Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ari Djakaria
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini menelaah mengenai dasar-dasar yang melandasi kebijaksanaan politik luar negeri Khadafi dengan melihat motivasi-motivasi politik Khadafi, masalah-masalah yang terjadi di dalam negeri Libya, dan masalah keamanan nasional Libya di tingkat regional. Kebijaksanaan politik luar negerinya terhadap Chad dilihat dari latar belakang hubungan kedua negara, krisis yang terjadi di Chad dan. peranan Libya dalam krisis tersebut, sampai dengan terjadinya intervensi militer Libya tahun 1980 dan 1983. Politik luar negeri Khadafi terhadap Chad pada tahun 1980-1981 telah diwarnai dengan intervensi militer dan usaha penggabungan negaranya dengan Chad. Intervensi militer dan usaha penggabungan Libya terhadap Chad ini telah menimbulkan dampak yang negatif terhadap keamanan negara-negara di sekitarnya.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zein
Abstrak :
Konflik Israel-Lebanon 2006 adalah serangkaian tindakan militer dan bentrokan terus-menerus di Israel utara dan Lebanon yang melibatkan sayap bersenjata Hizbullah dan Angkatan Pertahanan Israel (Israeli Defence Force atau IDF). Konflik ini berawal ketika Hizbullah menyerang pasukan Israel yang menyusup ke daerah sekitar Alta al Chaab, Lebanon Selatan pada tanggal 12 Juli 2006, dan menawan dua tentara Israel. Namun mereka tetap dapat terus berhubungan dalam keadaan perang dan damai tanpa didasari hubungan diplomatik yang resmi, yang fungsinya sebagai perwakilan suatu negara untuk mengemukakan pendapat, negosiasi, kerjasama bilateral dan lainnya. Perang Israel-Lebanon 2006 merupakan suatu kejadian perang yang membutuhkan proses perdamaian dan diplomasi politik yang sah, serta dapat diselesaikan dengan menggunakan metode dan cara-cara yang terbaik untuk yang resmi seperti Persatuan Bangsa-Bangsa dan organisasi Konferensi Islam mampu mencegah dan menawan agresi militer Israel yang berlangsung selama 34 hari tersebut. Terjadinya perbedaan pendapat tentang perdamian yang dilakukan PBB, dengan dikeluarkannya Resolusi PBB 1701. Tetapi jika tidak ada peran organisasi internasional selaku aktor keamanan bersama tentu perang tidak akan pemah usai. Dimana salah satu tujuan PBB adalah untuk menciptakan perdamaian internasional
Israel-Lebanon conflict in 2006 was the series of military action and continues clash in north Israel and Lebanon which involved armed wing Hizbullah and Israeli Defence Force or IDF. This conflict began when Hizbullah attacked the intruder from Israeli corps who intruded into the area nearby Aita al Chaab, south Lebanon in July 12 2006 and captured two Israeli armies. Nevertheless, they still held relation each other in war and peace condition without having any legal diplomatic relation, which had function as the representative of a country to show its ideas, negotiations, bilateral cooperation and etc. the Israeli-Lebanon War in 2006 was the war which required legally political diplomacy and reconciliation process, and it could be accomplished by using method and the best ways to create the peaceful condition. The process and the present of the international legal institution such as United Nations and Islamic Conference Organization could prevent and held out military aggression from Israel which took a place for 34 days. There were different arguments about the reconciliation by United Nations because of its resolution in 1701, but if there was no role of International Organization as the collective security maker, the war must be never the end. Thus the purpose of United Nation is to create international reconciliation.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20781
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Siar Anggretta
Abstrak :
Arab Saudi adalah negara yang memiliki keunggulan geografis. Letak strategis dan sumber daya alam minyak merupakan aspek yang memberikan pengaruh terhadap politik luar negeri Arab Saudi. Untuk itu, sebagai negara bangsa sudah seharusnya Arab Saudi memahami faktor geopolitik yang dimilikinya untuk mewujudkan city-vita dan tujuan nasional serta mempertahankan kehidupan dan eksistensinya. Fokus perhatian dari geopolitik adalah hubungan dan peranan aspek kebumian dengan politik luar negeri yang dijalankan oleh suatu negara. Untuk menganalisis geopolitik Arab Saudi, digunakan teori geopolitik yang dikemukakan oleh Mackinder, yaitu teori Heartland (wilayah jantung). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya pengaruh geopolitik Arab Saudi dalam mengakhiri konflik Arab-Israel dan langkah-langkah yang ditempuh dalam proses perdamaian tersebut. Metodologi yang digunakan dalam penyusunan tesis ini adalah paradigms kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini, bahwa Arab Saudi yang secara geopolitik memiliki kemampuan dan kekuatan yang signifikan, berupaya melakukan penyelesaian konfhk Arab-Israel yang masih berlangsung sampai penelitian Mi dilakukan. Arab Saudi secara geopolitik memiliki kemampuan yang cukup baik dalam penyelesaian konflik yang terjadi antara Arab-Israel. Beberapa upaya yang dilakukan adalah dengan embargo minyak dan pengajuan proposal damai.
