Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sylvia Rochili Saali bin Ajuni
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas novel. The Bell Jar karya sas_tra Sylvia Plath yang pertama kali. di terbitkan pada 1963 oleh William Heinemann Ltd., London. Karya yang mendapat sambutan baik ketika pertama kali di terbitkan ini, te1ah membangkitkan minat: saya untuk memilihnya sebagai bahas_an skripsi . Saya tertarik pada masalah-masalah yang dihadapi tokoh utama bernama Esther Greenwood, seorang wa_nita muda berbakat dan intelek, dalam manghadapi norma_-norma dan kewajiban-kewajihan sosial yang berlaku di masyarakatnya. Ia didik dan dibesarkan, dalam lingkungan masyarakat puritan pinggiran kota Boston, dan merasa ha_rus patuh kepada tuntutaan-tuntutan sosial menyanqkut masalah norma-norma dan peran-peran sosial yang wajib dijalaninya. Tuntutan-tuntutan ini. membuatnya merasa Tertekan, terhimpit dan tidak berdaya untuk memberontak.

Pengalaman-pengalaman baru waktu, ia perqi ke New York, selain memaparkan juranq-juranq nilai yang sangat dalam, juga makin mernpertajam kesadarannya akan ketidak_adilan masyarakat dan norma-norma terhadap dirinya sebagai wanita. Gadis pinggiran kota Boston ini sangat terguncang melihat kenyataan-kanyataan New York dan norma-norma serta peran sosial yang amat kontradiktif dengan
1986
S13957
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Ulumi Badrawati
Abstrak :
Amerika Serikat, sebagaimana telah kita ketahui, merupakan negara besar dengan keragamannya yang menjadi ciri khas negara ini. Salah satu unsur ke agaman tersebut adalah, kesusasteraan dan kebudayaan masyarakat kulit hitam ('black'). Kesusasteraan masyarakat kulit hitam ini memiliki pembabakan yang berbeda dengan pembabakan kesusasteraan Amerika. Dalam pembabakannya, kesusasteraan masyarakat kulit hitam ini dibagi atas enam periode. Dua diantaranya akan berhubungan dengan skripsi ini, adalah: periode Asimilasi (1945-1955) dan periode Pergerakan Seni (1955-1975). Pada periode Asimilasi, para penulis kulit hitam, yang sebelumnya sudah mulai menunjukkan keinginan untuk membaur dengan arus kesusasteraan Amerika, semakin meninggalkan identitas serta pengalaman bangsa atau rasnya. mereka cenderung mengambil bahan penulisan dari pengalaman bangsa kulit putih.Awal tahun 1950an.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S14171
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maftuh Ihsan
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat representasi sejarah holocaust dalam film The Reader. Representasi ini dapat dilihat dengan menganalisis tiga tokoh utama dalam film tersebut, yaitu Ilana, Hanna, dan Michael, dalam mengangkat kembali ingatan kolektif mereka tentang peristiwa holocaust. Tokoh Ilana merepresentasikan wacana dari para korban yang selamat. Tokoh Hanna merepresentasikan wacana dari para pelaku, sedangkan Michael merepresentasikan wacana dari generasi pasca holocaust. Wacana ini dilihat melalui ingatan kolektif mereka. Ingatan kolektif masing-masing tokoh dianalisis dengan menggunakan teori struktur dan dinamika kepribadian Sigmund Freud. Berdasarkan analisis tersebut, terlihat bahwa dalam mengingat masa lalu yang kelam, individu cenderung merepresi ingatannya, apalagi ingatan yang menyangkut aib diri. Dalam proses mencapai represi ini terjadi pertentangan kepentingan antara Id berupa ingatan masa lalu dan superego berupa nilai-nilai dalam masyarakat saat ini. Tiap-tiap tokoh mengalami pertentangan dengan pola yang sama namun dengan definisi nilai-nilai yang berbeda. Pada akhirnya penyampaian wacana tersebut dilakukan secara netral oleh tokoh Michael, yaitu wacana bahwa sejarah masa lalu yang kelam sebaiknya diceritakan apa adanya agar tidak terjadi kebohongan, konflik, dan kebencian antargenerasi yang berbeda. Wacana netral ini menyampaikan pesan bahwa ketiga tokoh telah berdamai dengan masa