Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitri Wulan Anggraini
"Pola penularan HIV berdasarkan faktor resiko tidak mengalami perubahan. Bahkan berdasarkan kajian kajian paruh waktu Strategi dan Rencana Aksi Nasional (SRAN), salah satu kelompok dengan prevalensi HIV meningkat yaitu kelompok LSL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status HIV pada LSL (lelaki berhubungan seks dengan lelaki) di Poli IMS/VCT Puskesmas Pasar Rebo Jakarta Timur tahun 2014.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, rancangan yang dipakai yaitu crossectional, menggunakan data sekunder yang diperoleh dari form VCT dan form register IMS. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas berkaitan dengan perilaku beresiko, digunakan data primer yang diperoleh dari wawancara mendalam pada 3 orang LSL. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh LSL yang merupakan klien VCT di Poli IMS/VCT Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo yang baru berkunjung pada bulan Januari ? Desember 2014. Penelitian ini dilakukan pada Desember 2015.
Hasil penelitian ini diketahui 37,1% LSL klien VCT terinfeksi HIV. Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara variabel pendidikan dan pekerjaan terhadap status HIV pada LSL. Untuk itu perlunya kerjasama lintas sektoral untuk menekan angka kejadian HIV, khususnya pada kelompok LSL.

ABSTRACT
HIV transmission patterns based on risk factors did not change. Even based studies part-time studies Strategy and National Action Plan (SRAN), one of the groups with increased HIV prevalence is MSM. This study aims to determine the factors associated with HIV status in MSM (men having sex with men) in Poli STI / VCT Puskesmas Pasar Rebo 2014.
This study is a quantitative research, design used is cross-sectional, using secondary data obtained from the form VCT and STI register form. To get a broader picture relating to risky behavior, used primary data obtained from in-depth interviews on 3 MSM. The population in this study is the entire MSM who are clients of VCT in Poli STI / VCT Puskesmas Pasar Rebo new visit in January to December 2014. The study was conducted in December 2015.
The results of this study are known for 37.1% of HIV-infected MSM VCT clients. Statistical analysis showed a significant relationship between the variables education and work against HIV status in MSM. Therefore the need for cross-sectoral cooperation to suppress the incidence of HIV, particularly in MSM."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Zahra
"Iklim dapat mempengaruhi siklus hidup, siklus perkembangbiakkan nyamuk, dan dapat berpengaruh terhadap jumlah jentik atau angka bebas jentik, jentik kemudian berkembang menjadi nyamuk dan menularkan virus Dengue kepada manusia. Kepadatan penduduk berhubungan dengan jarak terbang nyamuk yang hanya berkisar 50 meter, maka daerah dengan penduduk padat dapat mempercepat penularan virus Dengue. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor iklim (suhu udara, kelembaban, dan curah hujan), faktor ke padatan vektor (angka ABJ), dan kepadatan penduduk dengan angka incidence rate DBD di Kecamatan Cilandak Tahun 2010-2019. Penelitian ini menggunakan studi ekologi. Jenis data yang diambil adalah data sekunder. Data incidence rate DBD, dan angka ABJ didapatkan dari laporan tahunan Puskesmas Kecamatan Cilandak. Data mengenai kepadatan penduduk didapatkan dari Badan Pusat Statistik. Data terkait iklim didapat dari BMKG. Hubungan akan dianalisis menggunakan uji pearson product moment. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa pada tahun 2010 hanya kepadatan penduduk yang memiliki hubungan yang signifikan dengan IR DBD (p=0,003, r=0,783). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa suhu memiliki hubungan signifikan terhadap IR DBD di Kecamatan Cilandak pada tahun 2011 (p=0,048, r=-0,580) dan 2015 (p=0,020, r=-0,66). Kelembaban memiliki hubungan signifikan dengan IR DBD di Kecamatan Cilandak pada tahun 2015 (p=0,013, r=0,426) dan 2019 (p=0,046, r=0,584). Curah hujan memiliki hubungan signifikan dengan IR DBD di Kecamatan Cilandak pada tahun 2019 (p=0,021, r=0,654). Kepadatan penduduk memiliki hubungan signifikan dengan IR DBD pada tahun 2010 (p=0,003, r=-0,783), 2012 (p=0,010, r=-0,706), 2014 (p=0,10, r=-0,706), 2015 (p=0,001, r=-0,844), 2016, 2017, dan 2019. Secara keseluruhan tahun 2010-2019, curah hujan dan kelembaban memiliki hubungan dengan IR DBD di Kecamatan Cilandak (p=0,029, r=0,685). Untuk mengurangi IR DBD disarankan untuk tetap melakukan kegiatan PSN, meningkatkan jumlah jumantik mandiri, dan meningkatkan penggunaan lavitrap.

