik seperti yang telah dikembangkan oleh Finlayson. Persamaan aljabar dalam bentuk matriks yang diperoleh kemudian diselesaikan secara simultan dengan menggunakan metode Runge Kutta orde empat.
Hasil yang didapatkan dalam simulasi ini yaitu berupa profil temperatur dan konversi baik itu di fasa gas ataupun di fasa padat. Variasi berbagai parameter dilakukan untuk mengetahui perilaku model tersebut pada berbagai kondisi.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa konversi dan temperatur akan meningkat dengan semakin lamanya cycle time. Sedangkan peningkatan jari-jari pellet akan menurunkan temperatur dan konversi. Pertambahan panjang reaktor akan meningkatkan temperatur dan konversi sedangkan pertambahan fraksi dari umpan akan menyebabkan kenaikan temperatur, tetapi hal ini akan menyebabkan adanya penurunan pada konversi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49161
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nonni Soraya Sambudi
"Sebagai bahan bakar alternatif, etanol dapat digunakan dalam bentuk campuran maupun bahan bakar murni. Keunggulan etanol dibandingkan bensin sebagai bahan bakar adalah minimnya polutan standar yang dihasilkan seperti karbon monoksida. Proses oksidasi dan pembakaran etanol menggunakan 372 reaksi elementer dan menghasilkan senyawa antara maupun produk akhir yang beragam.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu tunda ignisi (ignition delay times), polutan yang mungkin dihasilkan dan pengaruh temperatur, tekanan dan rasio ekivalensi pada reaksi oksidasi dan pembakaran etanol. Untuk mencapai semua tujuan tersebut, diperlukan suatu model kinetika kimia oksidasi dan pembakaran etanol yang menyeluruh sehingga memiliki rentang validasi yang luas dan representatif terhadap kondisi oksidasi dan pembakaran yang sebenarnya.
Hasil perhitungan divalidasi dengan data percobaan yang diperoleh dari penelitian dengan flow reactor dan jet stirred reactor untuk profil konsentrasi dan shock tube untuk waktu tunda ignisi. Hasil perhitungan menunjukkan kesesuaian yang baik terhadap data penelitian. Analisis mekanisme dilaksanakan dengan menggunakan analisis sensitivitas dan analisis aliran reaksi. Analisis sensitivitas digunakan untuk mengidentifikasi tahapantahapan reaksi pembatas laju. Analisis aliran reaksi digunakan untuk menghitung persentase kontribusi reaksi pada pembentukan atau konsumsi spesi kimia.
Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa reaksi OH O + H O2 + merupakan reaksi yang paling sensitif untuk waktu tunda ignisi. Simulasi oksidasi dan pembakaran etanol dilakukan pada rentang temperatur 1000-2000 K, tekanan 1-15 atm dan rasio ekivalensi (f) 0.5-2. Simulasi dilakukan dengan menggunakan bantuan software Chemkin 3.7.1. Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan suatu kontribusi penting dalam mengevaluasi kelayakan penggunaan bahan bakar yang mengandung etanol.

Ethanol as an alternative fuel can be used either in a mixture or single component. The advantage of ethanol over gasoline as fuel is the minimum standar pollutant emmited from its burning, such as carbonmonoxide. Ethanol oxidation and combustion processes use 372 elementary reantions and yield various of intermediates and products.
This computational study has several purposes to find out, such as ignition delay times, emmited pollutants and influences of pressure, temperature and equivalence ratio in ethanol oxidation and combustion. Hence, a comprehensive and representative chemical kinetic model for ethanol oxidation and combustion is needed to fulfill the purposes of this study. This model is expecteded for high validation and represents the real condition of ethanol oxidation and combustion.
The computational results are compared to the experimental data from flow reactors and jet stirred reactors for concentration profiles, and shock tube for ignition delay times. Good agreement was found for the validation with experimental data. Mechanism analyses were doing by applying the sensitivity and reaction flow analyses. A sensitivity analysis is used to identify rate-limiting reaction steps. A reaction flow analysis calculates the percentage of reaction contribution to the formation or consumption of chemical species.
