Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmi Dia Akhir Darta
"Bandara Internasional Minangkabau secara geografis terletak pada wilayah barat pesisir pantai Pulau Sumatera. Secara geologis, Pulau Sumatera berada pada wilayah pergerakan dua lempeng, yaitu Indo-Australia dan Eurasia. Kondisi tersebut menyebabkan Bandara Internasional Minangkabau memiliki tingkat kerentanan yang tinggi terhadap bencana alam gempa bumi dan tsunami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesiapan Bandara Internasional Minangkabau dalam menghadapi bencana alam gempa bumi dan tsunami yang dinilai dari segi aspek sarana evakuasi, tempat evakuasi sementara (vertikal) tsunami dan airport emergency plan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif observasional dengan pendekatan analisis komparasi. Proses pengumpulan data dilakukan di gedung terminal Bandara Internasional Minangkabau pada bulan April - Mei 2022 melalui kegiatan observasi, wawancara, dan tinjauan dokumen. Pengolahan data dilakukan dengan analisis komparasi menggunakan checklist yang mengacu pada Peraturan Menteri PUPR Nomor 14 Tahun 2017, Pedoman Teknis 2 Perencanaan TES Tsunami, ICAO Doc-9137, SNI 03-1746-2000, SNI 03-6574-2001, dan SNI 7743:2011.
Berdasarkan hasil pengumpulan data terhadap variabel penelitian didapatkan bahwa pemenuhan aspek sarana evakuasi adalah 82%, aspek tempat evakuasi sementara (vertikal) tsunami adalah 52,2%, dan aspek airport emergency plan adalah 93,33%. Hasil perhitungan rata-rata pemenuhan aspek kesiapan Bandara Internasional Minangkabau dalam menghadapi bencana alam gempa bumi dan tsunami adalah sebesar 75,84%. Secara umum, kriteria setiap aspek telah terpenuhi cukup baik. Namun masih terdapat beberapa variabel dengan tingkat pemenuhan 0%, seperti pengecekan struktur bangunan TES dan rambu penunjuk evakuasi tsunami. Sehingga perlu dilakukan beberapa perbaikan, terutama pada aspek tempat evakuasi sementara (vertikal) tsunami sebagai aspek dengan persentase pemenuhan terendah. Pemeliharaan dan perbaikan dari aspek lainnya tetap perlu dilakukan untuk meningkatkan kesiapan Bandara Internasional Minangkabau dalam menghadapi bencana alam gempa bumi dan tsunami. Upaya untuk meningkatkan kesiapan Bandara Internasional Minangkabau dalam menghadapi bencana alam gempa bumi dan tsunami dapat dilakukan dengan memperbaiki dan melengkapi sarana evakuasi sesuai dengan standar dan peraturan, melakukan pengkajian ulang penetapan TES sesuai dengan alur pedoman perencanaan TES, dan memenuhi kriteria airport emergency plan sesuai dengan pedoman ICAO Doc-9137.