Climate can affect the life cycle, the breeding cycle of mosquitoes, and can affect the number of larvae or larvae-free numbers, larvae then develop into mosquitoes and transmit the dengue virus to humans. Population density is related to mosquito flying distances that are only around 50 meters, so areas with dense population can accelerate the transmission of the dengue virus. This study aims to analyze the relationship between climate factors (air temperature, humidity, and rainfall), vector density factors (ABJ figures), and population density with DHF incidence rate in Cilandak District in 2010-2019. This research uses ecological studies. The type of data taken is secondary data. DHF incidence rate data, and ABJ figures were obtained from the annual report of the Cilandak District Health Center. Data on population density was obtained from the Central Statistics Agency. Climate related data obtained from BMKG. Relationships will be analyzed using the Pearson product moment test. The results of the bivariate analysis showed that in 2010 only population density had a significant relationship with IR DHF (p = 0.003, r = 0.783). The results of the bivariate analysis showed that temperature had a significant relationship with DHF IR in Cilandak District in 2011 (p = 0.048, r = -0.580) and 2015 (p = 0.020, r = -0.66). Humidity has a significant relationship with IR DHF in Cilandak District in 2015 (p = 0.013, r = 0.426) and 2019 (p = 0.046, r = 0.584). Rainfall has a significant relationship with IR DHF in Cilandak District in 2019 (p = 0.021, r = 0.654). Population density has a significant relationship with IR DHF in 2010 (p = 0.003, r = -0.783), 2012 (p = 0.010, r = -0.706), 2014 (p = 0.10, r = -0.706), 2015 ( p = 0.001, r = -0.844), 2016, 2017 and 2019. Overall in 2010-2019, rainfall and humidity have a relationship with IR DHF in Cilandak District (p = 0.029, r = 0.685). To reduce the DHF IR it is advisable to keep doing PSN activities, increase the number of independent jumantik, and increase the use of lavitrap."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Marchella Purwaningtyas
"Latar Belakang: Tuberkulosis paru merupakan salah satu jenis penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini ditularkan melalui media udara. Tuberkulosis menempati urutan kedua sebagai penyebab utama kematian. Indonesia saat ini berada di peringkat kedua sebagai negara dengan penderita tuberkulosis tertinggi di dunia. Kota Jakarta Selatan berada di urutan ke-3 dengan kasus tuberkulosis terbanyak di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2022.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara cakupan pengobatan, success rate, jenis kelamin, dan kepadatan penduduk terhadap incidence rate tuberkulosis paru di 10 kecamatan di Jakarta Selatan pada tahun 2022.
Metode: Menggunakan desain studi berupa studi ekologi dengan uji korelasi untuk menganalisis hubungan antara cakupan pengobatan, success rate, jenis kelamin, dan kepadatan penduduk terhadap incidence rate tuberkulosis paru di 10 kecamatan di Jakarta Selatan dengan menggunakan data dari bulan Januari-Desember pada tahun 2022.
Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cakupan pengobatan memiliki hubungan yang signifikan terhadap incidence rate tuberkulosis paru di 10 kecamatan (p = 0,000 –1,000), success rate memiliki hubungan yang signifikan terhadap incidence rate tuberkulosis paru di Kecamatan Jagakarsa (p = 0,047, r = 0,582), proporsi jenis kelamin laki-laki penderita tuberkulosis paru tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap incidence rate tuberkulosis paru di seluruh kecamatan (p = > 0,05), proporsi jenis kelamin perempuan penderita tuberkulosis paru tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap incidence rate tuberkulosis paru di seluruh kecamatan (p = > 0,05), dan kepadatan penduduk memiliki memiliki hubungan yang signifikan terhadap incidence rate tuberkulosis paru di Kecamatan Jagakarsa (p = 0,020, r = -0,659).
