Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syahidah Tanzi Kamila
"Saat ini kosmetik sudah bukan merupakan barang yang mewah, kosmetik saat ini sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Hal ini membuat industri kosmetik berkembang dengan pesat dan persaingan antar merek semakin ketat. Persaingan tersebut tidak hanya antara produk lokal namun juga dengan produk import. Konsumen sendiri lebih memilih produk impor dibandingkan produk lokal, hal ini membuat munculnya kosmetik lokal dengan menggunakan pendekatan seperti kosmetik impor salah satunya MAKE OVER. Produk kosmetik MAKE OVER pertama kali diluncurkan pada tahun 2010, memiliki berbagai varian produk dan sudah memiliki 120 toko di Indonesia. Value akan produk ini adalah luxurious product with affordable price.
Konsumen sendiri cukup mengenal produk MAKE OVER ini, menurut survey yang dilakukan 60% pengguna mengetahui produk ini. Namun prefrensi akan merek ini rendah, sehingga konsumen lebih memilih merek lain ketimbang MAKE OVER. Solusi yang ditawarkan akan masalah tersebut adalah dengan menambahkan nilai lebih kepada merek yang berbeda dari kompetitornya dan membuat kampanye yang sesuai dengan permasalahan target audience dimana solusinya hanya didapatkan di MAKE OVER. Kampanye komunikasi pemasaran terpadu ini akan dilakukan selama sembilan bulan dengan biaya sebesar Rp 1,021,845,000-,. Evaluasi dan pengawasan akan dilaksanakan untuk melihat dampak dan keefektifan kampanye ini.

Nowadays cosmetics are no longer viewed as luxury products. Cosmetics are now a part of everyday life. This makes cosmetics as a fast growing industry which leads to high rivalry between brands. The competition isn’t just between local products but also with imported products. The consumer themselves prefer imported products rather than locals. This has led to the emergence of local cosmetics adapting the approach of imported cosmetics. One of them is MAKE OVER. MAKE OVER cosmetics product was first launched in 2010. Now, MAKE OVER has 120 stores in Indonesia and various kinds of products. The value brought by MAKE OVER's products is luxurious product with affordable price.
Consumers know well about MAKE OVER's products, based on a survey done, 60% of them know about it. However the preference towards this brand is low. The solution offered for this problem is to increase the value of the brand and to create a campaign that is suitable with the target audience's problem, where MAKE OVER will come as the solution. The integrated marketing campaign will be held for nine months with a total budget of Rp 1,021,845,000-,. Evaluation and monitoring will be done to see the impact and effectiveness of the campaign.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Catherine Then
"[ ABSTRAK
Penelitian ini dimaksudkan untuk menunjukkan efektivitas sosial media; khususnya Facebook. Sebagai sal ah satu sosial media yang paling berkuasa di dunia maya, Facebook juga diakui oleh pemilik akunnya sebagai situs yang tepat untuk memenuhi niat berbelanja mereka. Dengan demikian, selain sebagai sarana hiburan dan situs komunikasi secara virtual, saat ini, Facebook juga dikenal sebagai sumber informasi untuk tujuan berbelanja secara online. Oleh karena itu, sebagai penelitian kualitatif, ada beberapa model, teori, dan metode untuk mengumpulkan informasi dan mencari tahu apakah iklan di Facebook adalah salah satu factor yang mem pengaruhi konsumen dalam keputusan mereka dalam berbelanja. Tulisan ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan menjelaskan tentang korelasi antara aktivitas para pengguna Facebook dan niat mereka berbelanja dalam kaitannya dengan perilaku mereka sebagai konsumen, juga bersama dengan tingkat daya tarik iklan pada Facebook itu sendiri. Pada akhirnya, penelitian ini dimaksudkan untuk menarik kesimpulan mengenai bagaimana konsumen tertarik untuk membeli sesuatu setelah melihat iklan di Facebook, serta menjelaskan alasan mengapa iklan di Facebook cukup kuat untuk mempromosikan produk tertentu. ;

