Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ruli Juaniarso
"ABSTRAK
Penelitian ini melihat bagaimana kehidupan seorang janda yang berjuang mempertahankan kehidupan keluarganya setalah ditinggal suami (meninggal atau pargi tanpa berita), dalam kontek nilai budaya Betawi yang melarang perempuan bekerja keluar rumah. Salama suami masih ada, perempuan Betawi tidak terbiasa bekerja mencari nafkah karena budaya patriarkhi manempatkan perempuan pada ranah domestik dan hanya boleh mengurua rumah tangga saja. Disatu sisi ia
harus berjuang menghidupi anak-anaknya sementara disisi lain tekanan nilai budaya dalam komunitasnya. mengharuskan dirinya untuk tatap berada di rumah. Kondisi tersebut melahirkan strategi tertentu (yang khas perempuan) dalam upaya mempertahankan kehidupan keluarganya. Penelitian ini menggunakan-pendekatan kualitatif melalui metnde wawancara mendalam yang berupaya menangkap pengalaman kéhidupan janda yang khas perempuan. Data primer penelitian ini diperoleh dari janda Betawi yang bertempat tinggal di Kampung Memandoran. Penarikansampel dilakukan melalui teknik penarikan sampel homagen. yang bertampat tinggal di Hampung Kemandnran. Penarikan sampel dilakukan melalui tahnik penarikan sampel hamagen. Sedangkan data sekunder dipermleh dari beberapa orang tokoh maayarakat Mampung Kamandnran Serta dari Kantor Kalurahan Grmgol Utara, Hecamatan Kehayoran lama, Jakarta Selatan. Data hasil penelitian dianalisis dangan memakai model analiaia jander. Fenelitian ini menamukan Bahwa umumnya iatri dalam keluarga Betawi mengaiami maaalah ekonomi ketika statuanya berubah manjadi janda. Hal ini dimungkinkan Marana nilai dan norma budaya Batawi tidak memparbolehkan perempuan bekerja keluar rumah. Naaalah lainnya adalah sikap ketergantungan janda terhadap keluarga besarnya, dan ketiadaan otonomi dalam menyelenggarakan rumah tangganya sendiri. Marasa kurang dihargai oleh masyarakat Serta tekanan nilai budaya adalah masalah lain yang mereka alami. Kondisi diataa, melahirkan strategi tertentu yang bersifat akmodatif yang khas perempuan, yaitu strategi yang tidak bersifat rasistan (menantang) nilai dan norma yang berlaku, namun juga tidak memakai nilai dan nmrma
tersebut. Pelibatan keluarga beaar, bekerja dengan menggunakan katrampilan yang khas perempuan Serta melanjutkan pendidikan anak adalah strategi yang mereka lakukan."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Made Tusan Surayasa
"Masalah inti dari penelitian ini adalah adanya ideologi jender yang menempatkan wanita pada posisi yang tidak menguntungkan. Wanita sering tidak diperhitungkan keberadaan dan pekerjaannya. Kontribusi wanita yang besar di bidang pertanian menjadi tidak 'nampak' di mata pejabat pendesain program pertanian sehingga perencanaan banyak program pertanian masih bersifat bias pria. Bagaimana dengan proyek Pembangunan Pertanian Rakyat Terpadu (P2RT) di Desa Tembok Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng, Bali? Apakah hal demikian juga terjadi? Penelitian ini mengungkapkan hal tersebut.
Tipe penelitian ini adalah deskriptif eksploratif dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Data primer dikumpulkan dengan wawancara menggunakan daftar pertanyaan semi terstruktur untuk 33 orang informan yang terdiri atas lima orang informan petugas, 24 orang informan petani, baik pria maupun wanita dan empat orang wanita partisipan proyek. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan model analisis jender.
