Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Paramita
Abstrak :
Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia dengan produksi minyak kelapa sawit sebesar 60% dari produksi minyak kelapa sawit dunia. Salah satu produk industri kelapa sawit yang paling banyak digunakan oleh masyarakat adalah minyak goreng. Tingginya produksi dan konsumsi minyak goreng menjadikan produk ini sebagai salah satu komoditi yang esensial untuk menunjang kehidupan masyarakat. produksi minyak kelapa sawit menjadi kontroversi karena prosesnya yang menimbulkan kerusakan lingkungan seperti deforestasi, pelepasan gas rumah kaca, dan pencemaran ekosistem perairan. Selain itu, kemasan plastik minyak goreng yang terbuat dari bahan baku tak terbarukan juga menambah dampak terhadap kerusakan lingkungan. Untuk dapat mengatasi masalah ini dan menuju produksi minyak goreng yang berkelanjutan, penelitian ini menganalisis dampak lingkungan yang dihasilkan oleh produksi satu liter minyak goreng dengan menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA). Penelitian ini menganalisis dampak produksi minyak goreng dalam tiga jenis kemasan terhadap sepuluh kategori dampak lingkungan. Secara keseluruhan, dampak lingkungan terbesar dihasilkan oleh proses produksi minyak goreng. Proses yang paling banyak menjadi hotspot dalam kesepuluh kategori dampak adalah proses transportasi, penggunaan listrik, dan penggunaan pupuk. Jenis kemasan botol merupakan jenis kemasan yang paling banyak memiliki nilai dampak tertinggi dari sepuluh kategori yang dinilai. ......Indonesia is the largest palm oil producing country in the world with palm oil production of 60% of the world's palm oil production. One of the products of the palm oil industry that is most widely used by the community is cooking oil. The high production and consumption of cooking oil makes this product one of the essential commodities to support people's lives. The production of palm oil is controversial because the process causes environmental damage such as deforestation, the release of greenhouse gases, and pollution of aquatic ecosystems. Alongside the problem mentioned, the plastic packaging that are made of unrenewable resources will also add some environmental problems. To be able to overcome this problem and lead to sustainable cooking oil production, this study analyzes the environmental impact produced by the production of one liter of cooking oil using the Life Cycle Assessment (LCA) method. This study will analyze the environmental impacts of cooking oil production in three types of packaging on ten environmental impact categories. The cooking oil production gives the most environmental impact. The process that have the most hotspots of all categories are transportation, electricity, and fertilizer usage. The bottle type of packaging has the highest rank of all impact categories.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kantia Sidiq Permana
Abstrak :
Kegiatan pada proses gas sweetening berkontribusi pada pelepasan emisi ke udara. Penelitian ini menekankan pengaruh parameter proses terhadap emisi yang dihasilkan dengan pengembangan alat komputasi untuk perhitungan greenhouse gas (GHG) dan polusi udara berbasis UNISIM. Alat komputasi ini memungkinkan kalkulasi emisi udara (berdasarkan standar dan peraturan yang berlaku) yang terintegrasi dengan simulasi rekayasa proses pada unit natural gas sweetening. Simulasi base case untuk menghasilkan spesifikasi sales gas menggunakan pelarut MDEA menghasilkan beban emisi sebesar 1.527 tonne CO2e/day dan 0,348 tonne SO2e/day. Pada penurunan tekanan sour gas, beban emisi meningkat menjadi 1.554 tonne CO2e/day dan 0,368 tonne SO2e/day, sebagai konsekuensi penambahan sistem kompresi. Penggunaan DEA sebagai pelarut memberikan konsekuensi emisi yang tidak berbeda jauh dengan simulasi base case, yaitu sebesar 1.522 tonne CO2e/day dan 0,338 tonne SO2e/day, akibat dari peningkatan laju alir acid gas dan penurunan duty reboiler karena konsentrasi lean amine yang didominasi oleh air pada penggunaan solvent DEA. Variasi kapasitas