Sensitivity analysis shows that OH O + H O2 + as the most sensitive reaction for ignition delay times. Ethanol oxidation and ignition simulation processes were conducted in temperature range of 1000-2000 K, pressure range of 1-15 atm and equivalence ratio (f) range of 0.5-2.0. The simulation was performed using Chemkin 3.7.1 software. Hopefully, the results of this study will give a strong contribution in feasibility evaluation of using ethanol as a fuel.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49740
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Norman Kartaatmadja
"Aditif bensin seperti TEL ataupun MTBE dimaksudkan untuk menaikkan angka oktana agar pembakaran mesin menjadi lebih baik. Penggunaan aditif tersebut mulai dihindari karena memiliki efek berbahaya bagi lingkungan dan makhluk hidup karena adanya logam berat dan senyawa kimia beracun lainnya. Pada penelitian ini, aditif bensin dibuat dengan bahan baku minyak sawit melalui tahapan reaksi transesterifikasi, reaksi perengkahan dan reaksi epoksidasi. Minyak sawit diubah menjadi metil ester melalui reaksi transesterifikasi. Metil ester akan mengalami proses perengkahan katalitik dengan katalis H-Zeolit yang menggunakan sistem semi-kontinu, dimana produk perengkahan akan diperoleh secara kontinu sedangkan umpan ditambahkan secara berkala. Dengan sistem semi-kontinu ini diperoleh dua jenis produk yaitu Distilat Crack Product dan Bottom Crack Product. Distilat Crack Product akan mengalami reaksi epoksidasi dengan hidrogen peroksida (H2O2) dan katalis asam formiat. Produk sintesa yang akan dijadikan aditif bensin ini diharapkan dapat meningkatkan angka oktana dan juga memberikan sifat pelumasan akibat gugus fungsi yang dimilikinya. Pengujian angka oktana dilakukan terhadap campuran 5% volume aditif bensin dan 95% volume bensin premium (RON 85) menggunakan mesin uji CFR-F1 (Cooperative Fuel Research F1) dengan metode ASTM D 2699 dan diperoleh peningkatan angka oktana dari 85 menjadi 86.4. Perhitungan pencampuran linier dari data pengujian dengan metode ASTM D 2699 untuk menghitung angka oktana aditif bensin menghasilkan angka oktana sebesar 113, dengan asumsi tidak terjadi reaksi kimia pada pencampuran aditif dengan bensin. Berdasarkan hasil karakterisasi menggunakan uji densitas, uji viskositas dan uji FTIR dapat disimpulkan bahwa Distilat Crack Product dan Bottom Crack Product telah mengalami perengkahan menggunakan sistem semi-kontinu, dimana Distilat Crack Product lebih terengkah dibandingkan Bottom Crack Product. Selain itu, hasil karakterisasi juga menunjukkan adanya gugus epoksida pada aditif bensin yang merupakan senyawa oksigenat sehingga dapat berfungsi sebagai aditif bensin peningkat angka oktana. Hadirnya gugus epoksida dan gugus karboksil pada aditif bensin dapat memberikan sifat pelumasan pada permukaan logam.