lalu mereka. ......The Objective of this study is to find the representation of holocaust history in The Reader movie. This representation can be viewed by analyzing three main characters in the film, who are Ilana, Hanna, and Michael, and tracing their collective memory of the holocaust. Ilana represents the discourse of the survivors. Hanna represents the discourse of the perpetrators. Michael represents the discourse of the after-holocaust generation. The discourses are viewed by tracing their collective memory. The collective memory of each character is analyzed using the theory of personality structure and the dynamics of personality of Sigmund Freud. The analysis shows that in considering a dark past, individuals tend to repress their memory, especially memory which involves their own shame. In the process of this repression there is a conflict of interest between the Id in the form of past memories and the superego as values in today's society. Each character has the same model of conflict but in the context of different values. Finally, the discourse of holocaust history, which is the dark past, must be told of what it is to avoid fraud, conflict, and hatred among different generations, which is represented neutrally by Michael. This neutral discourse told that the three characters in the movie had made peace with their past memory.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S14025
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Umi Prahastuti Soebiono
Abstrak :
President Roosevelt telah memberikan dasar globalisasi politik dan ekonomi bagi strategi kebijakan luar negeri Amerika Serikat setelah berakhirnya Perang Dunia II. Semenjak selesainya Perang Dunia II Amerika Serikat telah terlibat dalam percaturan dunia internasional dibidang politik dan ekonomi menghadapi Uni Soviet. Kemenangan dalam peperangan dan kemakmuran dalam negeri membawa dampak positive bagi rakyat Amerika. Rakyat Amerika percaya pada kebijakan pemerintah baik di dalam maupun diluar negeri. Para pemimpin Amerika Serikatpun menginginkan agar faham demokrasi dapat dilestarikan dan dikembangkan seluas-luasnya demi untuk kesejahteraan dan perdamaian dunia. Agar dapat dicapai cita-cita kesejahteraan dan perdamaian dunia ditempuh berbagai jalan kebijakan oleh para pemimpin Amerika Serikat, sebagai realisasinya adalah memaklumkan "Perang Dingin" dan memberikan bantuan ekonomi kepada negara-negara yang membutuhkan terutama negara-negara dunia ketiga. Kebijakan ini dibuat untuk mengimbangi kekuatan saingan mereka negara Uni Soviet. Pada akhir tahun 50 an untuk membendung lebih effective lagi masuknya faham komunis Uni Soviet keseluruh pelosok dunia, selain beberapa kebijakan yang telah dilakukan juga diadakan "pembinaan persahabatan" dengan lawan politiknya. Washington dan Moskow semenjak saat ini menghadapi "Perang Dingin" dengan menjalankan "Strategi perdamaian", taktik yang dijalankan adalah taktik mata-mata, propaganda dan adu domba. Thesis ini dibuat untuk menjelaskan manfaat dari badan Peace Corps, sebagai salah satu strategi kebijakan luar negeri J.F.Kennedy. Dibentuk untuk dipakai sebagai alat pemerintah dengan tujuan dapat menyebarkan dan melestarikan faham demokrasi maupun menuju kesejahteraan dan perdamaian dunia "Peace Corps" adalah merupakan strategi damai Amerika Serikat berbentuk "missi moral" melalui pendidikan dan ilmu pengetahuan. Badan "Peace Corps" dipilih dari para tenaga muda Amerika agar dapat saling berbagi pengalaman kepada masyarakat negara-negara dunia ketiga untuk menuju pada kemajuan, kecerdasan dan perdamaian dunia maupun mengcounter infiltrasi dari Uni Soviet. Kesimpulan kami adalah Kennedy telah berperan banyak dalam percaturan politik luar negeri Amerika khususnya menangani Perang Dingin dengan merangkul negara-negara dunia ketiga demi untuk tercapainya perdamaian dunia dan kesejahteraan umat manusia.