gas menghasilkan emisi yang tidak linier, dimana penurunan kapasitas gas akan menghasilkan emisi acid gas yang semakin menurun akibat dari laju alir acid gas yang lebih rendah, disisi lain pada penurunan kapasitas gas akan terdapat titik minimum penggunaan laju alir lean amine sehingga akan terdapat titik minimum pada emisi yang dihasilkan dari unit reboiler. Untuk menghasilkan sweet gas sesuai spesifikasi LNG menggunakan pelarut DEA, beban emisi naik secara signifikan menjadi 2.652 tonne CO2e/day dan 0,747 tonne SO2e/day karena penyerapan CO2 yang lebih optimal oleh lean amine akan mengakibatkan pelepasan emisi CO2 yang lebih tinggi, selain itu penggunaan laju alir lean amine yang tinggi akan meningkatkan emisi dari unit reboiler ......Activities in gas sweetening process contribute to release emissions into the air. This research emphasizes the effect of process parameters on emissions generated by the development of computational tools for the calculation of greenhouse gas (GHG) and air pollution based on UNISIM. This computational tool enables to calculate of air emissions (based on standards and regulations) that are integrated with process engineering simulations on natural gas sweetening units. Base case simulation to produce sales gas specifications using MDEA solvent produces an emissions to 1,527 tonne CO2e/day and 0.348 tonne SO2e/day. Decrease in sour gas pressure, increases emissions to 1,554 tonne CO2e/day and 0.368 tonne SO2e/day as a consequence of the addition of the compression system. Using DEA as a solvent produces emissions of 1,522 tonne CO2e/day and 0.338 tonne SO2e/day, because an increase in acid gas flow rate and a decrease in duty reboiler due to the concentration of lean amine which is dominated by water. Variation of gas capacity produces non-linear emissions, where a decreased in gas capacity will produce acid gas emissions that decreased due to lower acid gas flow rates, on the other hand on decreasing gas capacity there will be a minimum point of lean amine flow rates so that there will be a minimum emissions from reboiler units. To produce sweet gas according to the LNG specifications using a DEA solvent, the emission rises significantly to 2,652 tonne CO2e/day and 0,747 tonne SO2e/day because absorption by lean amine will higher due to result in higher CO2 emissions, on the other hand higher of lean amine flow will increase emissions from reboiler units.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mu`to Naimah
Abstrak :
Kalkulator emisi berbasis spreadsheet UniSim yang terintegrasi dengan simulasi gas sweetening telah dibuat. Simulasi gas sweetening penelitian ini menggunakan pelarut methyl diethanolamine (MDEA). Base case sour gas memiliki laju air 145,72 MMSCFD dengan komposisi 15,74% CO2 dan 0,1% mol H2S. Pengolahan acid gas melalui venting menghasilkan beban emisi CO2equivalent, dan emisi H2S yang terbesar (masing-masing sebesar 1.432,55 tonne/day, dan 5,83 tonne/day) dibandingkan pengolahan acid gas melalui skema flare, maupun thermal oxidizer. Beban emisi CO2equivalent, dan H2S yang dihasilkan melalui skema flare masing-masing sebesar 983,67 tonne/day, dan 0,12 tonne/day. Beban emisi CO2equivalent, dan H2S yang dihasilkan melalui skema thermal oxidizer masing-masing sebesar 939,69 tonne/day, dan 5,84 x 10-4 tonne/day. Penggunaan acid+flash+sweet gas sebagai bahan bakar reboiler menghasilkan beban emisi CO2 equivalent yang paling sedikit (378,45 tonne/day) namun menghasilkan beban SO2equivalent yang tertinggi (0,89 tonne/day) jika dibandingkan dengan penggunaan bahan bakar lain (sweet gas, flash+sweet gas, dan acid+sweet gas). Semakin rendah komposisi metana pada bahan bakar, maka lebih sedikit karbon yang terkonversi menjadi CO2, dan semakin rendah beban emisi CO2equivalent. Semakin tinggi komponen H2S pada bahan bakar maka semakin tinggi beban emisi SO2. Penggunaan bahan bakar acid+flash+sweet gas menghemat penggunaan sweet gas hingga 3,47 MMSCFD jika dibandingkan dengan penggunaan sweet gas saja yang membutuhkan laju alir total 8,21 MMSCFD. Beban emisi CO2equivalent yang dihasilkan dari unit flare semakin meningkat dan beban emisi SO2equivalent semakin menurun seiring meningkatnya komposisi CO2 pada sour gas. Beban emisi dalam CO2equivalent yang dihasilkan dari flare dengan komposisi sour gas 20,74% ialah yang terbesar dibandingkan dengan komposisi CO2 yang lebih sedikit (10,74%, 12,74%, 15,74%, dan 17,74%) yaitu sebesar 1.365,18 tonne/day, namun menghasilkan beban emisi dalam SO2 equivalent yang terkecil dibandingkan komposisi CO2 yang lebih sedikit yaitu sebesar 10,32 tonne/day.