Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dita Restu Darmawati
"ABSTRAK
Kecamatan Menteng merupakan salah satu wilayah administrasi yang terdapat di Kota Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta. Dahulu Kecamatan Menteng merupakan salah satu tempat di Indonesia yang pernah dikembangkan dan memiliki lansekap bercirikan sebagai lsquo;kota taman rsquo;. Akan tetapi seiring perkembangan zaman, Kecamatan Menteng telah mengalami perubahan karakteristik lingkungan terutama yang berkaitan dengan konsep kota taman. Perubahan karakteristik lingkungan yang dialami oleh Kecamatan Menteng selanjutnya bisa mempengaruhi kepekaan tempat penduduk dan identitas yang dimiliki oleh kecamatan tersebut. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pola karakteristik lingkungan Kecamatan Menteng yang ditinjau dari kepekaan tempat penduduk dan identitas tempat yang terbentuk pada Kecamatan Menteng seiring perubahan karakteristik lingkungan yang terjadi sebagai kota taman. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam terhadap informan kunci dan penyebaran kuesioner kepada pelaku berbagai kegiatan di Kecamatan Menteng. Semua data yang telah terkumpul diketagorikan ke dalam beberapa tema. Proses analisis dilakukan dengan metode triangulasi antara literatur sejarah Kecamatan Menteng, dokumen perencanaan Kecamatan Menteng, penemuan kata kunci dan tema dari hasil wawancara. Hasil analisis menunjukkan bahwa apabila ditinjau berdasarkan kepekaan tempat penduduk, secara keseluruhan wilayah Kecamatan Menteng saat ini sudah tidak lagi memiliki karakteristik lingkungan sebagai kota taman. Wilayah Kecamatan Menteng yang masih memiliki sisa-sisa dari karakteristik lingkungan bercirikan kota taman adalah wilayah Kecamatan Menteng bagian selatan. Sementara untuk identitas tempat yang melekat pada wilayah Kecamatan Menteng adalah sebagai tempat hunian bagi penduduk yang memiliki image ellite serta tempat kegiatan bernilai ekonomi tinggi. Sebagai kesimpulan didapatkan bahwa secara fisik Kecamatan Menteng sudah banyak mengalami perubahan, kecuali pada wilayah bagian selatan. Secara sosial, Kecamatan Menteng juga telah mengalami perubahan karakter dan identitas.

ABSTRACT
Menteng Subdistrict is one of the administrative areas located in the Central Jakarta City, DKI Jakarta Province. Formerly Menteng Subdistrict is one of the places in Indonesia that has been developed and has a landscape characterized as 39 garden city 39 . Along with the times of development, Menteng Subdistrict has experienced changes in environmental characteristics particularly associated with the concept of garden city. The changes of environmental characteristics that experienced by Menteng subdistrict could further affect to the citizen rsquo s sense of place and the identity of those subdistrict. This research conducted to analyze the environmental characteristics pattern of Menteng Subdistrict based on the citizen rsquo s sense of place and the place identity where is formed in Menteng Subdistrict along with environmental characteristic changes as garden city. Data collection is conducted through in depth interviews with key informants and distribute questionnaires to actors of various activities in Menteng Subdistrict. All of collected data is categorized into several themes. Analysis process apply the triangulation method between historical literature of Menteng Subdistrict, of Menteng Subdistrict planning document, and discover keyword and theme from interview result. Results of the analysis shows that based on the citizen rsquo s sense of place, the whole area of Menteng Subdistrict now is no longer has an environmental characteristic as a garden city. Part of Menteng Subdistrict which still has remnants of environmental characteristics as garden city is at the southern region of that subdistrict. Whereas for the place identity that attached to the Menteng Subdistrict is as a shelter for residents who have an ellite image and place of high economic value activities. In conclusion, it is found that physically Menteng Subdistrict has been changed much,except the southern region. Socially, the character and identity of Menteng Subdistrict has been changed."
