Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Selvia Wiliantari
Abstrak :
Markisa manis (Passiflora ligularis Juss) tumbuh di dataran tinggi yang sejuk di Indonesia, salah satunya provinsi Sumatera Barat. Markisa manis memiliki aktivitas antioksidan yang kuat dan memiliki potensi dalam penghambatan tirosinase dari bagian tanamannya. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kadar flavonoid, kadar polifenol, aktivitas antioksidan (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) dan Ferric Reducing Antioxidant Power (FRAP)) dan penghambatan tirosinase dari ekstrak dan fraksi bagian tanaman markisa manis, selanjutnya fraksi bagian ter-aktif diformulasikan dalam sediaan krim masker wajah. Penelitian ini menggunakan empat bagian tanaman markisa manis yaitu daun, batang, biji dan kulit buah. Proses ekstraksi dilakukan dengan pelarut etanol 70% menggunakan metode Ultrasound-Assisted Extraction (UAE). Ekstrak bagian tanaman yang menunjukkan hasil pengujian terbaik selanjutnya dilakukan fraksinasi dengan n-heksan, etil asetat dan akuades. Fraksi bagian tanaman ter-aktif dilakukan pengujian antioksidan dan aktivitas penghambatan tirosinase, kemudian diidentifikasi menggunakan Liquid Chromatograpy Mass Spectroscopy (LC-MS). Fraksi ter-aktif diperoleh dari bagian biji sebagai fraksi etil asetat biji yang diformulasikan dalam sediaan krim masker wajah. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas antioksidan ekstrak dan fraksi yang sangat kuat hingga kuat dan memiliki potensi penghambatan tirosinase. Sedangkan krim masker wajah menunjukkan aktivitas antioksidan yang sangat kuat dan potensi penghambatan tirosinase pada F1 dan F2. Stabilitas 12 minggu menunjukkan terjadinya penurunan aktivitas antioksidan, penghambatan tirosinase dan evaluasi fisik sediaan pada F1 dan F2. ......Sweet granadilla (Passiflora ligularis Juss) grows in the cool highlands of Indonesia, one of which is the province of West Sumatera. Sweet granadilla has potent antioxidant activity and potential to inhibit the tyrosinase enzyme from plant parts. The purpose of this study was to analyze the content of flavonoid, polyphenols, antioxidant activity (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) and Ferric Reducing Antioxidant Power (FRAP)) and inhibition of tyrosinase from extracts and fraction of sweet granadilla plant parts, then the most active part fraction were formulated in facial mask cream. This study used four parts of the sweet granadilla. They were leaves, stems, peels and seeds. The extraction process was carried out with 70% ethanol solvent with Ultrasound-Assisted Extraction (UAE) method. Extracts of plant parts that showed the best results then fractionated with n-hexane, ethyl acetate and distilled water. The selected fraction from plant parts was tested for antioxidant activity and inhibition of tyrosinase then identified was done by Liquid Chromatography Mass Spectroscopy (LC-MS). The most active fraction was obtained from the seeds as the ethyl acetate fraction of the seeds. This ethyl acetate fraction was formulated in a face mask cream. The results showed that the antioxidant activity of the extracts and fractions was very strong to strong and had the potential for tyrosinase inhibition. While the face mask cream showed very strong antioxidant activity and tyrosinase inhibition potential in F1 and F2. The 12-week stability showed a decrease in antioxidant activity, tyrosinase inhibition and physical evaluation of the preparation in F1 and F2.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabila Robbani
Abstrak :
