Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 37 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dini Kusuma
"Dalam sebuah persaingan bisnis intemasional diperlukan adanya strategi khusus dalam menghadapi para kompetitor. Terutama bila sebuah perusahaan masih berperan sebagai perusahaan pengikut yang harus terus mengejar pemlmpin pasar untuk peningkatan usaha. Salah satu ciri dari perusahaan pengikut adalah rendahnya finasial yang dlmiliki, serta kecilnya pangsa pasar mereka.
Berkaitan dengan hal tersebut, perusahaan Jepang yang pernah mengalami kehancuran tepatnya setelah Perang Dunla II melakukan strategi bersaing untuk merebut pangsa pasar, dan salah satunya adalah strategi yokonarabi.
Strategi ini adalah strategi meniru produk dan teknologi milik pemimpin pasar, yaitu perusahaan-perusahaan dari negara Barat, untuk kemudian produk dan teknologl tersebut terus dikembangkan secara bertahap menjadi produk yang lebih unggul dari produk yang ditiru.
Strategi ini sesuai dengan karakter perusahaan Jepang, ditinjau dari kebudayaan, sejarah, dan agama bangsa, serta sistem ekonomi dan industri Jepang dimulai sejak Restorasi Meiji. Pada akhirnya strategi ini merupakan salah satu strategi yang mampu meningkatkan pertumbuhan perindustrran dan perekonomian Jepang dengan sangat pesat, khususnya pada tahun 1970an.

In today global business competition, every company should has their best strategy to deal with competitors, especially when they perform as follower in the market share, that they must have strong competitive advantage compare to their market leader.
One characteristic of a follower is lack of finance and market share. Therefore when many Japanese companies suffered after the loss in World War II, they applied many competition strategies to achieve more market share in the international business, one of these strategies called yokonarabi strategy.
Yokonarabi strategy is an action to copy or imitate competitor's products and technologies, especially competitors from West countries. Then, the Japanese develop continuously their tmltation product into new high technology products, which much more advance than products that they copied.
This strategy is actually has an equal character with Japanese company's characteristic, related to the nation's culture, history, and religion, along with their modern economic and industrial system, which has began since Meiji Restoration. As the result, this strategy has helped Japan to increase their industrial and economic growth, especrany in 1970's.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17707
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aggi Nauval
"Praktek perbankan di Jepang memakai standar internasional namun tetap menjadikan warna budaya sebagal faktor yang memberikan keunikan dan juga berdampak pada penambahan nilal (value added) untuk pihak - pihak yang berkepentingan, yaitu pemilik saham, organisasi dan karyawan serta nasabah.
Adanya nilai pengambilan keputusan majemen Jepang yang dilakukan melalui pola nemawashi dan rin-gi, menjadikan pengambilan keputusan ini khas budaya Jepang.
Keterkaitan dua pola ini sangatlah dekat dimana pola nemawashi membicarakan secara informal dilanjutkan secara sistematis dengan mengelola dan menjadikan pola hubungan untuk mempertahankan relasi yang harmonis dan pola rin-gi adalah pengambilan keputusan secara tertulis dan kolektif yang melibatkan hampir semua jajaran dalam organisasi bisnis terkait.
Cara-cara yang digunakan oleh perbankan Jepang untuk implementasi kegiatan nemawasi dan rin-gi adalah komponen pola analisa perbankan internasional yaltu 5C, yaitu Character (karakter), Capacity (kapasitas), Cash (kas), Collateral (Jaminan) dan Condition (kondisi) yang telah dikondisikan dengan nuansa bisnis Jepang."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18134
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pandapotan Jackro
"Penelitian dalam tesis ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem bisnis di Jepang daiam sistem saluran distribusinya sangat dipengaruhi oleh budaya dan tradisi yang ada di Jepang. Dimana saluran distribusi yang terjadi tidak terlepas dari jalinan kerjasama yang ada disetiap perusahaan-perusahaan Jepang yang selalu di wamai pada perilaku budaya yang melingkupinya. Dasar kepentingan bersama dan rasa saling ketergantungan selalu yang mendasari prinsip-prinsip bisnis yang diterapkan setiap organisasi bisnis pada umumnya di Jepang, dan hal ini membawa dampak yang sangat besar pada sistem saluran distribusi Jepang yang menjadi bagian dari bisnis Jepang secara keseluruhan.