2017
S68366
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisa Khoiriana
"Kota Bandung sering disebut-sebut sebagai "Kota Kembang", "Kota Taman", "Kota Wisata Kuliner", "Kota Fashion" atau "Paris Van Java" dan lain sebagainya adalah bagian dari brand image Kota Bandung. Terdapat keterkaitan atau persepsi masyarakat pada suatu merek kota yang dilandasi pada banyaknya pengalaman dalam mengkomunikasikannya. Oleh karena itu, diperlukan suatu perencanaan pembentukan citra untuk mewujudkan city branding yang optimal, guna mendukung citra sebuah kota menjadi lebih baik dan berdayasaing. Dua aspek pembentukannya adalah aspek komunikasi secara langsung dan tidak langsung.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola spasial brand image Kota Bandung yang terbentuk berdasarkan klasifikasi area pusat, peralihan dan pinggir kota serta menganalisis faktor apa yang mempengaruhi brand image Kota Bandung.
Metode penelitian ini adalah metode analisis spasial dan komparatif deskriptif berdasarkan klasifikasi area sampling yaitu area pusat, peralihan dan pinggir kota dengan pengambilan sampel dilakukan secara teknik accidental sampling.
Pola spasial brand image Kota Bandung berdasarkan klasifikasi area di pusat kota terbentuk lima brand image yaitu Kota Bandung sebagai "Kota Belanja", "Kota Taman", "Kota Wisata", "Kota Kuliner" dan "Kota Fashion".
Berbeda dengan area peralihan dan pinggiran Kota Bandung, dimana brand image Kota Bandung yang terbentuk diarea peralihan kota yaitu Kota Bandung sebagai "Kota Wisata" sedangkan diarea pinggir kota terbentuk dua brand image yaitu Kota Bandung sebagai "Kota Taman" dan "Kota Wisata". Faktor yang mempengaruhi brand image Kota Bandung adalah aspek komunikasi, yang keberadaanya bersifat tangible dan intensif diarea pusat kota. Sementara itu, diarea peralihan dan pinggir kota dipengaruhi oleh aspek komunikasi secara tidak langsung yang didasarkan pada banyaknya pengalaman masyarakat Kota Bandung dalam mengkomunikasikan brand image Kota Bandung.

Bandung City is often known as "Kota Kembang", "Kota Taman", "Kota Wisata Kuliner", "Kota Fashion" or "Paris Van Java" and so forth is part of the brand image Bandung City. There is a correlation or perception of society in a city brand based on many experiences in communicating it. Therefore, we need an image formation plan to realize the optimal city branding, in order to support the image of a city to be better and competitive. Two aspects of its formation are the aspects of communication intentional and unintentional.
The purpose of this research is to know the spatial pattern of brand image Bandung City that is formed based on the classification of downtown area, transition and periphery and to analyze what factors affect the brand image Bandung City.
This research method is spatial analysis and comparative descriptive based on classification of sampling area consist of downtown area, transition and periphery with sampling is done by accidental sampling technique.
Spatial pattern of Bandung City s brand image based on downtown area classification formed five brand image of Bandung as Kota Belanja Kota Taman Kota Wisata Kota Kuliner dan Kota Fashion.
