Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tiarlan
"AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan sindrom/kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh retrovirus yang menyerang sistem kekebalan tubuh/pertahanan tubuh. Sampai saat ini AIDS telah membunuh jutaan manusia. Indonesia akan memasuki kategori negara dengan wabah umum HIV/AIDS, berarti wabah itu sudah mulai merajalela di masyarakat umum, tidak lagi hanya pada kelompok orang yang berperilaku beresiko tinggi tertular HIV/AIDS. Sampai sekarang ini belum ada pengobatan yang dapat menangani HIV/AIDS secara total, walaupun obat antiretroviral saat ini dapat dipakai untuk menekan reproduksi HIV. Maka, dalam menanggulangi wabah HIV/AIDS, peningkatan kesehatan (preventif dan promotif) merupakan cara yang paling efektif untuk dilakukan saat ini.
Dalam ilmu kesehatan masyarakat ada tiga cara utama untuk mencegah penularan HIV/AIDS melalui jalur seksual, yang dikenal dengan singkatan ABC.A adalah singkatan dari Abstinence, yaitu tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah. B adalah singkatan Be faithful: setia pada pasangan, dengan tidak melakukan hubungan seksual dengan orang lain, kecuali pasangannya sendiri. C adalah singkatan dari Condom, yaitu menggunakan kondom, jika langkah A dan B tidak dapat dilakukan.
Pendidikan kesehatan ialah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Artinya, pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat menyadari atau mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan, bagaimana menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan mereka dan kesehatan orang lain, ke mana seharusnya mencari pengobatan bilamana sakit, dan sebagainya. Tujuan akhir dari pendidikan kesehatan adalah agar masyarakat dapat mempraktikkan hidup sehat bagi dirinya sendiri dan bagi masyarakat.
Penelitian tentang Sikap Mahasiswa FKM UI terhadap upaya pencegahan HIV/AIDS melalui penggunaan kondom ini ditujukan kepada mahasiswa FKM UI Program Sarjana Reguler angkatan 2004 dan 2005. Mengingat mahasiswa FKM UI merupakan calon praktisi kesehatan yang akan mempengaruhi sikap masyarakay dalam melakukan upaya peningkatan kesehatan. Sikap mahasiswa FKM UI terhadap upaya pencegahan HIV/AIDS melalui penggunaan kondom dilihat melalui tiga komponen, yaitu kognisi, afeksi, dan konasi. Ketiga komponen ini dapat di ukur melalui kuesioner yang diberikan kepada mahasiswa S1 reguler angkatan 2004 dan 2005. jumlah responden dihitung dengan menggunakan rumus estimasi proporsi, kemudian di hitung berdasarkan proporsi mahasiswa pada setiap jurusan.
Dari 3 komponen sikap yang diteliti, ternyata kognisi positif mahasiswa FKM UI terhadap upaya pencegahan HIV/AIDS melalui penggunaan kondom cukup tinggi (67,1%), walaupun nilai afeksi dan konasi positif terhadap upaya pencegahan HIV/AIDS melalui penggunaan kondom rendah (48,7% dan 47,4%). Berdasarkan penelitian di atas dibutuhkan tindak lanjut dari beberapa pihak, diantaranya pihak Perguruan Tinggi (FKM UI), Pemerintah, dan Mahasiswa, agar bersama-sama bekerja sama untuk memberikan pengetahuan-pengetahuan yang lebih mendalam tentang upaya pencegahan HIV/AIDS melalui penggunaan kondom."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-5427
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elis Sunarti
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26702
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Meidiansyah
"Kanker hati adalah kondisi ketika sel-sel dalam hati tumbuh di luar kendali. Pada tahun 2020, kanker hati menempati urutan keempat kanker dengan jumlah kasus baru dan kematian tertinggi di Indonesia. Faktor risiko utama kanker hati adalah penyakit hati kronis. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui risiko penyakit hati berkembang menjadi kanker hati pada peserta dengan dan tanpa penyakit hati di Indonesia tahun 2019-2021. Penelitian ini menggunakan Data Sampel BPJS Kesehatan tahun 2019-2021 dengan desain kohort retrospektif dan didapatkan jumlah sampel 824.592 terbobot. Analisis menggunakan uji Cox Proportional Hazard. Hasil penelitian menunjukan bahwa peserta dengan penyakit hati memiliki probabilitas dan risiko kanker hati yang lebih tinggi dibandingkan peserta yang tidak memiliki penyakit hati (CEP 1,61%; 95% CI 0,08% – 3,14%; AHR 98,5; 95% CI 40,6 – 239,4). Berdasarkan jenis dan jumlah penyakit hatinya, peserta dengan hepatitis kronis (AHR 153,9; 95% CI 32,3 – 690,7) dan menderita lebih dari 2 jenis penyakit hati (AHR 140,1; 95% CI 18,5 – 1061,7) memiliki risiko kanker hati paling tinggi dibandingkan kategori lainnya. Hasil studi menyimpulkan bahwa penderita penyakit hati, terutama hepatitis kronis, memiliki risiko sangat tinggi mengalami kanker hati. Untuk itu, perlu surveilans kanker hati secara nasional pada kelompok penduduk tersebut guna mencegah penyakit hati berkembang menjadi kanker hati.