Gasoline additive likes TEL or MTBE used for increasing _Ctane number, so the combustion process becomes better. Recently, that additive prohibited because containing heavy metal and other dangerous chemical substance that can give a harmful effect for environment and organism. In this research, gasoline additive made from palm oil through transesterification reaction, catalytic cracking reaction, and epoxidation reaction. Palm oil synthesized becomes methyl ester through transesterification reaction. Methyl ester synthesized through catalytic cracking reaction with H-Zeolit catalyst using semi-continue system, become two kinds of products, which are Distillate Crack Product and Bottom Crack Product. Distillate Crack Product synthesized with hydrogen peroxide using formic acid catalyst in epoxidation reaction. Synthesized product that will be a gasoline additive could increase _Ctane number and has lubrication effect, because of its functional groups. _Ctane number testing use CFR-F1 (Cooperative Fuel Research F1) testing machine based on ASTM D 2699 to 5% gasoline additive volume and 95% premium gasoline volume (RON 85) blending and we get the increasing in _Ctane number from 85 to 86.4. Based on the _Ctane number data from ASTM D 2699, we can do linier blending calculation that gives an _Ctane number 113, with assumption that no chemical reaction _Ccur in the blending. Based on characterization results using density, viscosity and FTIR testing, we can conclude that Distillate Crack Product and Bottom Crack Product have cracked using semi-continue system, which Distillate Crack Product is more cracking than Bottom Crack Product. Besides that, there is epoxide group in gasoline additive and it is an oxygenate substance that can be a gasoline additive for increasing the _Ctane number. Epoxide group and carboxyl group in gasoline additive will give a lubrication effect to metal surface."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S49790
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhrur Razy
"Emisi dari tangki penyimpanan cairan organik perlu diminimalisir untuk beberapa alasan: kerugian finansial, dampak lingkungan terhadap kesehatan, dan resiko kebakaran atau ledakan. Emisi ini perlu diestimasi untuk melihat tingkat kerugian yang ditimbulkan. Perhitungan ini dilakukan oleh piranti lunak yang dikembangkan dengan menggunakan bahasa pemrograman Micosoft Visual Basic (VB) .NET.
Piranti lunak yang dinamai TANGKI ini menghitung emisi dengan menggunakan korelasi AP-42 yang dikembangkan oleh American Petroleum Institute (API). Namun, pada korelasi ini, perhitungan tekanan uap campuran cairan organik hanya menggunakan hukum Raoult (untuk campuran ideal). Untuk memperbaiki perhitungan tekanan uap cairan organik agar mendekati kondisi nyata, maka digunakan pendekatan kontribusi gugus atau koefisien aktifitas termodifikasi Dortmund (UNIFAC-Do). Tampilan TANGKI menggunakan bahasa Indonesia.
Dengan menggunakan piranti lunak ini, kemudian dianalisis keakuratan perhitungan tekanan uap campuran organik biner oleh kedua pendekatan tersebut terhadap data percobaan. Selanjutnya, hasil perhitungan tekanan uap ini dianalisis pengaruhnya terhadap perhitungan emisi kerja (LW) pada tangki vertikal atap tetap (VFRT). PDAR (deviasi) rata-rata hasil perhitungan tekanan uap dan emisi kerja dengan menggunakan metode UNIFAC-Do untuk 3 campuran biner (3,58% dan 4,54%) terbukti jauh lebih kecil dibandingkan dengan menggunakan hukum Raoult (22,02% dan 33,16%).

Emission from organic liquid storage tanks have to minimized for several reasons: financial losses, environment effects to health, and fire or explosion risks. This emission need to be estimated for analyzing of how much losses emerged. This calculation is done by a software developed with Microsoft Visual Basic (VB) .NET programming language.
The software called TANGKI calculate emissions using AP-42 correlations developed by American Petroleum Institute (API). Unfortunately, in these correlations, organic liquid vapor pressure calculation is only using Raoult?s law (for ideal mixture). To fix organic liquid vapor pressure calculation so that nearly to the real condition, thus Dortmund modified group contribution or activity coefficient approach (UNIFAC-Do) is used. TANGKI user interface language is using Bahasa Indonesia.
Using this software, binary organic mixture vapor pressure calculations accuracy of both approaches is compared and analyzed with experiment data. Then, these vapor pressure calculations results is analyzed for the influence to the vertical fixed roof tanks (VFRT) working losses calculations. Average PDAR (deviation) of vapor pressure and working losses calculations using UNIFAC-Do approach for three binary mixture (3.58% and 4.54%) is proven much less then using Raoult?s law (22.02% and 33.16%)."