ABSTRACTThis research is intended to demonstrate the effectiveness of social media; specifically Facebook. As one of the most powerful social media in the virtual world, Facebook is also admitted by their users as a convenient website to fulfill their shopping intention. Thus, other than the use of entertainment and virtual communication site, today, Facebook is also known as a source of information for the purpose of online shopping. Therefore, as a qualitative research, there are some models, theories, and methods to gather information and find out whether or not the advertisement on Facebook is one of the factors that influence customers on their buying decision. This paper aims to explore and explain about the correlation between online users' activity on Facebook and their intention of shopping in relation to their consumer behavior, along with the attractiveness level of Facebook ad itself. At the end, this research is meant to conclude about how people are attracted to purchase something once they see an ad on Facebook, as well as explain the reasons of why advertisement on Facebook is strong enough to promote a particular product.;This research is intended to demonstrate the effectiveness of social media; specifically Facebook. As one of the most powerful social media in the virtual world, Facebook is also admitted by their users as a convenient website to fulfill their shopping intention. Thus, other than the use of entertainment and virtual communication site, today, Facebook is also known as a source of information for the purpose of online shopping. Therefore, as a qualitative research, there are some models, theories, and methods to gather information and find out whether or not the advertisement on Facebook is one of the factors that influence customers on their buying decision. This paper aims to explore and explain about the correlation between online users' activity on Facebook and their intention of shopping in relation to their consumer behavior, along with the attractiveness level of Facebook ad itself. At the end, this research is meant to conclude about how people are attracted to purchase something once they see an ad on Facebook, as well as explain the reasons of why advertisement on Facebook is strong enough to promote a particular product., This research is intended to demonstrate the effectiveness of social media; specifically Facebook. As one of the most powerful social media in the virtual world, Facebook is also admitted by their users as a convenient website to fulfill their shopping intention. Thus, other than the use of entertainment and virtual communication site, today, Facebook is also known as a source of information for the purpose of online shopping. Therefore, as a qualitative research, there are some models, theories, and methods to gather information and find out whether or not the advertisement on Facebook is one of the factors that influence customers on their buying decision. This paper aims to explore and explain about the correlation between online users' activity on Facebook and their intention of shopping in relation to their consumer behavior, along with the attractiveness level of Facebook ad itself. At the end, this research is meant to conclude about how people are attracted to purchase something once they see an ad on Facebook, as well as explain the reasons of why advertisement on Facebook is strong enough to promote a particular product.]"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rama Davis
"[ABSTRACT
The research titled ?The Meaning Behind Instagram?s Young Adults Users in Jakarta,
Indonesia?s Ambition in Gaining Many Followers and Likers in the Social Networking Site?,
discusses about how the respondents act and behave in doing communication process in their
Instagram account. As technology now provides a situation where the users can do multi-way
communication process in the Internet, specifically in this case is Instagram, and perform
users? virtual identity, the number of likers and followers is sometimes perceived as the
validation of the users in the real life. This qualitative research tries to analyze that using indepth
interview as its data sampling method. The respondents are consisted of young adults
(male and female), who live in Jakarta, Indonesia, and can be categorized as active
Instagram users. The result of this research is based on Symbolic Interaction (SI) Theory,
which mainly focuses on three key concepts ? mind, self, and society. In conclusion, the
respondents seek for approval and acceptance from their followers, which also can be
considered as society, in a form of likes and followers.