Minangkabau International Airport is geographically located on the west coast of West Sumatera. Geologically, West Sumatera is in the region of the movement of two plates, Indo-Australia and Eurasia. This condition causes Minangkabau International Airport to have a high level of vulnerability to earthquakes and tsunamis. This study aims to determine the level of preparedness of Minangkabau International Airport in dealing with earthquake and tsunami natural disasters which are assessed from three aspect, evacuation facilities, vertical evacuation from tsunamis and airport emergency plans. This study uses a descriptive observational method with a comparative analysis approach. The data collection process was carried out at the Minangkabau International Bandra terminal building in April – May 2022 through observation, interviews, and document review. Data processing is carried out by comparative analysis using a checklist that refers to the Minister of Public Works and Public Housing Regulation Number 14 of 2017, Technical Guidelines 2 for Tsunami TES Planning, ICAO Doc-9137, SNI 03-1746-2000, SNI 03-6574-2001, and SNI 7743:2011.
Based on the results of data collection on research variables, it was found that the fulfillment of the evacuation facility aspect was 82%, vertical evacuation from tsunamis aspect was 52.2%, and the airport emergency plan aspect was 93.33%. The results of the calculation of the average fulfillment of aspects of Minangkabau International Airport readiness in dealing with earthquake and tsunami natural disasters is 75.84%. In general, the criteria for each aspect have been met quite well. However, there are still several variables with a compliance rate is 0%, such as checking the structure of the TES building and tsunami evacuation signs. So, some improvements need to be made, especially in the aspect of vertical evacuation of tsunamis as the aspect with the lowest percentage of fulfillment. Maintenance and repairs from other aspects still need to be done to improve the preparedness of Minangkabau International Airport in dealing with earthquake and tsunami natural disasters. Efforts to improve the preparedness of Minangkabau International Airport in dealing with earthquake and tsunami natural disasters can be done by repairing and equipping evacuation facilities in accordance with standards and regulations, reviewing the determination of TES in accordance with the flow of TES planning guidelines, and fulfilling the criteria for an airport emergency plan in accordance with the ICAO Doc-9137.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayuthia Firdanianty
"Penelitian tentang pajanan bising telah banyak dilakukan pada kereta api lokomotif, sedangkan penelitian sejenis pada kereta api commuter line masih jarang dilakukan. Kabin masinis commuter line juga berpotensi terpajan bising yang tinggi baik dari suara yang berasal dari kereta itu sendiri maupun dari kereta lain yang berpapasan saat diperjalanan. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Besar sampel pada penelitian ini adalah 199 masinis kereta api commuter line Jabodetabek. Pengukuran tingkat bising di dalam kabin diukur dengan sound level meter dan faktor risiko lainnya dikumpulkan dengan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 62.3% masinis tidak memiliki keluhan pendengaran subyektif dan rata-rata tingkat kebisingan di dalam kabin masih di bawah nilai ambang batas sehingga tidak ada faktor risiko yang berhubungan dengan keluhan pendengaran subyektif. Namun perlu dipertimbangkan untuk melakukan pengukuran tingkat kebisingan pada semua jenis rangkaian kereta, dan selalu menutup kaca jendela kabin, serta melakukan pemeriksaan audiometri sebagai base line data bagi PT. KAI terhadap fungsi pendengaran masinis.

Research about noise exposure has been much done on a locomotive train, while similar research on commuter line train is still rare. Cabin machinist the commuter line also potentially exposed to high noise from sound that coming from the train itself or from another train that passed while on the road. This research method is quantitative cross-sectional approach. The sample size in this research was 199 machinist commuter line. Measurement noise rate inside the cabin is measured with a sound level meter and other risk factors was collected by questionnaire.
The result showed that 62.3 % machinist have no disorders of hearing subjective and average rate of noise in the cabin was still below threshold value so there was no risk factors associated with hearing complaints subjective. However, it should be considered to measure noise rate in all types of circuit train, and always close the window cabin, as well as audiometric examination as base line data for PT. KAI on auditory function machinist."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S55867
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nesia Putri Sharfina
"Fatigue diakui sebagai risiko utama yang membahayakan keselamatan dalam dunia penerbangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kelelahan pada petugas Tower Control ATC di Jakarta ATS Center, Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Faktor yang diteliti yaitu faktor risiko terkait pekerjaan (shift kerja dan durasi kerja) dan faktor risiko tidak terkait pekerjaan (usia, jenis kelamin, status gizi, kuantitas tidur, dan waktu tempuh perjalanan) terhadap kelelahan. Checklist Individual Strength-20 (CIS-20) digunakan untuk mengukur kelelahan secara subjektif. Penelitian ini bersifat kuantitatif observasional dengan menggunakan desain studi cross sectional. Hasil penelitian diketahui sebanyak 56,5% petugas Tower Control mengalami kelelahan. Namun, dari keseluruhan variabel tidak ditemukan hubungan yang signifikan secara statistik terhadap kelelahan.