Diabetes merupakan salah satu masalah kesehatan global yang tumbuh paling cepat di abad ke-21. Obat antidiabetes dengan berbagai mekanisme kerja telah banyak di produksi. Namun, sebagian besar penderita diabetes menggunakan tanaman untuk pengobatan alternatif karena merasa efek sampingnya lebih kecil dibandingkan obat antidiabetes. Tanaman yang telah terbukti berpotensi sebagai antidiabetes diantaranya adalah Caesalpinia sappan (secang), Andrographis paniculata (sambiloto), dan Syzygium cumini (jamblang). Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antidiabetes dari kombinasi ekstrak etanol herba sambiloto, daun jamblang, dan kayu secang secara in vitro dengan penghambatan enzim alfa-glukosidase dan DPP-IV (Dipeptidil-peptidase IV). Kombinasi ketiga ekstrak dibuat dalam bentuk granul dan sediaan akhir berupa kapsul. Formula terbaik dilanjutkan untuk pengujian stabilitas selama 3 bulan. Caesalpinia sappan menunjukkan aktivitas paling kuat dalam menghambat enzim alfa-glukosidase dan DPP-IV dengan nilai masing-masing sebesar IC50 9,60 ± 1,05 µg/mL dan 59,98 ± 6,84%. Sementara, ekstrak kombinasi menghasilkan IC50 64,21 ± 1,37 µg/mL terhadap penghambatan alfa-glukosidase dan 45,14 ± 12,71% untuk penghambatan DPP-IV. Formulasi paling efisien adalah F1 yang menggunakan Avicel PH 101 dengan komposisi paling rendah. F1 memperoleh carr’s index 14,40 ± 1,38% dan hausner’s ratio 1,17 ± 0,02. Setelah penyimpanan tiga bulan, adanya perbedaan fisik. Kadar senyawa penanda turun setelah penyimpanan dua minggu. Namun, terjadi kenaikan setelahnya untuk brazilin dan andrografolid. Aktivitas penghambatan alfa-glukosidase berlangsung fluktuatif selama masa penyimpanan, namun mengarah pada peningkatan IC50. Caesalpinia sappan memiliki aktivitas paling kuat terhadap penghambatan alfa-glukosidase dan DPP-IV serta sediaan kapsul cenderung stabil selama penyimpanan 3 bulan.  ......Diabetes is one of the fastest growing global health problems of the 21st century. Antidiabetic drugs with various mechanisms of action have been produced. However, most diabetics use plants as alternative medicine because its side effects are lower than antidiabetic drugs. Plants that have been shown to have potential as antidiabetic are Caesalpinia sappan, Andrographis paniculata, and Syzygium cumin. This study aims to examine the antidiabetic activity in vitro of the combination of ethanol extract of those three plants by inhibiting alpha-glucosidase and DPP-IV enzymes. The combination of the three extracts was made in the form of granules in capsule. The best formula was continued for stability testing for 3 months. Caesalpinia sappan showed the strongest activity in inhibiting alpha-glucosidase and DPP-IV enzymes with IC50 values of 9.60±1.05 µg/mL and 59.98±6.84%, respectively. Meanwhile, the combined extract obtained an IC50 of 64.21±1.37 µg/mL for alpha-glucosidase inhibition and 45.14±12.71% for DPP-IV inhibition. The most efficient formulation was F1 which use Avicel PH 101 with the lowest composition. F1 obtained a carr's index of 14.40±1.38% and a hausner's ratio of 1.17±0.02. After three months of storage, there was changed in physical appearance. The content of marker compounds decreased after two weeks of storage. However, there was a subsequent increase for brazilin and andrographolide. The alpha-glucosidase inhibitory activity fluctuated during storage but led to an increasing in IC50. Caesalpinia sappan extract has the strongest activity against alpha-glucosidase and DPP-IV inhibition and capsule tend to be stable for 3 months of storage.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eldwin Suwandy
Abstrak :