Liver cancer is condition characterized by uncontrolled growth of liver cells. In 2020, Liver cancer ranked fourth among new cancer cases and had highest mortality rate among cancers in Indonesia. The main risk factor for liver cancer is chronic liver disease. This study aimed to determine risk of liver disease progressing to liver cancer in participants with and without liver disease in Indonesia from 2019-2021. Retrospective cohort study was conducted using BPJS Kesehatan Sample Data from 2019-2021, with weighted sample size of 824,592. Cox Proportional Hazard analysis was performed. The results showed that participants with liver disease had higher probability and risk of liver cancer compared to those without liver disease (CEP 1.61%; 95% CI 0.08%–3.14%; AHR 98.5; 95% CI 40.6–239.4). Among different types and numbers of liver diseases, participants with chronic hepatitis (AHR 153.9; 95% CI 32.3–690.7) and those with more than two types of liver diseases (AHR 140.1; 95% CI 18.5–1061.7) had highest risk of liver cancer compared to others. The study concluded that patients with liver disease, particularly chronic hepatitis, have elevated risk of developing liver cancer. Therefore, national surveillance for liver cancer in this group is crucial to prevent progression of liver disease to liver cancer."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon. Romariana Dewi
"Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang disebabkan oleh berbagai macam kuman /bakteri, virus, parasit dan kutu kelamin yang sebagian besar ditularkan melalui hubungan seksual. IMS merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama di seluruh dunia, yang mempengaruhi kualitas hidup dan menyebabkan penyakit serius dan kematian. Wanita pekerja seks (WPS) dianggap sebagai kelompok berisiko tinggi untuk tertular infeksi menular seksual (IMS), ada potensi risiko penyebaran IMS lebih lanjut ke populasi umum melalui kontak seksual mereka dengan klien laki-laki heteroseksual dengan penggunaan kondom yang tidak konsisten dan melalui pasangan seks yang tidak terkait dengan pekerjaan. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui determinan kejadian IMS pada WPS di Indonesia tahun 2018/2019. Analisis dilakukan secara univariat dan diuji dengan chi square dan regresi logistik ganda dengan jumlah sampel yang memenuhi syarat sebanyak 5.649 responden dengan data sumber STBP 2018/2019. Dari hasil penelitian diketahui bahwa proporsi kejadian IMS pada WPS sebesar 9.9 % dengan tingkat Konsistensi Penggunaan Kondom sebesar 37,1 %. Terdapat hubungan yang bermakna antara konsistensi penggunaan kondom dengan kejadian IMS dengan AOR 0.678 (95% CI 0,57-0,81), faktor Lama Kerja (≤5 tahun) dengan AOR 0.74 (95% CI 0.60-0,92) dan Penyuluhan IMS dengan AOR 0,74 (95% CI 0,61-0,89).

Sexually transmitted infections (STIs) are infections caused by a wide variety of germs/bacteria, viruses, parasites and genital lice that are mostly transmitted through sexual intercourse. STIs are a major public health problem worldwide, affecting quality of life and causing serious illness and death. Female sex workers (FSWs) are considered a high risk group for contracting sexually transmitted infections (STIs), there is a potential risk of further spread of STIs to the general population through their sexual contact with heterosexual male clients with inconsistent condom use and through non-work related sex partners. This study is a cross sectional study that aims to determine the determinants of STI incidence among FSWs in Indonesia 2018/2019. The analysis was carried out univariately and tested with chi square and multiple logistic regression with a total of 5,649 eligible samples of respondents with 2018/2019 IBBS source data. From the results of the study, it is known that the proportion of STI incidence in FSWs is 9.9% with a level of Condom Use Consistency of 37.1%. There is a significant relationship between the consistency of condom use with the incidence of STIs with an AOR of 0.678 (95% CI 0.57-0.81), the length of employement (≤5 years) with an AOR of 0.74 (95% CI 0.60-0.92) and STI counseling with an AOR of 0.74 (95% CI 0.61-0.89)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library