2007
S49720
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vidi Viciyandrie
"ABSTRAK
Gas alam merupakan salah satu sumber daya alam yang melimpah di
Indonesia. Gas alam menjadi alternatif baru sebagai penghasil sumber energi
karena sudah mulai terbatasnya minyak bumi. Keterbatasan tersedianya
infrastruktur dalam hal ini adalah kilangpengolahan gas alam itu sendiri, jaringan
pipa yang digunakan untuk distribusi gas, dan juga teknologi yang diterapkan
belum dilakukan secara optimal, sehingga pemanfaatan gas alam masih jauh di
bawah pemanfaatan bahan bakar minyak yang menjadi sumber energi minyak
bumi yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat.
Prediksi kebutuhan bahan bakar semakin lama semakin meningkat. Pada
bagian analisis pasar di prediksi peningkatan kebutuhan bahan bakar gas di Jawa
Barat mencapai shortage 400-820 MMSCFD hingga tahun 2015. Berdasarkan
ketersediaan gas di Lapangan Gas Suban yang mencapai 8.4 tcfg maka kilangini
akan di rancang dengan kapasitas 600 MMSCFD terdiri dari 2 train unit
pengolahan dan diperkirakan akan berproduksi selama 40 tahun.
Untuk dasar perhitungan dalam perancangan kilang ini, akan dibantu
dengan simulasi menggunakan software HYSYS 3.1. Gas jual dan kondensat
dihasilkan melalui proses awal dan proses utama. Proses awal adalah proses
pendinginan dan pemisahan bertujuan untuk mendinginkan gas umpan dan
memisahkan fraksi berat secara fisik berdasarkan efek tumbukan dan perbedaan
berat jenis. Selanjutnya akan dilanjutkan pada proses utama penghilangan
pengotor yang terkandung di dalam gas.
Proses sweetening dan refrigerasi merupakan proses utama yang akan
memisahkan gas alam menjadi produk gas jual dan kondensat. Pada proses
sweetening akan menggunakan absorbsi larutan amin untuk menyerap kandungan
H2S dan CO2 dalam gas dan absorbsi larutan glikol untuk menyerap kandungan
air dalam gas. Sedangkan pada proses refrigerasi berfungsi untuk mendinginkan
gas sampai titik embun sehingga fraksi berat akan terkondensasi, komponen
pendingin pada refrigerasi menggunakan propana. Produk gas jual dan kondensat
direncanakan akan didistribusikan menggunakan jalur perpipaan sebagai media
transportasi.
Hasil neraca massa dan energi berdasarkan running HYSYS didapatkan
efisiensi proses sebesar 97,43 % dan 97,246 %, dimana semua data ini
menunjukkan bahwa proses yang berlangsung didalamnya sudah berjalan baik
dan mempunyai efisensi proses yang besar. Selain itu didapatkan juga desain alat
dengan semua dimensi atau ukuran berdasarkan hasil sizing yang didapatkan pada
hasil running HYSYS. Semua data tersebutkan didapat berdasarkan jenis proses,
kegunaan serta nilai parameter yang digunakan untuk dapat menghasilkan produk
sesuai dengan standar.
Selain aspek teknis diatas, untuk penentuan kelayakan suatu kilangmaka
perlu ditinjau dari segi ekonomi. Parameter tinjauan kelayakan tersebut
didasarkan pada 3 hal yaitu Net Present Value (NPV) lebih besar dari 0, Internal
Rate Return lebih besar dari tingkat suku bunga yaitu 11 dan Payback Period
kurang dari 8 tahun. Pada tinjauan ini didapatkan data NPV = $76.185.320,
IRR = 12,42 % dan PBP = 7 tahun. Sehingga dari data tersebut dapat disimpulkan
bahwa kilangpengolahan gas alam ini layak untuk dibangun.
Kata Kunci : Gas Alam, Sweetening, Suban"
2008
S49725
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andita Kusuma Dewi
"Ketergantungan dan kelangkaan bahan bakar fosil adalah masalah energi yang akan dihadapi di masa yang akan datang berikut dampaknya terhadap lingkungan. Pengembangan dan pemanfaatan sumber energi alternatif merupakan hal yang penting untuk dilakukan dalam rangka mengantisipasi masalah energi dan lingkungan tersebut. Salah satu jenis energi alternatif yang telah banyak berkembang di Indonesia adalah biodiesel. Diberlakukannya Keputusan No.3675K/24/DJM/2006 perihal diperbolehkannya pencampuran bahan bakar minyak solar dengan biodiesel membuka pangsa pasar biodiesel sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Namun, belum ada suatu sistem pendistribusian biodiesel yang terstruktur dan terintegrasi yang dapat mengoptimalkan pemanfaatannya dan menjaga keberlangsungan persediaannya dari segi biaya dan energi.