Fatigue is recognized as a major risk that endanger the safety of aviation world. This study aims to determine risk factors associated with fatigue on Aerodrome Controllers in Jakarta ATS Center, Soekarno-Hatta International Airport. Factors studied were work-related factors (shift work and duration of work) and non-work-related factors (age, sex, nutritional status, sleep quantity, and commuting time) to fatigue. Checklist Individual Strength-20 (CIS-20) was used to measure fatigue subjectively. This research is a quantitative observational study using cross sectional design. The results of the study known as much as 56,5% of Aerodrome Controllers experiencing fatigue. However, there is no significant relationship to fatigue found from all of the variables statistically in this study."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65471
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rekha Putra Atarita
"

Coal mill merupakan salah satu unit produksi pada pabrik semen yang bertujuan untuk menggiling batubara hingga halus untuk kemudian digunakan sebagai bahan bakar. Proses yang terjadi didalam coal mill ini memiliki risiko terjadinya ledakan seperti yang terjadi di beberapa pabrik semen di Indonesia pada tahun 2015. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran deviasi dan risiko, tingkat kemungkinan dan konsekuensi, tingkat risiko dan pengendalian risiko pada unit coal mill pabrik semen PT. X. Desain penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan cara brainstorming bersama tim SHE dan process engineer. Identifikasi risiko yang dilakukan menggunakan teknik HAZOP dan penilaian risiko menggunakan analisis semi kuantitatif. Dari hasil penilaian risiko unit coal mill, terdapat risiko ledakan yaitu pada node inlet hot gas, outlet coal mill, inlet bag house, bag house dan fine coal bin. Tingkat risiko setelah terpasang sistem pengaman (safeguard) yang masuk ke dalam kategori risiko tinggi yang membutuhkan pengendalian terdapat pada node fine coal bin, bag house, inlet bag house dan outlet coal mill. Tindakan pengendalian yang perlu untuk dilakukan terhadap setiap node dapat dikelompokkan atas pengendalian yang terkoneksi dengan CCR (central control room) dan pengendalian yang dilakukan secara manual tanpa terkoneksi dengan CCR (central control room).


Coal mill is one of the production units at cement plant that aims to grind the coal until smooth and then used as fuel. The process that occurs in the coal mill has a risk of explosion as happened in some cement plants in Indonesia in 2015. The purpose of this study is to describe the deviation and risk, the level of probability and consequence, the level of risk and also the risk control in the coal mill unit, cement plant PT. X. The design of this research is qualitative descriptive, by means of brainstorming with the team consist of SHE and process engineers. Risk identification is done using the HAZOP and risk assessment techniques using semi-quantitative analysis. Results of the risk assessment in coal mill, there is a risk of explosion that is on the node of hot gas inlet, outlet coal mill, inlet bag house, bag house and fine coal bin. The level of risk after the safeguards have been istalled, that goes into the high risk category requiring additional controls are at the node of fine coal bin, bag house, bag house inlet and outlet coal mill. Required control on each node can be classified by the control connected with CCR (central control room) and control is conducted manually without connected to CCR (central control room).

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Budi Hayati
"ABSTRAK
Kelelahan operator alat berat masih menjadi masalah di berbagai negara, didukung dengan hasil prasurvey pada 4 Maret 2020 di PT.X menunjukkan bahwa 3 dari 3 operator alat berat mengeluhkan kelelahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelelehan dan hubungan faktor karakteristik individu dan faktor pekerjaan dengan kelelahan operator alat berat bongkar muat Terminal Y di PT.X Tahun 2020. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian potong lintang. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling sebanyak 60 orang dan sebanyak 52 orang yang mengisi kuesioner secara lengkap. Variabel yang diteliti di antaranya faktor karakteristik individu (usia, IMT, kuantitas tidur, waktu perjalanan, status perkawinan) dan faktor pekerjaan (masa kerja, shift, dan waktu istirahat) yang diukur dengan menggunakan kuesioner Industrial Fatigue Research Committee (IFRC). Hasil analisis dengan menggunakan Fisher Exact menunjukkan terdapat hubungan antara IMT (P value= 0.015), waktu perjalanan (P value=0.022 ) dan kelelahan kerja operator. Sebesar (90.4%) operator alat berat mengalami kelelahan ringan dan (9.6%) mengalami kelelahan sedang. Sehingga perlu dilakukan pelatihan mengenai fatigue management untuk menurunkan risiko kelelahan operator alat berat.