Masalah penelitian yang ingin diungkapkan dalam tesis ini adalah konsep budaya Amae, Girl dan Ninjo diterapkan dan menjadi bagian periling dalam sistem bisnis di Jepang khususnya dalam sistem saluran distribusi Jepang. Melalui penelitian pustaka, data yang ada dianalisa melalui pendapatan kualitatif dan interpretasi ilmiah Kerangka teori yang digunakan dalam melihat pola sistem saluran distnbusi Jepang yang dipengaruhi oleh elemen budaya dalam setiap kegiatannya adalah per'kembangan sistem bisnis di Jepang dari masa ke masa serta konsepsi Takeo Doi tentang budaya Amae, Giri dan Ninjo sebagai bagian dari sistem saluran distribusi Jepang.
Penulis berkesimpulan kecenderungan untuk amae, giri dan ninjo merupakan salah satu konsep yang telah menjadi sebab pemberian tekanan pada hubungan vertikal seperti hubungan oyabun (induk semang) dengan kobun (anak buah) yang tergambar dengan jelas pada hubungan antara produsen dan para perantaranya (supplier dan dist ibutornya) serta pengecer/retailer dalam sistem saluran distribusi Jepang. Dalam sistem saluran distnbusi Jepang, perilaku manusia dan hubungan sosial, seperti keselarasan, kerjasama timbal balik, dan pengembangan antar anggota saluran adalah hal yang sering ditekankan dan dinyatakan. Namun pemikiran dan konsep-konsep ekonomi secara umum tidak pemah dilupakan dan menjadi pegangan utama.
Hubungan-hubungan yang secara erat yang dijalin antara produsen, supplier dan distributor serta pengecer dapat diciptakan karena adanya orientasi hubungan yang bersifat jangka panjang. Penekanan pada pertumbuhan usaha-usaha berskala kecil yang tidak memeriukan modal investasi yang begitu besar menjadi skala pnoritas, sehingga dapat menjadi sumber pendapatan serta ketenagakerjaan yang utama yang berarti juga memberikan penghidupan yang layak bagi kesejahteraaan. Untuk memahami sistem saluran distribusi Jepang, harus terlebih dahulu dipahami struktur, perilaku dan mentalitas bisnis yang menjadi dasar dart setiap bisnis yang dijalankan di Jepang.
Dalam sistem distribusi di Jepang rasa sating percaya ini telah tertanam dan merupakan ciri mendasar dimana masing-masing percaya setiap pihak akan memberikan hasil yang maksimal ketika berhubungan bisnis. Hal ini dapat terlihat dalam hubungan bisnis yang dilakukan, yang tidak diikat semata-mata karena hubungan kontraktual Sehingga dapat dikatakan bahwa budaya aurae, giri dan ninjo membawa dampak positif bagi sistem saluran distribusi di Jepang, namun tidak selalu positif dalarn hal-hal tertentu seperti kasus Nissan. Dimana pada kelompok bisnis Nissan mereka mengalami kesulitan keuangan akibat keterikatan bisnis yang dipengaruhi faktor-faktor budaya, sehingga manajemen Nissan Jepang pada waktu Stu tidak dapat mengambil Iangkahlangkah kearah penyelamatan berdasarkan konsep ekonomi yang scharusnya,tanpa meninggalkan konsep budaya yang ada yang merupakan ciri manajemen Jepang.

Research in this thesis aim to to know how business system in Japan in distribution channel system very influenced by tradition and cutture exist in Japan. Where distribution channel that happened is not quit of existing cooperation braid in every companys of Japan which always colouring at cultural behavior which embosoming. Base common interest and feel interdependence always constitutoing applied business principles each every business organization in general in Japan, and this matter bring very big impact at Japan distribution channel system becoming the part of Japan business as a whole.
Problem of research which wish to be laid open in this thesis is cultural concept of Amae, Girl and Ninjo applied and become important shares in business system in Japan specially in Japan distribution channel system. Through research of book, analysed existing data pass approach qualitative and erudite interpretation. Theory framework used in Japan distribution channel system pattern influenced by cultural element in each every its activity is growth of business system in Japan from time to time and also conception of Takeo Doi about culture of Amae, Girl and Ninjo as part of Japan distribution channel system.