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abigail Shekinah Glory
Abstrak :
Penggunaan fotokatalis TiO2 dan modifikasinya dalam produksi hidrogen secara fotokatalitik merupakan salah satu teknologi yang ramah lingkungan. Salah satu solusi untuk mengatasi keterbatasan TiO2 dalam pemanfaatan sinar tampak adalah penambahan g-C3N4 dan grafena yang memiliki kesamaan struktur 2D dengan peran yang berbeda dalam meningkatkan aktivitas fotokatalis. Penelitian ini mengkaji pengaruh loading g-C3N4 dan grafena pada TiO2 serta kombinasinya terhadap kinerja produksi hidrogen secara fotokatalitik. Sintesis katalis pada penelitian ini dilakukan dengan metode impregnasi. Karakterisasi fotokatalis dilakukan pada TiO2 P25, g-C3N4, variasi dari g-C3N4/TiO2 dan G/TiO2, serta g-C3N4/G/TiO2 dengan karakterisasi XRD, UV-Vis, dan FTIR. Uji produksi Hidrogen dilakukan dalam reaktor dengan pencahayaan internal yang dilengkapi lampu UV 20W, dan buret dengan karakterisasi produk H2 menggunakan GC. Akumulasi hidrogen yang diperoleh dengan katalis TiO2 P25, 1% g-C3N4/TiO2, 0,3% G/TiO2, dan g-C3N4/G/TiO2 secara berturut-turut sebesar 327,22 µmol, 661,43 µmol, 727,99 µmol, dan 491,2 µmol mengindikasikan bahwa 0,3% G/TiO2 adalah katalis dengan efektivitas tertinggi dengan band gap 2,97 eV yang dapat meningkatkan produksi hidrogen hingga 2,22 kali lebih tinggi dari TiO2 P25. Kombinasi g-C3N4/G/TiO2 tidak menunjukkan performa maksimal karena keberadaan g-C3N4 dan grafena secara bersamaan diduga menyebabkan adanya efek yang menghambat peran dari masing-masing promotor tersebut dalam memperbaiki performa TiO2 dalam memproduksi H2 secara fotokatalitik. ......The modification of TiO2 as a photocatalyst in photocatalytic hydrogen production is one of the environmentally friendly technologies. One of the solutions to resolve its limitation in utilizing visible light efficiently of TiO2 is the addition of Graphitic Nitride and Graphene that have a similar 2D structure with different role to improve the photocatalytic activity. This study examines the effect of loading g-C3N4 and Graphene in TiO2 along with the combination of those materials to the performance of photocatalytic hydrogen production. The synthesis process on this study was done by an impregnation method. The photocatalyst characterization was conducted on TiO2 P25, g-C3N4, variations of g-C3N4/TiO2 and G/TiO2, also g-C3N4/G/TiO2 with the method of XRD, UV-Vis, and FTIR. Hydrogen production experiment was carried out in a reactor with with 20W UV lamp, and burette with the GC analysis for the product’s characterization. The accumulation of hydrogen products for TiO2 P25, 1% g-C3N4/TiO2, 0,3% G/TiO2, and g-C3N4/G/TiO2 were 327,22 µmol, 661,43 µmol, 727,99 µmol, dan 491,2 µmol, respectively, indicating that 0.3% G/TiO2 is the most effective catalyst with a band gap of 2.97 eV that can improve the hydrogen production up to 2.22 times of TiO2 P25. The g-C3N4/G/TiO2 was not performed maximally because of the presence of g-C3N4 and Graphene simultaneously suspected could block the roles of each promoter to improve the photocatalytic performance of TiO2 in producing H2.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jenny Azzahra
Abstrak :