Dalam penelitian ini dirancang sebuah simulasi daur hidup energi dan rantai suplai biodiesel sebagai bahan bakar alternatif untuk kendaraan bermotor dengan studi kasus di DKI Jakarta. Simulasi rantai suplai ini melibatkan seluruh aspek yang terkait serta mengintegrasikannya mulai dari perkebunan kelapa sawit, pabrik CPO, pabrik olein, pabrik biodiesel, depot, sampai SPBU. Terdapat dua skenario yang digunakan dalam simulasi ini. Pada skenario pertama biodiesel digunakan sebagai bahan bakar substitusi BBM solar sepenuhnya sedangkan skenario kedua mempertimbangkan biodiesel sebagai bahan bakar alternatif yang menjadi pilihan disamping BBM solar dengan dua alternatif pilihan rute. Rute pertama melalui pabrik olein sebagai bahan baku biodiesel sedangkan rute kedua bahan baku biodiesel langsung berasal dari CPO tanpa diolah menjadi olein terlebih dahulu.
Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan didapatkan nilai efisiensi daur hidup energi tertinggi dan rasio energi fosil tertinggi diperoleh pada Skenario Alternatif b yaitu 78,7% dan 1,3. Sedangkan nilai emisi CO2 yang terendah di atmosfir diperoleh pada Skenario 1.b. Didapatkan pula harga biodiesel terendah diperoleh pada Skenario 1.b yaitu antara Rp 4785,00 ? Rp 5041,00. Dari hasil simulasi tersebut didapatkan Skenario 1.b dengan pasokan CPO utama di Sumatera Selatan dan pabrik biodiesel di Cikupa, Tangerang dapat menjadi pilihan untuk menanggulangi masalah energi dan lingkungan.

Dependency and the lack of fossil fuel are problems from the energy crisis in present and in the future plus the impact on the environment. To develop and to use alternative energy has been an important effort in anticipating the crisis of energy and environment. One of the alternative energies that is already being developed in Indonesia is biodiesel. Government regulation No.3675K/24/DJM/2006 that allows the mixing of diesel fuel with biodiesel, enables biodiesel to be used as a transportation fuel and further expand its market. However, there isn?t any structurized and integrated system for the distribution of biodiesel that can optimized the usage of biodiesel and sustain its availability from an energy and cost based point of view.
In this research, the simulation of biodiesel energy life cycle and supply chain as an alternative fuel for land transportation is designed with case study in DKI Jakarta province. This simulation involves all aspects that are related to biodiesel production, integrating it from its beginning at palm nursery, CPO producer, olein industry, biodiesel industry, depot, with the final stage at the gas station (SPBU). There are two scenarios that are used in this simulation. In the first scenario, biodiesel is used as a substitution for all diesel fuel. In the second scenario, biodiesel is used as an option to diesel fuel. Each scenario have two alternative routes. In the first route, the raw material for making the biodiesel is obtained from olein industry, while in the second route, the raw material is comes directly from CPO.
Based on the simulation, the highest life cycle energy efficiency and fossil fuel ratio are obtained from Scenario with Alternative b which are 78.7% and 1.3 ratio. The lowest CO2 emission released to atmosphere is obtained from Scenario 1.b The simulation also resulted the lowest price of the biodiesel which is get from Scenario 1.b around Rp 4785,00 ? Rp 5041,00. The simulation concludes that Scenario 1.b with CPO supply from South Sumatera and biodiesel plant on Cikupa, Tangerang could be a scenario that can help to overcome the crisis of energy and environment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S49687
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>