Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
Andre Nafis Kamil
"Banjir adalah bencana umum yang sering terjadi di Jakarta dan disebabkan oleh banyak faktor. Kondisi topografi adalah salah satu alasan mengapa banjir sering terjadi di Jakarta, karena ketinggian Jakarta dikategorikan sebagai daerah dataran rendah. Daerah dataran rendah memiliki risiko banjir yang tinggi karena air akan mengalir ke daerah tersebut secara alami (Dahlia, Tricahyono, NH, & Rosyidin, 2018). Selain itu, Jakarta merupakan hilir dari 13 sungai yang berasal dari provinsi tetangga. Untuk mengatasi banjir akibat badai, Pemerintah Provinsi Jakarta membuat dua kolam retensi di Kampung Rambutan untuk menahan aliran pada DAS Cipinang. Fungsinya adalah mengurangi puncak debit banjir dengan menahan sebagian air dan melepaskannya secara perlahan setelah badai berlalu. Daerah hulu DAS Cipinang berada di wilayah Cibinong, sedangkan hilirnya berada sebelum Sodetan Ciliwung. Simulasi hidrologi dilakukan menggunakan HEC-HMS dan genangan dimodelkan dengan HEC-RAS. Simulasi yang dijalankan oleh HEC-HMS menunjukkan pengurangan puncak debit yang disebabkan oleh kolam retensi 1 antara 13,59% dan 15,38%, sedangkan kolam retensi 2 menyebabkan peningkatan puncak debit antara 0% hingga 0,92%. Simulasi HEC-RAS menunjukkan pengurangan luas genangan antara 0,35% hingga 1,83%.
Flooding is a common disaster occurring in Jakarta and caused by many factors. Topographical conditions are one of the reasons it’s common to flood in Jakarta as the elevation of Jakarta is categorized as lowland area. Lowland areas have a high risk of flooding because water will to lowland area naturally (Dahlia, Tricahyono, NH, & Rosyidin, 2018). In addition, Jakarta is a downstream of 13 rivers of all the river from neighbouring province. To combat flooding caused by storm, Jakarta’s Province Government create two retention ponds in Kampung Rambutan to intercept discharge in Cipinang Watershed. It uses is to reduce peak flood discharge by retaining some of the water and discharging it slowly after the storm passes. Cipinagn watershed upstream is in Cibinong area while the downstream is before Sodetan Ciliwung. Hydrological simulation performed using HEC-HMS and the inundation is modelled with HEC-RAS. Simulation run by HEC-HMS show a reduction of peak discharge after caused by retention pond 1 between 13.59% and 15.38% while retention pond 2 cause an increase of peak discharge between 0% to 0.92%. HEC-RAS simulation shows a reduction of inundation area between 0.35% to 1.83%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nisrina Yumna Adwitiya
"DKI Jakarta merupakan Provinsi dengan pertumbuhan penduduk dan pembangunan yang cepat. Hal ini akan menyebabkan meningkatnya permintaan lahan. Dalam memenuhi kebutuhan tempat tinggalnya, terdapat beberapa titik di DKI Jakarta yang menjadi Kawasan padat penduduk. Hal ini tentunya berdampak pada perubahan luas penggunaan lahan termasuk luas ruang terbuka hijau (RTH). Akibatnya, Jakarta setiap tahunnya saat musim hujan berpotensi terdampak banjir. Oleh sebab itu, untuk mengatasi masalah di daerah tersebut, dibuatlah sistem polder.
Sistem polder dinyatakan efektif dalam menyelesaikan masalah banjir terutama di Jakarta yang tidak dapat mengalirkan air secara gravitasi. Lokasi yang akan diteliti pada skripsi ini adalah Polder Johar Baru yang terletak di Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, dan merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Kecamatan Johar Baru adalah salah satu daerah yang berpotensi terdampak banjir setiap tahunnya karena merupakan salah satu kecamatan dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan lokasinya yang diapit oleh Sungai Ciliwung dan Kali Baru Timur.