President Roosevelt has formulated American foreign policy goals for the postwar world as based on universal political and economic freedom. It has only been since World War II that the United States has consistently been involved in shaping the world according to American ideals of politic and economic against Soviet Union. Victorious in that great struggle its homeland undamaged from the revages of war the nation was confident of its mission at home and abroad. US leaders wanted to maintain the democratic structure they had defended at tremendous cost and to share the benefits of prosperity as widely as possible. To realize these goals, US leaders formulated several policies such economic aid to export capital and technical assistance to Europe and to underdeveloped countries and declared cold war. It aims was to preserve. the political and physical integrity from the danger of a communist takeover. As early as the mid-1950's Washington and Moskow announced the policy of "peaceful coexistence" in which war between the United States and Soviet Union was not inevitable and both system could coexist peacefully and changed the strategy more humanistic. Washington and Moskow Used similar tactics throughout the Cold War was, including overthrowing unfriendly governments, helping repress rebellions against unfriendly states, and waging wars. This thesis will explain how benefit the Peace Corps as one of Kennedy's foreign policy strategy. It is designed to maintain the democratic structure, to promote world peace and friendship and to promote understanding between the American people and other peoples. The Peace Corps recruit the best of American's young minds to wage the struggle for America superiority through education and technical expertise. The Peace Corps represented the benevolent side of Kennedy's commitment to activism, counter intergency embodied its more insidious dimensions. My concluding thought is Kennedy were quite different with other American leader would play a central role in carrying forward the Cold War, and winning the " hearts and minds" of developing countries, work together with Third World to save the world.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T7214
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoswanda Yoga Wardana
Abstrak :
Pemerintah Amerika Serikat cendenmg mengkaitkan ancaman eksternal dan perkembangan domestik pembentukan Black Panther Party sebagai ancaman keamanan nasionaL Fokus penelitian ini adalah pada upaya penghancuran dari dalam organisasi Black Panther Party oleh pemerintah Amerika Serikat.

Keamanan nasional merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah negara. Strategi dalam keamanan nasional berisi aksi atau reaksi terhadap situasi atau objek yang sifafnya mengancam dan mampu menciptakan kehancuran. Tidak hanya dari musuh-musuh di luar negeri tetapi juga di daJam negeri. Yang terpenting dari keamanan nasionai adalah tercapainya rasa aman.

Perang-perang pembebasan nasional dilakukan oleh rnasyarakat tertindas di seluruh penjuru dunia melawan kolonialisme dan imperialisme. Di Amerika Serikat mereka yang tertindas adalah kaum kulit hitarn serta kelompok masyarakat lain yang posisinya inferior terhadap kelompok WASP.

Black Panther Party adalah organisasi pergerakan hak asasi masyarakat kulit hitam Amerika yang mengusung cara-cara radikal revolusloner yang identik dengan perjuangan perang-perang pembebasan nasional. Pemerintah Amerika Serikat melihat hal ini sebagai ancaman keamanan nasional. Demi perlindungan keamanan dan sistem nilai, penanganan harus segera diambil untuk menghancurkan organisasi ini.
The goverment of The United States of America tends to correlate externai threat and domestic movement of the founding of Black Panther Party as a threat to the national security. The focus of this research is on the effort to crush the Black Panther Party from within the organization by the government of United States.

National security is a condition which is aimed by a state. Strategy in national security contains the action or reaction to the object or situation in which a threatening character can create chaos. Not only from enemies beyond the state borders but also inside state borders. The real crux of national security is reaching a feeling of security.

War of national liberation that was done by oppressed society on an over the world was launched against imperialism and colonialism. In the United States, the oppressed party is the black people and also other society groups whose position inferior to the WASP. Black Panther Party is an organization of African-American people which launched revolutionary radical ways identical to the wars of national liberation. The government of the United States saw this matter as a threat to the national security. For the sake of protecting the value system and security, they have to take some drastic measures to break this organization.
2007
T17730
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Werhoru
Abstrak :
[ABSTRAK
Tesis ini akan membahas gagalnya Jimi Hendrix mencapai The American Dream di Amerika tahun 1960 an Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana kondisi keluarga dan lingkungan Jimi Hendrix berpengaruh kepada sisi psikologisnya dan berdampak besar pada kariernya di Amerika Pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dengan menggunakan literatur yang ditulis langsung oleh Jimi Hendrix dan beberapa penulis biografi lainnya Data tersebut akan dianalisis menggunakan teori psikologi konsep family influences dan attitude vs action oleh David Krech Richard S Crutchfield dan Norman Livson kemudian konsep The American Dreams yang didefinisikan oleh James Truslow Adams dan teori rasisme yang dikompilasikan oleh Les Back John Solomos Dari penelitian ini akan terlihat bagaimana Jimi Hendrix bisa gagal di Amerika.