In contrast to the transition area and peripheryof Bandung, where the brand image of Bandung City is formed in the transition area of Bandung City as Kota Wisata while the periphery are formed two brand image of Bandung as Kota Taman and Kota Wisata. Factors affecting the brand image of Bandung is the aspect of communication, which existence is tangible and intensive in downtown area. Meanwhile, the transition area and periphery is influenced by unintentional communication aspects based on Bandung society experiences in communicating the brand image of Bandung City.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S69149
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arum Ira Nadhira
"Tujuan dari adanya pembangunan adalah membangun masyarakat untuk mencapai kesejahteraan. Adanya perbedaan potensi sumberdaya alam maupun manusia membuat adanya ketidakmerataan pembangunan ekonomi antar wilayah. Salah satu kasusnya adalah pada Kabupaten Pandeglang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus KEK Tanjung Lesung terhadap perubahan penggunaan lahan dan pertumbuhan ekonomi maupun kualitas penduduk masyarakat Kabupaten Pandeglang. Penelitian ini menggunakan unit analisis administratif yang terdiri dari 18 Desa berdasarkan jarak ibukota kecamatan yang sejauh 15 km dari KEK Tanjung Lesung dengan analisis spasial Overlay dan Query, serta analisis statistik Chi Square. Data yang digunakan berupa data sekunder 1 Shapefile penggunaan lahan Kabupaten Pandeglang Periode I, II dan III da, 2 Rata-Rata Pendapatan Keluarga per-desa Kabupaten Pandeglang Periode II dan III, 3 Mata Pencaharian Masyarakat per-desa Kabupaten Pandeglang Tahun Periode II dan III, 4 Shapefile Jaringan Jalan Kabupaten Pandeglang, dan 5 Tingkat pendidikan per-desa Periode II dan III. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak adanya pembangunan KEK Tanjung Lesung baru dapat dirasakan pada wilayah yang memiliki jarak terdekat. Adanya perubahan lahan terbangun yang disebabkan karena adanya pembangunan KEK Tanjung Lesung memberikan dampak besar pula bagi aktivitas ekonomi dan kualitas penduduk di wilayah yang berjarak dekat dengan KEK Tanjung Lesung.

The purpose of the development is to build the community to achieve prosperity. Differences in the potential of natural and human resources make the inequality of economic development between regions. One case is in Pandeglang District. This study aims to analyze the impact of Tanjung Lesung Special Economic Zone KEK development on land use change and economic growth as well as the quality of Pandeglang Regency community. This study uses an administrative analysis unit consisting of 18 villages based on distance from the capital city of 15 km from KEK Tanjung Lesung with spatial analysis of Overlay and Query, and Chi Square statistical analysis. Data used in the form of secondary data 1 Shapefile land use Pandeglang District Period I, II and III da, 2 Average Revenue Family per village Pandeglang District Periods II and III, 3 Livelihoods Community per village District Pandeglang Period II and III, 4 Shapefile Road Network Pandeglang District, and 5 Level of education per village Period II and III. The results showed that the impact of the development of new Tanjung Lesung KEK can be felt in the region that has the closest distance. The existence of the change of land that was built due to the development of KEK Tanjung Lesung gave a big impact to the economic activity and the quality of the population in the area close to KEK Tanjung Lesung.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tyas Novansyah
"Legenda adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh orang-orang yang mempunyai cerita tersebut sebagai suatu yang benar-benar terjadi. Oleh karena itu, legenda seringkali dipandang sebagai sejarah kolektif folkstory . Di Indonesia khususnya di beberapa daerah, legenda sangat meresap pada sendi-sendi kehidupan masyarakatnya. Legenda dapat menjadi suatu identitas bagi tempat yang melekat dengan legenda itu. Identitas tempat dapat dibangun dari persepsi masyarakat tentang suatu hal dan di lekatkan pada tempat tersebut.
Peneliti melihat ini sebagi suatu hal menarik untuk diteliti karena dalam ilmu geografi terdapat konsep sense of place yang dapat diartikan sebagai perasaan seseorang terhadap suatu tempat yang membuat seseorang tersebut melihat tempat itu berbeda dengan orang lain. Wilayah pantai Bantul, Yogyakarta merupakan wilayah yang terletak di selatan Pulau Jawa begitu pula dengan Wilayah pantai Pelabuhan Ratu, Sukabumi. Kedua wilayah itu memiliki karakteristik yang hampir sama mulai dari bentuk pantai hingga karakteristik ombak yang sangat besar dan dapat menjadikannya sebagai tempat wisata seperti surfing dan lain-lain.