Kesimpulan: Hasil studi ini menyarankan Suku Dinas Kesehatan Kabupaten Jakarta Selatan dengan Pemerintah Kota Jakarta Selatan untuk melakukan advokasi dan pemberdayaan masyarakat setempat, memanfaatkan peran dan pelayanan fasilitas kesehatan dalam promosi Kesehatan, serta pelaporan kasus tuberkulosis guna memaksimalkan pengendalian dan pencegahan penyakit tuberkulosis paru.

Background: Pulmonary tuberculosis is one of contagious diseases caused by Mycobacterium tuberculosis. Tuberculosis is transmitted through the air. Tuberculosis ranks as the second main cause of death in the world. Indonesia is currently ranked second as country with the highest number of tuberculosis cases. In 2022, South Jakarta City is ranked 3rd with the most tuberculosis cases in DKI Jakarta Province.
Objective: This study aims to determine the relationship between treatment coverage, success rate, gender, and population density on the incidence rate of pulmonary tuberculosis in 10 sub-districts in South Jakarta in 2022.
Method: The research method being used in this study is an ecological study with a correlation test to analyze the relationship between treatment coverage, success rate, gender, and population density on the incidence rate of pulmonary tuberculosis in 10 sub-districts in South Jakarta using data from January to December in 2022.
Result: This study shows that treatment coverage has a significant relationship with the incidence rate of pulmonary tuberculosis in 10 sub-districts (p = 0,000–1,000), success rate has a significant relationship with the incidence rate of pulmonary tuberculosis in Jagakarsa District (p = 0,047, r = 0,582), the proportion of men with pulmonary tuberculosis does not have a significant relationship with the incidence rate of pulmonary tuberculosis in all sub-districts (p = > 0,05), the proportion of women with pulmonary tuberculosis does not have a significant relationship with the incidence rate of pulmonary tuberculosis in all sub-districts (p = > 0.05), and population density has a significant relationship with the incidence rate of pulmonary tuberculosis in Jagakarsa District (p = 0.020, r = -0.659).
Conclusion: It is advisable for the and health department of South Jakarta district along with South Jakarta government to advocate and empower the local communities, utilize the role and service of health facilities in health promotion and tuberculosis cases reporting in order to maximize the control and prevention of pulmonary tuberculosis.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Jayantini
"Dokter gigi memiliki risiko yang cukup tinggi untuk mengalami gangguan otot dan tulang rangka dikarenakan aktivitas pekerjaan yang dilakukan sehari-hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko yang berhubungan dengan gangguan otot dan tulang rangka akibat kerja pada dokter gigi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari – November 2022 yang melibatkan 111 dokter gigi yang bekerja di Puskesmas Wilayah Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data antara lain form Baseline Risk Identification of Ergonomic Factor (BRIEF), Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ III) dan Nordic Musculoskeletal Questionnaire (NMQ). Hasil dari penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara; kebiasaan olahraga, faktor fisik pada tangan dan siku, serta tuntutan pekerjaan terhadap gejala gotrak akut dan kronis. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengendalian dan intervensi lebih lanjut untuk mengurangi risiko keluhan gangguan otot dan tulang rangka pada dokter gigi.

Dentists are at risk for musculoskeletal disorders due to daily work activities. The purpose of this study was to analyze risk factors of work-related musculoskeletal disorder in dentist. This research was conducted in January to November 2022 involved 111 dentists working at the South Jakarta primary health care. This study used a cross sectional study design. The instruments used for data collection included the Baseline Risk Identification of Ergonomic Factor (BRIEF) form, the Copenhagen Psychosocial Questionnaire (COPSOQ III) and the Nordic Musculoskeletal Questionnaire (NMQ). The results of this study indicated that there is a significant relationship among exercise habits, physical factors on the hands and elbows, as well as work demands on acute and chronic symptoms of musculoskeletal disorder. Therefore, it is necessary to carry out further control and intervention to reduce the risk of musculoskeletal disorders in dentist."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas ndonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library