ABSTRACT
This thesis will discuss the failure of Jimi Hendrix in achieving the American Dream in America in the 1960s The issues raised in this research is how the family and environmental conditions influenced the psychological side and how it results in Jimi rsquo s career in America Data collection for this study is using literature study based on literature written by Jimi Hendrix and some other biographers These data will be analyzed using the concept of family influences of psychological theory and attitude vs action by David Krech Richard S Crutchfield and Norman Livson as well as the concept of The American Dreams defined by James Truslow Adams and racism theory compiled by Les Back and John Solomos This research unveils how Jimi Hendrix could failed in America , This thesis will discuss the failure of Jimi Hendrix in achieving the American Dream in America in the 1960s The issues raised in this research is how the family and environmental conditions influenced the psychological side and how it results in Jimi rsquo s career in America Data collection for this study is using literature study based on literature written by Jimi Hendrix and some other biographers These data will be analyzed using the concept of family influences of psychological theory and attitude vs action by David Krech Richard S Crutchfield and Norman Livson as well as the concept of The American Dreams defined by James Truslow Adams and racism theory compiled by Les Back and John Solomos This research unveils how Jimi Hendrix could failed in America ]
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrul Awal
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini menganalisis politik luar negeri AS terhadap proses demokratisasi serta perjuangan kelompok FSA (Free Syirian Army) dan SNC (Syirian National Council) dalam upaya menjatuhkan kediktatoran rezim Bashar Al-assad yang telah berkuasa selama 16 tahun di Suriah. Paradoksnya adalah bahwa selama terjadinya konflik antara kelompok oposisi dan rezim Assad yang didukung oleh kekuatan militer Rusia, Amerika Serikat sebagai pendukung demokrasi di dunia tidak memberikan suatu reaksi yang tegas terhadap tindakan rezim Suriah. Tesis ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kerangka teori pilihan rasional, rasional aktor model dan kepentingan nasional. Penelitian ini menemukan bahwa Politik luar negeri Amerika Serikat di bawah pemerintahan Barack Obama dalam memperjuangkan demokrasi di Suriah cenderung beralih ke politik minimalis dari politik maksimalis. Tesis ini menyimpulkan bahwa, Peralihan paradigma politik tersebut disebabkan Suriah tidak mempunyai arti strategis bagi kepentingan keamanan nasional Amerika Serikat di Timur-Tengah.
ABSTRACT
This tesis analyzes US foreign policy towards the democratization process and the FSA (Free Syirian Army) and SNC (Syirian National Council) effort to topple the Bashar Al-Assad dictatorship regime that has ruled for 16 years in Syria. The paradox is that during the conflict between the opposition and Assad's regime that has been supported by the military power of Russia, US support of democracy in the world does not give an explicit reaction against the actions of the Syrian regime. Using qualitative approach and the theorotical framework of rational choice, rational actor models and national interest. This study finds that under Barack Obama‟s presidency in the fight for democracy in Syria US foreign policy is likely to turn from political maximalist to political minimalist. The study concludes that, this political paradigm shift happens because Syria does not have a strategic significance for US national security interests in the Middle East
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ervin Suryaningsih
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini membahas negosiasi identitas tokoh perempuan di tengah keberagaman masyarakat London pasca Perang Dunia II dalam novel White Teeth karya Zadie Smith. Penelitian ini difokuskan pada pengalaman Irie Jones, seorang keturunan ras campur Inggris-Jamaika terkait dengan masalah perbedaan dan negosiasi identitas. Kajian feminis multikultural yang didasarkan pada pemikiran Audre Lorde dan feminis kulit hitam digunakan untuk mengungkapkan masalah perbedaan yang dialami Irie di masyarakat. Selain itu, teori gender dan nation di aplikasikan untuk dapat menunjukkan bagaimana posisi tokoh dan diposisikan di masyarakat. Hasil analisis menunjukkan bahwa Irie menghadapi masalah perbedaan ras, jenis kelamin, kelas dan usia terkait dengan masalah posisi tokoh sebagai liyan atau orang asing. Bertolak dari masalah perbedaan tersebut, Irie termotivasi untuk dapat menunjukkan identitasnya. Sejalur dengan pemikiran Lorde yang mengungkapkan bahwa perbedaan harus dikenali dan dinegosiasikan untuk menunjukkan identitas dengan mengintegrasikan semua yang ada dalam diri, teori identitas Hall yang mengungkapkan bahwa identitas tidak terlepas dari masa lalu dan masa kini digunakan untuk mengungkapkan identitas Irie. Hasil analisis menunjukkan bahwa Irie dapat bernegosiasi dengan masa lalu dan masa kini untuk dapat menunjukkan identitasnya di tengah masyarakat London yang beragam.
ABSTRACT
This thesis analyses the female character identity negotiation in London after the World War II in Zadie Smith?s White Teeth. The focus of the study is the experience of Irie Jones as a mixed-race young woman that is considered as Black. Multicultural feminist perspectives, especially Lorde and black feminist thoughts, are used to reveal the differences faced by Irie. Besides, the theory of gender and nation is used discussing about position and positioning. The result shows that Irie faces various differences including, race, sex, class and age that are interlocking. She is also positioned as the other and stranger.Those motivate her in searching identity. Hall?s theory of identity about being and becoming is in line with Lorde?s notion that the differences should be recognized and negotiated by integrating all part of the self, are used to reveal Irie?s identity. The final result shows that Irie negotiates her past and present in order to show her identity in heterogeneous London society.