Selain itu kedua wilayah pantai ini terkenal dengan legenda Nyi Roro Kidul yang menjadi ide dasar dari penelitian ini karena dianggap memiliki sejarah dan juga tempat-tempat keramat yang melambangkan Nyi Roro Kidul. Oleh karena, itu muncul berbagai pandangan tentang wilayah pantai tersebut. Sehingga dapat dilihat bahwa legenda dapat mempengaruhi pemikiran masyarakat luas khususnya masyarakat sekitar maupun wisatawan.
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan metode story telling. Dari hasil analisis tersebut Pantai Parangtritis dan Pantai Karang Hawu dianggap memiliki identitas tempat wisata pantai yang memiliki nilai sakral yang tinggi dibandingkan dengan pantai lain yang diteliti yang hanya berfungsi sebagai Wisata Pantai pada umumnya.

Legend is the story of people 39s prose which is regarded by people who have the story as something that really happened. Therefore, Legend is often seen as a collective history folkstory. In Indonesia, especially in some areas, legend have special means for the life of a society. Legend can be an identity for the place attached to that legend. Place identity can be built from the public perception of something that attached to that place.
Researcher see this as an interesting thing to be studied, because in geography there is concept of sense of place that can be interpreted as a feeling of someone against a place that makes a person see that place is different from others. The coastal area of Bantul, Yogyakarta is an area located in the south of Java Island as well as the coastal area of Pelabuhan Ratu, Sukabumi. Both areas have almost the same characteristics ranging from the shape of the beach to the characteristics of the waves are very large and can make it become tourist attractions such as surfing and others.
In addition, these two coastal areas are famous for the legend of Nyi Roro Kidul which became the basic idea of this research because it is considered to have history and also sacred places that symbolize Nyi Roro Kidul. Therefore, it appears various views about the coastal region. So it can be seen that the legend can affect the minds of the wider community, especially the surrounding community and tourists.
This research uses descriptive analysis method and story telling method. From the results of the analysis, Parangtritis Beach and Karang Hawu Beach is considered to have the identity of beach resorts that have a high sacred value compared with other beaches studied that only serves as a tourism beach in general.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rifqi
"ABSTRAK
Stres lingkungan seringkali dirasakan oleh penduduk di perkotaan besar. Dalam Riset Kesehatan Dasar Riskesdas tahun 2007 gangguan mental emosional menunjukan angka prevalensi tertinggi di Provinsi Jawa Barat yaitu 20,0. Stres lingkungan berkepanjangan dapat menyebabkan depresi, penurunan motivasi, dan kecemasan berlebihan. Melihat efek negatif yang ditimbulkan maka diperlukan penelitian untuk melihat dampak sumber stres terhadap penduduk di Kota Bekasi. Sumber stres perkotaan seperti polusi, kebisingan, dan suhu ditampalkan untuk melihat wilayah sumber stres paling tinggi dan hubungannya dengan bentuk stres yang ditimbulkan. Sumber stres tertinggi ditemukan di pusat kota, wilayah industri, dan permukiman yang padat. Berdasarkan analisis spasial yang dilakukan ditemukan bahwa sumber stres yang ada hanya mempengaruhi sedikit bentuk stres yang di timbulkan. Dari bentuk stres yang ada ditemukan adaptasi yang dilakukan penduduk Kota Bekasi untuk mengatasi sumber stres lingkungan seperti penggunaan teknologi atau mengurangi intensitas keluar rumah.