Salah satu teknologi produksi hidrogen yang ramah lingkungan adalah pemisahan air secara fotokatalitik dengan TiO2. Modifikasi TiO2 dengan dopan logam transisi Ni memerlukan bantuan promotor untuk memaksimalkan produksi hidrogen. Grafena dan g-C3N4 dapat berperan sebagai promotor bagi TiO2 karena memiliki kesamaan struktur 2D namun memiliki peran yang berbeda dalam produksi hidrogen secara fotokatalitik. Pada penelitian ini, loading Ni divariasikan pada Ni-G/TiO2 hingga diperoleh loading Ni terbaik dengan produksi hidrogen tertinggi, kemudian akan digunakan pada Ni-g-C3N4/TiO2 untuk membandingkan pengaruh promotor grafena dan g-C3N4. Karakterisasi fotokatalis dilakukan dengan analisis XRD, UV-Vis, dan FTIR. Uji produksi hidrogen dilakukan selama 4 jam dalam reaktor menggunakan lampu UV 20W dengan pencahayaan internal. Hasil uji produksi hidrogen untuk variasi loading Ni (0%, 0,5%, 1%, 2%, dan 4%) pada Ni-G/TiO2 berturut-turut sebesar 407,95 μmol, 450,62 μmol, 418,87 μmol, 477,89 μmol, dan 507,38 μmol. Sementara hasil uji produksi hidrogen pada TiO2 P25, g-C3N4, dan 4% Ni-g-C3N4/TiO2 berturut-turut sebesar 327,02 μmol, 291,93 μmol, dan 358,81 μmol. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komposit 4% Ni-G/TiO2 merupakan alternatif yang menjanjikan untuk produksi hidrogen secara fotokatalitik karena menghasilkan hidrogen hingga 55% lebih tinggi dari TiO2 P25. ......One of environmentally friendly hydrogen production technologies is photocatalytic water-splitting with TiO2. Modification of TiO2 with transition metal Ni requires the help of promoter to maximize hydrogen production. Graphene and g-C3N4 can act as promoters for TiO2 because they have the same 2D structure but have different roles in photocatalytic hydrogen production. In this study, Ni loading was varied on Ni-G/TiO2 to obtain the best Ni loading with the highest hydrogen production, then it would be used on Ni-g-C3N4/TiO2 to compare the effect of graphene and g-C3N4 promoters. Photocatalyst characterization was carried out by XRD, UV-Vis, and FTIR analysis. Hydrogen production test was carried out for 4 hours in a reactor using 20W UV lamp with internal lighting. The results of the hydrogen production test for variations in Ni loading (0%, 0.5%, 1%, 2%, and 4%) on Ni-G/TiO2 were 407.95 μmol, 450.62 μmol, 418.87 μmol, 477.89 μmol, and 507.38 μmol. Meanwhile, the results of the hydrogen production test on TiO2 P25, g-C3N4 and 4% Ni-g-C3N4/TiO2 were 327.02 μmol, 291.93 μmol, and 358.81 μmol. The results of this study indicate that 4% Ni-G/TiO2 is a promising alternative for photocatalytic hydrogen production because it produces up to 55% higher than TiO2 P25.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farashinta Dellarosa Nanda Pratama
Abstrak :
Modifikasi TiO2 dalam produksi hidrogen secara fotokatalitik telah luas dipelajari untuk mengatasi keterbatasannya dalam pemanfaatan sinar tampak dan rekombinasi electron- hole, salah satunya melalui kombinasi graphene dan dopan Fe. Penelitian ini mengkaji pengaruh variasi konsentrasi Fe pada fotokatalis Fe-graphene/TiO2 dan variasi sacrificial agent polialkohol terhadap produksi hidrogen. Karakterisasi fotokatalis dilakukan pada TiO2 P25 dan graphene/TiO2, Fe-graphene/TiO2 yang disintesis dengan metode impregnasi. Analisis XRD, SEM-EDX, UV-Vis DRS, dan FTIR menunjukkan keberadaan graphene dan dopan Fe pada TiO2 dengan ukuran kristal untuk TiO2 P25, graphene/TiO2, dan Fe-graphene/TiO2 masing-masing 17,68 nm, 17,66 nm, dan 15,16 nm. Uji produksi hidrogen dilakukan selama 5 jam dalam reaktor dengan pencahayaan internal, yang dilengkapi lampu UV 20W, buret dan cooling water. Analisis GC pada sampel gas buret mengkonfirmasi terjadinya pembentukan hidrogen. Akumulasi hidrogen yang diperoleh untuk konsentrasi Fe 0,2%, 0,5%, dan 0,7% berturut-turut sebesar 394 μmol, 315 μmol, dan 171 μmol, mengindikasikan 0,2% Fe pada Fe-graphene/TiO2 dengan band gap 3,03 eV memberikan produksi hidrogen hingga 80% lebih tinggi dari TiO2 P25. Produksi hidrogen secara fotokatalitik dengan Fe-graphene/TiO2 dan sacrificial agent alkohol terungkap menurun dalam urutan gliserol > etilen glikol > metanol > propilen glikol > n-propanol. Korelasi diperoleh antara produksi hidrogen dengan sifat alkohol yang menjadi kunci, terutama jumlah α-H, polaritas, dan potensial oksidasi dari alkohol. ......Modifications of TiO2 in photocatalytic