ABSTRAK
Penelitian berjudul ?Makna Dibalik Remaja Pengguna Instagram di Jakarta,
Indonesia Yang Berambisi Mendapatkan Banyak Followers dan Likes di Situs Media Sosial
Tersebut?, membahas tentang bagaimana responden bertindak dan berperilaku dalam
melakukan proses komunikasi dalam akun Instagram mereka. Teknologi sekarang
menyediakan situasi dimana pengguna dapat melakukan proses komunikasi multidimensi
dalam Internet, khususnya dalam hal ini adalah Instagram, menunjukan kehidupan pengguna
di dalam dunia virtual, jumlah ?likers? dan ?followers? kadang-kadang dianggap sebagai
validasi dari pengguna di kehidupan nyata. Penelitian kualitatif ini mencoba untuk
menganalisis bahwa menggunakan wawancara mendalam sebagai yang metode ?sampling
data?. Para responden terdiri dari orang dewasa muda (pria dan wanita), yang tinggal di
Jakarta, Indonesia, dan dapat dikategorikan sebagai pengguna Instagram aktif. Hasil
penelitian ini didasarkan pada Simbolik Interaksi (SI) Teori, yang terutama berfokus pada
tiga konsep utama - pikiran, diri, dan masyarakat. Kesimpulannya, responden mencari
persetujuan dan penerimaan dari pengikut mereka, yang juga dapat dianggap sebagai
masyarakat, dalam bentuk ?likes? dan ?followers?.;Penelitian berjudul ?Makna Dibalik Remaja Pengguna Instagram di Jakarta,
Indonesia Yang Berambisi Mendapatkan Banyak Followers dan Likes di Situs Media Sosial
Tersebut?, membahas tentang bagaimana responden bertindak dan berperilaku dalam
melakukan proses komunikasi dalam akun Instagram mereka. Teknologi sekarang
menyediakan situasi dimana pengguna dapat melakukan proses komunikasi multidimensi
dalam Internet, khususnya dalam hal ini adalah Instagram, menunjukan kehidupan pengguna
di dalam dunia virtual, jumlah ?likers? dan ?followers? kadang-kadang dianggap sebagai
validasi dari pengguna di kehidupan nyata. Penelitian kualitatif ini mencoba untuk
menganalisis bahwa menggunakan wawancara mendalam sebagai yang metode ?sampling
data?. Para responden terdiri dari orang dewasa muda (pria dan wanita), yang tinggal di
Jakarta, Indonesia, dan dapat dikategorikan sebagai pengguna Instagram aktif. Hasil
penelitian ini didasarkan pada Simbolik Interaksi (SI) Teori, yang terutama berfokus pada
tiga konsep utama - pikiran, diri, dan masyarakat. Kesimpulannya, responden mencari
persetujuan dan penerimaan dari pengikut mereka, yang juga dapat dianggap sebagai
masyarakat, dalam bentuk ?likes? dan ?followers?., Penelitian berjudul “Makna Dibalik Remaja Pengguna Instagram di Jakarta,
Indonesia Yang Berambisi Mendapatkan Banyak Followers dan Likes di Situs Media Sosial
Tersebut”, membahas tentang bagaimana responden bertindak dan berperilaku dalam
melakukan proses komunikasi dalam akun Instagram mereka. Teknologi sekarang
menyediakan situasi dimana pengguna dapat melakukan proses komunikasi multidimensi
dalam Internet, khususnya dalam hal ini adalah Instagram, menunjukan kehidupan pengguna
di dalam dunia virtual, jumlah ‘likers’ dan ‘followers’ kadang-kadang dianggap sebagai
validasi dari pengguna di kehidupan nyata. Penelitian kualitatif ini mencoba untuk
menganalisis bahwa menggunakan wawancara mendalam sebagai yang metode ‘sampling
data’. Para responden terdiri dari orang dewasa muda (pria dan wanita), yang tinggal di
Jakarta, Indonesia, dan dapat dikategorikan sebagai pengguna Instagram aktif. Hasil
penelitian ini didasarkan pada Simbolik Interaksi (SI) Teori, yang terutama berfokus pada
tiga konsep utama - pikiran, diri, dan masyarakat. Kesimpulannya, responden mencari
persetujuan dan penerimaan dari pengikut mereka, yang juga dapat dianggap sebagai
masyarakat, dalam bentuk ‘likes’ dan ‘followers’.]"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Velda Amadea
"[ ABSTRAK
Makalah ini fokus terhadap pemahaman integrated marketing communication (IMC) dan customer engagement (CE) dalam pengelolaan brand. Pemahaman ini ditujukan untuk membantu para markerter dalam membangun dan mengatur brand-brand bereputasi yang menarik bagi pasar yang dituju dan agar dapat bertahan dalam perubahan drastis yang terjadi di pasar. Khususnya, makalah ini fokus terhadap peranan subculture dan IMC tools dalam memperkuat customer engagement. Penelitian ini menggunakan brand Fred Perry untuk membahas peranan subculture dalam memperkuat customer engagement. Makalah ini menggunakan pendekatan riset kualitatif. Dari penelitian ini, dapat terlihat bahwa subculture dapat membentuk strategi pemasaran, pembentukan dan pengelolaan brand, pengikatan hubungan antara perusahaan dan target consumer, serta customer engagement. Subculture juga memperkuat konsistensi dari pesan-pesan yang ingin disampaikan suatu brand melalui saluran media tradisional dan modern. Makna dan pengaruh yang diinginkan pun dapat dipertahankan. Makalah ini menghubungkan IMC tools, subculture, dan customer engagement. Penelitian ini terbatas pada peran subculture sebagai contoh dari IMC. Makalah ini memberi kesimpulan dengan membahas implikasi dari hasil yang ditemukan untuk marketers dan menyarankan customer engagement sebagai pertimbangan yang sangat penting dalam pembentukan dan pengelolaan brand.
