Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amani Tedjowongso
"Wada: Pengelolaan Air dan Pusat Edukasi merupakan sebuah rancangan yang mengelola air permukaan danau menjadi air siap konsumsi. Rancanganan ini merupakan sumber air alternatif yang menyokong seluruh distrik di kawasan Pasar Baru yang direvitalisasi. Sebagai sebuah instalasi, selain menjalankan fungsi utamanya, Wada menjadi sumber edukasi mengenai pengelolaan air. Hal tersebut didukung dengan tur edukasi yang mencakup keseluruhan instalasi pengelolaan air, workshop, serta laboratorium dan kantor sebagai penyokongnya. Rancangan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagaimana kawasan dapat bertanggungjawab atas kerusakan yang ia timbulkan pada alam, serta bagaimana prosesnya dapat memberikan manfaat langsung kepada masyarakat.

Wada: Water Management and Education Center is a design that manages lake surface water into ready-to-drink water. This design is an alternative water source that supports all districts in the revitalized Pasar Baru area. As an installation, in addition to carrying out its main function, Wada is a source of education about water treatment. This is supported by an educational tour that covers the entire water treatment plant installation, workshop, as well as laboratories and offices as supporters. This design is expected to be an example of how the area can be responsible for the damage it causes to nature, and how the process can provide direct benefits to the community."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Darmawan Winaga
"Sebuah bagian dari rancangan ulang dari kawasan Pasar Baru, dirancang untuk mendukung visi dari rancangan Kawasan Pasar Baru yaitu menjadi pusat perdagangan barang dan jasa skala kota yang berbasis TOD tanpa menghilangkan identitas aslinya. Rancangan ini dilatarbelakangi sejarah dan identitas dari Jalan Pecenongan sebagai pusat kuliner malam hari sejak tahun 1970-an. Sebagai muka dari Jalan Pecenongan mencoba untuk mengumpulkan kuliner kuliner ternama menjadi satu tempat (one stop culinary service), mulai dari kuliner pinggiran hingga restoran. Sebagai urban generator di Jalan Pecenongan, rancangan ini menyumbangkan sebagian kecil ruang terbangun menjadi ruang yang dapat difungsikan sebagai jalan pintas pejalan kaki sekaligus mendukung konsep kantung pejalan kaki pada perancangan ulang kawasan ini. Kawasan pasar baru yang terkenal dengan kawasan melting pot (percampuran budaya India, Indonesia, dan China) menjadi potensi historical pada rancangan ini. Sehingga bangunan ini, mengusung konsep “mengaduk makanan” sebagai representasi percampuran kuliner India, Indonesia, dan Chinese sebagai sirkulasi pengguna. Rancangan mencoba menangkap dari pergerakan pejalan kaki di sepanjang jalan trotoar dan masuk ke dalam bangunan menuju pusat kuliner dengan menggunakan ramp. Sebagai pusat kuliner, dapur bukanlah menjadi area yang ditutupi melainkan menjadi area yang ditampilkan sebagai atraksi bagi pengunjung maupun pejalan kaki.

A part of the redesign of the Pasar Baru area, designed to support the vision of the Pasar Baru area design, which is to become a center for trade in goods and services on a city scale based on TOD without losing its original identity. This design is based on the history and identity of Jalan Pecenongan as a nighttime culinary center since the 1970s. As a face of Jalan Pecenongan, we try to collect famous culinary culinary delights into one place (one stop culinary service), ranging from suburban culinary to restaurants. As an urban generator on Jalan Pecenongan, this design contributes a small portion of the built space into a space that can be used as a pedestrian shortcut while supporting the concept of a pedestrian pocket in the redesign of this area. The new market area which is famous for its melting pot area (a mixture of Indian, Indonesian, and Chinese cultures) is a historical potential in this design. So that this building carries the concept of "stirring food" as a representation of the mixing of Indian, Indonesian, and Chinese cuisines as the circulation of users. The design tries to capture the movement of pedestrians along the sidewalk and into the building towards the culinary center by using a ramp. As a culinary center, the kitchen is not a covered area but an area that is displayed as an attraction for visitors and pedestrians."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muthiah Hakim Hadini
"Pasar Baru merupakan salah satu kawasan bersejarah di Jakarta, terutama dalam bidang ekonomi dan rekreasi. Perombakan masterplan kawasan Pasar Baru dilakukan dengan mempertahankan aspek kebudayaan dan bangunan cagar budaya yang diperkaya dengan penambahan fungsi-fungsi pertokoan dan sarana umum. Distrik 3 merupakan pusat rekreasi dan ruang singgah pengunjung kawasan Pasar Baru, dimana terdapat fasilitas penunjang untuk meningkatkan kenyamanan pejalan kaki pada kawasan. Pada distrik ini, terdapat kawasan “Kampung Workshop” yang memiliki fungsi menyediakan ruang-ruang produksi bagi Pasar Baru sekaligus fungsi edukatif dan rekreasi bagi pengunjung. MY-HYPE merupakan pusat produksi mycelium leather, dimana material serupa dengan kulit dihasilkan dari filamen-filamen jamur yang saling bersilangan. Pusat produksi ini terdiri dari workshop terbuka dan galeri yang memiliki fungsi ekonomi sekaligus edukasi. MY-HYPE terbagi menjadi dua zona yang dihubungkan dengan lounge, yaitu zona produksi dan zona galeri. Hasil dari zona produksi merupakan mycelium leather yang siap untuk diolah menjadi sepatu, tas, jaket, pakaian, jam tangan, dsb. Material arsitektur yang digunakan memanfaatkan jamur dalam bentuk bata dan membran untuk menghasilkan bentuk ruang yang terhubung secara visual antara proses pengolahan dungeon pengunjung.