ABSTRACT
Heavy equipment operator fatigue is still a problem in many countries, supported by the survey on March 4th at PT.X showing that 3 out of 3 heavy equipment operators complained of fatigue. This study aims to detemine the level of fatigue and the relationship between individual characteristic factors and work factors with fatigue of loading and unloading heavy equipment operator at Terminal Y PT.X 2020. It is a quantitative research with cross sectional design. The sampling technique used a total sampling of 60 operator and 52 operators filled the questionaire in full. The variables studied were individual characteristic factors (age, BMI, sleep quantity, commuting time, and marital status) and work factors (years of service, shift work, and rest periods) which were measured using the Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) questionaire. Fisher Exact analysis showed, there was a relationship between BMI (P value=0.015), commuting time (P value=0.022) and operators fatigue. More than ninety persen (90.4%) heavy equipment operators experienced mild fatigue and 9.6% experienced moderate fatigue. So, fatigue management training is needed to reduce the risk of heavy equipment operator fatigue."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisha Humaira
"ABSTRAK
Operator tambang batubara merupakan salah satu pekerjaan yang memiliki risiko tinggi untuk mengalami kelelahan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan pada operator tambang batubara dengan menggunakan metode tinjauan literatur sistematis. Faktor yang diteliti yaitu shift kerja, durasi kerja, dan beban kerja dengan covariat faktor individu (usia, kualitas tidur, kuantitas tidur, dan irama sirkadian) dan faktor pekerjaan &lingkungan kerja (waktu istirahat, waktu kerja, dan masa kerja). Desain penelitian ini merupakan penelitian eksploratori dengan metode deskriptif melalui tinjauan literatur sistematis terhadap literatur yang sesuai dengan kriteria penilaian. Tinjauan literatur sistematis ini dilakukan dengan tahapan identifikasi, ekstraksi, sintetis, dan intrepetasi data yang diperoleh dari 11 literatur terpilih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara shift kerja, durasi kerja, dan beban kerja terhadap kelelahan pada operator tambang batubara.

ABSTRACT
Coal Mining Operator is one of the high-risk occupations in experiencing fatigue. This study aim to determine factors associated with fatigue on coal mining operators through a systematic literature review method. Factors studied were shift work, work duration, and workload with covariate of individual factors (age, sleep quantity, sleep quality, and circadian rhythm) and factors of work & work environment (rest periods, work hours, and work period). This research is an exploratory study with a descriptive method through a systematic literature review of the literature in according to the research criteria. This systematic literature review is conducted through the identification, extraction, synthesis, and interpretation of data obtained from 11 selected literature. The resukt showed that there was an influence between shift work, work duration, and workload on fatigue in coal mining operators."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisaa
"Kelelahan merupakan kontributor utama dalam 60-70% insiden yang disebabkan oleh kesalahan manusia di sektor pertambangan. Kelelahan dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan di tempat kerja dan merupakan dampak yang sering terjadi akibat dari stres dan shift kerja. Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh stres kerja terhadap kelelahan pada operator tambang batubara. Penelitian ini juga menganalisis pengaruh karakter individu (usia, Indeks Massa Tubuh, kualitas tidur, kuantitas tidur dan tempat tinggal) dan faktor pekerjaan (durasi shift) terhadap kelelahan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode systematic literature review dengan memasukkan 10 literatur terkait topik penelitian untuk dianalisis. Hasil analisis menunjukkan bahwa stres merupakan faktor dengan kontribusi tebesar yaitu 33,6% pada kejadian kelelahan. Kelelahan juga berkaitan dengan usia, kualitas tidur, kuantitas tidur, tempat tinggal dan durasi shift. Namun, penelitian ini belum bisa membuktikan pengaruh Indeks Massa Tubuh (IMT) terhadap kelelahan. Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah stres memiliki potensi untuk meningkatkan kelelahan pada pada operator tambang batubara.