Writer of conclusion of tendency for the amae, girl and ninjo represent one of concept which have become because pressurizing vertical relation like oyabun ( master) with kobun (staff) drawn clearly at relation between producer and intermediaries supplier and distributor and also retailer in Japan distribution channel system. in Japan distribution channel system, behavioral of human being and social relation like compatibility, reciprocal cooperation, and development between channel member is often emphasized and expressed. But economic concepts and idea in genera! have never been forgotten and become especial hold.
Relation which hand in glovely is braided between producer, distributor and supplier and also retailer can be created caused by relation orientation of long-range. Emphasis a growth of small scale efforts which do not need capital invesment which big to so become priority scale, so that can become the source of earnings and also prima facie ketenagakerjaan which connote give competent subsistence to kesejahteraaan.
To comprehend Japan distribution channel system, have to is beforehand comprehended by structure, behavioral and business mentality becoming base from each business in Japan. in distribution system in Japan feel each other trusting this have planted and represent elementary characteristic where each trust each every side will give result of maximal when correlating business. In conducted business relation, not be bound solely because contractual relation.
That can be said by culture of amae, girl and ninjo bring positive impact to distribution channel system in Japan, but not be positive always in some respects like case of Nissan. Where business group of Nissan have finance difficulties binding of business influenced by cultural factors, so that management of Nissan Japan by then cannot take steps saving without leaving existing cultural concept representing Japan management characteristic.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15037
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meinard Maya Safitri
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang kontribusi Gerakan Isson Ippin/ One Village One
Product terhadap upaya pemberdayaan masyarakat khususnya pada masyarakat
daerah rural yang ada di Prefektur Oita, Jepang Elemen elemen pemberdayaan
termasuk di antaranya keikutsertaan dan partisipasi masyarakat, terbukanya akses
akses berbagai informasi terbentuknya pembangunan kapasitas organisasi
masyarakat lokal dan pemerintah yang bertanggung jawab menjadi alat yang
digunakan untuk mengetahui kontnbusi pemberdayaan masyarakat dalam
kegiatan gerakan tersebut Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan
ketergantungan yang kuat dan masyarakat rural kepada pemenntah daerah
Dominasi pemenntah membenkan variasi pemberdayaan masyarakat dengan
karaktenstik berbeda dan berdm sendm dalam Gerakan Isson Ippin Prefektur Oita
sehingga implementasi gerakan hanya dapat dilakukan di prefektur tersebut.

ABSTRACT
This thesis discusses the contnbution of the One Village One Product Movement
m an effort as empowerment especially to people of rural areas at the existing
commumties of Oita Prefecture, Japan Empowerment elements mcludmg
mclusion and participation access to Information local orgamzational capacity
and accountability are responsible to be a tcol used to determine the contnbution
of empowerment withm activities of the movement The results indicate a strong
dependency relationship of rural society to the local govemment The dominance
of local govemment m providing vanety of strong guidances gives One Village
One Product Movement m Oita Prefecture as a distmct character and a stand alone
so that the implementation of the movement can only be done m the prefecture."
2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Arthi Saputri
"Persaingan global pada saat ini sudah merupakan fenomena yang tak terhindarkan dalam dunia industri, yang ditandai dengan perubahan-perubahan yang serba cepat di bidang komunikasi, informasi, dan teknologi. Dalam era komunikasi, informasi, dan teknologi ini, baik kegiatan manufaktur maupun jasa sangat membutuhkan kemampuan baru agar perusahaan dapat berhasil secara kompetitif (Kaplan and Norton, 1996). Respons terhadap perubahan akan menentukan kemampuan perusahaan memenangkan persaingan global.
Perusahaan ditantang untuk meningkatkan kualitas, memperbaiki desain produk, dan mempersingkat waktu daur pengembangan produk mereka. Kemajuan-kemajuan penting telah dicapai di berbagai bidang tapi salah satu sasaran yang paling penting dalam pasar sekarang ini adalah memberikan kepuasan kepada pelanggan secara total. Saat ini kegiatan pemasaran merupakan proses yang terintegrasi, yaitu berfokus pada pelanggan. Jadi kegiatan pemasaran yang dilakukan selalu berdasarkan kebutuhan pelanggan.
Dasar pemikiran pemasaran telah bergeser dari mencoba untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan dari setiap transaksinya ke arah maksimalisasi keuntungan dari setiap hubungan dengan pelanggan.