Pasar Baru was known for its famous multicultural shopping area which was the economic and recreational driver in the past. The masterplan developed to rejuvenate Pasar Baru is carried out by maintaining aspects of culture and heritage which is enriched by the addition of retails and public facilities. District 3 is a leisure center for visitors to the Pasar Baru area, where there are supporting facilities to increase pedestrian comfort in the area. The “Workshop Centre” has the function of providing a production space for Pasar Baru as well as an educational and recreational function for visitors. MY-HYPE is a mycelium leather workshop that has both economic and educational function, where leather-like materials are produced from intersecting fungal filaments. This production center is divided into two zones which are connected with a lounge bridge, namely the production zone and the gallery zone. The mycelium leather which is produced from the workshop area will be transported to the gallery area which will be further processed into shoes, bags, jackets, clothes, watches, etc. The architectural materials used in My-Hype utilizes mushrooms in the form of bricks and membranes to produce a form that is visually connected between processing and visitor."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Darmawan Winaga
"Sebuah bagian dari rancangan ulang dari kawasan Pasar Baru, dirancang untuk mendukung visi dari rancangan Kawasan Pasar Baru yaitu menjadi pusat perdagangan barang dan jasa skala kota yang berbasis TOD tanpa menghilangkan identitas aslinya. Rancangan ini dilatarbelakangi sejarah dan identitas dari Jalan Pecenongan sebagai pusat kuliner malam hari sejak tahun 1970-an. Sebagai muka dari Jalan Pecenongan mencoba untuk mengumpulkan kuliner kuliner ternama menjadi satu tempat (one stop culinary service), mulai dari kuliner pinggiran hingga restoran. Sebagai urban generator di Jalan Pecenongan, rancangan ini menyumbangkan sebagian kecil ruang terbangun menjadi ruang yang dapat difungsikan sebagai jalan pintas pejalan kaki sekaligus mendukung konsep kantung pejalan kaki pada perancangan ulang kawasan ini. Kawasan pasar baru yang terkenal dengan kawasan melting pot (percampuran budaya India, Indonesia, dan China) menjadi potensi historical pada rancangan ini. Sehingga bangunan ini, mengusung konsep “mengaduk makanan” sebagai representasi percampuran kuliner India, Indonesia, dan Chinese sebagai sirkulasi pengguna. Rancangan mencoba menangkap dari pergerakan pejalan kaki di sepanjang jalan trotoar dan masuk ke dalam bangunan menuju pusat kuliner dengan menggunakan ramp. Sebagai pusat kuliner, dapur bukanlah menjadi area yang ditutupi melainkan menjadi area yang ditampilkan sebagai atraksi bagi pengunjung maupun pejalan kaki.

A part of the redesign of the Pasar Baru area, designed to support the vision of the Pasar Baru area design, which is to become a center for trade in goods and services on a city scale based on TOD without losing its original identity. This design is based on the history and identity of Jalan Pecenongan as a nighttime culinary center since the 1970s. As a face of Jalan Pecenongan, we try to collect famous culinary culinary delights into one place (one stop culinary service), ranging from suburban culinary to restaurants. As an urban generator on Jalan Pecenongan, this design contributes a small portion of the built space into a space that can be used as a pedestrian shortcut while supporting the concept of a pedestrian pocket in the redesign of this area. The new market area which is famous for its melting pot area (a mixture of Indian, Indonesian, and Chinese cultures) is a historical potential in this design. So that this building carries the concept of "stirring food" as a representation of the mixing of Indian, Indonesian, and Chinese cuisines as the circulation of users. The design tries to capture the movement of pedestrians along the sidewalk and into the building towards the culinary center by using a ramp. As a culinary center, the kitchen is not a covered area but an area that is displayed as an attraction for visitors and pedestrians. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amani Tedjowongso
"Wada: Pengelolaan Air dan Pusat Edukasi merupakan sebuah rancangan yang mengelola air permukaan danau menjadi air siap konsumsi. Rancanganan ini merupakan sumber air alternatif yang menyokong seluruh distrik di kawasan Pasar Baru yang direvitalisasi. Sebagai sebuah instalasi, selain menjalankan fungsi utamanya, Wada menjadi sumber edukasi mengenai pengelolaan air. Hal tersebut didukung dengan tur edukasi yang mencakup keseluruhan instalasi pengelolaan air, workshop, serta laboratorium dan kantor sebagai penyokongnya. Rancangan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagaimana kawasan dapat bertanggungjawab atas kerusakan yang ia timbulkan pada alam, serta bagaimana prosesnya dapat memberikan manfaat langsung kepada masyarakat.