Lokasi penelitian adalah area sistem polder Johar Baru bagian Timur. Area polder Johar Baru yang diteliti dibagi menjadi 7 Sub-DTA berdasarkan letak saluran dan jalan Dalam penelitian ini dilakukan simulasi hidrologi dan hidrolika. Simulasi Hidrologi dilakukan menggunakan software HEC-HMS dengan dua skenario berbeda untuk membandingkan debit yang dihasilkan sebelum dan sesudah pompa dipasang. Analisis pada penelitian ini akan menunjukkan perbandingan debit serta waktu yang dibutuhkan untuk air keluar dari area penelitian. Kemudian dilakukan simulasi hidrolika menggunakan software HEC-RAS untuk melakukan pemetaan luas dan kedalaman genangan banjir dengan tiga skenario berbeda yaitu kondisi sebelum dan sesudah terpasang pompa berdasarkan Masterplan DSDA DKI Jakarta serta rekomendasi penempatan dan kapasitas pompa oleh penulis. Analisis yang dilakukan berupa perbandingan hasil luasan genangan serta kedalamannya dari ketiga skenario. Sehingga dapat diketahui skenario mana yang paling signifikan untuk mengurangi luas serta kedalaman genangan.
DKI Jakarta is a province experiencing rapid population growth and development, leading to increased land demand. To meet residential needs, certain areas in DKI Jakarta have become densely populated . This has certainly affected changes in land use, including the area of green open spaces (RTH). As a result, Jakarta is prone to flooding during the rainy season every year. Therefore, a polder system has been implemented to address this issue.The polder system has been deemed effective in solving flood problems, especially in Jakarta where gravitational water flow is insufficient. The focus of this thesis is on Polder Johar Baru, located in Central Jakarta, the result of the subdivision from Cempaka Putih District, Central Jakarta. Johar Baru is one of the areas susceptible to annual flooding due to its high population density and its location surrounded by the Ciliwung River and East New River.The research location is in the eastern part of the Polder Johar Baru system. The studied area of Polder Johar Baru is divided into 7 Sub-DTA based on canal and road locations. This study involves hydrological and hydraulic simulations. Hydrological simulations are performed using HEC-HMS with two different scenarios to compare the discharge generated before and after pump installation. The analysis in this study will show the comparison of discharge rates and the time required for water to exit the research area. Subsequently, hydraulic simulations using HEC-RAS are conducted to map the extent and depth of flood inundation under three different scenarios: conditions before and after pump installation based on the Masterplan DSDA DKI Jakarta, and recommendations for pump placement and capacity by the author. The analysis compares the extent and depth of inundation from the three scenarios. This will determine which scenario is most significant in reducing the extent and depth of inundation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Agis Setiyowati
"Kawasan hilir Jakarta terdiri dari 43 sistem polder, salah satunya adalah Polder Sunter Timur II. Banjir di Jakarta menyebabkan kerusakan dan kerugian, yang menjadi latar belakang analisis banjir di Polder Sunter Timur II yang dibahas dalam makalah ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas polder serta memberikan rekomendasi optimal untuk pencegahan banjir pada sistem Polder Sunter Timur II. Analisis hidrologi dilakukan menggunakan software HEC-HMS, sedangkan analisis banjir menggunakan HEC-RAS (Ras Mapper). Data input yang digunakan dalam pemodelan mencakup Digital Elevation Model (DEM), hidrograf, dan peta penggunaan lahan. Daerah tangkapan air polder Sunter Timur II sebesar 1700 hektar. Analisis curah hujan rencana periode ulang 5 tahun, 10 tahun dan 25 tahun yaitu sebesar 171.18 mm/hari, 190.38 mm/hari, 210.85 mm/hari. Hasil simulasi HEC-HMS didapat debit banjir rencana periode ulang 5 tahun, 10 tahun dan 25 tahun yaitu sebesar 182.3 m3/dt, 208.7 m3/dt, 234.3 m3/dt. Hasil evaluasi efektivitas saluran pada polder Sunter Timur II bervariasi mulai dari 71% hingga 100%. Hasil simulasi HEC-RAS untuk kondisi eksisting menunjukkan luas daerah banjir dengan debit banjir periode ulang 5 tahun, 10 tahun dan 25 tahun adalah 716.98 Ha, 751.38 Ha, 771.90 Ha. Hasil HEC-RAS untuk skenario 1 sampai dengan skenario 4 menunjukkan bahwa skenario 4 terbukti paling efektif dalam mengurangi luas genangan banjir. Perhitungan kerugian ekonomi menunjukkan bahwa skenario 4 bisa menurunkan nilai kerugian paling besar, untuk periode ulang 25 tahun menurunkan kerugian sebesar 12.98% terhadap kerugian eksisting. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka direkomendasikan untuk melakukan peningkatan kapasitas pompa total 18 m3/det, pembangunan waduk dengan luas 26300 m2.