Dalam beberapa puluh tahun terakhir, konsep pemasaran sudah berkembang sangat cepat. Sejak mass marketing (pemasaran massal) muncul pada tahun 1950an dengan strategi produksi massal untuk menekan biaya produksi seminimal mungkin, kemudian target market (pasar sasaran) pada tahun I 980an, dan customize marketing (pemasaran yang dapat diubah-ubah/dipersonalisasi) pada tahun 1990an sampai era globalisasi tahun 2000an ini, konsep pemasaran telah berkembang menjadi one to one marketing (1:1 marketing yaitu strategi pemasaran yang berlandaskan hubungan dengan pelanggan dengan menekankan interaksi personalisasi dengan pelanggan) dengan salah satu strategi yang paling populer: customer relationship marketing (pemasaran berlandaskan hubungan dengan pelanggan).
Sebagian orang mengidentifikasikan pemasaran secara keliru dengan penjualan dan promosi. Bagian yang paling penting dalam pemasaran bukanlah penjualan. Penjualan hanyalah salah satu bagian penting dari berbagai fungsi pemasaran."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
T15175
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas Bambang Purnama
"Pada tahun 1973 di Jepang mengalami krisis ekonomi yang diakibatkan karena krisis minyak. Dengan adanya beban pengurangan energi, tidak mungkin untuk meningkatkan produksi dengan tetap mempertahankan upah atau gaji karyawan yang tinggi. Banyak perusahaan Jepang merugi yang akhirnya tutup pada tahun-tahun itu. Akan tetapi dengan adanya krisis minyak ini, membangkitkan pula semangat perusahaan-perusahaan Jepang untuk keluar dari krisis ini, yang akhirnya krisis minyak menjadi berkat yang tersembunyi (blessing in disguise) bagi perusahaan-perusahaan khususnya dan ekonomi Jepang pada umumnya (BA_ Marbun, 1985: 240,241). Salah satu perusahaan yang mendapat berkat tersebut adalah Toyota Motor Corporation.
Sistem Produksi Toyota dikembangkan dan dipromosikan oleh Toyota Motor Corporation dan telah dipakai oteh banyak perusahaan Jepang sebagai ekor dari krisis minyak di tahun 1973. Bahkan selama krisis terjadi, di mana perusahaan lain merugi, Toyota dapat meraih laba dengan sistem ini. Oleh karena itu Sistem Produksi Toyota banyak diadopsi perusahaan-perusahaan Jepang lain pada waktu krisis tersebut sehingga Jepang pada akhirnya dapat keluar dari krisis ekonomi yang terjadi pada tahun itu.
Menurut Yasuhiro Monden, dalam Sistem Produksi Toyota ada dua konsep utama dalam sistem tersebut, yaitu : Just in time dan Autonomasi. Just in time pada dasarnya bermaksud menghasilkan unit yang diperlukan pada waktu diperlukan. Autonomasi (dalam bahasa Jepang, "Ninbenno-aru Jidoka" sering disingkat "Jidoka?) dapat diterjemahkan sebagai pengendalian cacat secara otonom. Proses ini mendukung just in time, dengan tidak memungkinkan unit cacat dari proses terdahulu untuk mengalir ke proses berikutnya dan mengacaukannya (Yasuhiro Mandan, 2000 : 5).
Dengan adanya just in time dan autonomasi {Jidoka) ini, akan mengurangi biaya produksi juga meningkatkan kualitas produk. Hal senada mengenai Sistem Produksi Toyota menurut Koichi Shimizu adalah sistem dengan mengurangi biaya produksi dan aktivitas perbaikan kualitas produk. Metode ini disebut kaizen. Dalam Sistem Produksi Toyota menerangkan bahwa metode kaizen adalah untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produk. Jadi metode kaizen ini berada dalam Sistem Produksi Toyota (Koichi Shimizu, 1998: 3).
Kaizen berasal dari kata Kai Zen yaitu filosofi Jepang yang berarti perbaikan berkesinambungan. ?Kai? diterjemahkan sebagai perubahan dan ?zen" diterjemahkan baik atau lebih baik. Ketika diaplikasikan di tempat kerja, kaizen berarti penyempurnaan kesinambungan yang melibatkan setiap orang manajer maupun karyawan. Filasafat Kaizen menganggap bahwa cara hidup kita, baik cara kerja, kehidupan sosial, maupun kehidupan rumah tangga perlu disempurnakan setiap saat (Masaaki Imai, 2001 : 4)"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
T15176
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angkouw, Greis
"Penelitian ini berfokus pada sumber daya manusia yang ada di Jepang serta manajemen sumber daya manusia pada perusahaan Jepang, khususnya mengenai manajemen pekerja non-reguler. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi meningkatnya jumlah pekerja non-reguler serta bagaimana manajemen pekerja non-reguler yang dilakukan oleh perusahaan di Jepang.