Riset pencarian senyawa bioaktif yang memiliki aktivitas penghambatan terhadap enzim elastase dan antioksidan dalam menunda proses penuaan pada kulit terus diupayakan agar dapat dikembangkan menjadi kandidat agen anti-aging yang potensial. Tanaman mabolo (Diospyros blancoi A. DC.) merupakan tanaman asli Indonesia yang belum banyak dieksplorasi pemanfaatannya baik secara tradisional maupun ilmiah sebagai anti-aging. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa bioaktif dari ekstrak metanol daun (EDM) atau ekstrak metanol kulit batang (EKM) tanaman mabolo yang memiliki aktivitas anti-elastase dan antioksidan teraktif. Ekstraksi daun dan kulit batang dengan pelarut metanol mengggunakan ultrasound assisted-extraction (UAE). Aktivitas anti-elastase dan antioksidan dari tiap ekstrak, fraksi, subfraksi, dan isolat dievaluasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa EKM memiliki aktivitas anti-elastase dan antioksidan lebih kuat dibanding EDM meskipun keduanya memiliki aktivitas yang sangat kuat dibawah 50 µg/mL. EKM sebagai ekstrak teraktif dilanjutkan fraksinasi padat-cair dan menghasilkan fraksi etil asetat kulit batang mabolo (FEKM) yang memiliki aktivitas anti-elastase dan antioksidan paling kuat dibandingkan dengan fraksi metanol kulit batang mabolo (FMKM) maupun fraksi heksan kulit batang mabolo (FHKM). FEKM sebagai fraksi teraktif difraksinasi lebih lanjut dengan kromatografi kolom menghasilkan 16 subfraksi etil asetat kulit batang mabolo (SEKM A-SEKM P). Hasil identifikasi isolat melalui FTIR dan NMR dibandingkan terhadap literatur. Isolat DB1 yang diperoleh dari isolasi SEKM N diduga asam galat, sedangkan isolat DB2 yang diperoleh dari isolasi SEKM L dan SEKM N diduga asam betulinat. Aktivitas anti-elastase isolat DB2 [IC50 = 8,62 µg/mL (18,88 µM)] lebih kuat dibanding DB1 (IC50 = 93,35 µg/mL (548,70 µM)]. Akan tetapi, aktivitas antioksidan isolat DB1 lebih kuat dibanding isolat DB2. Sementara itu, aktvitas antielastase isolat DB2 menunjukkan jenis inhibisi unkompetitif secara in vitro. Hasil interaksi secara in silico diprediksi isolat DB2 menghambat bukan pada sisi aktif enzim elastase (1B0F) dengan energi bebas ikatan sebesar -5,85 kcal/mol. ......Studies on the discovery of bioactive compounds that have inhibitory activity against elastase enzymes and antioxidants in delaying the skin's aging process are still being explored so that potential anti-aging agents could be developed. The mabolo plant (Diospyros blancoi A. DC.) is a native Indonesian plant that has not been widely explored for its traditional and scientific uses as anti-aging. This study aimed to identify bioactive compounds from leaf methanol extract (EDM) or stem bark methanol extract (EKM) of the mabolo plant that have the most active anti-elastase and antioxidant activities. Extraction of leaves and stem bark with methanol solvent using ultrasound assisted-extraction (UAE). Both the anti-elastase and antioxidant activities of each extract, fraction, subfraction, and isolate were evaluated. The results showed that EKM had stronger anti-elastase and antioxidant activities than EDM although both had very strong activities below 50 µg/mL. EKM as the most active extract was followed by solid-liquid fractionation and resulted in ethyl acetate fraction of mabolo stem bark (FEKM) which had the strongest anti-elastase and antioxidant activities compared to methanol fraction of mabolo stem bark (FMKM) and hexane fraction of mabolo stem bark (FHKM). FEKM as the most active fraction was further fractionated by column chromatography to obtain 16 ethyl acetate subfractions of mabolo stem bark (SEKM A - SEKM P). The results of isolate identification by FTIR and NMR were compared to the literature. Isolate DB1 obtained from SEKM N isolation was considered gallic acid, while isolate DB2 obtained from SEKM L and SEKM N isolation was considered betulinic acid. The anti-elastase activity of isolate DB2 [IC50 = 8.62 µg/mL (18.88 µM)] was stronger than DB1 (IC50 = 93.35 µg/mL (548.70 µM)]. However, the antioxidant activity of isolate DB1 was stronger than isolate DB2. Meanwhile, the anti-elastase activity of isolate DB2 showed an uncompetitive type of inhibition in vitro. In silico interaction results predicted DB2 isolate inhibits not on the active side of the elastase enzyme (1B0F) with a binding free energy of -5.85 kcal/mol.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arlina Prima Putri