Downstream area of Jakarta is divided into 43 polder systems and one of them is East Sunter II Polder . Flood in Jakarta cause damage and losses are the reason for flood analysis of the East Sunter II Polder presented in this paper. This study aims to obtain the flood area of Polder East Sunter II plan. Hydrological analysis using HEC-HMS software and flood analysis using HEC-RAS (Ras Mapper). Input data used in modeling are Digital Elevation Model (DEM), hydrograph, land use map. Catchment area of the East Sunter II polder is 1700 hectare. Analysis of planned rainfall for 5, 10 and 25 year return periods, namely 171.18 mm/day, 190.38 mm/day, 210.85 mm/day. The HEC-HMS simulation results indicate that the planned flood discharge for return periods of 5, 10, and 25 years is 182.3 m³/s, 208.7 m³/s, and 234.3 m³/s. The evaluation of the effectiveness of the channels in the Sunter Timur II polder varies from 71% to 100%. The HEC-RAS simulation results for existing conditions show the flood area for return periods of 5, 10, and 25 years is 716.98 hectares, 751.38 hectares, and 771.90 hectares. The HEC-RAS results for scenarios 1 through 4 indicate that scenario 4 is the most effective in reducing the flood inundation area. Economic loss calculations show that scenario 4 can reduce the loss value the most significantly, reducing the loss by 12.98% for the 25-year return period compared to the existing condition. Based on the analysis conducted, it is recommended to increase the pump capacity by a total of 18 m³/s and to construct a reservoir with an area of 26300 m²."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Arijuddin Adi Prayoga
"Jakarta, sebagai ibu kota Indonesia, terus mengalami urbanisasi yang pesat dan pertumbuhan penduduk yang signifikan, yang menyebabkan perubahan penggunaan lahan secara besar-besaran serta berkurangnya area resapan air. Kepadatan perkotaan yang tinggi ini meningkatkan risiko banjir, terutama di wilayah dataran rendah seperti Pulo Gebang, yang mengalami banjir besar pada tahun 2021 dan 2023. Curah hujan tinggi yang terjadi pada awal tahun 2025 semakin menegaskan urgensi strategi mitigasi banjir yang efektif. Salah satu solusi yang diusulkan adalah penerapan sistem polder. Sistem ini telah direkomendasikan untuk pengendalian banjir di kawasan dataran rendah, dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menargetkan pembangunan 70 sistem polder pada tahun 2045, dengan 14 unit telah selesai dibangun pada awal tahun 2025. Namun, efektivitas sistem ini masih perlu dikaji lebih lanjut. Kajian ini menganalisis kondisi eksisting banjir dan genangan di wilayah pelayanan Sistem Polder Pulo Gebang dengan menggunakan pemodelan HEC-HMS dan HEC-RAS. Efektivitas polder dievaluasi dengan membandingkan debit puncak dan luas genangan sebelum dan sesudah pembangunan. Hasil menunjukkan bahwa sistem polder mampu mengurangi banjir lebih dari 25%, meskipun sebagian genangan masih terjadi. Oleh karena itu, skenario tambahan disarankan untuk lebih menurunkan kedalaman dan luas genangan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan masukan bagi strategi pengelolaan banjir di Jakarta pada masa mendatang.
Jakarta, the capital city of Indonesia, continues to experience rapid urbanization and population growth, leading to extensive land use changes and reduced water infiltration areas. This high urban density increases the risk of flooding, particularly in low-lying areas like Pulo Gebang, which experienced major floods in 2021 and 2023. The recent heavy rainfall in early 2025 highlights the urgent need for effective flood mitigation strategies. One proposed solution is the implementation of polder systems. These systems have been recommended for flood control in similar low-lying urban areas, and the Jakarta Provincial Government has targeted the construction of 70 polders by 2045, with 14 completed by early 2025. However, the effectiveness of these systems still requires further evaluation. This study analyses the existing flood and inundation conditions in the service area of Pulo Gebang Polder System using HEC-HMS and HEC-RAS modelling. The effectiveness of the polder is assessed by comparing peak discharge and flood extent before and after implementation. Results show that the polder system reduces flooding by more than 25%, though some inundation remains. Therefore, an additional scenario is proposed to further reduce flood depth and area. This research aims to inform future flood management strategies in Jakarta. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library