hydrogen production have been widely studied to resolve its limitation in utilizing visible light and electron-hole recombination, one of them is by the combination of graphene and Fe dopant. This study examines the effect of Fe concentration variations on Fe-graphene/TiO2 photocatalyst and polyalcohol sacrificial agent variations for hydrogen production. Photocatalyst characterization was conducted on TiO2 P25 and graphene/TiO2, Fe-graphene/TiO2 which were synthesized by impregnation method. XRD, SEM-EDX, UV-Vis DRS, and FTIR analysis showed the presence of graphene and Fe dopant on TiO2 with a crystal size for TiO2 P25, graphene/TiO2, and Fe-graphene/TiO2 were 17.68 nm, 17.66 nm, and 15.16 nm, respectively. Hydrogen production experiment was carried out for 5 hours in a reactor with internal illumination, equipped with 20W UV lamp, burette, and cooling water. GC analysis of gas sample on burette confirmed the formation of hydrogen. The accumulation of hydrogen products obtained for 0.2%, 0.5%, and 0.7% Fe were 394 μmol, 315 μmol, dan 171 μmol, respectively, indicating 0.2% Fe on Fe-graphene/TiO2 with a band gap of 3.03 eV provided up to 80% higher hydrogen production than TiO2 P25. Photocatalytic hydrogen production with Fe-graphene/TiO2 and alcohol as sacrificial agent was revealed to decrease in the order glycerol > ethylene glycol > methanol > propylene glycol > n- propanol. Correlations were established between hydrogen produced and key alcohol properties, notably the number of α-H, polarity, and oxidation potential of alcohol.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Salshabila Aurelia
Abstrak :
Keberadaan limbah antibiotik di berbagai sumber air menimbulkan bahaya lingkungan yang besar, karena limbah tersebut tetap utuh dan tahan terhadap dekomposisi, sehingga menimbulkan tantangan bagi ekosistem. Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi masalah ini dengan berfokus pada penetapan muatan optimal g-C3N4 dalam komposit g-C3N4-TiO2. g-C3N4 diproduksi dari beberapa prekursor seperti melamin, disiandiamida, dan urea. Tujuan utama komposit baru ini adalah berfungsi sebagai fotokatalis yang sangat efisien untuk degradasi ciprofloksasin di bawah pengaruh pencahayaan yang berbeda. Fotokatalis yang dihasilkan akan dikarakterisasi secara menyeluruh menggunakan berbagai teknik termasuk XRD, UV-Vis DRS, SEM, dan FTIR. Degradasi ciprofloksasin akan dipantau secara cermat dengan mengumpulkan sampel larutan secara berkala dan melakukan analisis menyeluruh menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Uji degradasi akan dilakukan menggunakan reaktor foto yang dibangun secara khusus, yang akan memanfaatkan iradiasi internal dari lampu UV 20 W dan lampu tampak 23 W. Metode yang digunakan untuk percobaan ini adalah kalsinasi untuk sintesis g-C3N4, dan impregnasi untuk pencampuran komposit. Setelah melakukan percobaan, jenis komposit yang paling efektif ditemukan yaitu (5)U-CN- TiO2, dengan laju degradasi 82%, yaitu 29% lebih besar dari TiO2 murni di bawah Iradiasi sinar UV dan laju degradasi 31%, yaitu 15% lebih besar dari TiO2 murni di bawah cahaya tampak. Oleh karena itu, penambahan g-C3N4 ke TiO2 dapat meningkatkan laju degradasi fotokatalitik. ......The presence of antibiotic waste in different water sources poses a substantial environmental hazard, as it remains intact and resistant to decomposition, hence posing a challenge to the ecosystem. This study aims to address this problem by focusing on establishing the optimal loading of g-C3N4 within g-C3N4-TiO2 composite. The g-C3N4 is produced from several precursors such as melamine, dicyandiamide, and urea. The primary objective of these new composites is to function as exceptionally efficient photocatalysts for the degradation of ciprofloxacin under the influence of different lighting. The generated photocatalysts will be thoroughly characterized using a range of techniques including XRD, UV-Vis DRS, SEM, and FTIR. The degradation of ciprofloxacin will be carefully monitored by periodically collecting samples of the solution