Fatigue is the main contributor factor on 60-70% incident that caused by human factor in mining industry. Fatigue can affect workers health and workplace safety and is a frequent impact resulting from stress and shift work. The aim of this study is to assess the impact of stress towards fatigue on coal operators. This study also assess the impact of individual character (age, body mass index, sleep quality, sleep quantity and recidence) and work-related factor (shift duration) towards fatigue. Methods of this study is systematic literature review with a total of 10 literature that related to the topic were included. Result showed 33,6% of fatigue related incident is caused by stress. Fatigue also attributed with age, sleep quality, sleep quantity, recidence and shift duration. However, the study cant prove the impact of Body Mass Index (BMI) towards fatigue. In conculsion, stress has the potential to increase fatigue on coal operators."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmilia Permatasari
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas dari surveilans kesehatan kerja terkait hipertensi yang telah diterapkan oleh PT X dengan lokasi di Y. Analisis dilakukan dengan melihat gambaran tekanan darah pekerja selama 1 tahun terakhir lalu dianalisis prevalensi dan insiden hipertensi yang ada, kemudian, dilakukan kajian terhadap efektifitas program K3 dalam menurunkan angka prevalensi dan insiden tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif- kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional .Hasil penelitian menyarankan bahwa segera melakukan identifikasi Health Risk Assessment (HRA) terkait faktor risiko hipertensi, segera membuat kebijakan untuk melakukan pemeriksaan sebelum bekerja, lalu melakukan beberapa perubahan pada program kesehatan dan keselamatan kerja.

ABSTRACT
This study purposed to analyze the effectiveness of occupational health surveillance related hypertension that has been applied by PT X site Y. The analysis was done by looking at the overview of blood pressure workers during the last 1 year ago and then analyzed the prevalence and incidence of hypertension, followed by an assessment of the effectiveness of the occupational health and safety program in reducing the prevalence and incidence. This study is qualitative-quantitative study with cross-sectional research design. The results of the study suggest that immediate identification of Health Risk Assessment (HRA)-related risk factors of hypertension, , immediately making policy for examination blood pressure workers before work, and then made some changes to occupational health and safety programs.
"
2014
S53280
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuda Andhika
"Skripsi ini membahas gambaran kesiapan SDN Warakas 03-08 Jakarta dalam menghadapi keadaan darurat akibat bencana. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa sekolah belum melakukan persiapan menghadapi keadaan darurat yang dapat disebabkan oleh bencana baik bencana alam, non alam, maupun bencana sosial. Sarana sekolah berupa pintu, tangga, dan lapangan untuk berkumpul sementara dalam keadaan darurat sudah memenuhi regulasi standar. Sarana lainnya berupa APAR dan kotak P3K sudah tersedia di sekolah walaupun belum memenuhi regulasi. Diharapkan kepada pihak penyelenggara di sekolah untuk dapat mempertimbangkan dan menerapkan manajemen keadaan darurat bencana di sekolah.

This thesis describes the readiness of SDN Warakas 03-08 Jakarta toward facing the emergency situation due to disaster. This research is a qualitative research using descriptive design. The result shows that the school was not conduct the preparation yet toward facing the disaster such as nature disaster, non nature disaster, as well as social disaster. The school facility such as doors, stairs, and also assembly point is already suitable with the standard regulation. Others facility such as fire extinguisher and first aid box are available at the school yet still not fulfill the regulation. It is expected that all stakeholder in school to consider and conduct the emergency and disaster management at shcool.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53278
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukma Ayu Eurohastanti
"Penelitian ini membahas persepsi risiko para pekerja bagian satwa terhadap pajanan bahaya biologi di Kebun Binatang Bandung tahun 2014. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian cross sectional dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi risiko para pekerja bagian satwa di Kebun Binatang Bandung terhadap pajanan bahaya biologi masih kurang baik. Pengendalian yang telah dilakukan dalam menghadapi pajanan bahaya biologi di Kebun Binatang menjadi faktor dominan karena memiliki nilai bobot rataan yang paling rendah. Oleh karena itu, peneliti menyarankan beberapa program pengendalian berdasarkan hierarchy of control untuk menghadapi pajanan bahaya biologi yang berasal dari satwa di Kebun Binatang Bandung.

This study discusses the risk perception of wildlife workers against biological hazards exposure at Bandung Zoological Park in 2014 This research uses cross sectional study with quantitative and qualitative approaches The results showed that the risk perception of wildlife workers are poor Control over the risk from biological hazard is the dominant factor from independent variable influences risk perception of wildlife workers because it is the lowest weight scale average between the other independent variable Researcher suggest several control programs based on hierarchy of control to against biological hazard exposure from animals at Bandung Zoological Park.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54980
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>