ABSTRACT This paper is focused on sharing insights regarding integrated marketing communication (IMC) and customer engagement (CE) in brand management. These insights are meant to help marketers in building and managing reputable brands that appeal to the targeted markets and survive the drastic changes in the market. In particular, this paper is focused on the role of subculture and integrated marketing communications tools, in the enhancement of customer engagement. The study uses Fred Perry brand to discuss the role of subcultures in enhancing customer engagement. This paper applies a qualitative research approach. From the study, it was apparent that the subculture tool shapes the marketing strategy, brand creation, brand management, the union between the company and the target consumers, and customer engagement. In addition, subculture tool enhances consistency of brand messages across traditional and the modern promotional channels. The meaning and intended influence is maintained. The paper creates links between IMC tools, subculture, and customer engagement. The study was limited to the subculture tool as an example of IMC. The paper was concluded by discussing the implications of the results for marketers and recommending critical consideration of CE for the brand creation and management., This paper is focused on sharing insights regarding integrated marketing communication (IMC) and customer engagement (CE) in brand management. These insights are meant to help marketers in building and managing reputable brands that appeal to the targeted markets and survive the drastic changes in the market. In particular, this paper is focused on the role of subculture and integrated marketing communications tools, in the enhancement of customer engagement. The study uses Fred Perry brand to discuss the role of subcultures in enhancing customer engagement. This paper applies a qualitative research approach. From the study, it was apparent that the subculture tool shapes the marketing strategy, brand creation, brand management, the union between the company and the target consumers, and customer engagement. In addition, subculture tool enhances consistency of brand messages across traditional and the modern promotional channels. The meaning and intended influence is maintained. The paper creates links between IMC tools, subculture, and customer engagement. The study was limited to the subculture tool as an example of IMC. The paper was concluded by discussing the implications of the results for marketers and recommending critical consideration of CE for the brand creation and management.]"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dela Naufalia Fitriyani
"ABSTRAK
Ada sebuah anggapan umum bahwa digitalisasi musik telah mengurangi pendapatan industri musik dan terlihat bahwa penjualan musik telah mengurang secara drastis. Pembajakan telah menjadi isu utama yang industri selama ini eluhkan. Ada yang mengatakan bahwa awal dari musik digital menyebabkan menurunnya penjualan dan juga pendapatan industri musik karena sekarang pendengar musik dapat mendapatkan musik secara gratis. Esai ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan mencoba untuk memahami dampak oleh musik digital streaming pada musik industri baik secara positif maupun negatif. Karya ilmiah ini secara eksplisit mencoba untuk mengevaluasi masalah musik streaming dan dampaknya terhadap industri musik dan juga untuk menyelidiki tanggapan dari musik industri sendiri tentang digital musik streaming. Metode yang digunakan untuk esai ini adalah menggukan penelitian deskop dan tinjauan pustaka. Makalah ini disimpulkan dengan menawarkan saran untuk peran yang dapat dilakukan oleh musik industri di masa depan terhadap layanan streaming berdasarkan penelitian dan hasil survei yang telah dilakukan.

ABSTRACT
There is a general assumption that the digitalization of music has reduced the music industry?s revenue and it looks like the music sales are drastically reducing. Piracy has been a major issue the industry complains about. Some say that the introduction of digital music caused a fall in music sales and income because people can now get music they would have bought for free. This paper aims to explore and trying to understand the impacts that digital music streaming has made on the music industry both positively and negatively. This work explicitly attempts to evaluate the problem of music streaming and evaluate its impacts on the industry and also to investigate the responses of the music industry to music digital streaming. The methods used for this paper includes desktop research and literature review. This paper was concluded by offering suggestions for the future role of streaming services in the music industry based on the research and survey results.