ABSTRACT
Environmental stress is frequently felt by the resident of big cities. Basic Health Research in 2017, emotional mental issue shows the highest prevalence number in West Java, calculated as 20,0. Prolonged environmental stress could cause depression, motivation decrease, and over anxious. As seeing this negative effect appeared, so the research to observe the impact of Bekasi residents sources of stress is needed. Sources of stress in cities, such as pollution, noise, and temperature are being showed to review the region of the highest source of stress and its relation with the form of stress caused. The highest source of stress was found in the downtown, industrial regions, and dense settlement. Based on the spatial analytic that has been done, its discovered that these sources of stress just caused a little impact to the forms of stress. From these forms of stress, the adaption of Bekasi resident to resolve these sources of environmental stress such as technology utilization or more likely to stay at home, were found. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmawati Kusumastuti Roosadiono
"ABSTRACT
Program transmigrasi penduduk Jawa ke Lampung oleh pemerintah Indonesia telah mendorong terjadiya perubahan kebudayaan pada penduduk asli Lampung. pembentukan kantong etnik adalah upaya dari penduduk asli lampung untuk mempertahankan kebudayaannya. Lampung memiliki semboyan ldquo;Sang Bumi Rwai Jurai rdquo; yang bermakna satu bumi lampung dua suku. Yaitu suku Saibatin yang membentuk kantong etnik di pesisir dan suku Pepadun yang membentuk kantong etnik di pedalaman. Kota Bandar Lampung adalah salah satu kota di pulau Sumatera yang mengalami pertumbuhan yang cepat karena merupakan pintu gerbang utama jalur masuk menuju pulau sumatera. Pertumbuhan pada kantong etnik lampung akan mendorong banyaknya jaringan jalan dan pusat keramaian yang akan berpengaruh dalam pembentukkan pola pemukiman. Interkasi dengan penduduk luar merupakan salah satu faktor dalam terjadinya perubahan kebudayaan. Dengan mengunakan metode purposive sampling dan analisis pola keruangan, penelitian ini diarahkan untuk mengetahui pola perubahan kebudayaan pada kantong etnik Lampung yang berada di Kota Bandar Lampung. hasilnya, semakin dekat kantong etnik dengan pusat kota yang di lihat berdasarkan pusat keramaian dan jaringan jalan, Maka akan semakin cepat pula perubahan kebudayaan yang terjadi. Selain itu, Kantong etnik yang memiliki bentuk pola pemukiman linier dengan jalan kebudayaannya akan lebih cepat berubah daripada pola pemukiman dengan bentuk memusat. Perubahan unsur kebudayaan bahasa berkaitan dengan perubahan unsur mata pencaharian, jenis mata pencaharian dengan interaksi bersama dengan orang-orang heterogen akan mempercepat terjadinya proses perubahan kebudayaan daripada jenis mata pencaharian yang hanya melibatkan interaksi dengan orang-orang homogen.

ABSTRACT
The transmigration program of Java 39 s population to Lampung by the Indonesian government has encouraged the change of indigenous culture of Lampung. Create of ethnic enclave is the effort of indigenous villagers to maintain their culture. Bandar Lampung City is one of the cities on Sumatra island with rapid growth because it has main gateway to the entrance of the Sumatera island. Growth in the Lampung ethnic enclave will encourage the number of road network and the center of the crowd that will be affect to create of settlement patterns. Interaction with migrant is one factor in cultural change. By using purposive sampling method and spatial pattern analysis, this research is directed to know the pattern of cultural change in Lampung ethnic enclave located in Bandar Lampung City. the result, ethnic enclave that are close to the city center that is viewed by the center of the crowd and the road network, has fastest cultural change. And Ethnic enclave that have the shape of a linear settlement pattern by road, will have faster of culture change. Cultural language changes related to changes in livelihoods, the type of livelihoods with interaction with heterogeneous people will accelerate the process of cultural change rather than the type of livelihood that involves only interactions with homogeneous people."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Hilmi Hudlori
"Kekeringan pertanian berdampak pada ketersediaan pangan, sehingga berdampak pada penanganan ketersediaan air pada musim kemarau. Penelitian ini mengungkapkan peranan Bengawan Solo terhadap pertanian sawah di Kabupaten Bojonegoro di musim kemarau pada tabun 2008, serta melihat hubungannya dalam membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara ekonomi. Hal ini dicapai dengan mengolah data jenis tanah, penggunaan tanab, serta data survey yang akan menghasilkan analisis keruangan jangkauan pengaruh Bengawan Solo terhadap pertanian sawah pada musim kemarau di Kabupaten Bojonegoro sebagai pengganti sumber air untuk tanaman padi akibat kurangnya air hujan, yaitu dengan cara pompanisasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa frekuensi dan jangkauan pemanfaatan air ke laban sawah berpengaruh terhadap hasil produksi. Selain itu, pola tanam juga mempengaruhi besaran keberhasilan dalam panen, jumlah hasil produksi serta keuntungan yang dihasilkan.