Saudi Arabia is a country who has geography excellent. The strategic location and oil of natural resources are aspects that influence to Saudi's foreign policy, therefore, as a nation-state, Saudi Arabia have to understand about his geopolitics aspect to create ambition and the national goal to hold the life and its existences. Attention focus of geopolitics is relationship and role earth aspects towards foreign policy of a state. For analyzing the geopolitics of Saudi Arabia used Mackinder's Heartland concept. The purpose of research for knowing the influence of geopolitics of Saudi Arabia in reconciliation in the middle east by knowing the action of Saudi Arabia in ending the Arab-Israel conflict and the taken strides for processing the mentioned reconciliation. Methodology that used in this research is qualitative paradigm with case study approach. Conclusion of this thesis is Saudi Arabia in geopolitics owns capabilities and significant strength, try to make settlement of Arab-Israeli conflict which is going on this thesis doing. Saudi Arabia in geopolitics has a good enough capability in settling the conflict between Arab-Israeli. Some expedients has been done is oil embargo and proposing peace initiative.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20796
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wirawan Sukarwo
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini membahas dominasi pihak koxporasi dalam kebiakan pcmerintahan Amerika Serikat di Timur Tengah dengan Studi kasus bisnis tentara bayaran pascaperang Irak tahun 2003. Fokus masalah dalam penelitian ini teranglcum dalam tiga pertanyaan inti. Pertama, mengapa pihak korporasi AS dapat menjalankan bisnis tentara bayaran mcrcka pascapcrang Irak tahun 2003? Kedua, bagaimana praktik bisnis tentara bayaran yang dilaksanakan Oleh AS pascaperang Irak tahun 2003? Dan, ketiga, bagaimana prospck serta tantangan bisnis tentaxa bayaran AS di Irak pada masa yang akan datang? Teori yang digunakan sebagai pisau analisis dalam penelitian ini adalah teori ekonomi neoliberal serta teori pemerintahan korporatisme. Keduanya adalah teori ekonomi politik. Dengan rnenggunakan metode kualitatif melalui pendekatan studi kasus, penelitian ini menghwilkan beberapa kesimpulan, yaitu scbagai berikut. Pcrtama, terdapat hubungan yang kuat antara pihak koprorasi dengan para politisi dari Partai Republik di AS yang menyebabkan pihak korporasi dapat melaksanakan bisnis tentara bayaran di lrak pascaperang. Kedua, bisnis tentara bayaran tersebut, dilakukan melalui pintu proyek rekonstruksi I1-ak pascaperang. Ketiga., prospek bisnis tentara bayaran di Irak pada masa yang akan datang sangat bergantung kepada karakter rezim yang berkuasa. Presiden Barrack Obama memang berjanji untuk menarik pasukan militer dari Irak, tetapi di sisi lain, dia oenderung mempenahankan tentara bayaran AS di Irak untuk mengamankan infiasturicnnr minyak yang sudah mereka kuasai.
ABSTRACT
This thesis speaks about the corporate domination of the United States govemment policy in the Middle East, in the case study the mercenaries business during postwar Iraq in 2003. This research is focused in three main questions. First, why did the United States corporate mercenaries be able to conduct their business during postwar Iraq on year 2003? Second, how did the United States run their Mercenaries Business during postwar Iraq on year2003? And the Third, what is the prospect for the US mercenaries business in Iraq and their challenges ahead? To analyze the subject, this research is using the neo-liberal economic theory and the theory of state corporatism; both are the theory of political economy. By using the qualitative method through study case analysis, this research has tinally come into three conclusions. First, there is a strong connection between the corporation and the US Republican politicians that make the corporations were able to conduct their mercenaries business during postwar Iraq. Second, the business was held by the mean of the postwar reconstruction project in Iraq. Third, the prospect of the mercenaries business will be strongly depending on the characteristic ofthe ruling govemment. Though President Barrack Obama had promised to Withdraw the US Army fiom Iraq, he tends to maintain the US mercenaries so that _they will be able to keep the Iraq Oil secured at their hands.
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T34471
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library