Data yang diperoleh merupakan data sekunder dari hasil penelitian kepustakaan serta pengumpulan data dari sumber-sumber publikasi lainnya seperti: artikel di internet maupun dari jurnal. Model analisis yang digunakan bersifat deskriptif eksploratif karena penelitian ini menggambarkan keadaan atau suatu fenomena.
Berdasarkan penelitian dan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1) sumber daya manusia di Jepang mengalami diversifikasi, yaitu dengan semakin banyaknya bentuk-bentuk pekerja non-reguler yang berkembang di Jepang akhir-akhir ini; 2) meningkatnya jumlah tenaga kerja non-reguler di Jepang disebabkan oleh dua faktor yaitu perusahaan dan tenaga kerja itu sendiri; 3) meningkatnya jumlah tenaga kerja non-reguler juga dipengaruhi oleh pertumbuhan sektor jasa; 4) pada kenyataannya masih terdapat kekurangan dalam manajemen untuk para tenaga kerja non-reguler; 5) pekerja non-reguler akan tetap bekerja dengan baik jika mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan atau untuk dipromosikan sebagai tenaga kerja reguler.

The focus of this research is the human resources in Japan and also the human resource management in Japanese companies especially concerning management for non-regular workers. The matter concerned studied in this research is the factors that influence the increasing number of non-regular worker and how the management for nonregular worker.
The collected data was secondary data from the result of library work and also data collecting from other publication sources such as: articles on the internet or journals. The analysis model that used was descriptive explorative research because this research depicted a situation or a phenomenon.
Based on research and analysis that have been done, found that: 1) human resources in Japan has diversified, this can be seen with so many forms of nonregular worker that recently growth in Japan; 2) the increasing numbers of nonregular workers in Japan was caused by two factors, by the company and by the worker itself; 3) the increasing number of non-regular workers was also influenced by growth of service sector; 4) in fact there is a lack in the management for non-regular workers; 5) non-regular workers will working better if getting the opportunity to self-development or to be promote as regular workers."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T24964
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yusy Widarahesty
"Penelitian ini berfokus pada upaya-upaya yang dilakukan Jepang untuk menjadi anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan disain deskriptif analisis. Penelitian ini menggunakan teori politik luar negeri dan diplomasi multilateral melalui PBB. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menunjukan upaya-upaya diplomasi yang digunakan dan apa faktor-faktor yang mendasari keinginan Jepang untuk menjadi anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Bagi Jepang menjadi anggota tetap DK-PBB merupakan sebuah tiket untuk memperluas dan memperkuat peranan Jepang di mata dunia, oleh karena itu Jepang termasuk dari banyak negara yang ikut menyuarakan reformasi dalam struktur keanggotaan tetap DK-PBB. bagi Jepang reformasi dalam tubuh DK-PBB sangat diperlukan untuk memperkuat peranan dan fungsi PBB yang disesuaikan dengan perkembangan zaman saat ini.
Dari hasil analisis melalui kepustakaan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1) upaya-upaya yang dilakukan Jepang untuk menjadi anggota tetap Dewan Keamanan PBB dilakukan Jepang melalui diplomasi ekonomi termasuk melalui salah satu instrumen ekonomi yaitu program bantuan luar negeri ODA, dan juga pasukan perdamaian SDF melalui PKO 2) kontribusi-kontribusi yang dilakukan Jepang melalui ODA dan PKO merupakan bentuk upaya Jepang dalam menjalankan diplomasi damainya di lingkungan internasional khususnya di PBB. 3) faktor-faktor yang mendasari keinginan Jepang menjadi anggota tetap Dewan Keamanan PBB adalah; adanya faktor politik dimana yang pertama, dalam sudut pandang Jepang, keanggotaan permanen dari Dewan Keamanan PBB akan memungkinkan Jepang untuk secara terus-menerus dilibatkan dalam upaya menciptakan keamanan dan perdamaian internasional, dan yang kedua untuk menambah suara untuk mewakili Asia yang selama ini hanya diwakili oleh Cina dan yang ketiga karena adanya faktor sejarah yang mewarnai hubungan Jepang dengan negara tetangganya yaitu Cina dan Korea. Dari faktor budaya, keinginan Jepang terhubung dengan adanya budaya yang ikut berperan dalam membentuk karakter politik Jepang, yaitu; adanya budaya survive yang dipengaruhi oleh faktor geografi Jepang, adanya budaya gimu yaitu kewajiban yang harus dilakukan negara sesuai dengan tanggung jawabnya sebagai anggota masyarakat dunia, dan adanya budaya Jepang dengan konsep keseimbangan wa bahwa setiap negara berhak "menempati tempat yang sesuai".