Wada: Water Management and Education Center is a design that manages lake surface water into ready-to-drink water. This design is an alternative water source that supports all districts in the revitalized Pasar Baru area. As an installation, in addition to carrying out its main function, Wada is a source of education about water treatment. This is supported by an educational tour that covers the entire water treatment plant installation, workshop, as well as laboratories and offices as supporters. This design is expected to be an example of how the area can be responsible for the damage it causes to nature, and how the process can provide direct benefits to the community. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adhika Wahyu Adjisaputri
"Di era modern yang terjadi saat ini memiliki pengaruh yang sigifikan terhadap manusia, terutama bagi warga yang tinggal di perkotaan. Perkembangan ini sangat berpengaruh terhadap lifestyle warga perkotaan yang sibuk dan terpaku pada sesuatu yang cepat serta instan. Penerapan lifestyle seperti ini memberikan negative impact terhadap kondisi kesehatan baik secara physical, psychological dan pikiran manusia. Maka dari itu, diperlukan sarana untuk mengurangi dan mencegah munculnya negative impact tersebut terutama di daerah perkotaan. Fasilitas seperti health-spa, gym, dan wellness center menjadi salah satu cara untuk mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh lifesyle masyarakat perkotaan yang modern ini. Penerapan unsur-unsur organik dalam wellness center design diharapkan membatu proses penyembuhan, pemulihan dan relaksasi bagi penggunanya, dengan memberikan kesan alami. Dengan menghadirkan konsep biophilic design pada wellness center design ini menghasilkan design bangunan yang tekoneksi langsung dengan alam, lewat penataan massa bangunan, program ruang, layout dan diikuti dengan penggunaan material baik material sintetis maupun alami, dan pemanfaatan energi secara alami.

The modern era that is happening today has a significant influence on humans, especially for residents who live in urban areas. This development is very influential on the lifestyle of urban residents who are busy and fixated on something fast and instant. The application of this kind of lifestyle harms health conditions both physically, psychologically, and in the human mind. Therefore, facilities are needed to reduce and prevent the emergence of these negative impacts, especially in urban areas. Facilities such as health-spa, gym, and wellness center are one way to overcome the problems posed by this modern urban society's lifestyle. The application of organic elements in the wellness center design is expected to help the healing, recovery and relaxation process for its users, by giving a natural impression. By presenting the concept of biophilic design to the wellness center, this design produces a building design that is directly connected to nature, through the arrangement of building masses, space programs, layouts and followed by the use of materials, both synthetic and natural materials, and natural energy utilization."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ruth Kartika Purnasasmita
"Proyek ini diawali dengan melihat kondisi eksisting dari Jl. Pintu Air Raya, Sawah Besar dimana terdapat banyak hasil tekstil yang dikomersilkan, seperti adanya toko pakaian, penjahit, toko gorder, dan lainnya. Pemanfaatan teksil tersebut berpotensi untuk menghasilkan banyak limbah. Merespons hal tersebut, dihadirkan workshop upcycling tekstil yang terletak pada area yang disebut “kampung workshop” pada distrik tiga sebagaimana mengacu pada masterplan Kawasan Pasar Baru. Workshop ini berperan sebagai bentuk produksi dan edukasi dari hasil limbah tekstil untuk dapat dimanfaatkan kembali menjadi produk yang lebih baik. Bahan tekstil yang diolah dapat berupa produk sampel bahan, sisa bahan yang berlebih, kain gulungan, kancing, retsleting, dan lainnya yang kemudian akan dilakukan proses pemilahan berdasarkan nilai fungsi apakah masih dapat dipergunakan kembali atau tidak dan juga berdasarkan material serta warna untuk kemudian dilakukan proses produksi. Adapun bentuk edukasi ke pengunjung dihadirkan melalui adanya ruang kelas untuk workshop, ruang pameran atau galeri, dan perpustakaan.

This project begins by taking a look at the existing condition of Jl. Pintu Air Raya, Sawah Besar where it has many textiles products that are sold around the area, such as fashion store, tailor, and curtain shop. Nevertheless, this utilization of textile has a potential to produce more waste and will bring more harm to the environment. In response to this issue, this project aims to design an upcycling textile workshop and production that is located in “kampung workshop” area at district 3 where it is referred to Pasar Baru’s newest masterplan. This workshop also aims to educate people and produce more valuable textile products from textile waste such as fabric swatches, excess yardage, end of roll fabric, yarns, zippers, buttons, and will then be sorted based on its functional value whether it is usable or non-usable. If it is usable, it will then be sorted based on its materials and colour for the upcoming textile production. If it is not usable, it will be shredded. The education of textile upcycling is supported with classroom for workshop, gallery, and textile library. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library