Abstrak :
Alginat adalah salah satu polisakarida alami yang dapat ditemukan pada sejumlah aplikasi biomedis. Hal ini didukung oleh sifatnya, yaitu biokompatibel, rendah kadar toksisitas, kelimpahan ketersediaannya, dan kemudahan proses gelasinya. Untuk meningkatkan sifat biodegradasi dan kemampuan interaksinya dengan sel tubuh, maka diperlukan modifikasi lanjut untuk senyawa alginat. Pada penelitian ini ditelaah metoda konjugasi alginat dengan reaksi oksidasi periodat dan reduksi aminasi. Penelitian diawali dengan pemetaan potensi protein dari sejumlah koleksi alga Indonesia. Kemudian dilanjutkan dengan konjugasi alginat dengan benzilamina dan ?-lisin. Kondisi reaksi optimal konjugasi dipelajari dengan menelaah pengaruh rasio substrat dengan oksidator dan reduktor. Alginat yang dikonjugasikan dengan benzilamina, mampu bertindak sebagai surfaktan karena membentuk misel pada pH asam, sedangkan dari senyawa alginat terkonjugasi ?-lisin, diperoleh produk berupa hidrogel dengan metoda pembentukan ikatan silang basa Schiff menggunakan gelatin. Hidrogel ini memiliki keunggulan karena ikatan yang terbentuk berupa pseudokovalen, menghasilkan hidrogel sifat self-healing. Dengan menggunakan kondisi konjugasi optimal, maka metoda modifikasi selanjutnya digunakan untuk membentuk alginat terkonjugasi lektin wheat germ aggulitinin (WGA). Mikropartikel dari alginat terkonjugasi WGA disintesis dengan metoda emulsifikasi dan ikatan silang ionik. Mikropartikel kemudian dimuat dengan kurkumin, pola pelepasan, hemakompatabilitas dan sitotoksisitinya diamati. Hasil penelitian menunjukkan enkapsulasi kurkumin dengan mikropartikel menghasilkan model pelepasan yang diperpanjang, dan pada konsentrasi rendah mikropartikel menunjukkan sifat hemakompatibel. ......Alginates are one of the natural polysaccharides that are found in numerous applications in biomedical science and engineering. This is due to the favorable properties of alginates, including biocompatibility, low toxicity, abundant availability, and ease of gelation. Chemical functionalization is one way to generate alginate derivatives with low molecular weight and high cell interactions. In this research conjugation method via periodate oxidation and reductive amination was studied. The research began with algae protein’s potential mapping from a few of Indonesian algae collection. The second part of the research was to conjugate the alginate with benzylamine and ?-lysine. We studied the effect of substrates against oxidation and reduction agents towards reaction yields. The benzylamine conjugated alginate was producing micelle on acidic pH, makes it suitable to acts as surfactant. From the ?-lysine conjugated alginate, we produced hydrogel by using gelatin to form Schiff base crosslinking. This hydrogel was linked by pseudocovalent linker which generates its self-healing properties. With conjugation optimum condition, alginate was conjugated with WGA lectin. Microparticles from alginate conjugated WGA were prepared through emulsification and ionic crosslinking. The microparticle was loaded with curcumin. The released pattern, hemacompatability and cytotoxicity of microparticle were investigated. The results show that encapsulation of curcumin with microparticle was released in prolonged manner and at low concentration, microparticle was hemocompatible.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library