Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amanda Badar
Abstrak :
ABSTRAK
Manufaktur merupakan salah satu sektor industri yang memiliki risiko kelelahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan faktor risiko yang berhubungan dengan pekerjaan dan yang tidak berhubungan dengan pekerjaan terhadap keluhan kelelahan. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2019 dengan melibatkan 113 pekerja mandor, 77 pekerja tiang pancang, dan 62 pekerja kantoran di PT Waskita Beton Precast Tbk Plant Karawang yang merupakan perusahaan manufaktur beton dan ready mix. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan menggunakan instrumen pengumpulan data subjektif berupa kuesioner FAS, OFFER, PSQI, dan kuesioner kombinasi psikososial. Pengumpulan data secara objektif menggunakan aplikasi Sleep-2-Peak. Variabel bebas faktor risiko terkait pekerjaan dalam penelitian ini adalah masa kerja, waktu istirahat, waktu pulang pergi, jenis pekerjaan, shift kerja, kerja lembur, kerja sampingan, upaya kerja, imbalan kerja, dukungan sosial, kepuasan kerja, dan pekerjaan. stres, sedangkan faktor risiko yang tidak berhubungan dengan pekerjaan adalah usia, pendidikan, status gizi, status merokok, status kesehatan, kuantitas tidur, dan kualitas tidur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kelelahan dengan faktor risiko masa kerja, shift kerja, kerja lembur, upaya kerja, imbalan kerja, dukungan sosial, kepuasan kerja, stres kerja, pendidikan, status gizi, status kesehatan, kuantitas tidur dan kualitas. Oleh karena itu perlu dilakukan pengendalian lebih lanjut dalam menangani masalah kelelahan pada PT Waskita Beton Precast Tbk Plant Karawang.
ABSTRACT
Manufacturing is one of the industrial sectors that has the risk of fatigue. The purpose of this study was to analyze the relationship of work-related and non-work-related risk factors to fatigue complaints. The research was conducted in May-June 2019 involving 113 foreman workers, 77 pile workers, and 62 office workers at PT Waskita Beton Precast Tbk Plant Karawang which is a concrete and ready mix manufacturing company. The research design used was cross sectional using subjective data collection instruments in the form of FAS, OFFER, PSQI, and psychosocial combination questionnaires. Objective data collection using the Sleep-2-Peak application. The independent variables of work-related risk factors in this study were period of work, rest time, commute time, type of work, work shifts, overtime work, side work, work effort, work benefits, social support, job satisfaction, and work. stress, while risk factors that are not related to work are age, education, nutritional status, smoking status, health status, sleep quantity, and sleep quality. The results showed that there was a significant relationship between fatigue and risk factors for working period, shift work, overtime work, work effort, work benefits, social support, job satisfaction, job stress, education, nutritional status, health status, sleep quantity and quality. Therefore, it is necessary to carry out further control in dealing with fatigue problems at PT Waskita Beton Precast Tbk Plant Karawang.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mufida Fati
Abstrak :
Dalam industri transportasi, permasalahan kelelahan menjadi salah satu isu penting yang erat kaitannya dengan kesehatan dan kualitas hidup pengemudi, serta potensi kecelakaan. Pekerjaan mengemudi merupakan suatu pekerjaan yang membutuhkan tingkat konsentrasi tinggi karena memerlukan koordinasi yang cepat dan tepat antara indera, sehingga mengemudi merupakan suatu pekerjaan yang sangat berisiko tinggi mengalami kelelahan. Terdapat banyak faktor risiko kelelahan pada pengemudi, baik itu dari faktor pekerjaan maupun faktor non pekerjaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara faktor risiko pekerjaan dan non pekerjaan dengan kelelahan pada pengemudi. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang diadopsi dari kuesioner Fatigue Assessment Scale (FAS) dan Occupational Fatigue Exhaustion Recovery (OFER) untuk mengukur kelelahan pengemudi secara subjektif dan menggunakan aplikasi Sleep-2-Peak untuk mengukur kelelahan pengemudi secara objektif. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara masa kerja, waktu isitrahat, jenis pekerjaan, monotoni, usaha kerja, penghargaan kerja, stress kerja, usia, dan kualitas tidur dengan kelelahan. Oleh karena itu perlu diadakan pengembangan program pencegahan dan pengendalian kelelahan (fatigue management) di tempat kerja, melihat hubungan faktor pekerjaan lebih dominan terhadap kelelahan dibandingkan faktor non pekerjaan.
In the transportation industry, fatigue has become one of the important issues that are closely related to the health and quality of life of the driver, as well as the potential for accidents. Driving is a job that requires a high level of concentration because it requires fast and precise coordination between the senses, so driving is potentially pose a greater risk to fatigue. There are many risk factors that can contribute to driver fatigue from work related and non work related factors. This study was conducted  to determine the relationship between work related and  non-work related factors to driver fatigue. The research is using cross sectional study design. Data was collected by using an adopted questionnaire from the Fatigue Assessment Scale (FAS) and Occupational Fatigue Exhaustion Recovery (OFER) to measure driver fatigue subjectively and the Sleep-2-Peak application to measure driver fatigue objectively. Univariate and bivariate logistic regression  was used to analyze the data. The results showed that there was a significant association between work period, rest breaks, type of work, monotony,effort, reward, work stress, age, and quality of sleep with fatigue. Therefore, it is necessary to develop a fatigue management program in the workplace, refers to the result that the relationship between work related factors and fatigue is more dominant than non-work related factors.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library