"
2016
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Natasha Alissa Rizka
"ABSTRAK
Konsumer memilih apa yang ingin mereka konsumsi sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka sendiri, namun pemasar menemukan bahwa konsumen melihat hal-hal sesuai dengan persepsi mereka sendiri yang berkaitan dengan kegiatan pemasaran. Es Krim Magnum dahulu dianggap sebagai es krim biasa di Indonesia karena tidak adanya kegiatan pemasaran yang menarik pada saat itu. Setelah beberapa tahun Magnum kembali dengan beberapa kegiatan pemasaran yang mengubah persepsi konsumen dan meningkatkan penjualannya. Tujuan dari makalah ini adalah untuk menganalisis bagaimana persepsi konsumen dapat memberikan dampak terhadap kegiatan pemasaran Magnum serta bagaimana Magnum menanggapi persepsi tersebut. Metode yang digunakan untuk makalah ini adalah obervasi dan kajian literatur. Tulisan ini akan disimpulkan oleh sejumlah saran yang dapat membantu pemasar dalam cara untuk melakukan kegiatan pemasaran yang berhasil yang juga berkaitan dengan persepsi konsumen melalui penelitian dan hasil survei.

ABSTRACT
Consumers choose what they want to consume according to their own needs and wants, however marketers found that consumers perceive things according to their perception in which related to the marketing activities. Magnum Ice Cream used to be perceived as a regular ice cream in Indonesia as it did not have any attractive marketing activities at that time. After some years it appeared with some marketing activities in which changed the perception of consumers and increased its sales. The purpose of this paper is to analyze how consumer perception could give impact to marketing activities of Magnum as well as how Magnum respond to that perception. The methods used for this paper are observation and literature review. This paper will be concluded by a number of recommendations that could help marketers in a way to conduct a successful marketing activities in which related to consumer perception according to the research and survey results.
"
2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Juliana Cicelia Dosi
"ABSTRAK
Khalayak kini lebih mempercayai ulasan dan pengalaman penggunaan produk yang mereka dapatkan di internet ketimbang pesan iklan. Salah satu strategi yang dilakukan oleh pemasar untuk dunia online adalah dengan menggunakan strategi influencer marketing. Influencer adalah mereka yang bertindak sebagai endorser, baik selebriti atau konsumen biasa yang dibayar untuk mem posting foto/tulisan/video pada laman media sosial pribadinya dengan tujuan promosi sebuah produk maupun jasa. Strategi ini digunakan untuk meningkatkan kesadaran khalayak terhadap suatu brand maupun jasa melalui media sosial yang dianggap dekat dengan khalayak. Media sosial kini menghadirkan konsep selebriti baru yaitu selebriti online, pada Instagram dikenal dengan Selebgram. Ketenaran dan tingginya respon khalayak pada Selebgram inilah yang dimanfaatkan pengiklan sebagai influencer, salah satu brand yang menggunakan Selebgram dalam strategi pemasarannya adalah UNIQLO Indonesia. Walaupun UNIQLO merupakan brand fashion yang berasal dari Jepang tetapi mereka memiliki akun khusus untuk Indonesia dan cukup aktif. UNIQLO Indonesia secara rutin menggunakan banyak selebgram untuk mempromosikan produknya di Instagram. Tiap bulannya UNIQLO Indonesia menggunakan banyak selebgram untuk mendukung lebih dari tiga produknya. Selebgram yang dinilai berdasarkan market reach, frequency of impact, quality of impact, dan closeness to decision.