Penelitian ini menemukan bahwa wanita petani berperan sangat nyata dalam usaha tani jagung dan usaha peternakan kambing lingkup proyek P2RT. Meskipun demikian, mereka diabaikan dalam perencanaan ataupun pelaksanaan proyek tersebut. Wanita tidak dilibatkan bahkan tidak masuk pertimbangan dalam proyek P2RT. Hal ini karena nilai jender yang dianut oleh perencana, pelaksana proyek ataupun oleh petani itu sendiri yaitu bahwa "tugas pria mencari nafkah", "tugas wanita di rumah tangga" dan "usaha tani itu milik pria". Ini membuat mereka "buta" terhadap realitas bahwa wanita berperanan besar di usaha tani lingkup proyek. Petani wanita dinilai tidak pantas menjadi peserta proyek dan mengikuti pelatihan-pelatihan di bidang usaha tani, karena akan menelantarkan pekerjaan rumah tangganya bila mengikutinya. Ternyata, peran reproduktif wanita digunakan sebagai alasan untuk menyingkirkan wanita dari kegiatan proyek P2RT tersebut. Padahal, sebenarnya jadwal kegiatan ini dapat diatur dan disesuaikan dengan jadwal kegiatan wanita di ranah domestik apabila proyek ada kemauan. Jadi, ini merupakan wujud ketidakadilan perlakuan antara petani pria dan petani wanita. Petani wanita berada pada posisi yang dirugikan. Tidak dilibatkannya petani wanita dalam kegiatan proyek berdampak negatif pada keberhasilan proyek P2RT di Desa Tembok Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng. Dampak negatif ini ditunjukkan dari masih diterapkannya teknologi budi daya jagung yang mengacu pada kebiasaan lama, seperti masih menggunakan benih secara berulang dan jarak tanam, jumlah benih per lubang serta memupuk masih belum sesuai dengan yang dianjurkan proyek. Kesemuanya justru banyak dikerjakan petani wanita. Di samping itu, ditemukan bahwa proyek P2RT tidak mengubah pola pembagian kerja jender pada usahatani jagung di Desa Tembok. Sebaliknya pada usaha peternakan kambing terdapat perubahan pola pembagian kerja. Beban kerja sehari-hari wanita cenderung bertambah. Ini karena sebelum proyek, kegiatan sehari-hari membersihkan kandang kambing ataupun memberi pakan kambing tidak dilakukan. Jadi, masuknya proyek P2RT menambah beban bagi wanita di Desa Tembok.
Temuan di atas menunjukkan bahwa perencanaan P2RT belum sensitif terhadap masalah jender. Oleh karena itu, proyek P2RT sendiri dirugikan. Berdasarkan temuan di atas maka dianjurkan agar petani wanita diberi perhatian khusus seperti layaknya petani pria. Agar petani wanita mendapat kesempatan dan perhatian, perlu ada pengakuan bahwa petani wanita mempunyai peran besar di usaha tani lingkup proyek. Dalam perencanaan ataupun pelaksanaan proyek P2RT di masa mendatang petani wanita jangan diabaikan, sehingga mereka memperoleh juga manfaat proyek seperti petani pria. Selain itu, perlu ada upaya penyadaran jender bagi semua pejabat yang berada pada posisi pengambil keputusan, perencana dan pelaksana di lingkup Departemen Pertanian. Ini dimaksudkan agar pejabat lingkup pertanian dapat menyusun perencanaan proyek P2RT, khususnya di Kabupaten Buleleng, Bali yang memperhatikan kepentingan petani wanita dan petani pria. Lebih lanjut perlu dikondisikan bahwa petani wanita dan petani, pria memperoleh akses yang sama untuk berpartisipasi dalam proyek tersebut. Intervensi proyek P2RT juga dapat lebih berhasil apabila pekerjaan wanita dan kepentingannya lebih diperhatikan. Apabila proyek P2RT memperhatikan kepentingan wanita di daerah penelitian, lebih bijaksana untuk mengembangkan juga ternak babi, mengingat di daerah ini ternak babi telah biasa diusahakan oleh wanita. Di samping itu, ternak ini mempunyai arti penting untuk keperluan konsumsi, penambah penghasilan ataupun pemenuhan fungsi sosio-kultural."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library