and doing thorough analysis using UV-Vis spectrophotometry. The degradation trials will be carried out using a specifically built photo reactor, which will utilize internal irradiation from a 20 W UV light and 23 W visible light. The methods used for this experiment were calcination for the synthesis of g-C3N4, and impregnation for mixing the composite. After conducting the experiment, the most effective type of composite was discovered to be (5)U-CN-TiO2, with a degradation rate of 82%, which is 29% greater than pure TiO2 under UV light Irradiation and 31% degradation rate, which is 15% greater than purê TiO2 under visible light. Therefore, the addition of g-C3N4 to TiO2 can increase the photocatalytic degradation rate.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faiza Ramadhina Kuncara
Abstrak :
Fotokatalis (M = Ni, Cu, Zn)/TiO2/g-C3N4 disiapkan menggunakan metode wet impregnation dengan memvariasikan konsentrasi setiap jenis logamnya. Variasi jenis logam dan komposisinya dipelajari untuk melihat pengaruhnya terhadap degradasi limbah farmasi antibiotik, Ciprofloksasin. Analisis karakterisasi katalis dan produk dilakukan dengan UV-Vis, UV-Vis Diffuse Reflectance Spectroscopy (UV-Vis DRS), dan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR). Dari hasil karakterisasi didapatkan nilai band gap terkecil sebesar 2.4 eV pada katalis (2) Zn/TiO2/g-C3N4. Uji degradasi Ciprofloksasin dilakukan di dalam fotoreaktor dengan penyinaran internal menggunakan lampu UV 20 Watt. Hasil degradasi dengan kalsinasi gas nitrogen pada variasi logam nikel terbaik sebesar 17% pada katalis (2) Ni/TiO2/g-C3N4, variasi logam tembaga terbaik sebesar 26% pada katalis (4) Cu/TiO2/g-C3N4, dan variasi logam seng terbaik sebesar 28% pada katalis (2) Zn/TiO2/g-C3N4. ......Photocatalysts (M = Ni, Cu, Zn)/ TiO2/g-C3N4 were prepared using wet impregnation method by varying the concentration of each metal type. The variation of metal type and its composition was studied to see its effect on the degradation of pharmaceutical waste antibiotic, Ciprofloxacin. Characterization analysis of the catalyst and product was carried out by UV-Vis, UV-Vis Diffuse Reflectance Spectroscopy (UV-Vis DRS), and Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR). From the characterization results, the smallest band gap value of 2.4 eV was obtained on (2) Zn/TiO2/g-C3N4 catalyst. Ciprofloxacin degradation test was conducted in a photoreactor with internal irradiation using a 20 Watt UV lamp. The degradation results with nitrogen gas calcination on the best nickel metal variation was 17% on (2) Ni/TiO2/g-C3N4 catalyst, the best copper metal variation was 26% on (4) Cu/TiO2/g-C3N4 catalyst, and the best iron metal variation was 28% on (2) Zn/TiO2/g-C3N4 catalyst.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edwin Wirgho
Abstrak :
Sistem rantai suplai LNG di Indonesia menjadi bagian penting dan krusial dari seluruh bisnis proses LNG. Biaya rantai suplai mencakup sebagian besar dari harga jual LNG. Oleh karena itu, keberhasilan desain sistem rantai suplai akan mengurangi beban pihak pembeli dan pemberi subsidi. Tantangan yang ada saat ini adalah sistem distribusi yang belum merata ke seluruh wilayah di Indonesia, baik dalam bentuk LNG maupun listrik. Pada penelitian ini sistem rantai suplai akan difokuskan pada distribusi LNG ke Kawasan Indonesia bagian Timur, yaitu pada daerah kepulauan Maluku dan Papua. Penelitian dimulai dengan membandingkan demanddan supply dari listrik pada seluruh PLTMG di wilayah Indonesia bagian Timur dengan kondisi serta hasil produksi dari Kilang LNG, yaitu Tangguh dan Donggi-Senoro. Data yang diperlukan seperti kapasitas dan lokasi dari rute distribusi dalam sistem rantai suplai ke setiap pembangkit. Kemudian, peneliti membandingkan beberapa metode rantai suplai yang ada secara teoritis. Metode rantai suplai yang digunakan akan didefinisikan dalam variable optimasi berupa fungsi objektif dan fungsi batasan untuk memperoleh hasil maksimal. Output keluaran dari penelitian ini adalah rute serta biaya rantai suplai