Agricultural drought has an impact on food availability, thus affecting water supply handling during the dry season. This research reveals the role of Bengawan Solo in paddy farming in Bojonegoro Regency in the dry season in 2008, as well as looking at its relationship in helping to improve the welfare of the community economically. This was achieved by processing data on soil types, land use, and survey data that would produce spatial analysis of the scope of Bengawan Solo's influence on rice farming in the dry season in Bojonegoro Regency as a substitute for water sources for rice plants due to lack of rainwater, namely by pumping. This study shows that the frequency and range of water utilization to paddy fields affect production yields. In addition, cropping patterns also affect the amount of success in the harvest, the amount of production and profits generated."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S70300
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Sekarini Hariyadi
"The Food Intelligence Unit mencatat bahwa Indonesia merupakan negara dengan sampah pangan terbesar kedua di dunia dengan besar 300 Kg per orang tiap tahunnya. Seperti pada negara berkembang lainnya, sampah ini merupakan kehilangan pangan. Kehilangan pangan terjadi pada saat proses distribusi dari produsen ke konsumen yang disebut rantai pasok.Kehilangan pangan terjadi pada saat rantai pasok berlangsung karena terbatasnya aspek manajemen dan teknis.Sebagai salah satu kabupaten produsen beras utama Indonesia, khususnya Pulau Jawa, Kabupaten Karawang baiknya memiliki rantai pasok yang efisien. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalisis rantai pasok komoditas beras di Kabupaten Karawang dan kehilangan pangan yang terjadi selama rantai pasok berlangsung. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis spasial deskriptif. Rantai pasok komoditas beras Kabupaten Karawang secara umum terdiri dari petani, pedagang penggiling, dan pasar. Rantai pasok yang dimulai dari petani skala kecil yang kemudian akan sampai ke penggilingan skala kecil memiliki cakupan penjualan sebatas lokal dalam wilayah produksi. Sebaliknya petani skala besar akan mengarah ke penggilingan skala besar akan menciptakan cakupan distribusi hingga luar wilayah produksi salah satunya ke Jabodetabek. Pola rantai pasok diluar pola umum dapat terjadi ketika petani dan penggiling memiliki hubungan khusus seperti kekerabatan. Dapat dikatakan bahwa mata rantai penggilingan menjadi penentu jangkauan distribusi beras di Kabupaten Karawang. Kehilangan pangan yang terjadi selama rantai pasok dikarenakan pengaruh mesin penggilingan dan perubahan kemasan. Pada mesin penggiling kehilangan tercipta karena pengolahan dan jenis mesin yang digunakan. Sementara perubahan kemasan terjadi pada rantai pedagang yang merubah kemasan menjadi lebih kecil. Oleh karena itu peran penggilingan selain mempengaruhi jangkauan distribusi beras juga mempengaruhi besaran kehilangan pangan. Penggiling besar yang memiliki mesin yang lebih baik dapat meminimalisir kehilangan pangan. Selain itu penggilingan yang menyediakan kemasarn beras lebih kecil cenderung dapat meminimalisir kehilangan pangan karena langsung dipasarkan ke tangan konsumen.