ABSTRACT
Nowadays, audiences tend to trust reviews and experience they get from the internet rather than advertising. So, marketers use influencer marketing to reach the audiences. Influencers are those who act as an endorser, either celebrities or ordinary consumers who are paid to post a photo article video on their social media account with the aim of promotion of a product or service. This strategy is used to increase brand or services awareness through social media which has significantly impacted most of their audiences daily live. Social media is now presenting a new concept of celebrity, an online celebrity, that on Instagram was known as Selebgram. Advertiser uses Selebgram rsquo s fame and the high engagement rate to influence their audience about their brands or services. One of the brands in Indonesia that uses Selebgram in their marketing strategy is UNIQLO Indonesia. Even though UNIQLO is a fashion brand from Japan, but they have an impressive social media presence in Indonesia. Constantly, UNIQLO Indonesia uses Selebgram to promote their products in Instagram. The measurement criteria for influencers are market reach, frequency of impact, quality of impact, and closeness to decision."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriela Gracia
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan investigasi terhadap pengaruh pemilihan selebriti mancanegara sebagai brand ambassador terhadap brand image di market lokal. Demi keamanan dalam persaingan sengit industri, pemasaran suatu brand harus memberikan dampak yang signifikan dan cukup menarik agar konsumen dapat membangun persepsi positif terhadap brand tersebut; salah satu caranya adalah dengan memilih brand ambassador yang mempunyai image yang selaras dengan brand tersebut. Untuk mengevaluasi keefektifan penggunaan selebriti mancanegara dibandingkan selebriti lokal dalam membangun persepsi positif konsumen terhadap brand di market lokal, penulis menggunakan studi kasus perbandingan antara Shopee yang memilih BLACKPINK sebagai regional brand ambassador dan Tokopedia yang memilih selebriti atau influencer lokal sebagai brand ambassador. Studi kualitatif ini
menggunakan metode wawancara individual dengan responden yang terbagi berdasarkan pengetahuan mengenai Tokopedia dan Shopee dan masa penggunaan kedua servis tersebut. Penelitian ini membuktikan bahwa efek selebriti mancanegara sebagai brand ambassador kurang signifikan dalam mengubah brand image dibandingkan brand ambassador lokal. Khususnya di Indonesia, brand ambassador lokal lebih diminati karena konsumen terasa lebih
terhubung dengan figur yang berlatar belakang sama.
ABSTRACT
This study aims to investigate the effect of selecting foreign celebrities as brand ambassadors towards the brand image in a local market. Indonesia is currently becoming saturated with a plethora of businesses, offering similar goods and services. Brands grow reliant on customers for their survival. Maintaining a positive brand image becomes a differentiating factor to establish presence in the minds of customers. Brands should aim to be consumer-centric which
essentially involves portraying a brand image through hiring suitable brand ambassadors whose image is in line with that of the brand. A unique case presents itself when brands start to hire foreign celebrities as brand ambassadors for a local market as shown by Shopee who hires BLACKPINK as their regional brand ambassador. This research will carry out a comparative
study between two study cases: Shopee with BLACKPINK, and Tokopedia with local celebrities or influencers as their brand ambassadors. The method for this qualitative study is a comparative study using individual interviews to gather insights from respondents which are categorized based on their prior knowledge of both Shopee and Tokopedia and the usage frequency of both services. Results revealed that foreign celebrity ambassadors are less effective in changing brand image in a local market compared to local brand ambassadors. In Indonesia, local brand ambassadors are preferred because customers can relate more to someone of the similar background."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Rizki Wibowo
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu mengenai persepsi publik salah satu festival musik terkenal di dunia, Coachella 2018. Fokusnya berada pada analisis brand positioning Coachella dengan menekankan penelitian dan pengumpulan data yang terkait dengan media sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan apakah brand positioning awal Coachella selaras dengan persepsi yang public dapatkan dalam tiga fase berbeda; fase praacara, acara, dan pasca-acara. Penelitian ini menggunakan beberapa perangkat lunak komunikasi untuk mengumpulkan data dan melakukan analisis teks, yaitu Social Reaper dan Leximancer. Selain itu, tinjauan
literatur yang komprehensif juga dilakukan untuk mencari pemahaman yang lebih dalam tentang teori brand positioning, event management terutama dalam pemasaran festival musik, dan penggunaan media sosial dalam merepresentasikan opini publik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Coachella harus lebih fokus pada customer experience dalam sektor musik karena seharusnya faktor musik menjadi penjualan utama festival ini.

ABSTRACT
This study is intended to seek knowledge regarding public s perception of one of the most well-known music festivals in the world, Coachella 2018. It focuses on analysing Coachella s brand positioning by emphasising on social media research and data gathering. The purpose of this study is to determine whether Coachella s initial
brand positioning is aligned with what the public perceived throughout three main phases; pre-event, event, and post-event phase. Several communication softwares are used to scrape data and develop text analysis for this research purposes, which are Social Reaper and Leximancer. In addition, a comprehensive literature reviews were also implemented to figure out some deeper understanding of brand positioning theory, event management especially in marketing music festivals, and the use of social media in developing public opinion. Result showed that Coachella should focus more on customer experiences in terms of the music sector, as it is supposed to be the main selling point of the festival."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>