This research specifically conducted by Japan's efforts to become a permanent member of United Nations Security Council as Japan's multilateral diplomacy efforts. This Research includes qualitative research with descriptive analysis. It also used political theory abroad and international diplomacy through the United Nations. The Targets of this research are to show diplomacy efforts by Japan and what factors constituting Japan's desire to become a regular Security Council member of the United Nations For Japan, to become a permanent member of Security Council represent a ticket to extend and strengthen Japan's role in the International world, therefore Japan is one of the many countries voicing reforms in membership structure of Security Council. Reformation in body of Security Council is essential for Japan to strengthen the function and role of United Nations which must be adapted by situation of epoch in this time.
The conclusion of this analysis, 1). Japan's efforts to become a permanent member Security Council of United Nations conducted by Japan through economic diplomacy includes : passing one of the economic instrument; which is overseas aid program of ODA, as well as team peace of SDF through PKO 2). With Japan's ODA and SDF contributions, Japan tries to show the peace consolidation diplomacy in international relationship especially in the United Nation 3) The factors which constituting Japan's desire to become a regular member of Security Council are; firstly, existence of political factors in Japan viewpoint, that the permanent membership of Security Council of United Nations will enable Japan to continuously involve in efforts to create international peace and security, second to add voice to represent Asian countries which during the time was only deputized by China and third caused by historical factor that has colored Japan's relation with its neighboring state; China and Korea. From the cultural point, Japan's desire in circuit with cultural existence which follows to play a part to form it's own political character, that is; existence of culture "survive" culture influenced by factor of Japan's geography, there's the existence of obligation (gimu) concept Which means an obligation that must be conducted by a state as according to its responsibility as world society members, and the existence of Japan's culture with balance concept of wa that each; every state is entitled to "occupy appropriate place"."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Melati Patria Indrayani
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai kebijakan Koizumi Doctrine yang dikeluarkan pada
tahun 2002 oleh Jepang dua bulan setelah negara-negara ASEAN menyepakati
suatu peijanjian kerjasama dengan Cina di tahun 2001 mengenai FTA. Baik
Jepang maupun Cina memiliki sejarah hubungan yang kurang baik sehingga
situasi ini juga mempengaruhi kebijakan-kebijakan negara yang mereka keluarkan
sebagai implikasi dari kepentingan nasional masing-masing negara.
Berdasarkan hubungan dan sejarah yang kurang baik dari Jepang dan Cina maka
terciptalah suatu bentuk persaingan yang merupakan wujud dan upaya Jepang dan
Cina di dalam memperoleh power di dunia. Salah satu cara untuk mencapai
kekuatan ini, baik Jepang maupun Cina mencoba untuk memperluas dan
mempertahankan pengaruh (influence) mereka di ASEAN. Jepang yang tadinya
sudah memiliki kekuatan dengan memimpin perekonomian di ASEAN pasca PD
II, di tahun 2000an harus menghadapi saingan baru yakni Cina.

Abstract
The focus of this study is about a doctrine that made by the Japan Government
called The Koizumi Doctrine that release in 2002) exactly two months after the
ASEAN countries made a partnership with China's Government called the FTA
(Free Trade Area) in 2001. Japan and China have a history in their relationship
that not quite good. Basically both nations tried to make a better statement in the
world based on their national interest.
Based on their long relationship that not going well through the times between
Japan and China come up with a rivalry where both nations want to have more
power by given their influence as the economic leader in ASEAN. Japan was had
that position before, but after tho year of 2000, China became much powerful
nation and tried to also spread their influence in ASEAN. Facing this situation,
means, Japan meet has to face his rivalry, China."
2009
T32806
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>