2012
T30940
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asdina Ratnawati
Abstrak :
ABSTRAK
Menurut pengamatan yang penulis lakukan, kesulitan untuk Menguasi bunyi-bunyi bahasa asing dialami pula oleh para siswa pada sebuah lembaga kurus di Jakarta. Kesulitan timbul karena beberapa bunyi bahasa dalam Bahasa Inggris tidak terdapat dalam Bahasa Indonesia. Sebagai Pemecahannya, seringkali mereka mengganti bunyi-bunyi bahasa tersebut. Selain itu, mereka kadang kala juga menghilangkan bunyi-bunyi bahasa Inggris tertentu, atau menambahkan bunyi-bunyi bahasa yang lain pada sebuah kata. Gejala ini umumnya terlihat bila mereka menghadapi clusters. Dari pengamatan sekilas, penulis mengasumsikan bahwa kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi dapat diterangkan dengan teori yang diajukan Foss dan Hakes mengenai kesulitan mendengarkan bunyi-bunyi bahasa asing. Penelitian akan difokuskan pada persepsi dan pelafalan bunyi-bunyi bahasa Inggris. Kedua hal tersebut kemudian dijadikan bahan perbandingan. Dengan demikian dapat disimpulkan apakah kesalahan yang mereka lakukan menyangkut fonetik atau fonologi. Setelah mengadakan penelitian, penulis akan mencoba merumuskan persepsi para objek penelitian terhadap bunyi-bunyi bahasa Inggris yang didapat melalui serangkaian pengujian. Selain itu, penulis Juga akan meneliti kesalahan mereka dalam melafalkan bunyi-bunyi bahasa Inggris. Dalam pembahasan tersebut akan dibicarakan pula penyebab timbulnya kesulitan penguasaan dan pelafalan pada para obyek penelitian. Penelitian ini hanya akan difokuskan pada fonem-fonem segmental. Sesuai dengan kurikulum yang telah ditentukan, para siswa tidak memperoleh pelajaran mengenal perbedaan makna yang timbul karena adanya fonem suprasegmental. Bab-bab berikut dalam skripsi ini akan membahas penelitian terhadap kesulitan dalam penguasaan bunyi-bunyi bahasa Inggris. Kesimpulan, pada bab terakhir, akan menjelaskan apakah landasan teori Foss dan Hakes memang dapat dipakai untuk membahas masalah tersebut.
1989
S14155
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadilla Dwianti Putri
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini menganalisis novel Shooting Kabul yang meninjau peristiwa 9/11 dari perspektif seorang young adult keturunan Arab-Muslim di Amerika. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis data yang diperoleh melalui telaah teks. Analisis kemudian dikaitkan dengan teori dan pemetaan post-9/11 literature dan Arabic young adult literature. Penulis berargumen bahwa novel Shooting Kabul mengajak pembaca untuk tidak hanya memahami Amerika pasca 9/11 sebagai sebuah entitas multikultural, tetapi juga untuk melihat isu Islamophobia dan war on terror terhadap lingkup, seperti yang diistilahkan oleh Rothberg, ekstrateritori dari sudut pandang seorang young adult. Kesimpulan akhir dari analisis ini adalah, Shooting Kabul semakin menambah kompleksitas kesusasteraan Amerika karena merekonstruksi peristiwa 9/11 ke dalam sebuah struktur narasi yang lebih global tanpa menggunakan logika hitam-putih. Oleh karena itu, doktrin yang menjurus pada dualisme West versus Islam dapat dihindarkan pada para pembaca young adult.
ABSTRACT
This undergraduate thesis analyzes Shooting Kabul novel, which discusses U.S.’s post-9/11 world from an Arab-Muslim young adult’s perspective. The methodology used is analytical descriptive, and the theories are post-9/11 literature and Arabic young adult literature theories. I argue that Shooting Kabul brings the readers not only to see the U.S. in the post-9/11 context as a multicultural country, but also to see Islamophobia and war on terror issues in the extraterritorial scope. To conclude, Shooting Kabul adds U.S.’s post-9/11 literature complexities because it reconstructs 9/11 into more global narration without using black-and-white logic. In the end, doctrines that lead to West versus Islam dualism could be avoided for young adult readers.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57013
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>