yang paling optimal dengan cara mendesain suatu sistem rantai suplai dengan software GAMS. Terakhir, hasil optimasi akan di analisa untuk membandingkan dengan teoritis. ......LNG Supply Chain system has become one of the crucial parts in Indonesia's LNG business process. The overall costs of LNG products consist of the majority from the supply chain costs. Consequently, the successful of system design will decrease the burden for both first and third parties in the business. The optimal distribution system will provide an equivalent for all regions in Indonesia is the main challenge. This research will focus on the equality of electricity supply in the Eastern Region of Indonesia, Maluku, and Papua islands. Preliminary study begins with demand and supply side management will provide insights to balance between the LNG fields, Tangguh and Donggi-Senoro production allocation with the electricity power plants in Eastern Indonesia. The gap for data in the capacity and field facilities condition should be evaluated to help create the efficiency of supply chain systems. The second step is comparison between theoretical supply chain systems with the optimized system. The supply chain systems optimization output is the routing between regions and minimum costs for overall supply chain systems. In this research, we use the GAMS software to solve the optimization process. The final step is analysis for the optimized system for validation.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhri Raihan Ramadhan
Abstrak :
Penurunan produksi gas bumi dalam negeri mendorong penerapan sumber energi lain untuk menjaga ketahanan energi nasional. Coalbed Methane (CBM) dianggap sebagai kandidat potensial karena karakteristiknya. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pemanfaatan CBM untuk menghasilkan Compressed Natural Gas (CNG). Penelitian ini mengkaji simulasi proses produksi CNG dari CBM dengan teknologi yang menghasilkan emisi paling rendah. Penelitian ini mengeksplorasi skenario pemanfaatan gas buang yang dihasilkan dalam proses. Penelitian ini juga akan membahas biaya dan skema transportasi BBG untuk pengguna di Sumatera Selatan. Studi ini menemukan bahwa CBM dapat diolah menjadi CNG menggunakan teknologi yang digunakan dalam pengolahan gas alam konvensional. Studi ini menyimpulkan bahwa ada pengaruh antara penggunaan dan jumlah kombinasi gas buang yang digunakan sebagai sumber energi proses terhadap jumlah CNG dan emisi yang dihasilkan pada akhir proses. Ditemukan bahwa jumlah emisi terkecil diperoleh ketika semua gas buang digunakan sebagai penyumbang energi dalam proses tersebut. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa biaya transportasi CNG akan tergantung langsung pada metode kepemilikan armada transportasi CNG tersebut. ......The decline in domestic natural gas production has encouraged the application of other energy sources to maintain national energy security. Coalbed Methane (CBM) is considered to be a potential candidate due to its characteristics. This research aims to study the use of CBM to produce Compressed Natural Gas (CNG). This research examines the process simulation of CNG production process from CBM with the technology that produces the lowest emissions. This research explores scenarios for utilizing produced flue gas in the process. This research will also discuss the cost and CNG transportation scheme for users in South Sumatra. This study found that CBM can be processed into CNG using the technology used in conventional natural gas processing. This study concluded that there is an effect between the use and the number of flue gas combinations used as a process energy source on the amount of CNG and emissions produced at the end of the process. It was found that the smallest amount of emission was obtained when all flue gas was used as an energy contributor in the process. This research also concludes that the transportation cost of CNG will depend directly on the ownership method of the CNG transportation fleet.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>