According to The Food Intelligence Unit, Indonesia is the country with the second largest amount of food waste in the world at 300 kg per person per year. As in other developing countries, this waste is called food loss. Food loss occurs during the distribution process from producers to consumers called the supply chain due to limitations in the management and technical aspects. As one of Indonesia's main rice producing districts in Java, Karawang Regency should have an efficient supply chain. Therefore this study aims to analyze the supply chain of rice commodity in Karawang Regency and food losses that occur during the supply chain. The study was conducted using a qualitative approach with descriptive spatial analysis. The Karawang Regency rice commodity supply chain generally consists of farmers, millers, and markets. The supply chain, which starts from small-scale farmers and then reaches small-scale mills, has limited local sales coverage within the production area only. On the other hand, large-scale farmers will lead to large-scale mills which will create distribution coverage outside of the production area, one of which is to Jabodetabek. Supply chain patterns outside the general pattern can occur when farmers and millers have special relationships beforehand. It can be said that the milling chain determines the distribution area coverage of rice in Karawang Regency. Food loss that occurs within the supply chain hapens due to the influence of milling machines and packaging changes. Mining machine loss happens due to the processing and type of machine used. Meanwhile losses of packaging changes occur in the markets chain that changes the packaging to be smaller in size. Therefore, in addition to affecting the distribution of rice, the role of also affects the amount of food loss. Large millers with better machines can minimize food loss. In addition to that, mills that provide smaller rice markets tend to minimize food loss because they are directly marketed to consumers.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayrisna Sari
"ABSTRAK
Wortel yang di konsumsi di DKI Jakarta diperoleh dari lokasi produksi di luar DKI Jakarta. Jauhnya jarak dari lokasi produksi dan sifat sayuran yang mudah rusak, memiliki perlakuan khusus untuk menjaga kesegaran sayuran saat diterima oleh konsumen. Penelitian ini membahas pendistribusian wortel dengan pendekatan rantai distribusi pemasaran dan meperhatikan nilai perlakuan yang terjadi pada setiap rantai distribusi, serta memperhitungkan harga jual, biaya pemasaran, dan keuntungan yang terbentuk pada setiap rantai distribusi. Pendistribusian produk sayuran dari kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur membentuk empat mata rantai pemasaran. Biaya pemasaran dibentuk oleh biaya produksi, biaya penanganan dan biaya transportasi. Perbedaan wilayah produksi mempengaruhi biaya penanganan yang dikeluarkan oleh pelaku pemasaran yang terbentuk maka keuntungan yang diperoleh setiap rantai distribusi akan semakin kecil, tetapi tidak mempengaruhi harga jual di pasar eceran.

ABSTRACT
The comsumption of carrots in Jakarta obtained from the production outside at DKI Jakarta. Distance away from the production location and nature of perishable vegetables, that have a special treatment to maintain the freshness of vegetables as accepted by consumers. This study discusses about the distribution of carrots using a marketing approach to the distribution chain and the value of treatment occurs in every chain of distribution, and calculate its selling price, marketing costs, and benefits that form on each distribution chains. Distribution of carrot from Pacet formed four (4) marketing chain. Marketing costs created by production costs, the cost of handling and transportation costs. The differences affect of production which area determined by costs incurred by the actors who formed the marketing benefits of each chain of distribution will be less, but does not affect, the selling price at retail markets."
2009
S34056
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Edwina Novya
"Pembangunan kota mandiri pada hakekatnya adalah suatu proses penataan tata ruang dan pengembangan wilayah baru menjadi kawasan yang mempunyai berbagai perlengkapan. Pengembangan kota mandiri BSD yang mempunyai kemudahan dengan tersedianya berbagai jaringan jalan antar wilayah mengakibatkan meningkatnya mobilisasi dan perpindahan penduduk ke wilayah ini. Hal ini turut berdampak kepada wilayah di sekitar BSD yang ikut mengalami perubahan seiring dengan berkembangnya BSD. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perubahan penggunaan tanah di wilayah sekitar BSD berdasarkan jarak dari BSD. Metode analisa yang dipakai adalah analisis deskriptif untuk melihat perubahan penggunaan tanah di wilayah penelitian. Dari hasil analisis disimpulkan bahwa BSD memberikan dampak bagi perubahan penggunaan tanah di wilayah sekitarnya, khususnya perubahan penggunaan tanah pemukiman."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S34060
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>