Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dorina
Abstrak :
Satu hal yang menjadi ciri khas cerpen-cerpen Henry Lawson adalah suasana kehidupan orang-orang di bush yang digambarkan dengan sederhana, wajar, dan hidup. Tema-tema tentang kehidupan di bush ini juga menjadi ciri tulisan-tulisan yang dihasilkan pada periode nasionalis (1880-1920) di Australia. Kebanyakan tokoh-tokoh dalam cerpen-cerpen Lawson, baik tokoh utama maupun tokoh pendukung, adalah pria. Beberapa karyanya mengambil wanita sebagai tokoh utama, diantaranya The Selectors Daughter, Water Them Geraniums, Babies in the `Bush', The Exciseman, That Pretty Girl in the Army, dan The Drovers Wife_. Cerpen-cerpen inilah yang saya ambil sebagai bahan skripsi saya. Selain itu, saya juga mengambil satu cerpen No Place for a woman dimana tokoh utamanya adalah pria. Saya mengambil cerpen ini untuk membantu dalam analisis sebagai bahan pertimbangan.
1996
S14010
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhartanto
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S14208
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Jayani
Abstrak :
ABSTRAK
Penulis tertarik untuk menganalisa puisi Philip Larkin yang mempunyai tema masa tua dan kematian karena penyair kontemporer ini mempunyai pandangan tersendiri tentang hal tersebut.

Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk menyelidiki pandangan Philip Larkin mengenai masa usia lanjut dan kematian dengan menganalisa puisi-puisinya yang terdapat dalam album High Windows. Tujuh puisi terpilih untuk dianalisa. lebih lanjut, yang adalah: The Trees, High Windows., The Old Fools, The Explosion, The Building, Cut Grass, dan Dublinesque.

Puisi-puisi tersebut dianalis secara intrinsik berdasarkan teori Rene Wellek, yaitu menginterpretasi puisi dengan menganalisa unsur-unsur yang ada di dalamnya.

Kesimpulan analisis skripsi ini adalah bahwa Philip Larkin mempunyai pandangan yang berbeda dari kalangan umum yang beragama terhadap masa tua dan kematian. Menurut Larkin, masa tua yang merupakan bagian akhir dari kehidupan manusia di dunia tetap merupakan hal yang sangat berarti. Di masa tua, manusia masih mempunyai eksistensi, masih mempunyai kemampuan untuk melakukan hal-hal yang berarti buat diri sendiri. Di kematian, manusia tidak berarti apa-apa, manusia 'hilang' dan hal ini bersifat abadi.
1989
S14166
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Rachmi
Abstrak :
ABSTRAK
Soneta-soneta William Shakespeare membahas berbagai tema. Tetapi ada satu hal yang mendasari sebagian besar soneta-sonetanya. Dalam hampir semua soneta-sonetanya, Shakespeare tidak pernah melepaskan tema dasarnya, yakni waktu dan pengaruhnya pada manusia serta ketidakberdayaan manusia dalam menghadapinya. Tujuan skripsi ini adalah untuk meneliti bagaimana Shakespeare menggunakan citraan melalui majas-majas untuk mengungkapkan keresahan, ketakutan dan kegelisahannya dalam menghadapi perjalanan waktu, dengan maksud agar diketahui konsep Shakespeare tentang waktu. Penelitian ini mengambil pendekatan intrinsik, yakni membahas soneta-soneta Shakespeare berdasarkan unsur-unsur dalam soneta itu sendiri, dengan menggunakan analisa deskriptif.

Dari 154 soneta Shakespeare, penelitian ini hanya membahas lima buah soneta saja, sebab dalam kelima soneta ini Shakespeare mengangkat tema waktu sebagai pembicaraan utama. Kelima soneta itu adalah soneta 5, 19, 60, 115, dan 123.

Dalam puisi, kata-kata memiliki peran sangat penting. la berperan sebagai penghubung antara pembaca dengan dunia intuisi penyair, dan yang utama adalah sebagai objek yang mendukung imaji. Dan dalam puisi, imaji merupakan salah satu alat yang penting, disamping simbol, majas atau kiasan, dan paradoks, yang digunakan seorang penyair untuk.mengemukakan gagasannya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Shakespeare, dalam kelima sonetanya, menggunakan keempat alat pembentuk puisi di atas. la tidak menerapkannya secara terpisah, melainkan menjalin keempat unsur di atas sedemikian rupa sehingga keempatnya saling menunjang dalam menampilkan citra Waktu. Shakespeare banyak menggunakan majas metafora dan personifikasi yang saling terpaut. Selain itu, pilihan kata (diksi) Shakespeare menghasilkan pula paradoks dan ironi. Tapi majas utama yang mendasari soneta-sonetanya adalah majas simbol.

Dari penelitian penggunaan keempat alat pembentuk puisi oleh Shakespeare, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat empat citra Waktu yang utama dalam soneta-soneta Shakespeare. Pertama, Waktu sebagai suatu kekuatan yang tidak pernah berhenti bergerak. Kedua --dan ini merupakan ciri Waktu yang dominan -- Waktu sebagai seseorang yang dengan kejam merusak segala sesuatu di alam ini. Ketiga, Waktu berkuasa atas segala sesuatu yang ada di bumi tanpa ada yang dapat melawannya. Dan keempat adalah citra Waktu yang sangat dekat dengan Kematian.

Dari kesimpulan di atas tampak bahwa Shakespeare memiliki suatu konsep tentang Waktu. Namun perlu diingat bahwa konsepnya ini ia ungkapkan melalui citraan, simbol serta majas-majas perbandingan yang ia gunakan, dan konsep ini tidak dinyatakan dengan jelas dan terumus dalam satu soneta saja, melainkan saling menunjang antara satu soneta dengan soneta lainnya.
1989
S14153
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library