Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizka Ramadhanti
"Penyakit ginjal kronis merupakan masalah kesehatan masyarakat yang mendunia, karena prevalens dan insidens gagal ginjal yang terus meningkat, prognosis yang buruk, serta biaya perawatan yang tinggi. Hipertensi sebagai faktor risiko dominan dari PGK juga memiliki prevalensi yang tinggi dan mengalami peningkatan di DKI Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan hipertensi dengan kejadian PGK pada penduduk berusia ≥ 18 tahun di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif dan menggunakan desain studi cross-sectional analitik. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder dari Riskesdas 2018. Terdapat sebanyak 7.141 sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Berdasarkan hasil analisis didapatkan proporsi kejadian PGK sebesar 0,5% dan proporsi kejadian hipertensi sebesar 40,6%. Terdapat hubungan yang signifikan antara hipertensi dengan kejadian PGK dengan nilai prevalence odds ratio sebesar 2,490 (95% CI: 1,143-5,426) setelah dikontrol oleh variabel usia. Selain itu beberapa karakteristik lain seperti usia (POR=3,912; 95% CI: 1,932-7,918), diabetes melitus (POR=3,412; 95% CI: 1,405-8,285), penyakit jantung (POR=7,323; 95% CI: 3,158-16,982), dan aktivitas fisik (POR=2,324; 95% CI: 1,148-4,703) juga berhubungan secara signifikan dengan kejadian PGK. Penting untuk diselenggarakan berbagai program promosi kesehatan dengan memperbanyak kegiatan sosialisasi dan KIE terkait PGK dan hipertensi pada berbagai kelompok masyarakat dari usia muda hingga lanjut usia, sehingga dapat meningkatkan kesadaran pencegahan PGK.

Chronic kidney disease (CKD) is a global public health problem, due to the increasing prevalence and incidence of kidney failure, poor prognosis, and required high costs for its treatment. Hypertension as the dominant risk factor for CKD also has a high prevalence which keep increasing in DKI Jakarta. This study aimed to determine the association between hypertension and the incidence of CKD in people aged ≥18 years old in DKI Jakarta Province. This was a quantitative research with an analytic cross-sectional study design. The data source used was secondary data obtained from Basic Health Research (Riskesdas) 2018. There were 7,141 samples that matched the inclusion and exclusion criteria. Based on the analysis, it was found that the proportion of CKD and hypertension were 0.5% and 40.6%, respectively. There was a significant association between hypertension and CKD with a prevalence odds ratio (POR) of 2.490 (95% CI: 1.143-5.426) after being adjusted by the age variable. In addition, several other characteristics such as age (POR = 3.912; 95% CI: 1.932-7.918), diabetes mellitus (POR = 3.412; 95% CI: 1.405-8.285), heart disease (POR = 7.323; 95% CI: 3.158- 16.982), and physical activity (POR = 2.324; 95% CI: 1.148-4.703) were also significantly associated with the incidence of CKD. It is important to conduct various health promotion programs by increasing socialization, communication, information, and education activities related to CKD and hypertension to various age groups to increase the awareness of CKD prevention."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Widuri Wulandari
"Pendahuluan: Komorbid Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu faktor risiko kematian pada kasus konfirmasi Coronavirus Diseases (COVID-19). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan komorbid DM dengan kematian pada kasus konfirmasi COVID-19 di DKI Jakarta, periode Maret-Agustus 2020 setelah dikontrol dengan variabel perancu.
Metode: Desain penelitian ini adalah kohort retrospektif. Kriteria inklusi adalah kasus yang terkonfirmasi COVID-19 dengan pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) yang dilaporkan kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) provinsi DKI Jakarta, dengan variabel yang lengkap. Kriteria eksklusi adalah wanita hamil. Dari total 41.008 kasus dalam laporan COVID-19 dinkes provinsi DKI Jakarta, terdapat 30.641 kasus yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. 1.480 sampel dalam penelitian ini diambil dari semua (740) kasus COVID-19 dengan komorbid DM dan 740 kasus COVID-19 tanpa komorbid DM yang diambil melalui simple random sampling dari 29.901 kasus COVID-19 tanpa komorbid DM. Data analisis menggunakan regresi cox proporsional hazard.
Hasil penelitian menunjukkan besar hubungan kasar komorbid DM dengan kejadian kematian pada kasus COVID-19 Crude Hazard Ratio (CHR) 7,4 (95% CI 4,5-12,3, nilai p < 0,001). Besar hubungan komorbid DM dengan kejadian kematian pada kasus COVID-19 setelah dikontrol oleh kovariat (komorbid hipertensi dan kelompok usia (> 50 tahun dan < 50 tahun) adalah Adjusted Hazard Rasio 3,9 (95% CI 2,2-6,8 nilai p <0,001), yang berarti kasus COVID-19 dengan komorbid DM berisiko 3,9 kali untuk mengalami kejadian kematian.
Diskusi: Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian lainnya yang menunjukkan komorbid DM meningkatkan risiko kematian COVID-19. Untuk menurunkan kejadian kematian pada kasus COVID-19 dengan komorbid DM, diperlukan strategi pencegahan dan tatalaksana COVID-19 dengan triase dan perhatian khusus untuk tatalaksana cepat dan tepat serta monitoring untuk kasus COVID-19 dengan komorbid DM.

Introduction: Comorbid Diabetes Mellitus (DM) is one of the risk factors for Coronavirus Diseases (COVID-19) mortality. Aim of this study is to determine the association of comorbid diabetes mellitus and COVID-19 mortality among COVID-19 confirmed cases in DKI Jakarta for period March-August 2020, after being controlled with confounding variables.
Methode: The study design is a retrospective cohort. The inclusion criteria are confirmed cases of COVID-19 with Polymerase Chain Reaction (PCR) reported to the DKI Jakarta provincial health office, with complete variables. Exclusion criteria is pregnant women. Of the total 41,008 cases in the Jakarta provincial health office's COVID-19 report, there are 30,641 cases that met the inclusion and exclusion criteria. 1,480 samples in this study are taken from all (740) COVID-19 cases with comorbid DM and 740 COVID-19 cases without comorbid DM which are taken through simple random sampling of 29,901 COVID-19 cases without comorbid DM. The data were analyzed using cox proportional hazard regression.
The study result indicates that the crude association between DM and mortality among COVID-19 confirmed cases is Crude Hazard Ratio (CHR) 7,4 (95% CI 4,5-12,3, pValue < 0,001). While association between DM and mortality among COVID-19 confirmed cases after being controlled by covariates (hypertensive comorbidities and age groups (> 50 years and < 50 years) is 3.9 (95% CI 2.2- 6.8, p Value <0.001), which means that COVID-19 cases with comorbid DM have a 3.9 times risk of death.
Discussion: The results of this study are in line with other studies that indicate DM co- morbidities increase the risk of death from COVID-19. To reduce the incidence of death in COVID-19 cases with comorbid DM, a strategy for preventing and treating COVID- 19 with triage and special attention is needed for rapid and prompt management and monitoring for COVID-19 cases with comorbid DM.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library